\

Senin, 29 Februari 2016

Haloooo, AVers... Edisi awal pekan di tanggal yang munculnya hanya 4 (empat) tahun sekali, 29 Februari 2016. Apa kabar, smaunyaaaa? Remahannya nongol lagi yaaaaa... Saatnya ‘Senin yang Sengit’, karena yang mo dikilas-balik adalah tentang gaya marah-marahnya Yigit Kozan yang luar biasa mahal, spesial, dan tentu saja bikin sengit di hati, hahha... Mari menuju ke episode dua belas serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Episode di mana Yigit Kozan terpaksa dibikin keki dan konyol hanya gara-gara sebuah poster iklan di papan baliho di tepi jalan. 

 Hahahaaa... Salah sendiri, baperrr koq kelewatan... Tahan diri kenapa, heylooooo??!!! Andai poster yang dirobek-robek di papan baliho itu bisa menyelesaikan segalanya ya, Yigit yaaa... Yang ada justru hanya malu campur marah yang berkepanjangan... Seorang Yigit Kozan bahkan sampai dibilang ‘maniak’ oleh orang-orang di jalan, yang kebetulan melihat aksi nekad dan memalukannya ketika merobek-robek poster iklan yang memuat gambar istrinya pada sebuah iklan parfum. Sampai bikin jalanan macet eeeuuyyy, hingga  sewot dengan orang-orang yang kebetulan melintas di depan baliho dan mengagumi kecantikan sang istri. Hhheeiisstt... Memangnya kepikir malu dan gengsi gitu??! Pokoknya kl urusannya sudah menyangkut istri, jangankan merasa malu atau gengsi, mati kali juga dilakukan oleh bos Kozan Manufacturing tersebut. Tapi ya itu tadi, berasa seperti serigala yang nyaring lolongannya saja kl sudah menyinggung kemarahan Yigit Kozan dan rasa cintanya yang mendalam untuk sang istri. Benar, kl Yigit Kozan merasa sakit hati dan tersinggung kepada Nur karena ia tidak meminta izin dulu kepadanya sebagai suami, untuk difoto dan kemudian hasil fotonya digunakan sebagai iklan untuk sebuah produk parfum. Tapi bukankah untuk sesudahnya sang istri juga sudah meminta maaf dan menjelaskan kl Nur pun juga sebenarnya sedang ditipu dan diperdaya oleh orang-orang di sekitar yang tidak menyukai keberadaannya. 

Ya Tuhan, Yigitttt... Hanya gara-gara kesalahpahaman yang sebenarnya tidak seberapa, tapi menyiksa batin istri seperti Nur tega berkhianat di belakang dirinya. Tidak cukupkah skandal baliho yang memalukan sekaligus menggelikan itu menjadi pelampiasan? Belum cukupkah uang yang kau keluarkan hingga ratusan ribu lira sebagai ganti rugi  seluruh biaya pemutusan kontrak iklan dan menghancurkan kamera, untuk menutupi ego kharismamu?? Yigit Kozan sang jutawan... Yang lalai mencukupi kebutuhan Nur sebagai istri... Yang istrinya hanya sok-sokan ditawarkan untuk membeli sebuah hand phone, yang istrinya hanya memakai baju-baju yang diberikan oleh mantan istrinya, yang istrinya hanya dijanjikan cinta mati tapi lupa untuk dihidupi lahir dan batinnya... Keluar uang juga akhirnnya demi istri... Tapi ya tapi, kenapa harus keluar uang menunggu hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi dulu ya??! Kelihatannya memang demi istri, tapi berasa itu tetap tidak adil bagi Nur. Toh, itu bukan kesalahan dan maunya Nur ko”. Ya itu bagian dari resiko, sudah berbuat yang tidak sopan dan kurang berkenan, di belakangnya harus siap bertanggungjawab dan ganti rugi. Hanya mau menanyakan kembali kepadamu, Yigit? Truz kapan dunk memberikan cinta dan perhatian yang sesungguhnya kepada istri, membelikan smartphone, perhiasan, dan juga segala perlengkapan dan kebutuhan Nur untuk haknya sebagai istri? Jangan bilang semuanya menjadi tertunda dan terhambat karena demi menyelamatkan kesehatan  dan kebaikan mantan istrimu. Lalu bagaimana dengan kebaikan dan kebahagiaan istrimu sendiri??! Jangan beralasan Nur tidak mau dibelikan hand phone. Ya elllah, bukannya situ rajanya maksa??! Kl Nur tidak mau, ya situ beli sendiri lalu tinggal kasih kepada istri. Kl Nur beralasan tidak mau dibelikan hand phone hanya karena dia takut akan sering membanting hand phonenya ketika sedang bersitegang dengan situ, ya situ belikan lagi yang baru. Begitu saja seterusnya, hadddeh... Bli hand phone ini, Yigit Kozan koq... Jangankan bolak-balik membeli hand phone baru, membeli pabrik hand phonenya pun dia sanggup. Lhaah..hallah... Banyak omongan doank plus baperannya yang.. Alloh..Alloh... Berasa skandal baliho ini semakin menegaskan kl Yigit ternyata masih begitu naif menyikapi cinta dan rumah tangganya. Bahkan untuk sekadar saling berkomunikasi, meluruskan segala kesalahpahaman, dan berbicara dari hati ke hati dengan istrinya,  Yigit terlihat selalu menyepelekan Nur. Yigit memilih jadi ‘tembok’ daripada jadi ‘payung’ yang senantiasa mengayomi dan melindungi istrinya.  Nur yang sebenarnya juga tidak tahu apa-apa di balik skandal foto iklannya, bahkan sudah menerima kl memang dirinya yang disalahkan. Akan tetapi, sekali lagi Yigit hanya sibuk  memikirkan sakit hati dan kecewanya sendiri. Alih-alih mencari jalan keluar dengan menenangkan diri dan introspeksi, Yigit lebih memilih cara kekanak-kakanakkan untuk ‘menghukum’ istrinya. Berhubung  yang di rumah ada satu lagi perempuan yang sangat terobsesi dengannya, maka Yigit sekaliyan saja memanfaatkan mantan istrinya tersebut untuk menyakiti Nur. Doh, hadddoh... Sok mesra sekaliyan modus juga neh sepertinya Yigit Kozan ketika itu... Pintar sekali Yigit menyiksa istrinya, tapi di saat yang bersamaan  makin terlihat bodoh juga Yigit saat itu. Padahal kl mau sedikit mengurai hati, bukan tidak mungkin kl skandal baliho itu sebagai teguran sekaligus ujian untuk pernikahan Yigit dan Nur. Pernikahan yang makin kesini seperti hanya jadi wacana cinta mati Yigit buat Nur. Pernikahan di mana fungsi yang seharusnya sebagai suami atau juga istri tidak bisa berjalan semestinya. Dan pernikahan di mana hak dan kewajiban sebagai suami dan istri menjadi kabur dan tak jelas hanya gara-gara tanggung jawab serta rela berkorban untuk sesuatu yang konyol dan menyakitkan. Terlepas ini semua masalah uang, harta, atau ganti rugi ribuan lira, satu hal yang Yigit sepertinya belum cukup memahami, kl cinta mati tanpa diiringi dengan rasa saling pengertian dan rasa tanggung jawab, jatuhnya akan sangat rapuh seperti halnya bangunan rumah yang berwujud indah, tetapi berpondasi dangkal dan tak kuat. Yigit yang tahunya hanya marah-marah, tak mau dibantah, dan menang sendiri... Bahkan mo seribu baliho menerornya, tetap tidak akan bisa membuat Yigit Kozan lebih peka dan pengetian kepada istrinya. Sementara Nur yang setia dan penyayang, seperti makin terpenjara dalam cinta mati gaya suaminya. Semoga itu hanya untuk sementara ya, Nur... Yigit, ada kalanya mengalah itu adalah untuk meraih kemenangan yang sejati. Selama Tuhan masih berkenan untuk memberi ujian, cobaan, serta teguran kepada kalian, berarti itu tandanya DIA telah memilih kalian untuk menjadi salah satu yang disayangi dan diperhatikan. Baiknya, cinta dan kasih sayang itu memang harus saling mengerti dan menjaga. Bukan menang sendiri dan terus mencari-cari kesalahan. Karena cinta tahunya hanya BAHAGIA!!! Have a lucky Monday, AVers... Salam hangat.



17.47.00 Unknown
Haloooo, AVers... Edisi awal pekan di tanggal yang munculnya hanya 4 (empat) tahun sekali, 29 Februari 2016. Apa kabar, smaunyaaaa? Remahannya nongol lagi yaaaaa... Saatnya ‘Senin yang Sengit’, karena yang mo dikilas-balik adalah tentang gaya marah-marahnya Yigit Kozan yang luar biasa mahal, spesial, dan tentu saja bikin sengit di hati, hahha... Mari menuju ke episode dua belas serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Episode di mana Yigit Kozan terpaksa dibikin keki dan konyol hanya gara-gara sebuah poster iklan di papan baliho di tepi jalan. 

