\

Senin, 02 Mei 2016

Posted by Unknown on 18.07.00 No comments
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_86 Awal pekan lagiiiiiii... Aprilnya pun sekarang sudah berganti dengan Mei. Semangat awal pekan, semangat awal bulan... Tepat di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2016, edisi remahan hadir kembali setelah jeda tiga hari di akhir pekan. Yuk, flashback ‘Senin Sisi Lain’... Kali ini giliran cerita yang ada di episode 16 (enam belas) serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia), yang akan saya remah, hehhe.. Cerita yang sekilas tampak sebagai suatu pembalasan dendam, tapi sebenarnya tanpa bermaksud mengecilkan peranan pasangannya, cerita balas dendam itu hanya sebagai bagian dari cara untuk lebih menegaskan bahwa yang bersangkutan pun punya harga diri yang tak bisa hanya terus disepelekan. Hhhuufffttt... Atas nama cinta, Nur pun akhirnya beroleh kesempatan yang tepat untuk sekadar membuktikan omongannya di hadapan Yigit. Tak bermaksud untuk menantang badai,  memperkeruh sikon saat itu, atau juga melawan kehendak sang suami, Nur hanya ingin suaminya berhenti membuat persepsi dan asumsinya sendiri tentang apa yang dilakukan dan dialami oleh sang istri. Nur ingin dia sebagai istri diberi kesempatan untuk bicara, menjelaskan segala apa yang terjadi, dan apa sebenarnya yang menjadi keinginan di hati. Tidak juga ingin menuntut yang di luar haknya, Nur hanya ingin Yigit melihatnya dengan sungguh-sungguh, bukannya sibuk membalikkan badan, bersikap over defensif, dan menang sendiri. Bukankan rumah tangga itu ‘saling’?? Daripada hanya sibuk menyalahkan yang lain, bukankan akan lebih bijak dengan berkaca kepada diri sendiri, kira-kira sudah cukup baikkah saya untuk dia..? Atau juga sebaliknya, hal buruk apakah yang sebenarnya telah kulakukan kepadanya..? Mari kita bicara tentang sisi lain dari yang terlihat sekilas sebagai sebuah ‘balas dendam’... Kl pun jadinya memang sebuah ‘balas dendam’ yang sebenarnya, harusnya Yigit dapat menarik kesimpulan ke belakang, ada apa di balik Nur yang semakin terlihat pembangkang dan melawan kepadanya...

Yigit dan pemikirannya yang kala itu tidak menjadi semakin baik dari hari ke harinya, justru terlihat seperti makin terkungkung dalam egoismenya sendiri. Sekali lagi hanya karena skandal papan baliho, justru peristiwa itulah yang sepertinya membukakan mata kepada semua, bahwa Yigit Kozan punya sisi kekanak-kanakkan yang luar biasa sulit untuk dipahami, wkwkwkwkkk... Masalah kesalahpahaman dan kekecewaan yang harusnya bisa cepat terurai, menjadi semakin panjang dan bertele-tele hanya karena urusan sakit hati yang dibuat lebay-berlebay-lebayyy dan termehek-mehek. Berhadapan dengan istrinya sendiri, tak jua mengurangi tensi kemarahan Yigit Kozan. Kemarahan yang justru akhirnya malah seperti membuat luka baru di antara Yigit dan Nur. Sang istri yang dianggap melakukan keteledoran, dipaksa untuk menikmati ‘hukuman’ yang lebih dari porsinya. Dipikirnya istrinya adalah seorang pesakitan hingga akhirnya Yigit setelahnya berbalik memusuhi yang tiada henti. Alih-alih diajak untuk saling berbicara, membicarakan duduk permasalahan, mencari jalan keluar agar semuanya bisa kembali berjalan normal, Yigit malah seolah-olah pamer kepada Nur tentang siapa sebenarnya Yigit Kozan dan hatinya yang konon katanya terbuat dari porselen..mudah pecah, mudah tergores, sulit kembali ke posisi yang sempurna, wkwkwkwkwkkk... Cieeeeee... Konon ceritanya, Yigit itu sebenarnya ingin menunjukkan ke Nur, bahwa dia adalah orang yang sedang terluka hatinya. Hahha... Yigit pikir, dia saja yang punya hati, dia saja yang berhak untuk sakit hati, sementara istrinya??

Mentang-mentang sedang sakit hati, untuk segala pembicaraan dan permintaan maaf dari sang istri tidak berlaku, hahha... Yang sakit hati, ceileeeee... Sebenarnya sedang pamer kelemahan, malu yang tak terhingga, atau ingin unjuk kuasa di depan istri sieee yaaaaa??! Hadddeh, Yigit... Baru segitu doank sakit hatinya, lihatlah Nur yang setiap hari kau suguhkan ‘drama perikemanusiaan konyol’  bersama Iclal... Belum lagi dengan istrimu yang harus`menghadapi iri dengki bibimu atau juga nyinyir usilnya Nazan... Di antara sakit hatinya yang bertumpuk-tumpuk karena mencintaimu, Nur tetap bisa kau ajak untuk bicara dan kau mintai maaf serta pengertiannya kan?? Yigit oh Yigit, sekarang tiba giliranmu untuk memberi kebijaksanaan dan menjadi pendengar yang baik untuk Nur, kenapa kau mendadak jadi suami yang paling menderita sedunia?!! Seperti istrimu melakukan kesalahan yang termaafkan saja, padahal Nur kan tidak sedang membagi hatinya untuk laki-laki lainnya, wkwkwkwkkk...

