\

Selasa, 31 Mei 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_89 Halo, AVers... Bersua lagi di edisi remahan ya... Edisi Selasa, di penghujung Mei 2016, berharap semuanya dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apa. Aamiin. Yuhuuuu... Saya rindu dengan cerita flashback neh... Rindu dengan Yigit Kozan dan istrinya di serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) season yang pertama. Rindu-serindunya, hehhe... Maka dari itu, untuk edisi remahan kali ini, flashback nya akan kembali ke episode 18 (delapan belas) alias sezon finali dari AV/ANDD season pertama. Sedang ingin kembali mengenang saat-saat Yigit Kozan begitu keki dan sewot dengan kesuksesan istrinya saat itu, wkwkwkwkkk... Duh, Nur... Serba salah memang bersuamikan Yigit Kozan... Kelihatan saja kaya dan tak kekurangan, tapi giliran menafkahi istrinya sendiri, berasa susahnya  setengah mati, hihihiii... Ngomongnya doank yang setinggi langit dan seluas samudera, tapi kenyataannya justru lebih banyak makan hatinya, wwweew... Yigit oh Yigit... Beruntung istrimu itu Nur... Nur yang seolah-olah cukup untuk kau beri makan cinta berikut kecemburuan serta kemarahanmu, karena pada akhirnya Nur mampu untuk mengubah dan memperbaiki nasibnya sendiri. Hadddeh... Sabar ya, Nurrrr...



Jika melihat hubungan percintaan antara Yigit dan Nur, sepintas apa yang dikatakan Helen Rowland tentang syarat sempurnanya sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti benar adanya. Rowland menyebutkan, bahwa jika perempuan ingin hidup bahagia dengan seorang laki-laki, maka dia harus lebih banyak memahami daripada mencintai laki-laki tersebut. Hhmmm... Makin Nur mencintai suaminya, maka semakin ia menderita karena akan terlalu banyak maaf yang harus Nur sediakan untuk segala tingkah-polah peri kemanusiaan konyol yang suaminya lakukan kepada mantan istrinya. Hhheeeiisstt... Oleh karena itu, maka sebaiknya Nur belajar lebih banyak memahami suami serta sikon yang melingkupi kehidupan rumah tangga mereka yang serasa ‘abu-abu’ gara-gara peran sang istri terpaksa dimatikan oleh karena kehadiran sang mantan istri yang makin lama makin tak tahu diri, hehhe... Berusaha untuk terus`memahami suami sembari memelihara perasaan cinta agar senantiasa terus hidup di hati. Suami yang ia tahu pasti di balik kecemburuan dan kemarahan yang kerap ia tunjukkan kepada sang istri, ada sebentuk perasaan malu, kecewa, sekaligus cinta yang besar kepada istrinya. Malu dan kecewa yang sedemikian bertumpuk karena merasa belum bisa membahagiakan istrinya seutuhnya, tapi karena egonya yang seolah-olah tak ingin terlihat rapuh, maka yang ia tunjukkan di depan istrinya adalah kemarahan sebagai tanda penguasaan dan tak ingin semakin kehilangan muka di hadapan perempuan yang paling dicintai. Paham kan, Nur? Tapi kenapa justru Yigit ya yang seperti tak tahu terima kasih karena pemahaman dan pengertian dari istrinya??! Berasa cemburu dan marah-marahnya makin terasa menginjak-injak daripada sekadar ingin terus diakui sebagai suami yang hebat. Hhmmm...

Yigit yang sebenarnya bukan seorang Don Juan atau laki-laki dengan keinginan untuk berpoligami, tapi karena lama-lama terlampau menghayati perannya dalam konsep peri kemanusiaan konyol, jadi deh Nur sebagai istrinya saat itu, mengalami ujian sakit hati yang melebihi sakit karena diselingkuhi atau juga dimadu diam-diam. Belum lagi melihat ulah sang mantan istri dari suaminya yang terlihat justru lebih dominan dan seakan-akan mengabaikan posisi Nur yang sebenarnya sebagai seorang istri dari Yigit Kozan, Ya Alloh Maha Peluas Hati... Tak cukupkah kesabaran dan pemahamanku akan sikon yang sedang kualami, sedangkan untuk sesudahnya suamiku seolah-olah masih tak henti untuk mencemburui dan mencecarku lagi??! Harusnya dari sabar dan paham yang kuberi, Yigit dapat melakukan yang sebanding dengan pengorbananku. Benarkah hanya dia yang berhak cemburu dan marah-marah, sementara aku hanya berhak untuk menjadi ‘tempat sampah’?? Nurrrrr... Satu yang harus seanntiasa kau pegang... Makin berat Tuhan memberikanmu ujian dan cobaan, makin mulia dan mudah untuk jalan kehidupanmu ke depan, askim... Aamiin.

Sekali lagi, Yigit sebenarnya hanya punya cinta yang besar untuk Nur. Tetapi kembali lagi, dia bukan tipe laki-laki yang ekspresif atau juga romantis, yang dengan mudahnya mengurai perasaan cinta. Yigit yang demikian posesif dan keras hati, ekspresifnya hanya terletak di satu hal, yaitu ketika dia harus menunjukkan muka marah-marahnya yang luar biasa garang itu, hahha... Oleh karena itu, ketika pada suatu saat Yigit membeli sebuah yacht atau kapal pesiar yang dia persembahkan kepada sang istri tercinta, jatuhnya justru yang merasa keGeeRan adalah perempuan yang lainnya, hahahaaa... Iclal..Iclal... Lagi-lagi kau merebut dan mengakui yang seharusnya bukan lagi menjadi hakmu. Ditambah Yigit yang kala itu masih begitu keki karena Nur yang mulai menunjukkan bakatnya untuk mmenjadi seorang model profesional, sulit untuk dicegah. Jadinya kapal untuk Nur itu untuk sementara hanya terucap di hati. Hahha.. Sementara justru yang tidak dimaksud malah sibuk untuk mengaku-ngaku, wwweew...


Andai pagi itu Nazan tidak usil untuk secara sengaja menaruh sobekan buku harian Nur di tangga kediaman perkebunan Kozan, bisa-bisa Iclal semakin besar kepala saja... Dan akhirnya sederet ungkapan penuh cinta Nur kepada suaminya yang tertulis di sobekan buku harian, terbaca juga oleh Iclal. Welcome to the jungle, Iclal!!! Berhenti bertingkah dan berpura-pura bahwa kau hanya satu-satunya bagi Yigit Kozan. Pikirmu dari secarik sobekan itu bahwa Nur yang mengejar-ngejar Yigit, padahal kenyataannya... Justru Yigitlah yang punya cinta yang besar untuk pengasuh anakmu yang cantik itu. Hahahaaa... Cepat atau lambat kau pasti akan terkena ‘teguran’ lagi, Iclal. Kesempatan hidup yang kedua dari Tuhan setelah kau terbaring tak berdaya karena koma selama tiga tahun lamanya, ternyata tak kau sikapi dengan arif dan bijaksana. Justru pada kenyataannya kau seperti makin nekad untuk bebal mengejar cinta dari laki-laki yang tak sedikitpun menyimpan hatinya untukmu, selain hanya karena Mert.


Setelah akhirnya sedikit terkuak, masihkah kau sanggup untuk bersaing dengan Nur, Iclal??! Sayangnya, kala itu ‘pertarungan’nya masih berat sebelah. Nur yang saat itu juga masih senantiasa terjebak dengan permainan peri kemanusiaan konyol, lebih memilih untuk mengalah segala-galanya daripada ketakutan memikirkan efek buruk yang akan ditimbulkan jika Iclal mengetahui siapa dia sebenarnya bagi Yigit Kozan. Hadddeh... Padahal Yigit saja di samping mencintai Nur dia juga selalu menyakiti istrinya dengan memanfaatkan Iclal sebagai bahan panas-panasan... Terlebih ketika Nur nekad untuk meneruskan kariernya menjadi model dan beroleh bayaran sendiri, bbbbbbeehhh... Yigit makin keki plus semena-mena deh dengan sang istri... Dasarrrrr!!!

Malam itu seharusnya Nur yang mengajak Iclal untuk mencoba menaiki yacht baru, yang dibeli suaminya khusus untuk istrinya. Eeeeaalllah... Karena masih ‘berakting’ semuanya, justru Iclal yang ketika itu sudah tahu kedok Nur (menurut gambarannya Iclal lho yaa, hahha) sok berpura-pura manis mengajak Nur naik yacht baru sembari mengasuh Mert. Nur yang memang tidak tahu apa-apa, langsung mengiyakan saja permintaan Iclal. Toh malam itu dia lebih fokus untuk memberikan hadiah ke Mert. Hadiah mobil-mobilan yang dia beli dengan uang hasil hasil jerih payahnya sebagai model. Hiyaaaa... Harusnya bahagia dunk yaa... Tapi karena malam itu Nur sedang terkungkung di ‘sarang penyamun’ maka yang ada hanya sambutan nyinyir dan murung. Noh... Termasuk Yigit, sang suami. Wkwkwkwkwkkk... Dari yang semula terlihat sumringah, cerah ceria bercanda dengan Mert di halaman samping rumah perkebunan Kozan, begitu istrinyya datang membawakan hadiah untuk anak tirinya dan menceritakan tentang honor pertamanya sebagai model, langsung deh muka Yigit berubah merah padam karena naik pitam sekaligus merasa tersenggol harga diri, wkwkwkwkkk... Ya elllah, suami.. Truz maumu istrimu harus bagaimana yaaa??


Hahha.. Main pergi saja sambil pasang muka garang ketika meninggalkan Nur dan juga anggota keluarga Kozan lainnya... Kebiasaan.. Sukanya ngomel-ngomel mengutuki istri sendiri... Berasa sudah jadi suami yang paling benar sedunia saja... Makanya jangan hanya marah-marah melulu... Sekali-kali dengarkan istrimu berkeluh-kesah dan berpendapat... Jangan malah selalu berasumsi sendiri, hhheeiisstt... Siapa to, siapa yang sebenarnya ingin melangkahi wewenang dan kuasamu? Istrimukah?? Kl memang tidak ingin semakin sakit hati karena asumsi sendiri, rangkul istrimu untuk mendekat, ajak Nur bicara dan berdua saling memecahkan masalah bersama-sama. Kau yang merasa paling menderita, lalu bagaimana denagn istrimu yang kau biarkan sendirian menghadapi Iclal, dkk? Ahh, Yigit... Mampumu memang hanya menerka-nerka dan menyalahkan saja. Kau pikir istrimu itu seperti permainan tebak-tebakan?!! Bahwa Nur punya hati yang tak lelah untuk berusaha memahamimu, mana itu terlintas sedikit saja di hati dan pikirmu... Yigit Kozan, cepatlah kau menyadarinya, sebelum cinta dan pemahaman itu akan benar-benar lenyap dari genggamanmu. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.

18.52.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_89 Halo, AVers... Bersua lagi di edisi remahan ya... Edisi Selasa, di penghujung Mei 2016, berharap semuanya dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apa. Aamiin. Yuhuuuu... Saya rindu dengan cerita flashback neh... Rindu dengan Yigit Kozan dan istrinya di serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) season yang pertama. Rindu-serindunya, hehhe... Maka dari itu, untuk edisi remahan kali ini, flashback nya akan kembali ke episode 18 (delapan belas) alias sezon finali dari AV/ANDD season pertama. Sedang ingin kembali mengenang saat-saat Yigit Kozan begitu keki dan sewot dengan kesuksesan istrinya saat itu, wkwkwkwkkk... Duh, Nur... Serba salah memang bersuamikan Yigit Kozan... Kelihatan saja kaya dan tak kekurangan, tapi giliran menafkahi istrinya sendiri, berasa susahnya  setengah mati, hihihiii... Ngomongnya doank yang setinggi langit dan seluas samudera, tapi kenyataannya justru lebih banyak makan hatinya, wwweew... Yigit oh Yigit... Beruntung istrimu itu Nur... Nur yang seolah-olah cukup untuk kau beri makan cinta berikut kecemburuan serta kemarahanmu, karena pada akhirnya Nur mampu untuk mengubah dan memperbaiki nasibnya sendiri. Hadddeh... Sabar ya, Nurrrr...