 Hahahaaa... Salah sendiri, baperrr koq kelewatan... Tahan diri kenapa, heylooooo??!!! Andai poster yang dirobek-robek di papan baliho itu bisa menyelesaikan segalanya ya, Yigit yaaa... Yang ada justru hanya malu campur marah yang berkepanjangan... Seorang Yigit Kozan bahkan sampai dibilang ‘maniak’ oleh orang-orang di jalan, yang kebetulan melihat aksi nekad dan memalukannya ketika merobek-robek poster iklan yang memuat gambar istrinya pada sebuah iklan parfum. Sampai bikin jalanan macet eeeuuyyy, hingga  sewot dengan orang-orang yang kebetulan melintas di depan baliho dan mengagumi kecantikan sang istri. Hhheeiisstt... Memangnya kepikir malu dan gengsi gitu??! Pokoknya kl urusannya sudah menyangkut istri, jangankan merasa malu atau gengsi, mati kali juga dilakukan oleh bos Kozan Manufacturing tersebut. Tapi ya itu tadi, berasa seperti serigala yang nyaring lolongannya saja kl sudah menyinggung kemarahan Yigit Kozan dan rasa cintanya yang mendalam untuk sang istri. Benar, kl Yigit Kozan merasa sakit hati dan tersinggung kepada Nur karena ia tidak meminta izin dulu kepadanya sebagai suami, untuk difoto dan kemudian hasil fotonya digunakan sebagai iklan untuk sebuah produk parfum. Tapi bukankah untuk sesudahnya sang istri juga sudah meminta maaf dan menjelaskan kl Nur pun juga sebenarnya sedang ditipu dan diperdaya oleh orang-orang di sekitar yang tidak menyukai keberadaannya. 

Ya Tuhan, Yigitttt... Hanya gara-gara kesalahpahaman yang sebenarnya tidak seberapa, tapi menyiksa batin istri seperti Nur tega berkhianat di belakang dirinya. Tidak cukupkah skandal baliho yang memalukan sekaligus menggelikan itu menjadi pelampiasan? Belum cukupkah uang yang kau keluarkan hingga ratusan ribu lira sebagai ganti rugi  seluruh biaya pemutusan kontrak iklan dan menghancurkan kamera, untuk menutupi ego kharismamu?? Yigit Kozan sang jutawan... Yang lalai mencukupi kebutuhan Nur sebagai istri... Yang istrinya hanya sok-sokan ditawarkan untuk membeli sebuah hand phone, yang istrinya hanya memakai baju-baju yang diberikan oleh mantan istrinya, yang istrinya hanya dijanjikan cinta mati tapi lupa untuk dihidupi lahir dan batinnya... Keluar uang juga akhirnnya demi istri... Tapi ya tapi, kenapa harus keluar uang menunggu hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi dulu ya??! Kelihatannya memang demi istri, tapi berasa itu tetap tidak adil bagi Nur. Toh, itu bukan kesalahan dan maunya Nur ko”. Ya itu bagian dari resiko, sudah berbuat yang tidak sopan dan kurang berkenan, di belakangnya harus siap bertanggungjawab dan ganti rugi. Hanya mau menanyakan kembali kepadamu, Yigit? Truz kapan dunk memberikan cinta dan perhatian yang sesungguhnya kepada istri, membelikan smartphone, perhiasan, dan juga segala perlengkapan dan kebutuhan Nur untuk haknya sebagai istri? Jangan bilang semuanya menjadi tertunda dan terhambat karena demi menyelamatkan kesehatan  dan kebaikan mantan istrimu. Lalu bagaimana dengan kebaikan dan kebahagiaan istrimu sendiri??! Jangan beralasan Nur tidak mau dibelikan hand phone. Ya elllah, bukannya situ rajanya maksa??! Kl Nur tidak mau, ya situ beli sendiri lalu tinggal kasih kepada istri. Kl Nur beralasan tidak mau dibelikan hand phone hanya karena dia takut akan sering membanting hand phonenya ketika sedang bersitegang dengan situ, ya situ belikan lagi yang baru. Begitu saja seterusnya, hadddeh... Bli hand phone ini, Yigit Kozan koq... Jangankan bolak-balik membeli hand phone baru, membeli pabrik hand phonenya pun dia sanggup. Lhaah..hallah... Banyak omongan doank plus baperannya yang.. Alloh..Alloh... Berasa skandal baliho ini semakin menegaskan kl Yigit ternyata masih begitu naif menyikapi cinta dan rumah tangganya. Bahkan untuk sekadar saling berkomunikasi, meluruskan segala kesalahpahaman, dan berbicara dari hati ke hati dengan istrinya,  Yigit terlihat selalu menyepelekan Nur. Yigit memilih jadi ‘tembok’ daripada jadi ‘payung’ yang senantiasa mengayomi dan melindungi istrinya.  Nur yang sebenarnya juga tidak tahu apa-apa di balik skandal foto iklannya, bahkan sudah menerima kl memang dirinya yang disalahkan. Akan tetapi, sekali lagi Yigit hanya sibuk  memikirkan sakit hati dan kecewanya sendiri. Alih-alih mencari jalan keluar dengan menenangkan diri dan introspeksi, Yigit lebih memilih cara kekanak-kakanakkan untuk ‘menghukum’ istrinya. Berhubung  yang di rumah ada satu lagi perempuan yang sangat terobsesi dengannya, maka Yigit sekaliyan saja memanfaatkan mantan istrinya tersebut untuk menyakiti Nur. Doh, hadddoh... Sok mesra sekaliyan modus juga neh sepertinya Yigit Kozan ketika itu... Pintar sekali Yigit menyiksa istrinya, tapi di saat yang bersamaan  makin terlihat bodoh juga Yigit saat itu. Padahal kl mau sedikit mengurai hati, bukan tidak mungkin kl skandal baliho itu sebagai teguran sekaligus ujian untuk pernikahan Yigit dan Nur. Pernikahan yang makin kesini seperti hanya jadi wacana cinta mati Yigit buat Nur. Pernikahan di mana fungsi yang seharusnya sebagai suami atau juga istri tidak bisa berjalan semestinya. Dan pernikahan di mana hak dan kewajiban sebagai suami dan istri menjadi kabur dan tak jelas hanya gara-gara tanggung jawab serta rela berkorban untuk sesuatu yang konyol dan menyakitkan. Terlepas ini semua masalah uang, harta, atau ganti rugi ribuan lira, satu hal yang Yigit sepertinya belum cukup memahami, kl cinta mati tanpa diiringi dengan rasa saling pengertian dan rasa tanggung jawab, jatuhnya akan sangat rapuh seperti halnya bangunan rumah yang berwujud indah, tetapi berpondasi dangkal dan tak kuat. Yigit yang tahunya hanya marah-marah, tak mau dibantah, dan menang sendiri... Bahkan mo seribu baliho menerornya, tetap tidak akan bisa membuat Yigit Kozan lebih peka dan pengetian kepada istrinya. Sementara Nur yang setia dan penyayang, seperti makin terpenjara dalam cinta mati gaya suaminya. Semoga itu hanya untuk sementara ya, Nur... Yigit, ada kalanya mengalah itu adalah untuk meraih kemenangan yang sejati. Selama Tuhan masih berkenan untuk memberi ujian, cobaan, serta teguran kepada kalian, berarti itu tandanya DIA telah memilih kalian untuk menjadi salah satu yang disayangi dan diperhatikan. Baiknya, cinta dan kasih sayang itu memang harus saling mengerti dan menjaga. Bukan menang sendiri dan terus mencari-cari kesalahan. Karena cinta tahunya hanya BAHAGIA!!! Have a lucky Monday, AVers... Salam hangat.



Minggu, 28 Februari 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_42  Edisi ‘Minggu Merindu’, AVers... Halooo, semoga weekend di tanggal yang sudah benar-benar ‘tua’ ini, suasana dan semangatnya tidak ikut-ikutan menua yaaa... Wkwkwkwkkk...  


Kembali, edisi remahan hadir untuk meramaikan grup tercinta. Biazaaa, mo mengajak flashback tentang Yigit dan Nur, juga all about of Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) di season yang pertama. Kl kemarin kilas-baliknya ada di episode sebelas, hari ini flashbacknya mo saya tarik kembali menuju ke episode perdana serial drama AV/ANDD. Mo cerita tentang pohon besar yang ada di pekarangan samping rumah perkebunan Kozan, yang seakan-akan selalu membawa kisah dan lakonnya sendiri di antara Yigit, Nur, dan juga Mert. Pohon besar yang di kemunculan perdananya masih tampak nihil dedaunan karena baru menginjak awal musim semi setelah musim dingin menghalau kerimbunannya. Pohon besar yang seperti ikut mengawal cerita tentang arti kasih sayang dan pertaruhan cinta. Pohon besar yang di awal-awal cerita, menjadikan  Mert sebagai sang pembuka konflik. 





