#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_89 Halo, AVers... Bersua lagi di edisi remahan ya... Edisi Selasa, di penghujung Mei 2016, berharap semuanya dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apa. Aamiin. Yuhuuuu... Saya rindu dengan cerita flashback neh... Rindu dengan Yigit Kozan dan istrinya di serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) season yang pertama. Rindu-serindunya, hehhe... Maka dari itu, untuk edisi remahan kali ini, flashback nya akan kembali ke episode 18 (delapan belas) alias sezon finali dari AV/ANDD season pertama. Sedang ingin kembali mengenang saat-saat Yigit Kozan begitu keki dan sewot dengan kesuksesan istrinya saat itu, wkwkwkwkkk... Duh, Nur... Serba salah memang bersuamikan Yigit Kozan... Kelihatan saja kaya dan tak kekurangan, tapi giliran menafkahi istrinya sendiri, berasa susahnya setengah mati, hihihiii... Ngomongnya doank yang setinggi langit dan seluas samudera, tapi kenyataannya justru lebih banyak makan hatinya, wwweew... Yigit oh Yigit... Beruntung istrimu itu Nur... Nur yang seolah-olah cukup untuk kau beri makan cinta berikut kecemburuan serta kemarahanmu, karena pada akhirnya Nur mampu untuk mengubah dan memperbaiki nasibnya sendiri. Hadddeh... Sabar ya, Nurrrr...
Jika melihat hubungan percintaan antara Yigit dan Nur, sepintas apa yang dikatakan Helen Rowland tentang syarat sempurnanya sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti benar adanya. Rowland menyebutkan, bahwa jika perempuan ingin hidup bahagia dengan seorang laki-laki, maka dia harus lebih banyak memahami daripada mencintai laki-laki tersebut. Hhmmm... Makin Nur mencintai suaminya, maka semakin ia menderita karena akan terlalu banyak maaf yang harus Nur sediakan untuk segala tingkah-polah peri kemanusiaan konyol yang suaminya lakukan kepada mantan istrinya. Hhheeeiisstt... Oleh karena itu, maka sebaiknya Nur belajar lebih banyak memahami suami serta sikon yang melingkupi kehidupan rumah tangga mereka yang serasa ‘abu-abu’ gara-gara peran sang istri terpaksa dimatikan oleh karena kehadiran sang mantan istri yang makin lama makin tak tahu diri, hehhe... Berusaha untuk terus`memahami suami sembari memelihara perasaan cinta agar senantiasa terus hidup di hati. Suami yang ia tahu pasti di balik kecemburuan dan kemarahan yang kerap ia tunjukkan kepada sang istri, ada sebentuk perasaan malu, kecewa, sekaligus cinta yang besar kepada istrinya. Malu dan kecewa yang sedemikian bertumpuk karena merasa belum bisa membahagiakan istrinya seutuhnya, tapi karena egonya yang seolah-olah tak ingin terlihat rapuh, maka yang ia tunjukkan di depan istrinya adalah kemarahan sebagai tanda penguasaan dan tak ingin semakin kehilangan muka di hadapan perempuan yang paling dicintai. Paham kan, Nur? Tapi kenapa justru Yigit ya yang seperti tak tahu terima kasih karena pemahaman dan pengertian dari istrinya??! Berasa cemburu dan marah-marahnya makin terasa menginjak-injak daripada sekadar ingin terus diakui sebagai suami yang hebat. Hhmmm...
Yigit yang sebenarnya bukan seorang Don Juan atau laki-laki dengan keinginan untuk berpoligami, tapi karena lama-lama terlampau menghayati perannya dalam konsep peri kemanusiaan konyol, jadi deh Nur sebagai istrinya saat itu, mengalami ujian sakit hati yang melebihi sakit karena diselingkuhi atau juga dimadu diam-diam. Belum lagi melihat ulah sang mantan istri dari suaminya yang terlihat justru lebih dominan dan seakan-akan mengabaikan posisi Nur yang sebenarnya sebagai seorang istri dari Yigit Kozan, Ya Alloh Maha Peluas Hati... Tak cukupkah kesabaran dan pemahamanku akan sikon yang sedang kualami, sedangkan untuk sesudahnya suamiku seolah-olah masih tak henti untuk mencemburui dan mencecarku lagi??! Harusnya dari sabar dan paham yang kuberi, Yigit dapat melakukan yang sebanding dengan pengorbananku. Benarkah hanya dia yang berhak cemburu dan marah-marah, sementara aku hanya berhak untuk menjadi ‘tempat sampah’?? Nurrrrr... Satu yang harus seanntiasa kau pegang... Makin berat Tuhan memberikanmu ujian dan cobaan, makin mulia dan mudah untuk jalan kehidupanmu ke depan, askim... Aamiin.