Jika melihat hubungan percintaan antara Yigit dan Nur, sepintas apa yang dikatakan Helen Rowland tentang syarat sempurnanya sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti benar adanya. Rowland menyebutkan, bahwa jika perempuan ingin hidup bahagia dengan seorang laki-laki, maka dia harus lebih banyak memahami daripada mencintai laki-laki tersebut. Hhmmm... Makin Nur mencintai suaminya, maka semakin ia menderita karena akan terlalu banyak maaf yang harus Nur sediakan untuk segala tingkah-polah peri kemanusiaan konyol yang suaminya lakukan kepada mantan istrinya. Hhheeeiisstt... Oleh karena itu, maka sebaiknya Nur belajar lebih banyak memahami suami serta sikon yang melingkupi kehidupan rumah tangga mereka yang serasa ‘abu-abu’ gara-gara peran sang istri terpaksa dimatikan oleh karena kehadiran sang mantan istri yang makin lama makin tak tahu diri, hehhe... Berusaha untuk terus`memahami suami sembari memelihara perasaan cinta agar senantiasa terus hidup di hati. Suami yang ia tahu pasti di balik kecemburuan dan kemarahan yang kerap ia tunjukkan kepada sang istri, ada sebentuk perasaan malu, kecewa, sekaligus cinta yang besar kepada istrinya. Malu dan kecewa yang sedemikian bertumpuk karena merasa belum bisa membahagiakan istrinya seutuhnya, tapi karena egonya yang seolah-olah tak ingin terlihat rapuh, maka yang ia tunjukkan di depan istrinya adalah kemarahan sebagai tanda penguasaan dan tak ingin semakin kehilangan muka di hadapan perempuan yang paling dicintai. Paham kan, Nur? Tapi kenapa justru Yigit ya yang seperti tak tahu terima kasih karena pemahaman dan pengertian dari istrinya??! Berasa cemburu dan marah-marahnya makin terasa menginjak-injak daripada sekadar ingin terus diakui sebagai suami yang hebat. Hhmmm...

Yigit yang sebenarnya bukan seorang Don Juan atau laki-laki dengan keinginan untuk berpoligami, tapi karena lama-lama terlampau menghayati perannya dalam konsep peri kemanusiaan konyol, jadi deh Nur sebagai istrinya saat itu, mengalami ujian sakit hati yang melebihi sakit karena diselingkuhi atau juga dimadu diam-diam. Belum lagi melihat ulah sang mantan istri dari suaminya yang terlihat justru lebih dominan dan seakan-akan mengabaikan posisi Nur yang sebenarnya sebagai seorang istri dari Yigit Kozan, Ya Alloh Maha Peluas Hati... Tak cukupkah kesabaran dan pemahamanku akan sikon yang sedang kualami, sedangkan untuk sesudahnya suamiku seolah-olah masih tak henti untuk mencemburui dan mencecarku lagi??! Harusnya dari sabar dan paham yang kuberi, Yigit dapat melakukan yang sebanding dengan pengorbananku. Benarkah hanya dia yang berhak cemburu dan marah-marah, sementara aku hanya berhak untuk menjadi ‘tempat sampah’?? Nurrrrr... Satu yang harus seanntiasa kau pegang... Makin berat Tuhan memberikanmu ujian dan cobaan, makin mulia dan mudah untuk jalan kehidupanmu ke depan, askim... Aamiin.

Sekali lagi, Yigit sebenarnya hanya punya cinta yang besar untuk Nur. Tetapi kembali lagi, dia bukan tipe laki-laki yang ekspresif atau juga romantis, yang dengan mudahnya mengurai perasaan cinta. Yigit yang demikian posesif dan keras hati, ekspresifnya hanya terletak di satu hal, yaitu ketika dia harus menunjukkan muka marah-marahnya yang luar biasa garang itu, hahha... Oleh karena itu, ketika pada suatu saat Yigit membeli sebuah yacht atau kapal pesiar yang dia persembahkan kepada sang istri tercinta, jatuhnya justru yang merasa keGeeRan adalah perempuan yang lainnya, hahahaaa... Iclal..Iclal... Lagi-lagi kau merebut dan mengakui yang seharusnya bukan lagi menjadi hakmu. Ditambah Yigit yang kala itu masih begitu keki karena Nur yang mulai menunjukkan bakatnya untuk mmenjadi seorang model profesional, sulit untuk dicegah. Jadinya kapal untuk Nur itu untuk sementara hanya terucap di hati. Hahha.. Sementara justru yang tidak dimaksud malah sibuk untuk mengaku-ngaku, wwweew...


Andai pagi itu Nazan tidak usil untuk secara sengaja menaruh sobekan buku harian Nur di tangga kediaman perkebunan Kozan, bisa-bisa Iclal semakin besar kepala saja... Dan akhirnya sederet ungkapan penuh cinta Nur kepada suaminya yang tertulis di sobekan buku harian, terbaca juga oleh Iclal. Welcome to the jungle, Iclal!!! Berhenti bertingkah dan berpura-pura bahwa kau hanya satu-satunya bagi Yigit Kozan. Pikirmu dari secarik sobekan itu bahwa Nur yang mengejar-ngejar Yigit, padahal kenyataannya... Justru Yigitlah yang punya cinta yang besar untuk pengasuh anakmu yang cantik itu. Hahahaaa... Cepat atau lambat kau pasti akan terkena ‘teguran’ lagi, Iclal. Kesempatan hidup yang kedua dari Tuhan setelah kau terbaring tak berdaya karena koma selama tiga tahun lamanya, ternyata tak kau sikapi dengan arif dan bijaksana. Justru pada kenyataannya kau seperti makin nekad untuk bebal mengejar cinta dari laki-laki yang tak sedikitpun menyimpan hatinya untukmu, selain hanya karena Mert.


Setelah akhirnya sedikit terkuak, masihkah kau sanggup untuk bersaing dengan Nur, Iclal??! Sayangnya, kala itu ‘pertarungan’nya masih berat sebelah. Nur yang saat itu juga masih senantiasa terjebak dengan permainan peri kemanusiaan konyol, lebih memilih untuk mengalah segala-galanya daripada ketakutan memikirkan efek buruk yang akan ditimbulkan jika Iclal mengetahui siapa dia sebenarnya bagi Yigit Kozan. Hadddeh... Padahal Yigit saja di samping mencintai Nur dia juga selalu menyakiti istrinya dengan memanfaatkan Iclal sebagai bahan panas-panasan... Terlebih ketika Nur nekad untuk meneruskan kariernya menjadi model dan beroleh bayaran sendiri, bbbbbbeehhh... Yigit makin keki plus semena-mena deh dengan sang istri... Dasarrrrr!!!

Malam itu seharusnya Nur yang mengajak Iclal untuk mencoba menaiki yacht baru, yang dibeli suaminya khusus untuk istrinya. Eeeeaalllah... Karena masih ‘berakting’ semuanya, justru Iclal yang ketika itu sudah tahu kedok Nur (menurut gambarannya Iclal lho yaa, hahha) sok berpura-pura manis mengajak Nur naik yacht baru sembari mengasuh Mert. Nur yang memang tidak tahu apa-apa, langsung mengiyakan saja permintaan Iclal. Toh malam itu dia lebih fokus untuk memberikan hadiah ke Mert. Hadiah mobil-mobilan yang dia beli dengan uang hasil hasil jerih payahnya sebagai model. Hiyaaaa... Harusnya bahagia dunk yaa... Tapi karena malam itu Nur sedang terkungkung di ‘sarang penyamun’ maka yang ada hanya sambutan nyinyir dan murung. Noh... Termasuk Yigit, sang suami. Wkwkwkwkwkkk... Dari yang semula terlihat sumringah, cerah ceria bercanda dengan Mert di halaman samping rumah perkebunan Kozan, begitu istrinyya datang membawakan hadiah untuk anak tirinya dan menceritakan tentang honor pertamanya sebagai model, langsung deh muka Yigit berubah merah padam karena naik pitam sekaligus merasa tersenggol harga diri, wkwkwkwkkk... Ya elllah, suami.. Truz maumu istrimu harus bagaimana yaaa??


Hahha.. Main pergi saja sambil pasang muka garang ketika meninggalkan Nur dan juga anggota keluarga Kozan lainnya... Kebiasaan.. Sukanya ngomel-ngomel mengutuki istri sendiri... Berasa sudah jadi suami yang paling benar sedunia saja... Makanya jangan hanya marah-marah melulu... Sekali-kali dengarkan istrimu berkeluh-kesah dan berpendapat... Jangan malah selalu berasumsi sendiri, hhheeiisstt... Siapa to, siapa yang sebenarnya ingin melangkahi wewenang dan kuasamu? Istrimukah?? Kl memang tidak ingin semakin sakit hati karena asumsi sendiri, rangkul istrimu untuk mendekat, ajak Nur bicara dan berdua saling memecahkan masalah bersama-sama. Kau yang merasa paling menderita, lalu bagaimana denagn istrimu yang kau biarkan sendirian menghadapi Iclal, dkk? Ahh, Yigit... Mampumu memang hanya menerka-nerka dan menyalahkan saja. Kau pikir istrimu itu seperti permainan tebak-tebakan?!! Bahwa Nur punya hati yang tak lelah untuk berusaha memahamimu, mana itu terlintas sedikit saja di hati dan pikirmu... Yigit Kozan, cepatlah kau menyadarinya, sebelum cinta dan pemahaman itu akan benar-benar lenyap dari genggamanmu. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.

Selasa, 24 Mei 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_88 Halooo, AVers... Kembali menyapa setelah sekian minggu absen dari edisi remahan... Semoga kehadiran remah-remah kali ini masih berkenan untuk para AVers di grup tersayang ini... Aamiin. Sembari menunggu season dua Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) tayang di Indonesia, yuk kita flashback dulu dengan yang indah-indah, yang pahit-pahit, dan yang gedheg-gedheggg di season yang pertama AV/ANDD. Selasa hari ini, jatahnya episode 16 (enam belas) yang akan kita kulik-kulik balik. Mo rumpiin yang sedang kalah pesona dan kharisma dengan pengasuh anaknya, hahahaaa... Malang tak dapat ditolak, sengsara yang takkan dapat dilupakan... Bak sudah jatuh tertimpa tangga, ternyata masih ada granat yang dilempar ke muka, hahha... Alias compang-camping deh segalanya...

Malam gala peluncuran produk mobil terbaru Kozan Otomotive itu mungkin sudah lama direncanakan oleh Iclal sebagai bagian untuk penegasan bahwa Iclal Kozan itu ‘masih ada’ dan ‘ratu’ dari segala-galanya. Iclal yang kala itu seakan-akan masih terbuai dengan sisa mimpi tidur panjangnya, mana mau kalah dia dengan perempuan-perempuan sosialita yang lainnya. Sebagai seorang Kozan, terlebih istri dari Yigit Kozan (meski hanya tinggal kenangan, xixixiii) Iclal seolah-olah selalu menganggap bahwa dia satu-satunya ‘yang terpilih’ dan memesona. Tak peduli di belakang ia sering menjadi bahan guyonan dan cemoohan kawan-kawannya yang sesama sosialita, Iclal adalah tipe perempuan yang sebenarnya ‘kosong’, tapi terlalu pongah dan congkak untuk melihat siapa sebenarnya dirinya. Anak perempuan Ny Aytul ini sebenarnya tak lebih dari seorang anak perempuan yang manja, penuntut, dan nanggung segala-galanya. Kelihatannya saja dari luar dia ‘terbungkus’ make up mahal, dandanan yang modis (tapi maaf, modisnya Iclal sering sukses bikin saiya ngelus dada, wwweew...), dan gesture ala-ala kelas atas yang bermimpi jadi ningrat dadakan, padahal jauh dari kesan yang berusaha keras sudah ditampilkan, Iclal adalah seorang pecundang yang bebal.


Bahkan ketika ingatannya yang sudah kembali pulih seperti semula setelah koma panjang selama tiga tahun, Iclal tak kunjung menyadari segala kesalahan dan kekonyolan yang sudah dibuatnya di masa lalu. Cinta dari Yigit Kozan yang tak kunjung didapatkannya, tak jua membuat Iclal mundur alih-alih merasa malu dan tertohok yang tak berkesudahan. Justru pada akhirnya, alasan kesehatan kompak ia gunakan bersama sang ibu untuk tetap memerangkap Yigit Kozan dalam tanggung jawab yang kacau. Iclal yang malang sekaligus bebal, itulah gambaran hubungannya dengan Yigit Kozan. Kasarnya, Iclal memang benar-benar seperti mengemis cinta kepada Yigit. Dan karena seperti mengemis itu juga, maka pada akhirnya Yigit sering ‘jatuh iba/kasihan’ dalam jebakan sang mantan istri. Jebakan yang sekaligus jadi bahan ujian dan cobaan untuk lembaran rumah tangganya bersama perempuan yang sangat dicintainya, Nur Kozan. Nur yang selalu sabar dan mengalah, bahkan dia akhirnya harus merasa seperti terinjak-injak dengan kesabaran dan mengalahnya tersebut.