Duh, si kriwil cutie..cutie ini, saking merindukan kehadiran ibunya, bahkan ketika harus menaiki tangga untuk bisa mencapai tingginya pohon besar itu, seperti dilaluinya tanpa rasa takut. Tengah malam yang harusnya tidur nyenyak di kamar, justru malah melarikan diri menuju ke atas pohon karena sedang kebingungan akan sosok ibunya yang katanya masih berada di surga. Dan akhirnya, tengah malam menjadi semakin kacau karena selain menghadapi kegalauan Mert, seluruh penghuni rumah perkebunan Kozan harus mendengarkan kemarahan dan kekalutan Yigit Kozan. Inilah awal mula tertancap di hati bahwa sosok seorang Yigit Kozan alih-alih terlihat sebagai seorang ayah yang sayang dan pengertian kepada anaknya, dia sebenarnya lebih terlihat sebagai seorang ayah yang tertutup, kaku, dan kurang memahami bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan anaknya sendiri. Tentang sayang dan perhatiannya kepada Mert itu pasti, tapi ya itu tadi, dia jauh dari sosok seorang ayah yang ideal untuk Mert. Sampai akhirnya Yigit mendapat teriakan dan bentakan dari Nur, mungkin selama ini yang di rumah itu menganggap apa yang dilakukan oleh Yigit Kozan tersebut, itulah cara terbaiknya. Huufftt.. Nur yang terkesan berani dan nekad ketika meneriaki Yigit malam itu, seperti memang sudah tepat momennya untuk meneriakkan hal tersebut kepada Yigit. Tak bisa dibayangkan jika Yigit terus-menerus berlaku kaku dan keras seperti malam itu kepada Mert, bisa-bisa Mert benar-benar akan kehilangan sosok ayah-ibunya. Yigit yang terbiasa tak bisa dibantah dan kalah, tentu merasa harga dirinya jatuh ke titik terendah ketika ada seorang gadis, keponakan asisten rumah tangganya, yang baru saja dikenalnya, membentaknya di tengah-tengah anggota keluarga yang lainnya. Tapi itulah pelajaran, Yigit... Bukan berarti jika kau berteriak-teriak memarahi anakmu, menghukum Mert tidak boleh keluar dari kamar, lanjut menyalahkan si pohon dan kemudian nekad untuk menebangnya, akan selesai semua masalah. Seperti kata Nur malam itu, masalahnya sebenarnya adalah ada di dalam hatimu sendiri. Seorang ayah harusnya tidak menjadi egois lagi. Seorang ayahnya harusnya rela ‘bermuka dua’ demi kebahagiaan anaknya. Tak peduli sikon hati sedang remuk-redam dan begitu membenci ibu dari anaknya, tapi anak adalah keseluruhan jiwa. Dia bukan lagi hanya belahan jiwa. Kasarnya, menjadi orang tua untuk anak-anak seumuran Mert seperti halnya harus rela untuk ‘bodoh sementara waktu’ demi menjaga perasaan, membesarkan hati, dan memelihara harapannya. Toh anak akan terus tumbuh dan berkembang kan, Yigit... Suatu saat dia akan paham dengan sendirinya, mengapa dulu orang tuanya berpisah dan saling membenci. Bahkan kelak mereka akan pandai dan pintar mengambil hikmah dan memaknai, dengan catatan selama yang timpang dan hilang dari kisah kehidupannya tersebut, berhasil diisi dan diarahkan dengan baik. Bukan seperti kau yang malam itu di depan Mert, yang justru terlihat bodoh, lepas kendali, dan buang-buang energi. Biarlah Mert dengan pikiran dan bayangan saat itu. Biarkan dia berpikir kl ibunya memang sedang berada di surga, berbahagia, dan kelak akan kembali kepadanya. Biarkan saja seperti itu dulu. Toh dia di usia yang sangat belia sudah harus menghadapi kenyataan kl ibunya tidak ada untuk memeluk dan menidurkannya setiap hari. Harusnya dunianya masih berisi yang indah-indah, tapi karena satu dan lain hal, salah satu keindahannya masih harus terus dibayangkannya, belum jadi kenyataan. Maka, memang lebih baik pohonnya tidak usah kau tebang, Yigit Kozan. Nur pun tidak bermaksud untuk melawan atau mengejekmu malam itu demi untuk alasan yang dangkal. Pohon yang masih tampak belum berdaun itu ada baiknya kau gunakan untuk mengambil hati anakmu dan kembali memupuk semangat serta harapannya. Dan yuhuuuuuu... Balon-balon warna-warni itu...!!! Berasa jadi pohon balon, Yigit!!! Pohon balon yang seindah senyuman Nur di pagi hari, dari balik kaca, yang sempat kau sapa lewat senyum yang tipis-tipis saja. Anggukan kepalamu kepada Nur pagi itu seakan-akan mengatakan, “Tessekur ederim, Nur”. Jangan ada lagi kemarahan, jangan jadi ayah yang egois dan jauh dari jangakuan anakmu sendiri. Permintaan maafmu kepada Mert, jabat tangan antara ayah dan anak laki-laki kecilnya, kesepakatan untuk lebih terbuka dalam berkomunikasi, dan selalu berasam-sama melalui setiap momen-momennya... Ini lhoooh efek dari bentakanmu ketika malam itu, Nur!!!  Yigit sedikit demi sedikit berubah menjadi tampak lebih cair dan ramah di hadapan Mert. Bahkan ketika Mert meminta satu balon untuk dilepaskan atas nama ibu yang sangat dirindukannya, Yigit juga berkenan untuk menurutinya. Ahh, dari awal memang Nur sudah membawa begitu banyak perubahan positif untuk seorang Yigit Kozan. Bahkan Nur mulai mengukir namanya di hati Mert. Kelak di pohon besar ini, bersama Mert juga, Nur akan punya cerita lagi yang lebih dramatis. Tapi itu nanti yaaaa... Hehhe... Happy Sunday, AVers... Salam hangat.   
18.25.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_42  Edisi ‘Minggu Merindu’, AVers... Halooo, semoga weekend di tanggal yang sudah benar-benar ‘tua’ ini, suasana dan semangatnya tidak ikut-ikutan menua yaaa... Wkwkwkwkkk...  


Kembali, edisi remahan hadir untuk meramaikan grup tercinta. Biazaaa, mo mengajak flashback tentang Yigit dan Nur, juga all about of Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) di season yang pertama. Kl kemarin kilas-baliknya ada di episode sebelas, hari ini flashbacknya mo saya tarik kembali menuju ke episode perdana serial drama AV/ANDD. Mo cerita tentang pohon besar yang ada di pekarangan samping rumah perkebunan Kozan, yang seakan-akan selalu membawa kisah dan lakonnya sendiri di antara Yigit, Nur, dan juga Mert. Pohon besar yang di kemunculan perdananya masih tampak nihil dedaunan karena baru menginjak awal musim semi setelah musim dingin menghalau kerimbunannya. Pohon besar yang seperti ikut mengawal cerita tentang arti kasih sayang dan pertaruhan cinta. Pohon besar yang di awal-awal cerita, menjadikan  Mert sebagai sang pembuka konflik. 





Duh, si kriwil cutie..cutie ini, saking merindukan kehadiran ibunya, bahkan ketika harus menaiki tangga untuk bisa mencapai tingginya pohon besar itu, seperti dilaluinya tanpa rasa takut. Tengah malam yang harusnya tidur nyenyak di kamar, justru malah melarikan diri menuju ke atas pohon karena sedang kebingungan akan sosok ibunya yang katanya masih berada di surga. Dan akhirnya, tengah malam menjadi semakin kacau karena selain menghadapi kegalauan Mert, seluruh penghuni rumah perkebunan Kozan harus mendengarkan kemarahan dan kekalutan Yigit Kozan. Inilah awal mula tertancap di hati bahwa sosok seorang Yigit Kozan alih-alih terlihat sebagai seorang ayah yang sayang dan pengertian kepada anaknya, dia sebenarnya lebih terlihat sebagai seorang ayah yang tertutup, kaku, dan kurang memahami bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan anaknya sendiri. Tentang sayang dan perhatiannya kepada Mert itu pasti, tapi ya itu tadi, dia jauh dari sosok seorang ayah yang ideal untuk Mert. Sampai akhirnya Yigit mendapat teriakan dan bentakan dari Nur, mungkin selama ini yang di rumah itu menganggap apa yang dilakukan oleh Yigit Kozan tersebut, itulah cara terbaiknya. Huufftt.. Nur yang terkesan berani dan nekad ketika meneriaki Yigit malam itu, seperti memang sudah tepat momennya untuk meneriakkan hal tersebut kepada Yigit. Tak bisa dibayangkan jika Yigit terus-menerus berlaku kaku dan keras seperti malam itu kepada Mert, bisa-bisa Mert benar-benar akan kehilangan sosok ayah-ibunya. Yigit yang terbiasa tak bisa dibantah dan kalah, tentu merasa harga dirinya jatuh ke titik terendah ketika ada seorang gadis, keponakan asisten rumah tangganya, yang baru saja dikenalnya, membentaknya di tengah-tengah anggota keluarga yang lainnya. Tapi itulah pelajaran, Yigit... Bukan berarti jika kau berteriak-teriak memarahi anakmu, menghukum Mert tidak boleh keluar dari kamar, lanjut menyalahkan si pohon dan kemudian nekad untuk menebangnya, akan selesai semua masalah. Seperti kata Nur malam itu, masalahnya sebenarnya adalah ada di dalam hatimu sendiri. Seorang ayah harusnya tidak menjadi egois lagi. Seorang ayahnya harusnya rela ‘bermuka dua’ demi kebahagiaan anaknya. Tak peduli sikon hati sedang remuk-redam dan begitu membenci ibu dari anaknya, tapi anak adalah keseluruhan jiwa. Dia bukan lagi hanya belahan jiwa. Kasarnya, menjadi orang tua untuk anak-anak seumuran Mert seperti halnya harus rela untuk ‘bodoh sementara waktu’ demi menjaga perasaan, membesarkan hati, dan memelihara harapannya. Toh anak akan terus tumbuh dan berkembang kan, Yigit... Suatu saat dia akan paham dengan sendirinya, mengapa dulu orang tuanya berpisah dan saling membenci. Bahkan kelak mereka akan pandai dan pintar mengambil hikmah dan memaknai, dengan catatan selama yang timpang dan hilang dari kisah kehidupannya tersebut, berhasil diisi dan diarahkan dengan baik. Bukan seperti kau yang malam itu di depan Mert, yang justru terlihat bodoh, lepas kendali, dan buang-buang energi. Biarlah Mert dengan pikiran dan bayangan saat itu. Biarkan dia berpikir kl ibunya memang sedang berada di surga, berbahagia, dan kelak akan kembali kepadanya. Biarkan saja seperti itu dulu. Toh dia di usia yang sangat belia sudah harus menghadapi kenyataan kl ibunya tidak ada untuk memeluk dan menidurkannya setiap hari. Harusnya dunianya masih berisi yang indah-indah, tapi karena satu dan lain hal, salah satu keindahannya masih harus terus dibayangkannya, belum jadi kenyataan. Maka, memang lebih baik pohonnya tidak usah kau tebang, Yigit Kozan. Nur pun tidak bermaksud untuk melawan atau mengejekmu malam itu demi untuk alasan yang dangkal. Pohon yang masih tampak belum berdaun itu ada baiknya kau gunakan untuk mengambil hati anakmu dan kembali memupuk semangat serta harapannya. Dan yuhuuuuuu... Balon-balon warna-warni itu...!!! Berasa jadi pohon balon, Yigit!!! Pohon balon yang seindah senyuman Nur di pagi hari, dari balik kaca, yang sempat kau sapa lewat senyum yang tipis-tipis saja. Anggukan kepalamu kepada Nur pagi itu seakan-akan mengatakan, “Tessekur ederim, Nur”. Jangan ada lagi kemarahan, jangan jadi ayah yang egois dan jauh dari jangakuan anakmu sendiri. Permintaan maafmu kepada Mert, jabat tangan antara ayah dan anak laki-laki kecilnya, kesepakatan untuk lebih terbuka dalam berkomunikasi, dan selalu berasam-sama melalui setiap momen-momennya... Ini lhoooh efek dari bentakanmu ketika malam itu, Nur!!!  Yigit sedikit demi sedikit berubah menjadi tampak lebih cair dan ramah di hadapan Mert. Bahkan ketika Mert meminta satu balon untuk dilepaskan atas nama ibu yang sangat dirindukannya, Yigit juga berkenan untuk menurutinya. Ahh, dari awal memang Nur sudah membawa begitu banyak perubahan positif untuk seorang Yigit Kozan. Bahkan Nur mulai mengukir namanya di hati Mert. Kelak di pohon besar ini, bersama Mert juga, Nur akan punya cerita lagi yang lebih dramatis. Tapi itu nanti yaaaa... Hehhe... Happy Sunday, AVers... Salam hangat.   