Sekali lagi, Yigit sebenarnya hanya punya cinta yang besar untuk Nur. Tetapi kembali lagi, dia bukan tipe laki-laki yang ekspresif atau juga romantis, yang dengan mudahnya mengurai perasaan cinta. Yigit yang demikian posesif dan keras hati, ekspresifnya hanya terletak di satu hal, yaitu ketika dia harus menunjukkan muka marah-marahnya yang luar biasa garang itu, hahha... Oleh karena itu, ketika pada suatu saat Yigit membeli sebuah yacht atau kapal pesiar yang dia persembahkan kepada sang istri tercinta, jatuhnya justru yang merasa keGeeRan adalah perempuan yang lainnya, hahahaaa... Iclal..Iclal... Lagi-lagi kau merebut dan mengakui yang seharusnya bukan lagi menjadi hakmu. Ditambah Yigit yang kala itu masih begitu keki karena Nur yang mulai menunjukkan bakatnya untuk mmenjadi seorang model profesional, sulit untuk dicegah. Jadinya kapal untuk Nur itu untuk sementara hanya terucap di hati. Hahha.. Sementara justru yang tidak dimaksud malah sibuk untuk mengaku-ngaku, wwweew...
Andai pagi itu Nazan tidak usil untuk secara sengaja menaruh sobekan buku harian Nur di tangga kediaman perkebunan Kozan, bisa-bisa Iclal semakin besar kepala saja... Dan akhirnya sederet ungkapan penuh cinta Nur kepada suaminya yang tertulis di sobekan buku harian, terbaca juga oleh Iclal. Welcome to the jungle, Iclal!!! Berhenti bertingkah dan berpura-pura bahwa kau hanya satu-satunya bagi Yigit Kozan. Pikirmu dari secarik sobekan itu bahwa Nur yang mengejar-ngejar Yigit, padahal kenyataannya... Justru Yigitlah yang punya cinta yang besar untuk pengasuh anakmu yang cantik itu. Hahahaaa... Cepat atau lambat kau pasti akan terkena ‘teguran’ lagi, Iclal. Kesempatan hidup yang kedua dari Tuhan setelah kau terbaring tak berdaya karena koma selama tiga tahun lamanya, ternyata tak kau sikapi dengan arif dan bijaksana. Justru pada kenyataannya kau seperti makin nekad untuk bebal mengejar cinta dari laki-laki yang tak sedikitpun menyimpan hatinya untukmu, selain hanya karena Mert.
Setelah akhirnya sedikit terkuak, masihkah kau sanggup untuk bersaing dengan Nur, Iclal??! Sayangnya, kala itu ‘pertarungan’nya masih berat sebelah. Nur yang saat itu juga masih senantiasa terjebak dengan permainan peri kemanusiaan konyol, lebih memilih untuk mengalah segala-galanya daripada ketakutan memikirkan efek buruk yang akan ditimbulkan jika Iclal mengetahui siapa dia sebenarnya bagi Yigit Kozan. Hadddeh... Padahal Yigit saja di samping mencintai Nur dia juga selalu menyakiti istrinya dengan memanfaatkan Iclal sebagai bahan panas-panasan... Terlebih ketika Nur nekad untuk meneruskan kariernya menjadi model dan beroleh bayaran sendiri, bbbbbbeehhh... Yigit makin keki plus semena-mena deh dengan sang istri... Dasarrrrr!!!