Iclal mungkin juga tak akan pernah menyangka, kl salah satu yang akan jadi ‘lawan’ beratnya adalah perempuan yang notabene adalah pengasuh kesayangan anaknya. Siapa yang akan rela kl memang nanti sudah saatnya semuanya terbuka, ternyata perempuan yang berhasil membuat Yigit Kozan tergila-gila adalah justru  pengasuh anaknya sendiri. Hahha.. Iclal, Tuhan selalu tahu cara yang pas untuk memberi pelajaran orang yang sombongnya selangit. Tak perlu jauh-jauh untuk mencari lawan tanding yang sepadan, bahkan Nur lebih dari segalanya untuk sekadar melawanmu. Andai dia mau, sekali ucap kl dia sekarang adalah Ny Yigit Kozan yang sah dan satu-satunya, siap-siap kau akan terbaring koma yang lebih lama dari yang sebelumnya, yuhuuuu... Pengasuh anak kan hanya kelihatannya saja, tapi lihatlah sosok dan perwujudan Nur yang sebenarnya, Iclal... Si jelita dengan mata hijau yang begitu indah dan ekspresif, pintar dan periang, dan sekali lagi dia adalah perempuan yang dicintai setengah mati oleh laki-laki yang tidak mencintaimu sama sekali, Iclal... Wkwkwkwkwkkk...

Tapi Iclal tetaplah Iclal, pecundang yang tiada ada matinya. Sekuat hati membuat Yigit bisa tertarik padanya, tapi di saat yang bersamaan justru seringkali dia dimanfaatkan oleh Yigit sebagai ‘alat’ untuk membuat cemburu sekaligus menyakiti Nur. Hahha... Nurrrr... Meskipun harus berulang kali merasa tersakiti karena ulah sang suami dan mantan istrinya, tapi cinta dan kekuatannya masih sanggup membuat Nur bertahan untuk terus mendampingi Yigit. Makin dalam cinta yang dirasakan, akan makin sakit rasa yang ditimbulkan kemudian... Inilah cinta yang dirasakan oleh Nur kepada Yigit. Sepenuh hati, seluruh jiwa berusaha memahami dan mengerti sang suami, yang diterima seringkali kemarahan dan kecemburuan yang berapi-api, Nur berusaha beradaptasi bahwa inilah suami yang akan terus dicintainya sampai mati. Suami yang harus ia pertahankan dari gangguan seorang perempuan seperti Iclal.

Termasuk ketika malam itu, di acara gala peluncuran produk mobil terbaru Kozan Otomotive. Maksud hati hanya ingin memberi pelajaran kepada sang suami yang kala itu seperti tak putusnya selalu menyakiti, Nur justru seperti memberikan dua sampai tiga pukulan telak sekaligus kepada orang-orang yang meremehkannya. Nomor satu pasti Yigit, sedangkan nomor dua dan seterusnya ini yang justru paling sukses dampak malunya, wkwkwkwkkk... Iclal yang malam itu bermimpi menjadi bintang dan ratu karena berdampingan dengan Yigit Kozan, pada akhirnya justru harus merasa tertampar oleh kehadiran yang tak disangka-sangka dari pengasuh anaknya. Nur malam itu sukses membuat semua yang hadir di acara gala bertepuk tangan riuh sembari berdecak kagum dengan penampilannya yang jelita. Terkecuali Yigit, Iclal, dan seluruh anggota keluarga Kozan tentunya, xixixiii... Yigitttttt... Terlalu lama kau abaikan dan remehkan, saatnya istrimu benar-benar membuat perhitungan. Iclalllll... Masih mengaku jadi ratu yang paling dan paling??! Hahha.. Jumpsuit birumu malam itu ternyata sama sekali tak bernyawa dibanding dengan gaun bersemu peach-pink, yang super seksi dan feminin dikenakan oleh Nur di muka panggung. Make up mu, tatanan rambutmu, sorot matamu, dan auramu, seperti tertelan mentah-mentah oleh pesonanya Nur malam itu.


Mungkin ini, Nur yang namanya sekali mendayung, selusin pulau terlampaui, wkwkwkwkkk... Buat yang selama ini hobi nyinyir dan mencibir istrinya Yigit Kozan, malam itu kau hanya seperti hantu-hantu yang mengganggu saja... Iclal mungkin yang paling parah, tapi jangan kesampingkan juga bagaimana ekspresi keterkejutan Nazan dan Ny Aytul ketika mendapati Nur yang benar-benar berbeda dari kesehariannya. Ini lhoooh pengasuhnya Mert yang setiap harinya tidak ada habisnya untuk kau caci-maki dan sindiri... Pengasuh yang akhirnya masuk menjadi berita headline koran-koran di Istanbul keesokan harinya, hahha... Iclal di mana Iclal yang berjumpsuit biru? Adakah dia masuk juga ke dalam foto dan berita-berita di koran atau majalah hari itu?? Wkwkwkwkwkkk... Duh, yang lagi jadi hits justru si cantik yang begitu jelita dan sesungguhnya tidak pernah menginginkan dirinya untuk masuk menjadi topik berita... Nurrrr... Siap-siap menuju jalan kepopuleranmu...

Iclal oh Iclal... Sepertinya memang tiadak ada tempat bagi ‘si ikan beku’. Namanya juga sudah beku alias tak menarik lagi, sudah kadaluarsa masanya, hahahaaa... Dulu saja tidak pernah menarik bagi seorang Yigit Kozan, apalagi sekarang?!! Mulailah berpikir dan pintar karena yang sesungguhnya menjadi saingan terberatmu adalah perempuan yang selama ini begitu kau sepelekan... Yang kau sepelekan pun justru akhirnya yang mengalahkanmu segala-galanya... Seorang pengasuh anak yang berhasil menenggelamkan yang seharusnya menjadi hak dan kapasitas dari majikannya. Bahkan untuk kawan-kawan sosialita Iclal, berita ini seperti semakin menegaskan bahwa sosok Iclal memang tak lebih dari ‘ratu abal-abal’, wkwkwkwkkk... Siapa yang tak tambah naik pitam ketika bermaksud ingin rileks dan menghindar dari sisa kekacauan malam gala, tapi ternyata justru bertemu lagi dengan orang-orang yang belum puas untuk mengejek kekalahan Iclal dari Nur. Eeeeyyyaaa... Pecundang yang naif... Bisanya sekali lagi hanya melariikan diri, bersembunyi, dan mengadu kepada induk semang.

Mo mengadu dengan Yigit ya, Iclal? Hahha... Lha wonk Yigit juga sama-sama sedang stress nya. Stress dan luar biasa jengkel karena merasa kalah dari istrinya. Kalah? Karena Yigit tipe-tipe kepala batu yang sangat keras kepala, pasti di pikirannya hanya berisi kekalahan, alih-alih dia merasa kl itu jawaban dari istrinya atas kesombongannya belakangan. Pokoknya hampir samalah dengan yang dirasakan Iclal kala itu...  Hanya bedanya kl Iclal adalah musuh yang sebenarnya untuk Nur dan memang saatnya harus kena batunya. Sedangkan Yigit, toh sang suami sendiri yang memaksakan diri jadi musuh untuk istrinya sendiri. Iya apa iya, Yigit??! Ayolah, turunkan sedikit egomu... Istrimu tidak sedang benar-benar ingin mengalahkanmu atau malah terus-terusan ingin menantang suaminya sendiri... Istrimu hanya butuh seorang suami dan partner yang solid dan saling mengerti untuk akhirnya bisa kuat menghadapi ujian dan deraan di dalam kehidupan berumah tangga. Ujian dan deraan yang termasuk di dalamnya Ny Aytul dan Iclal. Have a great Tuesday, AVers... Salam hangat.
18.14.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_88 Halooo, AVers... Kembali menyapa setelah sekian minggu absen dari edisi remahan... Semoga kehadiran remah-remah kali ini masih berkenan untuk para AVers di grup tersayang ini... Aamiin. Sembari menunggu season dua Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) tayang di Indonesia, yuk kita flashback dulu dengan yang indah-indah, yang pahit-pahit, dan yang gedheg-gedheggg di season yang pertama AV/ANDD. Selasa hari ini, jatahnya episode 16 (enam belas) yang akan kita kulik-kulik balik. Mo rumpiin yang sedang kalah pesona dan kharisma dengan pengasuh anaknya, hahahaaa... Malang tak dapat ditolak, sengsara yang takkan dapat dilupakan... Bak sudah jatuh tertimpa tangga, ternyata masih ada granat yang dilempar ke muka, hahha... Alias compang-camping deh segalanya...

Malam gala peluncuran produk mobil terbaru Kozan Otomotive itu mungkin sudah lama direncanakan oleh Iclal sebagai bagian untuk penegasan bahwa Iclal Kozan itu ‘masih ada’ dan ‘ratu’ dari segala-galanya. Iclal yang kala itu seakan-akan masih terbuai dengan sisa mimpi tidur panjangnya, mana mau kalah dia dengan perempuan-perempuan sosialita yang lainnya. Sebagai seorang Kozan, terlebih istri dari Yigit Kozan (meski hanya tinggal kenangan, xixixiii) Iclal seolah-olah selalu menganggap bahwa dia satu-satunya ‘yang terpilih’ dan memesona. Tak peduli di belakang ia sering menjadi bahan guyonan dan cemoohan kawan-kawannya yang sesama sosialita, Iclal adalah tipe perempuan yang sebenarnya ‘kosong’, tapi terlalu pongah dan congkak untuk melihat siapa sebenarnya dirinya. Anak perempuan Ny Aytul ini sebenarnya tak lebih dari seorang anak perempuan yang manja, penuntut, dan nanggung segala-galanya. Kelihatannya saja dari luar dia ‘terbungkus’ make up mahal, dandanan yang modis (tapi maaf, modisnya Iclal sering sukses bikin saiya ngelus dada, wwweew...), dan gesture ala-ala kelas atas yang bermimpi jadi ningrat dadakan, padahal jauh dari kesan yang berusaha keras sudah ditampilkan, Iclal adalah seorang pecundang yang bebal.


Bahkan ketika ingatannya yang sudah kembali pulih seperti semula setelah koma panjang selama tiga tahun, Iclal tak kunjung menyadari segala kesalahan dan kekonyolan yang sudah dibuatnya di masa lalu. Cinta dari Yigit Kozan yang tak kunjung didapatkannya, tak jua membuat Iclal mundur alih-alih merasa malu dan tertohok yang tak berkesudahan. Justru pada akhirnya, alasan kesehatan kompak ia gunakan bersama sang ibu untuk tetap memerangkap Yigit Kozan dalam tanggung jawab yang kacau. Iclal yang malang sekaligus bebal, itulah gambaran hubungannya dengan Yigit Kozan. Kasarnya, Iclal memang benar-benar seperti mengemis cinta kepada Yigit. Dan karena seperti mengemis itu juga, maka pada akhirnya Yigit sering ‘jatuh iba/kasihan’ dalam jebakan sang mantan istri. Jebakan yang sekaligus jadi bahan ujian dan cobaan untuk lembaran rumah tangganya bersama perempuan yang sangat dicintainya, Nur Kozan. Nur yang selalu sabar dan mengalah, bahkan dia akhirnya harus merasa seperti terinjak-injak dengan kesabaran dan mengalahnya tersebut.


Iclal mungkin juga tak akan pernah menyangka, kl salah satu yang akan jadi ‘lawan’ beratnya adalah perempuan yang notabene adalah pengasuh kesayangan anaknya. Siapa yang akan rela kl memang nanti sudah saatnya semuanya terbuka, ternyata perempuan yang berhasil membuat Yigit Kozan tergila-gila adalah justru  pengasuh anaknya sendiri. Hahha.. Iclal, Tuhan selalu tahu cara yang pas untuk memberi pelajaran orang yang sombongnya selangit. Tak perlu jauh-jauh untuk mencari lawan tanding yang sepadan, bahkan Nur lebih dari segalanya untuk sekadar melawanmu. Andai dia mau, sekali ucap kl dia sekarang adalah Ny Yigit Kozan yang sah dan satu-satunya, siap-siap kau akan terbaring koma yang lebih lama dari yang sebelumnya, yuhuuuu... Pengasuh anak kan hanya kelihatannya saja, tapi lihatlah sosok dan perwujudan Nur yang sebenarnya, Iclal... Si jelita dengan mata hijau yang begitu indah dan ekspresif, pintar dan periang, dan sekali lagi dia adalah perempuan yang dicintai setengah mati oleh laki-laki yang tidak mencintaimu sama sekali, Iclal... Wkwkwkwkwkkk...