Sabtu, 27 Februari 2016

#AniesWidiyarti_KisahKasakKusukCansuDanHazal2_2 Ketika melihat Cihan Gurpinar itu selalu yang di hati ini berasa ‘sesuatu’, hehhe.. 


Cihan dan segala sesuatunya serta pesonanya... Seorang laki-laki yang menjelang memasuki 50 tahun, yang terlihat hangat, bersemangat, dan profesional dalam kesehariannya, tampak tampan dan menawan justru dengan  rambut abu-abu beranjak memutihnya, yang wajahnya mengingatkan kita akan kharisma seorang Richard Gere, George Clooney, atau bahkan Robert De Niro dalam lakon-lakon filmnya. Cihan Gurpinar... Sosok seorang ayah yang benar-benar kebapakan, tapi tidak ‘tua’. Sosok penuh perlindungan, tapi tidak over protektif. Sosok yang bijaksana, tapi tegas dan penuh perhitungan. Sosok penuh cinta dan kasih sayang, tapi gentle dan tidak menye-menye... Dan lebih dari itu semua, dia adalah definisi seksi yang ‘berbedaaaaa’ dari laki-laki pada umumnya. Hahahaaa... Sesuatu sekali kan?! Sosoknya sebagai Cihan benar-benar bikin jatuh cinta pada pandangan pertama. Jangankan jatuh cinta seperti halnya rasa yang dimiliki oleh seorang perempuan kepada laki-laki, tapi berasa jatuh cinta ingin sekali rasanya jadi seperti Cansu, Hazal, atau Ozan, yang berlimpah kasih-sayang dari seorang ayah yang luar biasa seksi, pintar, dan bijaksana. Cihan yang yang seperti tidak habis kesabaran dan kehangatannya ketika berhadapan dengan putra-putrinya yang tengah berada dalam masa penuh gejolak dan pencarian jati diri. Seorang ayah yang meski sedang pelik menghadapi masalah pernikahannya dengan sang istri, tapi tak peduli dengan kerumitannya hatinya sendiri. Kl sudah di depan anak-anaknya, seolah-olah dia selalu menjadi seorang ayah yang paling bahagia di  dunia.  Tapi Cihan juga bisa sekaligus menjadi seorang pencinta yang menggemaskan dan juga begitu elegan ketika sedang berhadapan dengan Gulseren Gulpinar. Cihan yang seolah-olah merasakan kehidupannya kembali cerah dan berwarna, di saat dia di tengah keputusaasaan pernikahan dan usia yang sudah tak lagi muda, justru bisa bertemu dengan perempuan yang selama ini menjadi idamannya. Seperti jodoh yang tak lagi ditunggu, tapi ketika dia datang, tak jua akan dilepaskan... Itulah cinta Cihan kepada Gulseren Gulpinar. Tapi Cihan juga bukan tipe yang gegabah menyikapi cinta dan hatinya. Ada banyak hal yang harus dikompromikan, toh ini bukan lagi cinta-cintaan masa muda yang hanya berputar-putar masalah “AKU” dan “KAMU”. Ini cinta yang datang di saat masih ada banyak hal penting yang harus segera diselesaikan dan dituntaskan. Ini cinta yang harus dipertahankan setelah merasa gagal dan buntu dengan pernikahan pertamanya dengan Dilara Gurpinar. Semoga segalanya menjadi makin jelas dan membahagiakan untuk Ayah Cihan yaaaaaa... Mmmuuuaaacchh... Salam hangat.
18.15.00 Unknown
#AniesWidiyarti_KisahKasakKusukCansuDanHazal2_2 Ketika melihat Cihan Gurpinar itu selalu yang di hati ini berasa ‘sesuatu’, hehhe.. 


Cihan dan segala sesuatunya serta pesonanya... Seorang laki-laki yang menjelang memasuki 50 tahun, yang terlihat hangat, bersemangat, dan profesional dalam kesehariannya, tampak tampan dan menawan justru dengan  rambut abu-abu beranjak memutihnya, yang wajahnya mengingatkan kita akan kharisma seorang Richard Gere, George Clooney, atau bahkan Robert De Niro dalam lakon-lakon filmnya. Cihan Gurpinar... Sosok seorang ayah yang benar-benar kebapakan, tapi tidak ‘tua’. Sosok penuh perlindungan, tapi tidak over protektif. Sosok yang bijaksana, tapi tegas dan penuh perhitungan. Sosok penuh cinta dan kasih sayang, tapi gentle dan tidak menye-menye... Dan lebih dari itu semua, dia adalah definisi seksi yang ‘berbedaaaaa’ dari laki-laki pada umumnya. Hahahaaa... Sesuatu sekali kan?! Sosoknya sebagai Cihan benar-benar bikin jatuh cinta pada pandangan pertama. Jangankan jatuh cinta seperti halnya rasa yang dimiliki oleh seorang perempuan kepada laki-laki, tapi berasa jatuh cinta ingin sekali rasanya jadi seperti Cansu, Hazal, atau Ozan, yang berlimpah kasih-sayang dari seorang ayah yang luar biasa seksi, pintar, dan bijaksana. Cihan yang yang seperti tidak habis kesabaran dan kehangatannya ketika berhadapan dengan putra-putrinya yang tengah berada dalam masa penuh gejolak dan pencarian jati diri. Seorang ayah yang meski sedang pelik menghadapi masalah pernikahannya dengan sang istri, tapi tak peduli dengan kerumitannya hatinya sendiri. Kl sudah di depan anak-anaknya, seolah-olah dia selalu menjadi seorang ayah yang paling bahagia di  dunia.  Tapi Cihan juga bisa sekaligus menjadi seorang pencinta yang menggemaskan dan juga begitu elegan ketika sedang berhadapan dengan Gulseren Gulpinar. Cihan yang seolah-olah merasakan kehidupannya kembali cerah dan berwarna, di saat dia di tengah keputusaasaan pernikahan dan usia yang sudah tak lagi muda, justru bisa bertemu dengan perempuan yang selama ini menjadi idamannya. Seperti jodoh yang tak lagi ditunggu, tapi ketika dia datang, tak jua akan dilepaskan... Itulah cinta Cihan kepada Gulseren Gulpinar. Tapi Cihan juga bukan tipe yang gegabah menyikapi cinta dan hatinya. Ada banyak hal yang harus dikompromikan, toh ini bukan lagi cinta-cintaan masa muda yang hanya berputar-putar masalah “AKU” dan “KAMU”. Ini cinta yang datang di saat masih ada banyak hal penting yang harus segera diselesaikan dan dituntaskan. Ini cinta yang harus dipertahankan setelah merasa gagal dan buntu dengan pernikahan pertamanya dengan Dilara Gurpinar. Semoga segalanya menjadi makin jelas dan membahagiakan untuk Ayah Cihan yaaaaaa... Mmmuuuaaacchh... Salam hangat.
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_41 Holaaa, AVers... Semoga weekend Sabtu ini menceriakan yaaa... Sua kembali dengan remah-remah di edisi ‘Sabtu Sembilu’... Hhmmm.., kenapa sembilu, karena hari ini curhatannya adalah seputar cinta dan perasaan bersalah yang seperti tidak pada tempatnya. Cinta yang jadi rumit dan serba ironis karena demi alasan perikemanusiaan konyol. Segera yuk flashback episode sebelas drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) dimulai. 