Malam itu seharusnya Nur yang mengajak Iclal untuk mencoba menaiki yacht baru, yang dibeli suaminya khusus untuk istrinya. Eeeeaalllah... Karena masih ‘berakting’ semuanya, justru Iclal yang ketika itu sudah tahu kedok Nur (menurut gambarannya Iclal lho yaa, hahha) sok berpura-pura manis mengajak Nur naik yacht baru sembari mengasuh Mert. Nur yang memang tidak tahu apa-apa, langsung mengiyakan saja permintaan Iclal. Toh malam itu dia lebih fokus untuk memberikan hadiah ke Mert. Hadiah mobil-mobilan yang dia beli dengan uang hasil hasil jerih payahnya sebagai model. Hiyaaaa... Harusnya bahagia dunk yaa... Tapi karena malam itu Nur sedang terkungkung di ‘sarang penyamun’ maka yang ada hanya sambutan nyinyir dan murung. Noh... Termasuk Yigit, sang suami. Wkwkwkwkwkkk... Dari yang semula terlihat sumringah, cerah ceria bercanda dengan Mert di halaman samping rumah perkebunan Kozan, begitu istrinyya datang membawakan hadiah untuk anak tirinya dan menceritakan tentang honor pertamanya sebagai model, langsung deh muka Yigit berubah merah padam karena naik pitam sekaligus merasa tersenggol harga diri, wkwkwkwkkk... Ya elllah, suami.. Truz maumu istrimu harus bagaimana yaaa??
Hahha.. Main pergi saja sambil pasang muka garang ketika meninggalkan Nur dan juga anggota keluarga Kozan lainnya... Kebiasaan.. Sukanya ngomel-ngomel mengutuki istri sendiri... Berasa sudah jadi suami yang paling benar sedunia saja... Makanya jangan hanya marah-marah melulu... Sekali-kali dengarkan istrimu berkeluh-kesah dan berpendapat... Jangan malah selalu berasumsi sendiri, hhheeiisstt... Siapa to, siapa yang sebenarnya ingin melangkahi wewenang dan kuasamu? Istrimukah?? Kl memang tidak ingin semakin sakit hati karena asumsi sendiri, rangkul istrimu untuk mendekat, ajak Nur bicara dan berdua saling memecahkan masalah bersama-sama. Kau yang merasa paling menderita, lalu bagaimana denagn istrimu yang kau biarkan sendirian menghadapi Iclal, dkk? Ahh, Yigit... Mampumu memang hanya menerka-nerka dan menyalahkan saja. Kau pikir istrimu itu seperti permainan tebak-tebakan?!! Bahwa Nur punya hati yang tak lelah untuk berusaha memahamimu, mana itu terlintas sedikit saja di hati dan pikirmu... Yigit Kozan, cepatlah kau menyadarinya, sebelum cinta dan pemahaman itu akan benar-benar lenyap dari genggamanmu. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.
Jika melihat hubungan percintaan antara Yigit dan Nur, sepintas apa yang dikatakan Helen Rowland tentang syarat sempurnanya sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti benar adanya. Rowland menyebutkan, bahwa jika perempuan ingin hidup bahagia dengan seorang laki-laki, maka dia harus lebih banyak memahami daripada mencintai laki-laki tersebut. Hhmmm... Makin Nur mencintai suaminya, maka semakin ia menderita karena akan terlalu banyak maaf yang harus Nur sediakan untuk segala tingkah-polah peri kemanusiaan konyol yang suaminya lakukan kepada mantan istrinya. Hhheeeiisstt... Oleh karena itu, maka sebaiknya Nur belajar lebih banyak memahami suami serta sikon yang melingkupi kehidupan rumah tangga mereka yang serasa ‘abu-abu’ gara-gara peran sang istri terpaksa dimatikan oleh karena kehadiran sang mantan istri yang makin lama makin tak tahu diri, hehhe... Berusaha untuk terus`memahami suami sembari memelihara perasaan cinta agar senantiasa terus hidup di hati. Suami yang ia tahu pasti di balik kecemburuan dan kemarahan yang kerap ia tunjukkan kepada sang istri, ada sebentuk perasaan malu, kecewa, sekaligus cinta yang besar kepada istrinya. Malu dan kecewa yang sedemikian bertumpuk karena merasa belum bisa membahagiakan istrinya seutuhnya, tapi karena egonya yang seolah-olah tak ingin terlihat rapuh, maka yang ia tunjukkan di depan istrinya adalah kemarahan sebagai tanda penguasaan dan tak ingin semakin kehilangan muka di hadapan perempuan yang paling dicintai. Paham kan, Nur? Tapi kenapa justru Yigit ya yang seperti tak tahu terima kasih karena pemahaman dan pengertian dari istrinya??! Berasa cemburu dan marah-marahnya makin terasa menginjak-injak daripada sekadar ingin terus diakui sebagai suami yang hebat. Hhmmm...