Yigit Kozan... Berharap dengan semakin sengitnya perlawanan kepada sang istri, maka akan semakin besar juga simpati dan empati kepadanya... Lhaah..halllah... Makin kencang menertawakannya malah iya... Gedheggg-gedheggg geliiii gimana gitu, wkwkwkwkwkkk... Duh, suaminya Nur kala itu... Kekanak-kanakkannya seperti tidak ada yang menandingi, bahkan Mert pun terlihat jauh lebih dewasa untuk memperlakukan Nur. Mert bahkan tahu caranya untuk berterima kasih setelah sang ibu tiri sampai terjatuh dari atas pohon karena ingin menolongnya supaya tidak terjadi musibah yang lebih fatal lagi untuk Mert. Bahkan sampai pada akhirnya justru Nur yang menerima efek paling fatal karena ternyata dia juga harus mengalami keguguran, Yigit tahu apa tentang itu semua?? Tahunya Yigit ya hanya marah-marah dan marah-marah lagi. Pokoknya kl hati sudah terlebih dahulu dikuasai oleh ego dan pikiran negatif, maka yang keluar kemudian juga jauh dari kesan yang positif. Maka akhirnya Yigit justru timbul pikiran kl Nur melakukan balas dendam kepadanya karena tidak memberitahukan kehamilannya kepada Yigit. Owalllah... Drama yang semakin drama... Andai dari awal Yigit  tidak terlalu sibuk dengan sakit hatinya sendiri, andai Yigit tidak terlalu bertele-tele menyelesaikan masalah kesalahpahaman, dan andai Nur kala itu juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan, hhhuuuffttt...

Apa yang kau pikirkan, maka itulah yang akan terjadi kemudian. Ketika Yigit dengan teganya secara sepihak menuduh Nur balas dendam atas sakit hatinya kepada Yigit karena musibah keguguran yang baru dialaminya, maka sejurus kemudian apa yang dituduhkan oleh Yigit justru menjadi semacam inspirasi untuk sang istri unjuk gigi. Makanya to makanya... Berpikir yang baik-baik, berprasangka yang baik-baik, karena itu seperti halnya doa. Ahh, mana Yigit terpikir untuk berdoa, hahha... Karena hati yang sedang terbakar ego serta emosi, maka daripada berdoa, ya lebih enak mengutuki istri, wweew... Nur yang hanya butuh tempat untuk dia bersandar setelah musibah keguguran, bahkan suaminya sendiri pun tak sudi untuk menjadi sandarannya. Lalu dia harus`bersandar ke siapa, berkeluh kesah kemana lagi, kl suaminya saja terlihat ‘horor’ seperti kala itu?? Apakah Nur harus bersandar dan berkeluh-kesah kepada Firat saja yang tampaknya jauh lebih mengerti dan bisa merasakan kesedihan dan terpukulnya Nur usai peristiwa keguguran?! Hati-hati lhoooh, Yigit.. Kl Nur sudah bersandar dan berkeluh-kesahnya kepada Firat, xixixiii... Sepupumu yang licik dan tampan itu tahu betul bagaimana caranya untuk membuat Nur semakin melukai harga dirimu. Hahha..

Setidak-tidaknya Firat cerdik bagaimana dia harus`menggunakan otak dan hatinya untuk membantu Nur ‘balas dendam’ kepada suami secara ‘cantik’, tapi juga sekaligus menohok. Nur yang sebenarnya juga jauh dari niatan untuk balas dendam dan menyakiti hati suaminya, lama-lama juga seperti halnya menyimpan misinya sendiri di balik dia menerima tawaran Firat untuk menjadi model dan brand ambassador di produk mobil terbaru keluaran Kozan Otomotive. Jangan salahkan istrimu atau juga Firat jika akhirnya yang jelita dan selalu sukses mencuri hati sang bos Kozan Otomotive justru jadi bintang utama mengalahkan ‘pencerahan Jerman’ yang sudah digadang-gadang Yigit jadi wacana rekonsiliasi dirinya dengan sang istri. Hahha.. Telattt!!! Kejauhan mikir pencerahannya, akibatnya malah seperti ditampar oleh istri dan sepupu sendiri, xixixiii... Duh, yang masih kecolongan skandal papan baliho, berasa makin kecolongan lagi deh karena sang istri ternyata seperti tidak ada kapoknya memamerkan jelitanya di hadapan khalayak.. Diih,