Berawal dari peristiwa rem mobil Cahit yang tiba-tiba rusak dan tidak bisa dikendalikan ketika melintasi jalanan turunan menuju rumah perkebunan Kozan, akhirnya mobil yang dikemudikan Cahit terpaksa menabrak Nur yang sedang berada di tengah jalan, di dekat danau tengah berdebat dengan Iclal, meributkan masalah ricuh buku harian Nur di pagi sebelumnya. Hhhiih... Berasa pengen nabokin Iclal pakai golok ketika dia di depan Nur marah-marah, seolah-olah menegaskan bahwa ia adalah Iclal Kozan, istri Yigit Kozan yang jutawan, ganteng dan almost perfect itu... Hhhheeeiisstt.., heyloooo... Harusnya Nur yang mengatakan dan berteriak itu kepadamu, Iclal!!! Kau yang seolah-olah ingin selalu dihormati dan dipuja sebagai kebanggaannya Yigit Kozan, hadddeh... Ngaca!!! Andai Yigit tahu dan menyadari kl ingatanmu sudah pulih kembali lebih cepat dari perkiraan dokter, Yigit pasti akan membawa dan memperkenalkan Nur ke hadapanmu sebagai istri yang sah dan satu-satunya baginya. 


Doh, Iclal... Andai Nur saat itu juga habis kesabarannya, bukan tidak mungkin Iclal akan dibiarkannya menjadi korban tabrakan mobil Cahit. Tapi dasar Nur, kl perlu dia yang mati pun, akan rela-rela saja. Oleh karena itu, secara refleks Nur justru mendorong Iclal ke tepian dan membiarkan dirinya yang memang sudah tidak bisa menghindar, menjadi korban tabrakan. Sampai akhirnya Yigit berlari-lari untuk menolongmu, Nur... Ssssstttt... Bukannya saya kejam, Nur... Tapi saya mengharapkan ketika itu luka-lukamu karena tabrakan bisa lebih parah daripada hanya tangan dan kaki yang terluka, hehhe... Bukannya apa-apa, saya hanya ingin melihat reaksi kalutnya Yigit yang lebih-lebih ketika melihat istrinya tengah menderita dan kesakitan. Kl perlu, kau dibikin koma juga deh, tapi seminggu z yaaa komanya, ntar kl klamaan bisa-bisa Iclal yang kegirangan. Tapi ya sudahlah... Malah pada akhirnya berasa makin jatuh hati kepada istri Yigit Kozan ini... Di saat suami dan orang-orang yang menyayanginya begitu mengkhawatirkan keadaannya, justru Nur tetap tersenyum dan tetap terlihat bersinar dengan tangan dan kaki yang sedang kesakitan. Duh, bagaimana Yigit tidak semakin terpesona dengan istrinya, bahkan ketika dia merasa perlu memberikan perlindungan kepada sang istri di saat sedang sakit, justru sang istri yang malah balik menenangkan suami untuk tidak terlalu mengkhawirkannya. Nur mungkin menyadari, dengan adanya insiden ini justru dia punya kesempatan untuk lebih dekat dengan suami dan mendapatkan perhatian yang seharusnya ia dapatkan setiap saat dari suami. Thanks to, Cahit z ya, Nur... Hehhe... Kl Yigit mo marah dengan kakaknya, itu masalahnya, yang penting kau sendiri sudah memaafkan kakak iparmu tersebut, xixixiii... Dan ternyata, bukan hanya Yigit saja yang akhirnya jatuh hati dan terharu dengan sang istri, Iclal yang sebelum insiden kecelakaan tampak begitu kesal dan berapi-api dengan Nur, berubah menjadi simpati dan merasa berhutang budi denagn Nur. Dipeluk nie yeee... Bahkan Nur dan Yigit jadi kebingungan sendiri dengan ulah aneh Iclal yang tiba-tiba menghambur untuk memeluk Nur... Hahha... Hati-hati, Iclal.. Yang kau peluk itu adalah sekarang yang ‘paling jelita’ di hati mantan sumaimu. Wkwkwkwkwkkk... Setidak-tidaknya di balik sifat menyebalkan Iclal, dia masih punya sedikit nurani untuk merasa berhutang nyawa dengan Nur. Tapi itu dia, kl bagi Iclal mungkin ya biasa, tapi ketika dia mengajak Yigit untuk menjenguk Nur ke kamarnya, berasa itu sangat memuakkan bagi Yigit (atau juga Nur), hahahaa.. Niatnya Iclal sepertinya memang tulus untuk melihat kondisi Nur, seusai mereka berdua santap malam di halaman rumah, tapi kesannya bagi Yigit itu seperti halnya pencitraan yang pada akhirnya justru akan membuat Nur nantinya makin sakit hati dan salah mengartikan. Iclal..Iclal... Gayamu yang selalu ingin terlihat sok serasi dan harmonis bersama Yigit itu lhoooh yang selalu sukses membuat saya kesal sekaligus ingin tertawa terpingkal-pingkal. Pikirmu..pikirmu... Kau memang terlihat hanya seperti pamer bahagia dan kebanggaan dengan menggandeng erat lengan Yigit, tapi coba deh sekali-kali menolehlah ke sebelahmu..tengoklah ke yang lengannya sedang kau gandeng erat-erat itu... Lihatlah, Iclal... Mana muka Yigit yang menunjukkan dia bahagia dan bangga ketika di sampingmu??! Lhaah..hallah... Muka kesal, cemberut, serba ditekuk (entah sampai berapa tekukan, wweew), sekaligus salah tingkah dan merasa bersalah itu lhoooh, yang selalu Yigit perlihatkan, jika ia berdekatan denganmu. Tapi bukan salah tingkah dan merasa bersalah kepadamu, Iclal... Yigit merasa bersalah dan tidak berguna di depan istrinya karena dia terlihat seperti tak bisa berkutik apabila di dekatmu. Dan sekali lagi, Yigit untuk sekarang masih memperlakukanmu dengan baik dan sepantasnya hanya karena Mert ada di antara kalian berdua. Sesuatu hal yang sebenarnya sudah sangat dipahami oleh Nur seiring waktu dia mulai menerima sikon rumit rumah tangganya bersama Yigit Kozan. Akan tetapi, tetap saja ketika Nur melihat keakraban Yigit, Iclal, dan Mert ketika mereka bertiga tengah berkumpul bertiga di kamar Mert, di mana Iclal terlihat sedang membacakan dongeng untuk Mert dan di sampingnya ada Mert dan Yigit yang tampak penuh perhatian mendengarkan, Nur balik lagi ke perasaan dasarnya sebagai perempuan,  tidak tega melihat mereka bertiga pecah karena kehadirannya. Ada perasaan bersalah, iri, haru, dan juga sakit yang dirasakan oleh Nur ketika mengintip dari balik pintu kamar Mert, melihat Yigit, Iclal, dan Mert layaknya sebuah keluarga bahagia. Ahh, Nur... Seandainya memang sikonnya benar-benar seperti yang terlihat, tidak akan mungkin juga kau akan begitu dipertahankan mati-matian oleh Yigit Kozan. Tapi hati perempuan mana yang tega memisahkan anak dari orang tua yang sangat disayanginya??! Pun sebenarnya sebagai ibu tiri kau punya cinta dan kasih sayang kepada Mert melebihi Iclal, tapi kl sudah melihat pemandangan yang begitu menyesakkan tadi, hanya perasaan bersalah sekaligus cemburu yang menggelayuti hati dan logika. Nurrrr... InsyaAlloh untuk setiap air mata yang kau keluarkan itu, Tuhan pasti akan memberikan jalan keluarnya. Kau mungkin dulu datang hanya seorang perempuan kedua bagi rumah tangga Yigit dan Iclal , tapi kau tidak pernah merusak kebahagiaan sebuah keluarga. Kau seperti halnya hanya korban pencitraan dari sebuah alasan perikemanusiaan. Tuhan sudah menganugrahkan cinta kepadamu dan juga suamimu. Bertahanlah, berbahagialah!!! Have a great Saturday, AVers... Salam hangat.   
18.10.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_41 Holaaa, AVers... Semoga weekend Sabtu ini menceriakan yaaa... Sua kembali dengan remah-remah di edisi ‘Sabtu Sembilu’... Hhmmm.., kenapa sembilu, karena hari ini curhatannya adalah seputar cinta dan perasaan bersalah yang seperti tidak pada tempatnya. Cinta yang jadi rumit dan serba ironis karena demi alasan perikemanusiaan konyol. Segera yuk flashback episode sebelas drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) dimulai. 