Yigit yang sebenarnya bukan seorang Don Juan atau laki-laki dengan keinginan untuk berpoligami, tapi karena lama-lama terlampau menghayati perannya dalam konsep peri kemanusiaan konyol, jadi deh Nur sebagai istrinya saat itu, mengalami ujian sakit hati yang melebihi sakit karena diselingkuhi atau juga dimadu diam-diam. Belum lagi melihat ulah sang mantan istri dari suaminya yang terlihat justru lebih dominan dan seakan-akan mengabaikan posisi Nur yang sebenarnya sebagai seorang istri dari Yigit Kozan, Ya Alloh Maha Peluas Hati... Tak cukupkah kesabaran dan pemahamanku akan sikon yang sedang kualami, sedangkan untuk sesudahnya suamiku seolah-olah masih tak henti untuk mencemburui dan mencecarku lagi??! Harusnya dari sabar dan paham yang kuberi, Yigit dapat melakukan yang sebanding dengan pengorbananku. Benarkah hanya dia yang berhak cemburu dan marah-marah, sementara aku hanya berhak untuk menjadi ‘tempat sampah’?? Nurrrrr... Satu yang harus seanntiasa kau pegang... Makin berat Tuhan memberikanmu ujian dan cobaan, makin mulia dan mudah untuk jalan kehidupanmu ke depan, askim... Aamiin.
Sekali lagi, Yigit sebenarnya hanya punya cinta yang besar untuk Nur. Tetapi kembali lagi, dia bukan tipe laki-laki yang ekspresif atau juga romantis, yang dengan mudahnya mengurai perasaan cinta. Yigit yang demikian posesif dan keras hati, ekspresifnya hanya terletak di satu hal, yaitu ketika dia harus menunjukkan muka marah-marahnya yang luar biasa garang itu, hahha... Oleh karena itu, ketika pada suatu saat Yigit membeli sebuah yacht atau kapal pesiar yang dia persembahkan kepada sang istri tercinta, jatuhnya justru yang merasa keGeeRan adalah perempuan yang lainnya, hahahaaa... Iclal..Iclal... Lagi-lagi kau merebut dan mengakui yang seharusnya bukan lagi menjadi hakmu. Ditambah Yigit yang kala itu masih begitu keki karena Nur yang mulai menunjukkan bakatnya untuk mmenjadi seorang model profesional, sulit untuk dicegah. Jadinya kapal untuk Nur itu untuk sementara hanya terucap di hati. Hahha.. Sementara justru yang tidak dimaksud malah sibuk untuk mengaku-ngaku, wwweew...
Andai pagi itu Nazan tidak usil untuk secara sengaja menaruh sobekan buku harian Nur di tangga kediaman perkebunan Kozan, bisa-bisa Iclal semakin besar kepala saja... Dan akhirnya sederet ungkapan penuh cinta Nur kepada suaminya yang tertulis di sobekan buku harian, terbaca juga oleh Iclal. Welcome to the jungle, Iclal!!! Berhenti bertingkah dan berpura-pura bahwa kau hanya satu-satunya bagi Yigit Kozan. Pikirmu dari secarik sobekan itu bahwa Nur yang mengejar-ngejar Yigit, padahal kenyataannya... Justru Yigitlah yang punya cinta yang besar untuk pengasuh anakmu yang cantik itu. Hahahaaa... Cepat atau lambat kau pasti akan terkena ‘teguran’ lagi, Iclal. Kesempatan hidup yang kedua dari Tuhan setelah kau terbaring tak berdaya karena koma selama tiga tahun lamanya, ternyata tak kau sikapi dengan arif dan bijaksana. Justru pada kenyataannya kau seperti makin nekad untuk bebal mengejar cinta dari laki-laki yang tak sedikitpun menyimpan hatinya untukmu, selain hanya karena Mert.