Tapi Iclal tetaplah Iclal, pecundang yang tiada ada matinya. Sekuat hati membuat Yigit bisa tertarik padanya, tapi di saat yang bersamaan justru seringkali dia dimanfaatkan oleh Yigit sebagai ‘alat’ untuk membuat cemburu sekaligus menyakiti Nur. Hahha... Nurrrr... Meskipun harus berulang kali merasa tersakiti karena ulah sang suami dan mantan istrinya, tapi cinta dan kekuatannya masih sanggup membuat Nur bertahan untuk terus mendampingi Yigit. Makin dalam cinta yang dirasakan, akan makin sakit rasa yang ditimbulkan kemudian... Inilah cinta yang dirasakan oleh Nur kepada Yigit. Sepenuh hati, seluruh jiwa berusaha memahami dan mengerti sang suami, yang diterima seringkali kemarahan dan kecemburuan yang berapi-api, Nur berusaha beradaptasi bahwa inilah suami yang akan terus dicintainya sampai mati. Suami yang harus ia pertahankan dari gangguan seorang perempuan seperti Iclal.

Termasuk ketika malam itu, di acara gala peluncuran produk mobil terbaru Kozan Otomotive. Maksud hati hanya ingin memberi pelajaran kepada sang suami yang kala itu seperti tak putusnya selalu menyakiti, Nur justru seperti memberikan dua sampai tiga pukulan telak sekaligus kepada orang-orang yang meremehkannya. Nomor satu pasti Yigit, sedangkan nomor dua dan seterusnya ini yang justru paling sukses dampak malunya, wkwkwkwkkk... Iclal yang malam itu bermimpi menjadi bintang dan ratu karena berdampingan dengan Yigit Kozan, pada akhirnya justru harus merasa tertampar oleh kehadiran yang tak disangka-sangka dari pengasuh anaknya. Nur malam itu sukses membuat semua yang hadir di acara gala bertepuk tangan riuh sembari berdecak kagum dengan penampilannya yang jelita. Terkecuali Yigit, Iclal, dan seluruh anggota keluarga Kozan tentunya, xixixiii... Yigitttttt... Terlalu lama kau abaikan dan remehkan, saatnya istrimu benar-benar membuat perhitungan. Iclalllll... Masih mengaku jadi ratu yang paling dan paling??! Hahha.. Jumpsuit birumu malam itu ternyata sama sekali tak bernyawa dibanding dengan gaun bersemu peach-pink, yang super seksi dan feminin dikenakan oleh Nur di muka panggung. Make up mu, tatanan rambutmu, sorot matamu, dan auramu, seperti tertelan mentah-mentah oleh pesonanya Nur malam itu.


Mungkin ini, Nur yang namanya sekali mendayung, selusin pulau terlampaui, wkwkwkwkkk... Buat yang selama ini hobi nyinyir dan mencibir istrinya Yigit Kozan, malam itu kau hanya seperti hantu-hantu yang mengganggu saja... Iclal mungkin yang paling parah, tapi jangan kesampingkan juga bagaimana ekspresi keterkejutan Nazan dan Ny Aytul ketika mendapati Nur yang benar-benar berbeda dari kesehariannya. Ini lhoooh pengasuhnya Mert yang setiap harinya tidak ada habisnya untuk kau caci-maki dan sindiri... Pengasuh yang akhirnya masuk menjadi berita headline koran-koran di Istanbul keesokan harinya, hahha... Iclal di mana Iclal yang berjumpsuit biru? Adakah dia masuk juga ke dalam foto dan berita-berita di koran atau majalah hari itu?? Wkwkwkwkwkkk... Duh, yang lagi jadi hits justru si cantik yang begitu jelita dan sesungguhnya tidak pernah menginginkan dirinya untuk masuk menjadi topik berita... Nurrrr... Siap-siap menuju jalan kepopuleranmu...

Iclal oh Iclal... Sepertinya memang tiadak ada tempat bagi ‘si ikan beku’. Namanya juga sudah beku alias tak menarik lagi, sudah kadaluarsa masanya, hahahaaa... Dulu saja tidak pernah menarik bagi seorang Yigit Kozan, apalagi sekarang?!! Mulailah berpikir dan pintar karena yang sesungguhnya menjadi saingan terberatmu adalah perempuan yang selama ini begitu kau sepelekan... Yang kau sepelekan pun justru akhirnya yang mengalahkanmu segala-galanya... Seorang pengasuh anak yang berhasil menenggelamkan yang seharusnya menjadi hak dan kapasitas dari majikannya. Bahkan untuk kawan-kawan sosialita Iclal, berita ini seperti semakin menegaskan bahwa sosok Iclal memang tak lebih dari ‘ratu abal-abal’, wkwkwkwkkk... Siapa yang tak tambah naik pitam ketika bermaksud ingin rileks dan menghindar dari sisa kekacauan malam gala, tapi ternyata justru bertemu lagi dengan orang-orang yang belum puas untuk mengejek kekalahan Iclal dari Nur. Eeeeyyyaaa... Pecundang yang naif... Bisanya sekali lagi hanya melariikan diri, bersembunyi, dan mengadu kepada induk semang.

Mo mengadu dengan Yigit ya, Iclal? Hahha... Lha wonk Yigit juga sama-sama sedang stress nya. Stress dan luar biasa jengkel karena merasa kalah dari istrinya. Kalah? Karena Yigit tipe-tipe kepala batu yang sangat keras kepala, pasti di pikirannya hanya berisi kekalahan, alih-alih dia merasa kl itu jawaban dari istrinya atas kesombongannya belakangan. Pokoknya hampir samalah dengan yang dirasakan Iclal kala itu...  Hanya bedanya kl Iclal adalah musuh yang sebenarnya untuk Nur dan memang saatnya harus kena batunya. Sedangkan Yigit, toh sang suami sendiri yang memaksakan diri jadi musuh untuk istrinya sendiri. Iya apa iya, Yigit??! Ayolah, turunkan sedikit egomu... Istrimu tidak sedang benar-benar ingin mengalahkanmu atau malah terus-terusan ingin menantang suaminya sendiri... Istrimu hanya butuh seorang suami dan partner yang solid dan saling mengerti untuk akhirnya bisa kuat menghadapi ujian dan deraan di dalam kehidupan berumah tangga. Ujian dan deraan yang termasuk di dalamnya Ny Aytul dan Iclal. Have a great Tuesday, AVers... Salam hangat.

Selasa, 03 Mei 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_87 Edisi ‘Selasa Sendu’... Halo, AVers... Remahan kembali hadir di awal pekan, minggu pertama   bulan Mei 2016. Temanya kali ini boleh saja sendu, tapi untuk semangat dan harapannya harus jauh-jauh dari kata sendu yaaa... Yuhuuuuu... Segera saja kita mulai  flashback untuk hari ini... Ayo menuju ke episode tujuh Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) season yang pertama. Mari kita bicara lagi untuk yang kesekian kalinya tentang Ny Aytul dan sang keponakan tercinta, Yigit Kozan. Sang keponakan yang tak henti jadi bahan permainan bagi sang bibi, hhhuuuffttt... Entah karena takut atau hormat yang kebablasan, berulang kali Yigit merasa dikecewakan dan dirugikan oleh Ny Aytul, selalu ujung-ujungnya seperti halnya tak ada taji untuk menghadapi. Merasa berhutang budi, akibatnya sampai kehidupan Yigit dan saudara-saudaranya berasa seperti digadaikan demi untuk memenuhi pelunasan hutang budi, wkwkwkwkwkkk... Saking merasa ‘berhutangnya’, bahkan ketika sang bibi memutuskan untuk mengatur perjodohan yang tak dikehendakinya, Yigit terpaksa untuk menyanggupi. Pada akhirnya jadi berantakan dan menimbulkan kesakitan yang tidak ada henti, ya itu soal lain lagi. Hahha... Yigit Kozan dan Ny Aytul, inilah usaha pelunasan hutang budi yang absurd, menyakitkan, sekaligus menggelikan. Sakit, sakit, dan sakit kemudian... Itulah resiko dari sebuah ketidaktegasan. Hutang budi selalu akan jadi hutang yang dibawa sampai mati, bukan juga sebagai suatu ‘jaminan’ untuk dapat memperlakukan orang seenak-enaknya sendiri.

Seandainya Yigit tahu kl pada akhirnya dia harus banyak menemui kesulitan hidup karena ulah sang bibi, mungkin lebih baik dia dan saudara-saudaranya dulu hidup menggelandang, daripada dipaksa untuk kemudian menanggung hutang budi karena telah dirawat dan dibesarkan oleh Ny Aytul. Bukan masalah hutang budinya, tapi lebih ke dikte dan tekanan dari sang bibi yang kemudian justru membuat Yigit merasa terkekang dan terbebani. Lagi-lagi kl merasa ‘kalah umur’, perasaan takut kualat, tidak bisa tidak selalu menghantui. Yang merasa ‘menang umur’ juga seperti tidak bisa menempatkan diri, mentang-mentang menang jumlah angka dan pengalaman, hahha.. Berasa berhak segala-galanya, sok paling mengatur, dan keblingerrr... Ny Aytul yang terhormat... Menjadi orang tua untuk anak-anaknya sendiri saja terlihat kedodoran, apalagi mesti harus dititipi mengasuh beberapa keponakan, jadi deh kompak kacau di segala sisi.

Saya jadi penasaran juga akhirnya dengan sebuah pertanyaan... Andai Yigit tidak sukses dan biasa saja, apakan Ny Aytul juga akan tetap menuruti keinginan Iclal  yang sudah setengah gila ngebet jatuh cinta kepada sepupunya sendiri dan minta untuk dinikahkan dengan Yigit? Hahahaaa... Ny Aytul yang sungguh beruntung... Ech, giliran ketitipan keponakan, ternyata sang keponakan menemui garis nasib kehidupan yang begitu membahagiakan. Yigit yang pekerja keras, tenyata sukses meniti karier dan kekuasaannya. Uang dan kemewahan tak lagi jadi masalah besar untuk keluarga besar mereka. Tambah beruntung lagi, karena rupanya Yigit juga bukan tipe keponakan yang seperti kacang lupa pada kulitnya. Segala kebutuhan dan keperluan bibi dan anak-anaknya menjadi tanggungan dari Yigit. Bahkan sang bibi juga kecipratan saham kepemilikan Kozan Otomotive, diih, Ny Aytul... Kurang baik apa Yigit kepada bibi dan sepupu-sepupunya?! Berasa tak harus bekerja apa-apa, tapi segala-galanya telah tersedia ya... Ibarat kata, jadi orang kaya itu tidak enak, tapi jadi anak atau kerabatnya orang kaya itu jauh lebih enak, wkwkwkwkkk... Sekuat tenaga Yigit bekerja, memeras keringat demi kejayaan Kozan Otomotive, sementara Ny Aytul dan anak-anaknya, ngapain coba??!

Oleh karena tidak merasakan betapa beratnya mencari uang demi sesuap nasi dan segenggam berlian itu tadi lhooh, maka kemudian kebanyakan orang yang tidak mengerti bagaimana susahnya mencari penghidupan, merasa tidak akan pernah cukup alias kemaruk atau juga serakah. Makanya ketika dulu Iclal merengek untuk minta dinikahkan dengan Yigit, alih-alih berusaha memberi pengertian kepada sang anak, Ny Aytul lebih memilih untuk menuruti keinginan Iclal. Hahha... Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui, sekaliyan merekatkan persaudaran, tambah juga pundi-pundi kekayaan. Ceileeeee... Merekatkan pesaudaraan, preett ahhh... Saya lebih suka dengan istilah yang digunakan oleh Nazan yang ketika itu dengan nyinyirnya mengatai Ny Aytul sebagai seorang yang tidak rela kl kekayaan sang keponakan akan jatuh ke pihak luar. Makanya dia mendukung penuh Iclal menikah dengan Yigit, meskipun Ny Aytul juga tahu kl Yigit tidak pernah mencintai Iclal. Tapi apalah arti harga diri jika uang sudah begitu membayangi mata dan pikiran. Tak perlu lagi juga meratap karena tak tega melihat anak yang begitu memohon perhatian dan cinta dari seorang laki-laki.. Lha wonk emaknya sendiri sudah tidak ada niat untuk mendidik yang lebih baik demi masa depan anak-anaknya sendiri. Pokoknya kl uang sudah berbicara, berasa Tuhan saja tidak ada harganya. Celakalah engkau kemudian, Ny Aytul...