Berawal dari peristiwa rem mobil Cahit yang tiba-tiba rusak dan tidak bisa dikendalikan ketika melintasi jalanan turunan menuju rumah perkebunan Kozan, akhirnya mobil yang dikemudikan Cahit terpaksa menabrak Nur yang sedang berada di tengah jalan, di dekat danau tengah berdebat dengan Iclal, meributkan masalah ricuh buku harian Nur di pagi sebelumnya. Hhhiih... Berasa pengen nabokin Iclal pakai golok ketika dia di depan Nur marah-marah, seolah-olah menegaskan bahwa ia adalah Iclal Kozan, istri Yigit Kozan yang jutawan, ganteng dan almost perfect itu... Hhhheeeiisstt.., heyloooo... Harusnya Nur yang mengatakan dan berteriak itu kepadamu, Iclal!!! Kau yang seolah-olah ingin selalu dihormati dan dipuja sebagai kebanggaannya Yigit Kozan, hadddeh... Ngaca!!! Andai Yigit tahu dan menyadari kl ingatanmu sudah pulih kembali lebih cepat dari perkiraan dokter, Yigit pasti akan membawa dan memperkenalkan Nur ke hadapanmu sebagai istri yang sah dan satu-satunya baginya. 


Doh, Iclal... Andai Nur saat itu juga habis kesabarannya, bukan tidak mungkin Iclal akan dibiarkannya menjadi korban tabrakan mobil Cahit. Tapi dasar Nur, kl perlu dia yang mati pun, akan rela-rela saja. Oleh karena itu, secara refleks Nur justru mendorong Iclal ke tepian dan membiarkan dirinya yang memang sudah tidak bisa menghindar, menjadi korban tabrakan. Sampai akhirnya Yigit berlari-lari untuk menolongmu, Nur... Ssssstttt... Bukannya saya kejam, Nur... Tapi saya mengharapkan ketika itu luka-lukamu karena tabrakan bisa lebih parah daripada hanya tangan dan kaki yang terluka, hehhe... Bukannya apa-apa, saya hanya ingin melihat reaksi kalutnya Yigit yang lebih-lebih ketika melihat istrinya tengah menderita dan kesakitan. Kl perlu, kau dibikin koma juga deh, tapi seminggu z yaaa komanya, ntar kl klamaan bisa-bisa Iclal yang kegirangan. Tapi ya sudahlah... Malah pada akhirnya berasa makin jatuh hati kepada istri Yigit Kozan ini... Di saat suami dan orang-orang yang menyayanginya begitu mengkhawatirkan keadaannya, justru Nur tetap tersenyum dan tetap terlihat bersinar dengan tangan dan kaki yang sedang kesakitan. Duh, bagaimana Yigit tidak semakin terpesona dengan istrinya, bahkan ketika dia merasa perlu memberikan perlindungan kepada sang istri di saat sedang sakit, justru sang istri yang malah balik menenangkan suami untuk tidak terlalu mengkhawirkannya. Nur mungkin menyadari, dengan adanya insiden ini justru dia punya kesempatan untuk lebih dekat dengan suami dan mendapatkan perhatian yang seharusnya ia dapatkan setiap saat dari suami. Thanks to, Cahit z ya, Nur... Hehhe... Kl Yigit mo marah dengan kakaknya, itu masalahnya, yang penting kau sendiri sudah memaafkan kakak iparmu tersebut, xixixiii... Dan ternyata, bukan hanya Yigit saja yang akhirnya jatuh hati dan terharu dengan sang istri, Iclal yang sebelum insiden kecelakaan tampak begitu kesal dan berapi-api dengan Nur, berubah menjadi simpati dan merasa berhutang budi denagn Nur. Dipeluk nie yeee... Bahkan Nur dan Yigit jadi kebingungan sendiri dengan ulah aneh Iclal yang tiba-tiba menghambur untuk memeluk Nur... Hahha... Hati-hati, Iclal.. Yang kau peluk itu adalah sekarang yang ‘paling jelita’ di hati mantan sumaimu. Wkwkwkwkwkkk... Setidak-tidaknya di balik sifat menyebalkan Iclal, dia masih punya sedikit nurani untuk merasa berhutang nyawa dengan Nur. Tapi itu dia, kl bagi Iclal mungkin ya biasa, tapi ketika dia mengajak Yigit untuk menjenguk Nur ke kamarnya, berasa itu sangat memuakkan bagi Yigit (atau juga Nur), hahahaa.. Niatnya Iclal sepertinya memang tulus untuk melihat kondisi Nur, seusai mereka berdua santap malam di halaman rumah, tapi kesannya bagi Yigit itu seperti halnya pencitraan yang pada akhirnya justru akan membuat Nur nantinya makin sakit hati dan salah mengartikan. Iclal..Iclal... Gayamu yang selalu ingin terlihat sok serasi dan harmonis bersama Yigit itu lhoooh yang selalu sukses membuat saya kesal sekaligus ingin tertawa terpingkal-pingkal. Pikirmu..pikirmu... Kau memang terlihat hanya seperti pamer bahagia dan kebanggaan dengan menggandeng erat lengan Yigit, tapi coba deh sekali-kali menolehlah ke sebelahmu..tengoklah ke yang lengannya sedang kau gandeng erat-erat itu... Lihatlah, Iclal... Mana muka Yigit yang menunjukkan dia bahagia dan bangga ketika di sampingmu??! Lhaah..hallah... Muka kesal, cemberut, serba ditekuk (entah sampai berapa tekukan, wweew), sekaligus salah tingkah dan merasa bersalah itu lhoooh, yang selalu Yigit perlihatkan, jika ia berdekatan denganmu. Tapi bukan salah tingkah dan merasa bersalah kepadamu, Iclal... Yigit merasa bersalah dan tidak berguna di depan istrinya karena dia terlihat seperti tak bisa berkutik apabila di dekatmu. Dan sekali lagi, Yigit untuk sekarang masih memperlakukanmu dengan baik dan sepantasnya hanya karena Mert ada di antara kalian berdua. Sesuatu hal yang sebenarnya sudah sangat dipahami oleh Nur seiring waktu dia mulai menerima sikon rumit rumah tangganya bersama Yigit Kozan. Akan tetapi, tetap saja ketika Nur melihat keakraban Yigit, Iclal, dan Mert ketika mereka bertiga tengah berkumpul bertiga di kamar Mert, di mana Iclal terlihat sedang membacakan dongeng untuk Mert dan di sampingnya ada Mert dan Yigit yang tampak penuh perhatian mendengarkan, Nur balik lagi ke perasaan dasarnya sebagai perempuan,  tidak tega melihat mereka bertiga pecah karena kehadirannya. Ada perasaan bersalah, iri, haru, dan juga sakit yang dirasakan oleh Nur ketika mengintip dari balik pintu kamar Mert, melihat Yigit, Iclal, dan Mert layaknya sebuah keluarga bahagia. Ahh, Nur... Seandainya memang sikonnya benar-benar seperti yang terlihat, tidak akan mungkin juga kau akan begitu dipertahankan mati-matian oleh Yigit Kozan. Tapi hati perempuan mana yang tega memisahkan anak dari orang tua yang sangat disayanginya??! Pun sebenarnya sebagai ibu tiri kau punya cinta dan kasih sayang kepada Mert melebihi Iclal, tapi kl sudah melihat pemandangan yang begitu menyesakkan tadi, hanya perasaan bersalah sekaligus cemburu yang menggelayuti hati dan logika. Nurrrr... InsyaAlloh untuk setiap air mata yang kau keluarkan itu, Tuhan pasti akan memberikan jalan keluarnya. Kau mungkin dulu datang hanya seorang perempuan kedua bagi rumah tangga Yigit dan Iclal , tapi kau tidak pernah merusak kebahagiaan sebuah keluarga. Kau seperti halnya hanya korban pencitraan dari sebuah alasan perikemanusiaan. Tuhan sudah menganugrahkan cinta kepadamu dan juga suamimu. Bertahanlah, berbahagialah!!! Have a great Saturday, AVers... Salam hangat.   

Jumat, 26 Februari 2016

‘Jum’at Semangatttt’... Halo, AVers... Ketemu lagi dengan edisi remah-remah... Mo nyambung lagi neh dengan yang romantis-romantis kemarin... Hehhe.. Flashbacknya masih akan berkutat di episode sembilan serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Mo lanjutin cerita setelah si suami dapat pengakuan cinta sekaligus kepercayaan sepenuhnya dari sang istri. 