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Nur ketika malam dia tampil sebagai model brand ambassador di acara gala peluncuran produk mobil terbaru perusahaan sang suami dapat sekaligus sebagai bahan sentilan untuk Yigit yang terus bertahan di antara keras kepala dan menang sendirinya. Oleh karenanya, Nur seperti balik menyentil dan menyindir sang suami dengan tantangan keras kepala juga. Diawali dengan skandal baliho, kini makin memuncak juga lagi-lagi karena sang istri yang di pikirannya Yigit, Nur memang berniat untuk show off ke publik. Padahal duduk permasalahan di balik skandal baliho juga sudah jelas, kemudian di tengah perjalanan, Tuhan juga sudah memberi teguran dengan musibah keguguran, sampai akhirnya Nur seperti merasa sudah terlalu gerah dan juga lelah dengan ulah sang suami, Yigit seakan-akan terus bertahan denagn pendiriannya sendiri. Bertahan denagn pendirian bahwa sang istri semakin susah diatur dan tidak mendengarkan suaminya. Eeeeaallllah...

Mata adalah jendela hati, maka ketika hati sudah sedemikian dikuasai emosi, bahkan Yigit tidak bisa melihat dengan benar apa yang terjadi dengan sepasang mata indah Nur ketika malam sang istri begitu jelita di acara gala. Mata yang sepintas tampak menawarkan sebuah tantangan kepada sang suami, tapi coba lihatlah dengan lebih jelas dan nyata, bahwa mata Nur malam itu juga terlihat begitu berkaca-kaca. Raut muka yang hadir ketika malam itu juga bukan raut muka penuh kemenangan, karena merasa sukses mewujudkan jawaban tantangan kepada sang suami. Tapi lebih dari itu, raut muka yang ditampilkan Nur kala itu adalah raut muka yang kecewa dan menyedihkan. Seolah-olah berpadu dengan berkaca-kacanya sepasang mata hijau itu menyiratkan kl Nur malam itu sebenarnya jauh dari kata bersedia dan bahagia atas ulah yang dilakukannya di hadapan suaminya kala itu. Kl tidak karena ingin membuat suaminya lebih memandang dan menganggap dirinya, Nur juga tidak akan melakukan hal nekad tersebut. Nur bahkan sudah hapal dengan konsekuensi yang akan ia terima dari Yigit, tapi yang penting Nur sudah membuktikan omongannya untuk tidak dianggap remeh lagi di hadapan suami. Toh, suami dan kemarahannya, sudah ia terima juga sebagai salah satu konsekuensi mencintai Yigit Kozan.

Nur itu pintar dan dewasa. Dia tahu bagaimana harus memposisikan dirinya. Dia belajar tahu tempat dan waktu untuk sekadar membagi kapan sabar, pengertian, dan akhirnya bangkit untuk melancarkan tantangan dan serangan. Ketika saat itu dia beroleh kemarahan yang semakin menjadi-jadi dari Yigit karena kenekadannya menerima tawaran Firat dan dituntut oleh suaminya sendiri untuk harus meminta maaf, Nur tahu caranya untuk membela dirinya sekaligus membukakakn mata dan hati suaminya. Hhmmm... Ditekan, ditekan, dan terus ditekan, justru pada akhirnya bisa jadi kekuatan untuk bisa bangkit dan lebih tahan bantingan. Nur juga bukan tipe istri nranyak dan serba aji mumpung. Bahkan ketika potensi dan bakatnya menjadi model sudah tercium Firat, Nur saat itu tetap fokus pada tujuan utama, dia hanya ingin membuat suaminya lebih menghargai dirinya. Sesudah itu, balik lagi dia jadi Nur yang sehari-hari... Jadi Nur yang mengasuh dan mengasihi anak tirinya sendiri, seperti halnya cinta dan kasihnya kepada sang suami.

Melihat Nur yang keesokan harinya begitu telaten dan keibuan mengurus Mert,  setelah malam sebelumnya tampil jelita dan memukau di acara perusahaan sang suami, sungguh menjadi suatu pemandangan yang membanggakan. Andaikata Nur nantinya benar-benar menjadi model yang ternama, dia tentu tak akan lalai dengan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu. Terlihat lebih profesional kan daripada suaminya yang masih selalu keakanak-kanakkan?!! Wkwkwkwkkk... Bahkan di hadapan sang anak tiri, Nur bukan asal pasang tampang sebal ketika harus berhadapan dengan sang suami yang masih menyimpan kemarahan kepada dirinya. Beda lagi dengan Yigit, diih.. Pokoknya sakit hati yang sedang meraja, istri berasa nyamuk dan lalat yang mengganggu, yang hanya cukup dilirik sadis sambil-lalu. Ceileeee..Padahal sedang kangen banget tuh, tapi apa daya... Sang suami sedang sangat terluka harga diri, terlebih sang istri belum mau untuk meminta maaf.. Hahahaaa... Sabarrrrr, Nurrrrr!!!




Have a great Monday, AVers... Salam hangat.

Categories:

0 comments:

Posting Komentar