Di kemudian hari, ketika rumah tangga yang dijalani oleh sang anak dengan keponakan tidak pernah berjalan baik, Ny Aytul bisa apa?? Toh, Yigit memang dari awal tidak pernah menjanjikan cinta yang muluk-muluk untuk Iclal, selain hanya menuruti bujukan sang bibi untuk menikahi anak perempuannya. Bahkan saking kemarin dulu sudah sedemikian tertutup harta dan keserakahan, Ny Aytul sampai lalai untuk mendidik Iclal menjadi seorang perempuan yang mandiri dan elegan, hahha... Diih, kl saya jadi Ny Aytul, melihat Iclal yang selalu terabaikan oleh Yigit, malu setengah mati!!! Tapi ya itu tadi, lagi-lagi kl mau menoleh ke belakang dan introspeksi diri, tak usahlah mencari sasaran untuk disalah-salahkan, semua balik lagi, siapa yang menebar angin, dia yang akan menuai badai. Sudah tahu dari awal kl Yigit tidak menghendaki pernikahan dengan Iclal, kenapa dipaksakan?? Kecuali, kl memang dari awal Yigit ada perasaan juga kepada Iclal, kemudian di tengah jalan, Yigit berkhianat... Ny Aytul berhak untuk marah... Tapi kl kasus Yigit dan Iclal, berasa karena nila setitik, rusak susu sepayudara deh, wkwkwkwkkk... Bahkan Yigit sampai sekarang dipaksa untuk menanggung beban  tanggung jawab yang di luar kehendaknya selain isu hutang budi, hihihiii...

Ketika beranjak sang keponakan mulai move on dengan perempuan lain, pun berasa bagi Ny Aytul itu sebagai sebuah pengkhianatan, alih-alih merasa sadar dengan kesalahan terdahulu. Bahkan Ny Aytul semakin tak henti mengintimidasi Yigit karena Iclal yang terbaring koma selama tiga tahun. Ny Aytul menggunakan musibah yang menimpa anaknya tersebut untuk seamkin mengikat Yigit dan membayanginya dengan sebuah kisah tanggung jawab yang tak berkesudahan. Kau pikir yang menderita anakmu saja, Nyonya? Bukankan semua perbuatan itu akan ada balasannya?? Ketika dulu kau begitu rupa membujuk dan memerdayai keponakanmu untuk menikahi anak perempuanmu, sudahkan kau terpikir kl suatu saat kemudian, meski itu hanya sekelumitan saja, Tuhan pasti tidak akan lupa dengan kelicikanmu??! Ketika akhirnya Yigit benar-benar ganti untuk memerdayaimu, terasa begitu menyakitkan kan, Ny Aytul?! Yigit saat itu hanya berusaha untuk jujur dengan dirinya sendiri, berdamai dengan hatinya sendiri, bahwa dia tak seharusnya terus-menerus terkungkung dalam dosa tanggung jawab yang melebihi porsinya. Jadi jangan buru-buru menuduh Yigit menelikung Iclal atau dirimu, Nyonya... Siapa yang mengajari siapa?? Maka ajarilah yang muda-muda dengan yang baik-baik saja.

Orang yang tidak kunjung dewasa dengan permasalahan dan konflik yang silih-berganti terjadi, itulah orang dengan kemalangan yang luar biasa. Dan itulah yang terjadi dengan Ny Aytul, hahha.. Mana sempat untuk mengaku dan introspeksi, yang ada hanya balas dendam dan balas sakit hati. Tak cukup hanya Yigit sebagai sasaran pelampiasan, Nur yang dianggap sebagai perempuan perebut Yigit dari Iclal, tak kalah sengit ketika menghadapi kebencian Ny Aytul. Segala cara dilakukan oleh Ny Aytul untuk menyingkirkan Nur dari rumah perkebunan Kozan. Pun seringkali dia jadi sasaran kemarahan Yigit karena berbuat keterlaluan kepada Nur, mana Ny Aytul tahu kapok, wkwkwkwkkk... Makin Yigit membela dan melindungi Nur, makin kejam Ny Aytul memperlakukan Nur.  Bahkan serangkaian usaha persekongkolan dan konspirasi harus dilakukan oleh Ny Aytul demi supaya Nur kehilangan posisinya sebagai Ny Yigit Kozan. Ny Aytul bahkan memanfaatkan Nazan dan Tayyar sebagai bagian dari usahanya untuk menyingkirkan istri keponakannya. Pada akhirnya Ny Aytul ketahuan belangnya, bahkan Cahit yang sebenarnya tahu apa-apa, ikut kebagian murkanya Yigit.

Yigit memang tak pernah akan lupa jasa dan hutang budi, pun ketika Ny Aytul melakukan hal-hal yang keterlaluan kepada Nur. Yigit memilih untuk ‘menghukum’ sang bibi dengan caranya sendiri, daripada sekadar mengusirnya dari rumah perkebunan Kozan. Tak perlu juga dengan kekerasan dan luapan emosi seperti halnya selama ini yang kita akrabi dari seorang Yigit Kozan. Sang keponakan cukup dengan kata-kata yang tegas dan menohok terbukti mampu membuat bibinya tertimpa malu dan jatuh harga diri yang tiada terhingga. Ny Aytul sang ibu suri rumah perkebunan Kozan, seperti halnya sedang dihabisi oleh putra mahkota kerajaan Kozan, hahahaaa... Dandanan maskaramu, Nyonya kala ituuuuu... Hadddeh, sungguh mengenaskan!!!  Berharap kau tidak akan berani berulah yang macam-macam lagi kepada Nur, karena posisi sebagai neneknya Mert harusnya selalu jadi catatan dan perhatianmu. Nenek-nenek koq masih kemaruk dosa!!! Wwweew...

Namun, inilah dunia yang sudah tanpa basi-basi dan tak tahu lagi artinya MALU. Sekiranya sebelumnya sudah begitu tak berdaya di hadapan sang keponakan, tapi lain hari, ya lain lagi ceritanya. Balik lagi ke sikap dan tabiat asal, Ny Aytul yang sebenarnya lebih membutuhkan siraman rohani, berani untuk berteriak-teriak tentang ADIL di hadapan Yigit yang kala itu di kantornya dia usai menerima teror dan ancaman berupa bingkisan tiga buah peluru. Hahha... Ech, Nyonya, kl Yigit mau saat itu, lebih baik satu dari tiga peluru itu ditembakkan ke dirimu saja, supaya kau berhenti ‘khotbah ompong’ di hadapan Yigit. Enak saja bicara tentang adil dan tidak adil perkara Cahit yang terusir dari rumah, sementara yang bicara tentang keadilan adalah ‘sang dalang’ kejahatan, haha.. Lucu ih lucu... Jangan heran jika akhirnya Yigit semakin meradang dengan pernyataan dari bibinya. “Adil, adil.. Lalu bagaimana dengan istriku?”

Ny Aytul memang sudah terlampau picik dengan tingginya harga diri yang dimiliki, maka ketika dia berbuat kesalahan, sulit untuk melakukan introspeksi. Aku, aku, dan semuanya terpusat di aku... Maka ketika dia berhadapan dengan Nur yang pintar dan berani, Ny Aytul akan semakin merasa terancam dengan harga dirinya. Bahkan mungkin, daripada seorang Iclal yang manja, justru Ny Aytul  yang lebih sepadan untuk menghadapi Nur. Semakin Ny Aytul terancam dengan kehadiran Nur, justru semakin dia mengakui akan kehebatan Nur sebagai istri dari keponakannya. Pilihan hati itu InsyaAlloh lebih paten, Nyonya Aytul... Beda lagi dengan pilihan berdasarkan rayuan dan bujukan yang di belakangnya banyak ‘embel-embel’. Tuhan terlalu malas dengan hambaNYA yang kemaruk dan serakah. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.





18.53.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_87 Edisi ‘Selasa Sendu’... Halo, AVers... Remahan kembali hadir di awal pekan, minggu pertama   bulan Mei 2016. Temanya kali ini boleh saja sendu, tapi untuk semangat dan harapannya harus jauh-jauh dari kata sendu yaaa... Yuhuuuuu... Segera saja kita mulai  flashback untuk hari ini... Ayo menuju ke episode tujuh Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) season yang pertama. Mari kita bicara lagi untuk yang kesekian kalinya tentang Ny Aytul dan sang keponakan tercinta, Yigit Kozan. Sang keponakan yang tak henti jadi bahan permainan bagi sang bibi, hhhuuuffttt... Entah karena takut atau hormat yang kebablasan, berulang kali Yigit merasa dikecewakan dan dirugikan oleh Ny Aytul, selalu ujung-ujungnya seperti halnya tak ada taji untuk menghadapi. Merasa berhutang budi, akibatnya sampai kehidupan Yigit dan saudara-saudaranya berasa seperti digadaikan demi untuk memenuhi pelunasan hutang budi, wkwkwkwkwkkk... Saking merasa ‘berhutangnya’, bahkan ketika sang bibi memutuskan untuk mengatur perjodohan yang tak dikehendakinya, Yigit terpaksa untuk menyanggupi. Pada akhirnya jadi berantakan dan menimbulkan kesakitan yang tidak ada henti, ya itu soal lain lagi. Hahha... Yigit Kozan dan Ny Aytul, inilah usaha pelunasan hutang budi yang absurd, menyakitkan, sekaligus menggelikan. Sakit, sakit, dan sakit kemudian... Itulah resiko dari sebuah ketidaktegasan. Hutang budi selalu akan jadi hutang yang dibawa sampai mati, bukan juga sebagai suatu ‘jaminan’ untuk dapat memperlakukan orang seenak-enaknya sendiri.

Seandainya Yigit tahu kl pada akhirnya dia harus banyak menemui kesulitan hidup karena ulah sang bibi, mungkin lebih baik dia dan saudara-saudaranya dulu hidup menggelandang, daripada dipaksa untuk kemudian menanggung hutang budi karena telah dirawat dan dibesarkan oleh Ny Aytul. Bukan masalah hutang budinya, tapi lebih ke dikte dan tekanan dari sang bibi yang kemudian justru membuat Yigit merasa terkekang dan terbebani. Lagi-lagi kl merasa ‘kalah umur’, perasaan takut kualat, tidak bisa tidak selalu menghantui. Yang merasa ‘menang umur’ juga seperti tidak bisa menempatkan diri, mentang-mentang menang jumlah angka dan pengalaman, hahha.. Berasa berhak segala-galanya, sok paling mengatur, dan keblingerrr... Ny Aytul yang terhormat... Menjadi orang tua untuk anak-anaknya sendiri saja terlihat kedodoran, apalagi mesti harus dititipi mengasuh beberapa keponakan, jadi deh kompak kacau di segala sisi.

Saya jadi penasaran juga akhirnya dengan sebuah pertanyaan... Andai Yigit tidak sukses dan biasa saja, apakan Ny Aytul juga akan tetap menuruti keinginan Iclal  yang sudah setengah gila ngebet jatuh cinta kepada sepupunya sendiri dan minta untuk dinikahkan dengan Yigit? Hahahaaa... Ny Aytul yang sungguh beruntung... Ech, giliran ketitipan keponakan, ternyata sang keponakan menemui garis nasib kehidupan yang begitu membahagiakan. Yigit yang pekerja keras, tenyata sukses meniti karier dan kekuasaannya. Uang dan kemewahan tak lagi jadi masalah besar untuk keluarga besar mereka. Tambah beruntung lagi, karena rupanya Yigit juga bukan tipe keponakan yang seperti kacang lupa pada kulitnya. Segala kebutuhan dan keperluan bibi dan anak-anaknya menjadi tanggungan dari Yigit. Bahkan sang bibi juga kecipratan saham kepemilikan Kozan Otomotive, diih, Ny Aytul... Kurang baik apa Yigit kepada bibi dan sepupu-sepupunya?! Berasa tak harus bekerja apa-apa, tapi segala-galanya telah tersedia ya... Ibarat kata, jadi orang kaya itu tidak enak, tapi jadi anak atau kerabatnya orang kaya itu jauh lebih enak, wkwkwkwkkk... Sekuat tenaga Yigit bekerja, memeras keringat demi kejayaan Kozan Otomotive, sementara Ny Aytul dan anak-anaknya, ngapain coba??!