Akhirnyaaa...  Setelah sekian lama waktu berjalan, pernikahan yang dijalani ternyata tak sesempurna yang diimpikan, cinta yang dimiliki tak begitu saja dapat ditunjukkan, serta silih-berganti sakit dan perih yang dirasakan, kekuatan cinta masih bisa bertahan di antara segala deraan dan cobaan. Cinta yang harus dilalui dengan banyak kepedihan, kiranya justru menjadi ukuran ketahanan cinta dan kasih sayang itu sendiri. Ibarat di gurun pasir yang tandus, setidak-tidaknya Yigit dan Nur tetap bisa bertahan menjadi kaktus yang hijau dan subur untuk dapat memertahankan keindahannya. Ya, Yigit yaaa... Kau mulai hidup barumu dengan Nur dengan sebuah trik curang, tapi bukan berarti kau harus terus-menerus terhukum dengan segala ulahmu. Setidak-tidaknya kau punya satu alasan yang kuat untuk sampai akhirnya nekad melakukan kecurangan tersebut. Cinta yang baru sekalinya kau rasakan dalam hidupmu, cinta yang akhirnya hadir di saat kau benar-benar sudah lelah dengan pernikahan pertamamu yang tanpa cinta... Cinta yang benar-benar cinta yang ingin kau persembahkan kepada seorang gadis cantik yang pintar dan periang dari kota kecil, Adana. Cinta yang akhirnya benar-benar bisa terwujud setelah kau bertemu dan menikahi Nur. Hhmmm... Tapi itu ceritamu dulu, yang setelah sekian waktu berjalan kau melalui tahapan-tahapan mulai dari saat istrimu tahu kebohonganmu kemudian, mantan istrimu yang kau ceraikan dengan curang akhirnya sadar kembali dari koma tiga tahunnya, kau yang kebingungan mengatur ‘sandiwara cinta’, kau yang beralasan demi perikemanusiaan, tapi di ujung sana secara tidak langsung malah tiada henti seperti menyakiti istrimu sendiri, kau yang seolah-olah berpoligami dan mempunyai perempuan simpanan,  atau juga kisah tarik-ulur pernikahan yang setiap saat layaknya bom waktu karena istrimu yang tak henti memohon untuk bercerai denganmu... Kini, seperti halnya usai hujan deras yang tak lelah untuk mengguyur, akhirnya muncul pelangi sebagai pengobat dingin dan duka. Pelangi berwujud istri, yang ternyata punya cinta dan pengharapan yang besar kepada sang suami. Jikalau sebelumnya hanya tampak kemarahan dan kesedihan dari matanya, toh dia marah dan membencimu karena sangat mencintaimu kan?! Kini setelah dia mulai merasakan cinta yang tak lagi ‘samar-samar’, cinta yang tak kuasa lagi untuk ditahan dan disembunyikan, dia datang dengan keberaniannya, menyambutmu dengan rasa cinta dan juga kekhawatirannya... Ahh, Yigit... Akhirnya kau  merasakan juga jadi suami yang terbahagia di dunia!!! Disambut istri sepulang dari peliknya mengurus konflik pekerjaan, mendapat pelukan, ungkapan cinta dan takut kehilangan, ya Tuhan... Bukankah kehangatan seperti ini yang selalu kau harapkan, Yigit?? Kehangatan yang akhirnya kau sempurnakan dengan sebuah lips kiss dan kecupan di kening tanda kasih sayang tiada akhir. Hhmmm... Pelanginya ternyata ada di indahnya mata hijau dan manisnya senyuman serta bibir istri ya, Yigit yaaaa... Duh, yang habis dapat kepastian cinta dari sang istri... Dasar Yigit... Buntut-buntutnya ya lari ke bengkel mobil tua yang penuh dengan memori ituuuuuuu tuh... Hhheeeiissttt... Nah kan.. Mulai lagi kan senyum-senyum tipisnya hadir lagi... Dan lagi-lagi deh senyuman tipis itu hadir karena ada Nur sebagai alasan di baliknya. Iih..sumpahhh, gemezzzz banget lihat bapaknya Mert ini tersipu-sipu malu sendiri, di balik kemudi mobil putih tuanya, membayangkan momen indah bersama sang istri sebelumnya. Hadddeh... Pake acara merem-merem segala lagi  itu matanya... Yyyeeeaayy.., puber kl ketuaan ya gini nie.. Ech, ternyata... Begitu juga adanya dengan yang terjadi pada sang istri. Nurrrrrrr... Makin cantik, cintaku... Auramu terlihat makin terang!!! Setelah kau berhasil tanpa beban mengungkapkan apa yang seharusnya kau ungkapkan kepada suamimu... Meski masih ada ganjalan, tapi OK lah... Yang penting komitmen di antara kalian berdua sudah jelas, tanpa ada lagi cinta atau gairah yang terkesan ditutup-tutupi, dan berharap makin solid untuk kalian berdua menghadapi segala rintangan ke depan. Yupz, kl sang suami memilih menepi ke bengkel untuk mengenang indahnya saat-saat berdua, sang istri memilih setia dengan buku hariannya, yang ditulis sembari wajah yang tak berhenti bersinar, mata yang tak lelah berbinar, senyum yang tak punah merekah, pokoknya segala kebahagiaan itu jelas terbaca di wajah cantiknya Nur malam itu. Sampai-sampai jari-jemarimu itu ikut mengenang ciuman bibir dari suami ya, Nur... Mmmmuuuaaacchh... Ech, ternyata aksi bahagianya Yigit tak berhenti  hanya sampai di malam itu dan bengkel lhooo... Eeeaalllah... Hanya gara-gara lips kiss, pelukan, dan kecup kening, Yigit mampu mengosongkan kantor perusahaanya, hahahaaa... Ya Tuhan.... 300  karyawan diliburkan selama 3 hari dan hanya Yigit yang tahu alasan di balik libur mendadak dan suka-suka tersebut, hahahaaa... Bahkan sampai Cahit dibuat terheran-heran ketika pagi tiba di kantor. Sepi dan tampak lengang, hahahaaa.. Usut punya usut, di kantor hanya ada si bos besar Kozan yang ternyata masih asyik mematut diri di depan cermin, dandan keren dengan muka yang tampak lebih santai dan ramah, siap-siap mo pergi kayaknya... Mau kemana, gantengggg?? Eeeeyaaa... Cahit yang masih belum lepas dari rasa penasaran dan bertanya-tanyanya, akhirnya ketiban pulung untuk diajak sang adik refreshing mancing, wwweew... Meski agak nyinyir dengan hobi yang satu ini, tapi ya bolehlah kl seorang Yigit Kozan ingin merayakan kebahagiaannya dengan memancing.. Hadddeh... Baru juga kena bibir ma kening, 300 karyawan dapat libur tiga hari, gimana ntar kl kena yang ‘intinya’, hahahaaa... Bisa-bisa karyawan dapat bonus satu semester gaji plus paket liburan ke Roma, wkwkwkwkwkkk...  Ahhh, cinta... Berasa konyol tapi koq ya tetap indah yaaa... Apalagi lihat model pubernya Yigit yang berasa sudah sangat ‘lewat’,hhmmm... Tapi karena judulnya semua karena cinta, tetap saja berasa manis dan menyenangkan. Jodoh yang disimpan Tuhan untuk Yigit, memang benar-benar tidak mengecewakan. Nurrrrrrr... Bahkan seorang Marie Antoinette yang dulu begitu dipuja oleh Louis XIV sampai sebegitu bodohnya, tidak seberharga dirimu ketika mendampingi  Yigit Kozan. Jadilah yang terindah untuk Yigit, Nur... Dan biarkan Yigit jadi yang terhebat untukmu. Sebagai yang satu-satunya dan selamanya. Have a sweet Friday, AVers... Salam hangat.
17.36.00 Unknown
‘Jum’at Semangatttt’... Halo, AVers... Ketemu lagi dengan edisi remah-remah... Mo nyambung lagi neh dengan yang romantis-romantis kemarin... Hehhe.. Flashbacknya masih akan berkutat di episode sembilan serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Mo lanjutin cerita setelah si suami dapat pengakuan cinta sekaligus kepercayaan sepenuhnya dari sang istri. 