Setelah akhirnya sedikit terkuak, masihkah kau sanggup untuk bersaing dengan Nur, Iclal??! Sayangnya, kala itu ‘pertarungan’nya masih berat sebelah. Nur yang saat itu juga masih senantiasa terjebak dengan permainan peri kemanusiaan konyol, lebih memilih untuk mengalah segala-galanya daripada ketakutan memikirkan efek buruk yang akan ditimbulkan jika Iclal mengetahui siapa dia sebenarnya bagi Yigit Kozan. Hadddeh... Padahal Yigit saja di samping mencintai Nur dia juga selalu menyakiti istrinya dengan memanfaatkan Iclal sebagai bahan panas-panasan... Terlebih ketika Nur nekad untuk meneruskan kariernya menjadi model dan beroleh bayaran sendiri, bbbbbbeehhh... Yigit makin keki plus semena-mena deh dengan sang istri... Dasarrrrr!!!
Malam itu seharusnya Nur yang mengajak Iclal untuk mencoba menaiki yacht baru, yang dibeli suaminya khusus untuk istrinya. Eeeeaalllah... Karena masih ‘berakting’ semuanya, justru Iclal yang ketika itu sudah tahu kedok Nur (menurut gambarannya Iclal lho yaa, hahha) sok berpura-pura manis mengajak Nur naik yacht baru sembari mengasuh Mert. Nur yang memang tidak tahu apa-apa, langsung mengiyakan saja permintaan Iclal. Toh malam itu dia lebih fokus untuk memberikan hadiah ke Mert. Hadiah mobil-mobilan yang dia beli dengan uang hasil hasil jerih payahnya sebagai model. Hiyaaaa... Harusnya bahagia dunk yaa... Tapi karena malam itu Nur sedang terkungkung di ‘sarang penyamun’ maka yang ada hanya sambutan nyinyir dan murung. Noh... Termasuk Yigit, sang suami. Wkwkwkwkwkkk... Dari yang semula terlihat sumringah, cerah ceria bercanda dengan Mert di halaman samping rumah perkebunan Kozan, begitu istrinyya datang membawakan hadiah untuk anak tirinya dan menceritakan tentang honor pertamanya sebagai model, langsung deh muka Yigit berubah merah padam karena naik pitam sekaligus merasa tersenggol harga diri, wkwkwkwkkk... Ya elllah, suami.. Truz maumu istrimu harus bagaimana yaaa??
Hahha.. Main pergi saja sambil pasang muka garang ketika meninggalkan Nur dan juga anggota keluarga Kozan lainnya... Kebiasaan.. Sukanya ngomel-ngomel mengutuki istri sendiri... Berasa sudah jadi suami yang paling benar sedunia saja... Makanya jangan hanya marah-marah melulu... Sekali-kali dengarkan istrimu berkeluh-kesah dan berpendapat... Jangan malah selalu berasumsi sendiri, hhheeiisstt... Siapa to, siapa yang sebenarnya ingin melangkahi wewenang dan kuasamu? Istrimukah?? Kl memang tidak ingin semakin sakit hati karena asumsi sendiri, rangkul istrimu untuk mendekat, ajak Nur bicara dan berdua saling memecahkan masalah bersama-sama. Kau yang merasa paling menderita, lalu bagaimana denagn istrimu yang kau biarkan sendirian menghadapi Iclal, dkk? Ahh, Yigit... Mampumu memang hanya menerka-nerka dan menyalahkan saja. Kau pikir istrimu itu seperti permainan tebak-tebakan?!! Bahwa Nur punya hati yang tak lelah untuk berusaha memahamimu, mana itu terlintas sedikit saja di hati dan pikirmu... Yigit Kozan, cepatlah kau menyadarinya, sebelum cinta dan pemahaman itu akan benar-benar lenyap dari genggamanmu. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.