Oleh karena tidak merasakan betapa beratnya mencari uang demi sesuap nasi dan segenggam berlian itu tadi lhooh, maka kemudian kebanyakan orang yang tidak mengerti bagaimana susahnya mencari penghidupan, merasa tidak akan pernah cukup alias kemaruk atau juga serakah. Makanya ketika dulu Iclal merengek untuk minta dinikahkan dengan Yigit, alih-alih berusaha memberi pengertian kepada sang anak, Ny Aytul lebih memilih untuk menuruti keinginan Iclal. Hahha... Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui, sekaliyan merekatkan persaudaran, tambah juga pundi-pundi kekayaan. Ceileeeee... Merekatkan pesaudaraan, preett ahhh... Saya lebih suka dengan istilah yang digunakan oleh Nazan yang ketika itu dengan nyinyirnya mengatai Ny Aytul sebagai seorang yang tidak rela kl kekayaan sang keponakan akan jatuh ke pihak luar. Makanya dia mendukung penuh Iclal menikah dengan Yigit, meskipun Ny Aytul juga tahu kl Yigit tidak pernah mencintai Iclal. Tapi apalah arti harga diri jika uang sudah begitu membayangi mata dan pikiran. Tak perlu lagi juga meratap karena tak tega melihat anak yang begitu memohon perhatian dan cinta dari seorang laki-laki.. Lha wonk emaknya sendiri sudah tidak ada niat untuk mendidik yang lebih baik demi masa depan anak-anaknya sendiri. Pokoknya kl uang sudah berbicara, berasa Tuhan saja tidak ada harganya. Celakalah engkau kemudian, Ny Aytul...

Di kemudian hari, ketika rumah tangga yang dijalani oleh sang anak dengan keponakan tidak pernah berjalan baik, Ny Aytul bisa apa?? Toh, Yigit memang dari awal tidak pernah menjanjikan cinta yang muluk-muluk untuk Iclal, selain hanya menuruti bujukan sang bibi untuk menikahi anak perempuannya. Bahkan saking kemarin dulu sudah sedemikian tertutup harta dan keserakahan, Ny Aytul sampai lalai untuk mendidik Iclal menjadi seorang perempuan yang mandiri dan elegan, hahha... Diih, kl saya jadi Ny Aytul, melihat Iclal yang selalu terabaikan oleh Yigit, malu setengah mati!!! Tapi ya itu tadi, lagi-lagi kl mau menoleh ke belakang dan introspeksi diri, tak usahlah mencari sasaran untuk disalah-salahkan, semua balik lagi, siapa yang menebar angin, dia yang akan menuai badai. Sudah tahu dari awal kl Yigit tidak menghendaki pernikahan dengan Iclal, kenapa dipaksakan?? Kecuali, kl memang dari awal Yigit ada perasaan juga kepada Iclal, kemudian di tengah jalan, Yigit berkhianat... Ny Aytul berhak untuk marah... Tapi kl kasus Yigit dan Iclal, berasa karena nila setitik, rusak susu sepayudara deh, wkwkwkwkkk... Bahkan Yigit sampai sekarang dipaksa untuk menanggung beban  tanggung jawab yang di luar kehendaknya selain isu hutang budi, hihihiii...

Ketika beranjak sang keponakan mulai move on dengan perempuan lain, pun berasa bagi Ny Aytul itu sebagai sebuah pengkhianatan, alih-alih merasa sadar dengan kesalahan terdahulu. Bahkan Ny Aytul semakin tak henti mengintimidasi Yigit karena Iclal yang terbaring koma selama tiga tahun. Ny Aytul menggunakan musibah yang menimpa anaknya tersebut untuk seamkin mengikat Yigit dan membayanginya dengan sebuah kisah tanggung jawab yang tak berkesudahan. Kau pikir yang menderita anakmu saja, Nyonya? Bukankan semua perbuatan itu akan ada balasannya?? Ketika dulu kau begitu rupa membujuk dan memerdayai keponakanmu untuk menikahi anak perempuanmu, sudahkan kau terpikir kl suatu saat kemudian, meski itu hanya sekelumitan saja, Tuhan pasti tidak akan lupa dengan kelicikanmu??! Ketika akhirnya Yigit benar-benar ganti untuk memerdayaimu, terasa begitu menyakitkan kan, Ny Aytul?! Yigit saat itu hanya berusaha untuk jujur dengan dirinya sendiri, berdamai dengan hatinya sendiri, bahwa dia tak seharusnya terus-menerus terkungkung dalam dosa tanggung jawab yang melebihi porsinya. Jadi jangan buru-buru menuduh Yigit menelikung Iclal atau dirimu, Nyonya... Siapa yang mengajari siapa?? Maka ajarilah yang muda-muda dengan yang baik-baik saja.

Orang yang tidak kunjung dewasa dengan permasalahan dan konflik yang silih-berganti terjadi, itulah orang dengan kemalangan yang luar biasa. Dan itulah yang terjadi dengan Ny Aytul, hahha.. Mana sempat untuk mengaku dan introspeksi, yang ada hanya balas dendam dan balas sakit hati. Tak cukup hanya Yigit sebagai sasaran pelampiasan, Nur yang dianggap sebagai perempuan perebut Yigit dari Iclal, tak kalah sengit ketika menghadapi kebencian Ny Aytul. Segala cara dilakukan oleh Ny Aytul untuk menyingkirkan Nur dari rumah perkebunan Kozan. Pun seringkali dia jadi sasaran kemarahan Yigit karena berbuat keterlaluan kepada Nur, mana Ny Aytul tahu kapok, wkwkwkwkkk... Makin Yigit membela dan melindungi Nur, makin kejam Ny Aytul memperlakukan Nur.  Bahkan serangkaian usaha persekongkolan dan konspirasi harus dilakukan oleh Ny Aytul demi supaya Nur kehilangan posisinya sebagai Ny Yigit Kozan. Ny Aytul bahkan memanfaatkan Nazan dan Tayyar sebagai bagian dari usahanya untuk menyingkirkan istri keponakannya. Pada akhirnya Ny Aytul ketahuan belangnya, bahkan Cahit yang sebenarnya tahu apa-apa, ikut kebagian murkanya Yigit.

Yigit memang tak pernah akan lupa jasa dan hutang budi, pun ketika Ny Aytul melakukan hal-hal yang keterlaluan kepada Nur. Yigit memilih untuk ‘menghukum’ sang bibi dengan caranya sendiri, daripada sekadar mengusirnya dari rumah perkebunan Kozan. Tak perlu juga dengan kekerasan dan luapan emosi seperti halnya selama ini yang kita akrabi dari seorang Yigit Kozan. Sang keponakan cukup dengan kata-kata yang tegas dan menohok terbukti mampu membuat bibinya tertimpa malu dan jatuh harga diri yang tiada terhingga. Ny Aytul sang ibu suri rumah perkebunan Kozan, seperti halnya sedang dihabisi oleh putra mahkota kerajaan Kozan, hahahaaa... Dandanan maskaramu, Nyonya kala ituuuuu... Hadddeh, sungguh mengenaskan!!!  Berharap kau tidak akan berani berulah yang macam-macam lagi kepada Nur, karena posisi sebagai neneknya Mert harusnya selalu jadi catatan dan perhatianmu. Nenek-nenek koq masih kemaruk dosa!!! Wwweew...

Namun, inilah dunia yang sudah tanpa basi-basi dan tak tahu lagi artinya MALU. Sekiranya sebelumnya sudah begitu tak berdaya di hadapan sang keponakan, tapi lain hari, ya lain lagi ceritanya. Balik lagi ke sikap dan tabiat asal, Ny Aytul yang sebenarnya lebih membutuhkan siraman rohani, berani untuk berteriak-teriak tentang ADIL di hadapan Yigit yang kala itu di kantornya dia usai menerima teror dan ancaman berupa bingkisan tiga buah peluru. Hahha... Ech, Nyonya, kl Yigit mau saat itu, lebih baik satu dari tiga peluru itu ditembakkan ke dirimu saja, supaya kau berhenti ‘khotbah ompong’ di hadapan Yigit. Enak saja bicara tentang adil dan tidak adil perkara Cahit yang terusir dari rumah, sementara yang bicara tentang keadilan adalah ‘sang dalang’ kejahatan, haha.. Lucu ih lucu... Jangan heran jika akhirnya Yigit semakin meradang dengan pernyataan dari bibinya. “Adil, adil.. Lalu bagaimana dengan istriku?”

Ny Aytul memang sudah terlampau picik dengan tingginya harga diri yang dimiliki, maka ketika dia berbuat kesalahan, sulit untuk melakukan introspeksi. Aku, aku, dan semuanya terpusat di aku... Maka ketika dia berhadapan dengan Nur yang pintar dan berani, Ny Aytul akan semakin merasa terancam dengan harga dirinya. Bahkan mungkin, daripada seorang Iclal yang manja, justru Ny Aytul  yang lebih sepadan untuk menghadapi Nur. Semakin Ny Aytul terancam dengan kehadiran Nur, justru semakin dia mengakui akan kehebatan Nur sebagai istri dari keponakannya. Pilihan hati itu InsyaAlloh lebih paten, Nyonya Aytul... Beda lagi dengan pilihan berdasarkan rayuan dan bujukan yang di belakangnya banyak ‘embel-embel’. Tuhan terlalu malas dengan hambaNYA yang kemaruk dan serakah. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.





Senin, 02 Mei 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_86 Awal pekan lagiiiiiii... Aprilnya pun sekarang sudah berganti dengan Mei. Semangat awal pekan, semangat awal bulan... Tepat di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016, edisi remahan hadir kembali setelah jeda tiga hari di akhir pekan. Yuk, flashback ‘Senin Sisi Lain’... Kali ini giliran cerita yang ada di episode 16 (enam belas) serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia), yang akan saya remah, hehhe.. Cerita yang sekilas tampak sebagai suatu pembalasan dendam, tapi sebenarnya tanpa bermaksud mengecilkan peranan pasangannya, cerita balas dendam itu hanya sebagai bagian dari cara untuk lebih menegaskan bahwa yang bersangkutan pun punya harga diri yang tak bisa hanya terus disepelekan. Hhhuufffttt... Atas nama cinta, Nur pun akhirnya beroleh kesempatan yang tepat untuk sekadar membuktikan omongannya di hadapan Yigit. Tak bermaksud untuk menantang badai,  memperkeruh sikon saat itu, atau juga melawan kehendak sang suami, Nur hanya ingin suaminya berhenti membuat persepsi dan asumsinya sendiri tentang apa yang dilakukan dan dialami oleh sang istri. Nur ingin dia sebagai istri diberi kesempatan untuk bicara, menjelaskan segala apa yang terjadi, dan apa sebenarnya yang menjadi keinginan di hati. Tidak juga ingin menuntut yang di luar haknya, Nur hanya ingin Yigit melihatnya dengan sungguh-sungguh, bukannya sibuk membalikkan badan, bersikap over defensif, dan menang sendiri. Bukankan rumah tangga itu ‘saling’?? Daripada hanya sibuk menyalahkan yang lain, bukankan akan lebih bijak dengan berkaca kepada diri sendiri, kira-kira sudah cukup baikkah saya untuk dia..? Atau juga sebaliknya, hal buruk apakah yang sebenarnya telah kulakukan kepadanya..? Mari kita bicara tentang sisi lain dari yang terlihat sekilas sebagai sebuah ‘balas dendam’... Kl pun jadinya memang sebuah ‘balas dendam’ yang sebenarnya, harusnya Yigit dapat menarik kesimpulan ke belakang, ada apa di balik Nur yang semakin terlihat pembangkang dan melawan kepadanya...

Yigit dan pemikirannya yang kala itu tidak menjadi semakin baik dari hari ke harinya, justru terlihat seperti makin terkungkung dalam egoismenya sendiri. Sekali lagi hanya karena skandal papan baliho, justru peristiwa itulah yang sepertinya membukakan mata kepada semua, bahwa Yigit Kozan punya sisi kekanak-kanakkan yang luar biasa sulit untuk dipahami, wkwkwkwkkk... Masalah kesalahpahaman dan kekecewaan yang harusnya bisa cepat terurai, menjadi semakin panjang dan bertele-tele hanya karena urusan sakit hati yang dibuat lebay-berlebay-lebayyy dan termehek-mehek. Berhadapan dengan istrinya sendiri, tak jua mengurangi tensi kemarahan Yigit Kozan. Kemarahan yang justru akhirnya malah seperti membuat luka baru di antara Yigit dan Nur. Sang istri yang dianggap melakukan keteledoran, dipaksa untuk menikmati ‘hukuman’ yang lebih dari porsinya. Dipikirnya istrinya adalah seorang pesakitan hingga akhirnya Yigit setelahnya berbalik memusuhi yang tiada henti. Alih-alih diajak untuk saling berbicara, membicarakan duduk permasalahan, mencari jalan keluar agar semuanya bisa kembali berjalan normal, Yigit malah seolah-olah pamer kepada Nur tentang siapa sebenarnya Yigit Kozan dan hatinya yang konon katanya terbuat dari porselen..mudah pecah, mudah tergores, sulit kembali ke posisi yang sempurna, wkwkwkwkwkkk... Cieeeeee... Konon ceritanya, Yigit itu sebenarnya ingin menunjukkan ke Nur, bahwa dia adalah orang yang sedang terluka hatinya. Hahha... Yigit pikir, dia saja yang punya hati, dia saja yang berhak untuk sakit hati, sementara istrinya??

Mentang-mentang sedang sakit hati, untuk segala pembicaraan dan permintaan maaf dari sang istri tidak berlaku, hahha... Yang sakit hati, ceileeeee... Sebenarnya sedang pamer kelemahan, malu yang tak terhingga, atau ingin unjuk kuasa di depan istri sieee yaaaaa??! Hadddeh, Yigit... Baru segitu doank sakit hatinya, lihatlah Nur yang setiap hari kau suguhkan ‘drama perikemanusiaan konyol’  bersama Iclal... Belum lagi dengan istrimu yang harus`menghadapi iri dengki bibimu atau juga nyinyir usilnya Nazan... Di antara sakit hatinya yang bertumpuk-tumpuk karena mencintaimu, Nur tetap bisa kau ajak untuk bicara dan kau mintai maaf serta pengertiannya kan?? Yigit oh Yigit, sekarang tiba giliranmu untuk memberi kebijaksanaan dan menjadi pendengar yang baik untuk Nur, kenapa kau mendadak jadi suami yang paling menderita sedunia?!! Seperti istrimu melakukan kesalahan yang termaafkan saja, padahal Nur kan tidak sedang membagi hatinya untuk laki-laki lainnya, wkwkwkwkkk...

Yigit Kozan... Berharap dengan semakin sengitnya perlawanan kepada sang istri, maka akan semakin besar juga simpati dan empati kepadanya... Lhaah..halllah... Makin kencang menertawakannya malah iya... Gedheggg-gedheggg geliiii gimana gitu, wkwkwkwkwkkk... Duh, suaminya Nur kala itu... Kekanak-kanakkannya seperti tidak ada yang menandingi, bahkan Mert pun terlihat jauh lebih dewasa untuk memperlakukan Nur. Mert bahkan tahu caranya untuk berterima kasih setelah sang ibu tiri sampai terjatuh dari atas pohon karena ingin menolongnya supaya tidak terjadi musibah yang lebih fatal lagi untuk Mert. Bahkan sampai pada akhirnya justru Nur yang menerima efek paling fatal karena ternyata dia juga harus mengalami keguguran, Yigit tahu apa tentang itu semua?? Tahunya Yigit ya hanya marah-marah dan marah-marah lagi. Pokoknya kl hati sudah terlebih dahulu dikuasai oleh ego dan pikiran negatif, maka yang keluar kemudian juga jauh dari kesan yang positif. Maka akhirnya Yigit justru timbul pikiran kl Nur melakukan balas dendam kepadanya karena tidak memberitahukan kehamilannya kepada Yigit. Owalllah... Drama yang semakin drama... Andai dari awal Yigit  tidak terlalu sibuk dengan sakit hatinya sendiri, andai Yigit tidak terlalu bertele-tele menyelesaikan masalah kesalahpahaman, dan andai Nur kala itu juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan, hhhuuuffttt...

Apa yang kau pikirkan, maka itulah yang akan terjadi kemudian. Ketika Yigit dengan teganya secara sepihak menuduh Nur balas dendam atas sakit hatinya kepada Yigit karena musibah keguguran yang baru dialaminya, maka sejurus kemudian apa yang dituduhkan oleh Yigit justru menjadi semacam inspirasi untuk sang istri unjuk gigi. Makanya to makanya... Berpikir yang baik-baik, berprasangka yang baik-baik, karena itu seperti halnya doa. Ahh, mana Yigit terpikir untuk berdoa, hahha... Karena hati yang sedang terbakar ego serta emosi, maka daripada berdoa, ya lebih enak mengutuki istri, wweew... Nur yang hanya butuh tempat untuk dia bersandar setelah musibah keguguran, bahkan suaminya sendiri pun tak sudi untuk menjadi sandarannya. Lalu dia harus`bersandar ke siapa, berkeluh kesah kemana lagi, kl suaminya saja terlihat ‘horor’ seperti kala itu?? Apakah Nur harus bersandar dan berkeluh-kesah kepada Firat saja yang tampaknya jauh lebih mengerti dan bisa merasakan kesedihan dan terpukulnya Nur usai peristiwa keguguran?! Hati-hati lhoooh, Yigit.. Kl Nur sudah bersandar dan berkeluh-kesahnya kepada Firat, xixixiii... Sepupumu yang licik dan tampan itu tahu betul bagaimana caranya untuk membuat Nur semakin melukai harga dirimu. Hahha..

Setidak-tidaknya Firat cerdik bagaimana dia harus`menggunakan otak dan hatinya untuk membantu Nur ‘balas dendam’ kepada suami secara ‘cantik’, tapi juga sekaligus menohok. Nur yang sebenarnya juga jauh dari niatan untuk balas dendam dan menyakiti hati suaminya, lama-lama juga seperti halnya menyimpan misinya sendiri di balik dia menerima tawaran Firat untuk menjadi model dan brand ambassador di produk mobil terbaru keluaran Kozan Otomotive. Jangan salahkan istrimu atau juga Firat jika akhirnya yang jelita dan selalu sukses mencuri hati sang bos Kozan Otomotive justru jadi bintang utama mengalahkan ‘pencerahan Jerman’ yang sudah digadang-gadang Yigit jadi wacana rekonsiliasi dirinya dengan sang istri. Hahha.. Telattt!!! Kejauhan mikir pencerahannya, akibatnya malah seperti ditampar oleh istri dan sepupu sendiri, xixixiii... Duh, yang masih kecolongan skandal papan baliho, berasa makin kecolongan lagi deh karena sang istri ternyata seperti tidak ada kapoknya memamerkan jelitanya di hadapan khalayak.. Diih,

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Nur ketika malam dia tampil sebagai model brand ambassador di acara gala peluncuran produk mobil terbaru perusahaan sang suami dapat sekaligus sebagai bahan sentilan untuk Yigit yang terus bertahan di antara keras kepala dan menang sendirinya. Oleh karenanya, Nur seperti balik menyentil dan menyindir sang suami dengan tantangan keras kepala juga. Diawali dengan skandal baliho, kini makin memuncak juga lagi-lagi karena sang istri yang di pikirannya Yigit, Nur memang berniat untuk show off ke publik. Padahal duduk permasalahan di balik skandal baliho juga sudah jelas, kemudian di tengah perjalanan, Tuhan juga sudah memberi teguran dengan musibah keguguran, sampai akhirnya Nur seperti merasa sudah terlalu gerah dan juga lelah dengan ulah sang suami, Yigit seakan-akan terus bertahan denagn pendiriannya sendiri. Bertahan denagn pendirian bahwa sang istri semakin susah diatur dan tidak mendengarkan suaminya. Eeeeaallllah...

Mata adalah jendela hati, maka ketika hati sudah sedemikian dikuasai emosi, bahkan Yigit tidak bisa melihat dengan benar apa yang terjadi dengan sepasang mata indah Nur ketika malam sang istri begitu jelita di acara gala. Mata yang sepintas tampak menawarkan sebuah tantangan kepada sang suami, tapi coba lihatlah dengan lebih jelas dan nyata, bahwa mata Nur malam itu juga terlihat begitu berkaca-kaca. Raut muka yang hadir ketika malam itu juga bukan raut muka penuh kemenangan, karena merasa sukses mewujudkan jawaban tantangan kepada sang suami. Tapi lebih dari itu, raut muka yang ditampilkan Nur kala itu adalah raut muka yang kecewa dan menyedihkan. Seolah-olah berpadu dengan berkaca-kacanya sepasang mata hijau itu menyiratkan kl Nur malam itu sebenarnya jauh dari kata bersedia dan bahagia atas ulah yang dilakukannya di hadapan suaminya kala itu. Kl tidak karena ingin membuat suaminya lebih memandang dan menganggap dirinya, Nur juga tidak akan melakukan hal nekad tersebut. Nur bahkan sudah hapal dengan konsekuensi yang akan ia terima dari Yigit, tapi yang penting Nur sudah membuktikan omongannya untuk tidak dianggap remeh lagi di hadapan suami. Toh, suami dan kemarahannya, sudah ia terima juga sebagai salah satu konsekuensi mencintai Yigit Kozan.

Nur itu pintar dan dewasa. Dia tahu bagaimana harus memposisikan dirinya. Dia belajar tahu tempat dan waktu untuk sekadar membagi kapan sabar, pengertian, dan akhirnya bangkit untuk melancarkan tantangan dan serangan. Ketika saat itu dia beroleh kemarahan yang semakin menjadi-jadi dari Yigit karena kenekadannya menerima tawaran Firat dan dituntut oleh suaminya sendiri untuk harus meminta maaf, Nur tahu caranya untuk membela dirinya sekaligus membukakakn mata dan hati suaminya. Hhmmm... Ditekan, ditekan, dan terus ditekan, justru pada akhirnya bisa jadi kekuatan untuk bisa bangkit dan lebih tahan bantingan. Nur juga bukan tipe istri nranyak dan serba aji mumpung. Bahkan ketika potensi dan bakatnya menjadi model sudah tercium Firat, Nur saat itu tetap fokus pada tujuan utama, dia hanya ingin membuat suaminya lebih menghargai dirinya. Sesudah itu, balik lagi dia jadi Nur yang sehari-hari... Jadi Nur yang mengasuh dan mengasihi anak tirinya sendiri, seperti halnya cinta dan kasihnya kepada sang suami.

Melihat Nur yang keesokan harinya begitu telaten dan keibuan mengurus Mert,  setelah malam sebelumnya tampil jelita dan memukau di acara perusahaan sang suami, sungguh menjadi suatu pemandangan yang membanggakan. Andaikata Nur nantinya benar-benar menjadi model yang ternama, dia tentu tak akan lalai dengan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu. Terlihat lebih profesional kan daripada suaminya yang masih selalu keakanak-kanakkan?!! Wkwkwkwkkk... Bahkan di hadapan sang anak tiri, Nur bukan asal pasang tampang sebal ketika harus berhadapan dengan sang suami yang masih menyimpan kemarahan kepada dirinya. Beda lagi dengan Yigit, diih.. Pokoknya sakit hati yang sedang meraja, istri berasa nyamuk dan lalat yang mengganggu, yang hanya cukup dilirik sadis sambil-lalu. Ceileeee..Padahal sedang kangen banget tuh, tapi apa daya... Sang suami sedang sangat terluka harga diri, terlebih sang istri belum mau untuk meminta maaf.. Hahahaaa... Sabarrrrr, Nurrrrr!!!




Have a great Monday, AVers... Salam hangat.

18.07.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_86 Awal pekan lagiiiiiii... Aprilnya pun sekarang sudah berganti dengan Mei. Semangat awal pekan, semangat awal bulan... Tepat di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016, edisi remahan hadir kembali setelah jeda tiga hari di akhir pekan. Yuk, flashback ‘Senin Sisi Lain’... Kali ini giliran cerita yang ada di episode 16 (enam belas) serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia), yang akan saya remah, hehhe.. Cerita yang sekilas tampak sebagai suatu pembalasan dendam, tapi sebenarnya tanpa bermaksud mengecilkan peranan pasangannya, cerita balas dendam itu hanya sebagai bagian dari cara untuk lebih menegaskan bahwa yang bersangkutan pun punya harga diri yang tak bisa hanya terus disepelekan. Hhhuufffttt... Atas nama cinta, Nur pun akhirnya beroleh kesempatan yang tepat untuk sekadar membuktikan omongannya di hadapan Yigit. Tak bermaksud untuk menantang badai,  memperkeruh sikon saat itu, atau juga melawan kehendak sang suami, Nur hanya ingin suaminya berhenti membuat persepsi dan asumsinya sendiri tentang apa yang dilakukan dan dialami oleh sang istri. Nur ingin dia sebagai istri diberi kesempatan untuk bicara, menjelaskan segala apa yang terjadi, dan apa sebenarnya yang menjadi keinginan di hati. Tidak juga ingin menuntut yang di luar haknya, Nur hanya ingin Yigit melihatnya dengan sungguh-sungguh, bukannya sibuk membalikkan badan, bersikap over defensif, dan menang sendiri. Bukankan rumah tangga itu ‘saling’?? Daripada hanya sibuk menyalahkan yang lain, bukankan akan lebih bijak dengan berkaca kepada diri sendiri, kira-kira sudah cukup baikkah saya untuk dia..? Atau juga sebaliknya, hal buruk apakah yang sebenarnya telah kulakukan kepadanya..? Mari kita bicara tentang sisi lain dari yang terlihat sekilas sebagai sebuah ‘balas dendam’... Kl pun jadinya memang sebuah ‘balas dendam’ yang sebenarnya, harusnya Yigit dapat menarik kesimpulan ke belakang, ada apa di balik Nur yang semakin terlihat pembangkang dan melawan kepadanya...

Yigit dan pemikirannya yang kala itu tidak menjadi semakin baik dari hari ke harinya, justru terlihat seperti makin terkungkung dalam egoismenya sendiri. Sekali lagi hanya karena skandal papan baliho, justru peristiwa itulah yang sepertinya membukakan mata kepada semua, bahwa Yigit Kozan punya sisi kekanak-kanakkan yang luar biasa sulit untuk dipahami, wkwkwkwkkk... Masalah kesalahpahaman dan kekecewaan yang harusnya bisa cepat terurai, menjadi semakin panjang dan bertele-tele hanya karena urusan sakit hati yang dibuat lebay-berlebay-lebayyy dan termehek-mehek. Berhadapan dengan istrinya sendiri, tak jua mengurangi tensi kemarahan Yigit Kozan. Kemarahan yang justru akhirnya malah seperti membuat luka baru di antara Yigit dan Nur. Sang istri yang dianggap melakukan keteledoran, dipaksa untuk menikmati ‘hukuman’ yang lebih dari porsinya. Dipikirnya istrinya adalah seorang pesakitan hingga akhirnya Yigit setelahnya berbalik memusuhi yang tiada henti. Alih-alih diajak untuk saling berbicara, membicarakan duduk permasalahan, mencari jalan keluar agar semuanya bisa kembali berjalan normal, Yigit malah seolah-olah pamer kepada Nur tentang siapa sebenarnya Yigit Kozan dan hatinya yang konon katanya terbuat dari porselen..mudah pecah, mudah tergores, sulit kembali ke posisi yang sempurna, wkwkwkwkwkkk... Cieeeeee... Konon ceritanya, Yigit itu sebenarnya ingin menunjukkan ke Nur, bahwa dia adalah orang yang sedang terluka hatinya. Hahha... Yigit pikir, dia saja yang punya hati, dia saja yang berhak untuk sakit hati, sementara istrinya??

Mentang-mentang sedang sakit hati, untuk segala pembicaraan dan permintaan maaf dari sang istri tidak berlaku, hahha... Yang sakit hati, ceileeeee... Sebenarnya sedang pamer kelemahan, malu yang tak terhingga, atau ingin unjuk kuasa di depan istri sieee yaaaaa??! Hadddeh, Yigit... Baru segitu doank sakit hatinya, lihatlah Nur yang setiap hari kau suguhkan ‘drama perikemanusiaan konyol’  bersama Iclal... Belum lagi dengan istrimu yang harus`menghadapi iri dengki bibimu atau juga nyinyir usilnya Nazan... Di antara sakit hatinya yang bertumpuk-tumpuk karena mencintaimu, Nur tetap bisa kau ajak untuk bicara dan kau mintai maaf serta pengertiannya kan?? Yigit oh Yigit, sekarang tiba giliranmu untuk memberi kebijaksanaan dan menjadi pendengar yang baik untuk Nur, kenapa kau mendadak jadi suami yang paling menderita sedunia?!! Seperti istrimu melakukan kesalahan yang termaafkan saja, padahal Nur kan tidak sedang membagi hatinya untuk laki-laki lainnya, wkwkwkwkkk...

Yigit Kozan... Berharap dengan semakin sengitnya perlawanan kepada sang istri, maka akan semakin besar juga simpati dan empati kepadanya... Lhaah..halllah... Makin kencang menertawakannya malah iya... Gedheggg-gedheggg geliiii gimana gitu, wkwkwkwkwkkk... Duh, suaminya Nur kala itu... Kekanak-kanakkannya seperti tidak ada yang menandingi, bahkan Mert pun terlihat jauh lebih dewasa untuk memperlakukan Nur. Mert bahkan tahu caranya untuk berterima kasih setelah sang ibu tiri sampai terjatuh dari atas pohon karena ingin menolongnya supaya tidak terjadi musibah yang lebih fatal lagi untuk Mert. Bahkan sampai pada akhirnya justru Nur yang menerima efek paling fatal karena ternyata dia juga harus mengalami keguguran, Yigit tahu apa tentang itu semua?? Tahunya Yigit ya hanya marah-marah dan marah-marah lagi. Pokoknya kl hati sudah terlebih dahulu dikuasai oleh ego dan pikiran negatif, maka yang keluar kemudian juga jauh dari kesan yang positif. Maka akhirnya Yigit justru timbul pikiran kl Nur melakukan balas dendam kepadanya karena tidak memberitahukan kehamilannya kepada Yigit. Owalllah... Drama yang semakin drama... Andai dari awal Yigit  tidak terlalu sibuk dengan sakit hatinya sendiri, andai Yigit tidak terlalu bertele-tele menyelesaikan masalah kesalahpahaman, dan andai Nur kala itu juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan, hhhuuuffttt...

Apa yang kau pikirkan, maka itulah yang akan terjadi kemudian. Ketika Yigit dengan teganya secara sepihak menuduh Nur balas dendam atas sakit hatinya kepada Yigit karena musibah keguguran yang baru dialaminya, maka sejurus kemudian apa yang dituduhkan oleh Yigit justru menjadi semacam inspirasi untuk sang istri unjuk gigi. Makanya to makanya... Berpikir yang baik-baik, berprasangka yang baik-baik, karena itu seperti halnya doa. Ahh, mana Yigit terpikir untuk berdoa, hahha... Karena hati yang sedang terbakar ego serta emosi, maka daripada berdoa, ya lebih enak mengutuki istri, wweew... Nur yang hanya butuh tempat untuk dia bersandar setelah musibah keguguran, bahkan suaminya sendiri pun tak sudi untuk menjadi sandarannya. Lalu dia harus`bersandar ke siapa, berkeluh kesah kemana lagi, kl suaminya saja terlihat ‘horor’ seperti kala itu?? Apakah Nur harus bersandar dan berkeluh-kesah kepada Firat saja yang tampaknya jauh lebih mengerti dan bisa merasakan kesedihan dan terpukulnya Nur usai peristiwa keguguran?! Hati-hati lhoooh, Yigit.. Kl Nur sudah bersandar dan berkeluh-kesahnya kepada Firat, xixixiii... Sepupumu yang licik dan tampan itu tahu betul bagaimana caranya untuk membuat Nur semakin melukai harga dirimu. Hahha..

Setidak-tidaknya Firat cerdik bagaimana dia harus`menggunakan otak dan hatinya untuk membantu Nur ‘balas dendam’ kepada suami secara ‘cantik’, tapi juga sekaligus menohok. Nur yang sebenarnya juga jauh dari niatan untuk balas dendam dan menyakiti hati suaminya, lama-lama juga seperti halnya menyimpan misinya sendiri di balik dia menerima tawaran Firat untuk menjadi model dan brand ambassador di produk mobil terbaru keluaran Kozan Otomotive. Jangan salahkan istrimu atau juga Firat jika akhirnya yang jelita dan selalu sukses mencuri hati sang bos Kozan Otomotive justru jadi bintang utama mengalahkan ‘pencerahan Jerman’ yang sudah digadang-gadang Yigit jadi wacana rekonsiliasi dirinya dengan sang istri. Hahha.. Telattt!!! Kejauhan mikir pencerahannya, akibatnya malah seperti ditampar oleh istri dan sepupu sendiri, xixixiii... Duh, yang masih kecolongan skandal papan baliho, berasa makin kecolongan lagi deh karena sang istri ternyata seperti tidak ada kapoknya memamerkan jelitanya di hadapan khalayak.. Diih,

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Nur ketika malam dia tampil sebagai model brand ambassador di acara gala peluncuran produk mobil terbaru perusahaan sang suami dapat sekaligus sebagai bahan sentilan untuk Yigit yang terus bertahan di antara keras kepala dan menang sendirinya. Oleh karenanya, Nur seperti balik menyentil dan menyindir sang suami dengan tantangan keras kepala juga. Diawali dengan skandal baliho, kini makin memuncak juga lagi-lagi karena sang istri yang di pikirannya Yigit, Nur memang berniat untuk show off ke publik. Padahal duduk permasalahan di balik skandal baliho juga sudah jelas, kemudian di tengah perjalanan, Tuhan juga sudah memberi teguran dengan musibah keguguran, sampai akhirnya Nur seperti merasa sudah terlalu gerah dan juga lelah dengan ulah sang suami, Yigit seakan-akan terus bertahan denagn pendiriannya sendiri. Bertahan denagn pendirian bahwa sang istri semakin susah diatur dan tidak mendengarkan suaminya. Eeeeaallllah...

Mata adalah jendela hati, maka ketika hati sudah sedemikian dikuasai emosi, bahkan Yigit tidak bisa melihat dengan benar apa yang terjadi dengan sepasang mata indah Nur ketika malam sang istri begitu jelita di acara gala. Mata yang sepintas tampak menawarkan sebuah tantangan kepada sang suami, tapi coba lihatlah dengan lebih jelas dan nyata, bahwa mata Nur malam itu juga terlihat begitu berkaca-kaca. Raut muka yang hadir ketika malam itu juga bukan raut muka penuh kemenangan, karena merasa sukses mewujudkan jawaban tantangan kepada sang suami. Tapi lebih dari itu, raut muka yang ditampilkan Nur kala itu adalah raut muka yang kecewa dan menyedihkan. Seolah-olah berpadu dengan berkaca-kacanya sepasang mata hijau itu menyiratkan kl Nur malam itu sebenarnya jauh dari kata bersedia dan bahagia atas ulah yang dilakukannya di hadapan suaminya kala itu. Kl tidak karena ingin membuat suaminya lebih memandang dan menganggap dirinya, Nur juga tidak akan melakukan hal nekad tersebut. Nur bahkan sudah hapal dengan konsekuensi yang akan ia terima dari Yigit, tapi yang penting Nur sudah membuktikan omongannya untuk tidak dianggap remeh lagi di hadapan suami. Toh, suami dan kemarahannya, sudah ia terima juga sebagai salah satu konsekuensi mencintai Yigit Kozan.

Nur itu pintar dan dewasa. Dia tahu bagaimana harus memposisikan dirinya. Dia belajar tahu tempat dan waktu untuk sekadar membagi kapan sabar, pengertian, dan akhirnya bangkit untuk melancarkan tantangan dan serangan. Ketika saat itu dia beroleh kemarahan yang semakin menjadi-jadi dari Yigit karena kenekadannya menerima tawaran Firat dan dituntut oleh suaminya sendiri untuk harus meminta maaf, Nur tahu caranya untuk membela dirinya sekaligus membukakakn mata dan hati suaminya. Hhmmm... Ditekan, ditekan, dan terus ditekan, justru pada akhirnya bisa jadi kekuatan untuk bisa bangkit dan lebih tahan bantingan. Nur juga bukan tipe istri nranyak dan serba aji mumpung. Bahkan ketika potensi dan bakatnya menjadi model sudah tercium Firat, Nur saat itu tetap fokus pada tujuan utama, dia hanya ingin membuat suaminya lebih menghargai dirinya. Sesudah itu, balik lagi dia jadi Nur yang sehari-hari... Jadi Nur yang mengasuh dan mengasihi anak tirinya sendiri, seperti halnya cinta dan kasihnya kepada sang suami.

Melihat Nur yang keesokan harinya begitu telaten dan keibuan mengurus Mert,  setelah malam sebelumnya tampil jelita dan memukau di acara perusahaan sang suami, sungguh menjadi suatu pemandangan yang membanggakan. Andaikata Nur nantinya benar-benar menjadi model yang ternama, dia tentu tak akan lalai dengan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu. Terlihat lebih profesional kan daripada suaminya yang masih selalu keakanak-kanakkan?!! Wkwkwkwkkk... Bahkan di hadapan sang anak tiri, Nur bukan asal pasang tampang sebal ketika harus berhadapan dengan sang suami yang masih menyimpan kemarahan kepada dirinya. Beda lagi dengan Yigit, diih.. Pokoknya sakit hati yang sedang meraja, istri berasa nyamuk dan lalat yang mengganggu, yang hanya cukup dilirik sadis sambil-lalu. Ceileeee..Padahal sedang kangen banget tuh, tapi apa daya... Sang suami sedang sangat terluka harga diri, terlebih sang istri belum mau untuk meminta maaf.. Hahahaaa... Sabarrrrr, Nurrrrr!!!




Have a great Monday, AVers... Salam hangat.