Akhirnyaaa...  Setelah sekian lama waktu berjalan, pernikahan yang dijalani ternyata tak sesempurna yang diimpikan, cinta yang dimiliki tak begitu saja dapat ditunjukkan, serta silih-berganti sakit dan perih yang dirasakan, kekuatan cinta masih bisa bertahan di antara segala deraan dan cobaan. Cinta yang harus dilalui dengan banyak kepedihan, kiranya justru menjadi ukuran ketahanan cinta dan kasih sayang itu sendiri. Ibarat di gurun pasir yang tandus, setidak-tidaknya Yigit dan Nur tetap bisa bertahan menjadi kaktus yang hijau dan subur untuk dapat memertahankan keindahannya. Ya, Yigit yaaa... Kau mulai hidup barumu dengan Nur dengan sebuah trik curang, tapi bukan berarti kau harus terus-menerus terhukum dengan segala ulahmu. Setidak-tidaknya kau punya satu alasan yang kuat untuk sampai akhirnya nekad melakukan kecurangan tersebut. Cinta yang baru sekalinya kau rasakan dalam hidupmu, cinta yang akhirnya hadir di saat kau benar-benar sudah lelah dengan pernikahan pertamamu yang tanpa cinta... Cinta yang benar-benar cinta yang ingin kau persembahkan kepada seorang gadis cantik yang pintar dan periang dari kota kecil, Adana. Cinta yang akhirnya benar-benar bisa terwujud setelah kau bertemu dan menikahi Nur. Hhmmm... Tapi itu ceritamu dulu, yang setelah sekian waktu berjalan kau melalui tahapan-tahapan mulai dari saat istrimu tahu kebohonganmu kemudian, mantan istrimu yang kau ceraikan dengan curang akhirnya sadar kembali dari koma tiga tahunnya, kau yang kebingungan mengatur ‘sandiwara cinta’, kau yang beralasan demi perikemanusiaan, tapi di ujung sana secara tidak langsung malah tiada henti seperti menyakiti istrimu sendiri, kau yang seolah-olah berpoligami dan mempunyai perempuan simpanan,  atau juga kisah tarik-ulur pernikahan yang setiap saat layaknya bom waktu karena istrimu yang tak henti memohon untuk bercerai denganmu... Kini, seperti halnya usai hujan deras yang tak lelah untuk mengguyur, akhirnya muncul pelangi sebagai pengobat dingin dan duka. Pelangi berwujud istri, yang ternyata punya cinta dan pengharapan yang besar kepada sang suami. Jikalau sebelumnya hanya tampak kemarahan dan kesedihan dari matanya, toh dia marah dan membencimu karena sangat mencintaimu kan?! Kini setelah dia mulai merasakan cinta yang tak lagi ‘samar-samar’, cinta yang tak kuasa lagi untuk ditahan dan disembunyikan, dia datang dengan keberaniannya, menyambutmu dengan rasa cinta dan juga kekhawatirannya... Ahh, Yigit... Akhirnya kau  merasakan juga jadi suami yang terbahagia di dunia!!! Disambut istri sepulang dari peliknya mengurus konflik pekerjaan, mendapat pelukan, ungkapan cinta dan takut kehilangan, ya Tuhan... Bukankah kehangatan seperti ini yang selalu kau harapkan, Yigit?? Kehangatan yang akhirnya kau sempurnakan dengan sebuah lips kiss dan kecupan di kening tanda kasih sayang tiada akhir. Hhmmm... Pelanginya ternyata ada di indahnya mata hijau dan manisnya senyuman serta bibir istri ya, Yigit yaaaa... Duh, yang habis dapat kepastian cinta dari sang istri... Dasar Yigit... Buntut-buntutnya ya lari ke bengkel mobil tua yang penuh dengan memori ituuuuuuu tuh... Hhheeeiissttt... Nah kan.. Mulai lagi kan senyum-senyum tipisnya hadir lagi... Dan lagi-lagi deh senyuman tipis itu hadir karena ada Nur sebagai alasan di baliknya. Iih..sumpahhh, gemezzzz banget lihat bapaknya Mert ini tersipu-sipu malu sendiri, di balik kemudi mobil putih tuanya, membayangkan momen indah bersama sang istri sebelumnya. Hadddeh... Pake acara merem-merem segala lagi  itu matanya... Yyyeeeaayy.., puber kl ketuaan ya gini nie.. Ech, ternyata... Begitu juga adanya dengan yang terjadi pada sang istri. Nurrrrrrr... Makin cantik, cintaku... Auramu terlihat makin terang!!! Setelah kau berhasil tanpa beban mengungkapkan apa yang seharusnya kau ungkapkan kepada suamimu... Meski masih ada ganjalan, tapi OK lah... Yang penting komitmen di antara kalian berdua sudah jelas, tanpa ada lagi cinta atau gairah yang terkesan ditutup-tutupi, dan berharap makin solid untuk kalian berdua menghadapi segala rintangan ke depan. Yupz, kl sang suami memilih menepi ke bengkel untuk mengenang indahnya saat-saat berdua, sang istri memilih setia dengan buku hariannya, yang ditulis sembari wajah yang tak berhenti bersinar, mata yang tak lelah berbinar, senyum yang tak punah merekah, pokoknya segala kebahagiaan itu jelas terbaca di wajah cantiknya Nur malam itu. Sampai-sampai jari-jemarimu itu ikut mengenang ciuman bibir dari suami ya, Nur... Mmmmuuuaaacchh... Ech, ternyata aksi bahagianya Yigit tak berhenti  hanya sampai di malam itu dan bengkel lhooo... Eeeaalllah... Hanya gara-gara lips kiss, pelukan, dan kecup kening, Yigit mampu mengosongkan kantor perusahaanya, hahahaaa... Ya Tuhan.... 300  karyawan diliburkan selama 3 hari dan hanya Yigit yang tahu alasan di balik libur mendadak dan suka-suka tersebut, hahahaaa... Bahkan sampai Cahit dibuat terheran-heran ketika pagi tiba di kantor. Sepi dan tampak lengang, hahahaaa.. Usut punya usut, di kantor hanya ada si bos besar Kozan yang ternyata masih asyik mematut diri di depan cermin, dandan keren dengan muka yang tampak lebih santai dan ramah, siap-siap mo pergi kayaknya... Mau kemana, gantengggg?? Eeeeyaaa... Cahit yang masih belum lepas dari rasa penasaran dan bertanya-tanyanya, akhirnya ketiban pulung untuk diajak sang adik refreshing mancing, wwweew... Meski agak nyinyir dengan hobi yang satu ini, tapi ya bolehlah kl seorang Yigit Kozan ingin merayakan kebahagiaannya dengan memancing.. Hadddeh... Baru juga kena bibir ma kening, 300 karyawan dapat libur tiga hari, gimana ntar kl kena yang ‘intinya’, hahahaaa... Bisa-bisa karyawan dapat bonus satu semester gaji plus paket liburan ke Roma, wkwkwkwkwkkk...  Ahhh, cinta... Berasa konyol tapi koq ya tetap indah yaaa... Apalagi lihat model pubernya Yigit yang berasa sudah sangat ‘lewat’,hhmmm... Tapi karena judulnya semua karena cinta, tetap saja berasa manis dan menyenangkan. Jodoh yang disimpan Tuhan untuk Yigit, memang benar-benar tidak mengecewakan. Nurrrrrrr... Bahkan seorang Marie Antoinette yang dulu begitu dipuja oleh Louis XIV sampai sebegitu bodohnya, tidak seberharga dirimu ketika mendampingi  Yigit Kozan. Jadilah yang terindah untuk Yigit, Nur... Dan biarkan Yigit jadi yang terhebat untukmu. Sebagai yang satu-satunya dan selamanya. Have a sweet Friday, AVers... Salam hangat.

Kamis, 25 Februari 2016

Yuhuuuuu... Edisi ‘Kamis Romantis’, AVers... 






Setelah remahan edisi yang kemarin membahas yang kelabu-kelabu, pun deretan gambar yang tersaji serba tidak mengenakkan hati, sekarang giliran yang romantis-romantis kembali saya hadirkan di edisi remahan hari ini. Dijamin, deretan potongan gambar scene nya bakalan bikin makin baperrr, teringat yang lalu-lalu, tentang manis dan indahnya Yigit dan Nur. Hehhe..  Flashback nya akan saya bawa menuju ke episode delapan dan sembilan serial drama  Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Ini cerita sesudah Nur dan Yigit kencan siang-siang, selama satu jam di pinggir pantai itu, AVers... Kencan singkat yang benar-benar manis dan berkualitas, sehabis ‘kisruh jacuzi’, hehhe... Meski sesampai di rumah Nur sempat bersitegang dengan Iclal karena Iclal kedapatan mengacak-acak kamar Nur akibat penasaran dengan buku harian milik Nur, tapi tetap itu tidak bisa merusak suasana hati Yigit dan Nur setelahnya. Tetap bahagia dan terlihat makin kompak. Namun yang jadi puncak kebahagiaannya justru harus diawali dengan sebuah insiden buruk ketika malam menjelang. Yigit dan Cahit yang tengah berada di ruangan kerja, mendapat telpon dari anak buahnya yang mengabarkan bahwa di pertambangan yang menjadi salah satu unit usaha Kozan Manufacturing sedang terjadi kisruh sabotase, hingga sampai menelan korban jiwa dan luka-luka, termasuk Tayyar yang sudah beberapa waktu diusir Yigit dari rumah perkebunan Kozan. Yigit yang panik langsung pergi ke lokasi kejadian, diikuti dengan Cahit. Nur pun ikut-ikutan panik dan khawatir melihat suaminya terlihat tergesa-gesa dan sangat kacau. Lebih-lebih ketika diberitahu oleh Cahit kenapa Yigit sampai sepanik itu, tambah Nur makin kalut memikirkannya. Cieeeeee.., Nur... Yang sudah mulai terketuk hatinya usai kencan kilat, yang mulai menggantungkan harapan dan cinta kepada sang suami tercinta... Yang nolak dicium, tapi cinta setengah mati... Was-was juga kan dengan sang suami yang sedang menghadapi masalah di pekerjaannnya... Yigittttt, harusnya kau melihat kekhawatiran istrimu... Betul omongan Cahit... Jangan terlalu emosional menghadapi kisruh sabotase di pertambanganmu, jangan buru-buru main hakim sendiri dan balas dendam seperti biasanya kepada musuh-musuh bisnismu... Serahkan semua kepada pihak yang berwenang... Sukaaaa banget scene ketika Cahit menasehati Yigit tentang seharusnya sekarang lebih bijak lagi dengan segala tindak-tanduknya. Sekarang bukan saatnya lagi ketika lawan bisnis berulah, lanjut membuat perhitungan tanpa dipikir masak-masak. Sekarang saatnya Yigit memikirkan bahwa dia sudah ada istri dan anak yang sangat dicintainya. Istri dan anak yang tentu akan sangat menggantungkan hidup dan harapannya kepadanya, karena itu Yigit tidak boleh egois lagi hanya memikirkan dirinya-sendiri. Ahh, Cahit... Terima kasih untuk nasehatmu itu, karena setidak-tidaknya ada seseorang yang senantiasa mengingatkan tentang cinta dan harapan kepada adikmu yang terkesan angkuh dan kaku tersebut. Dan nyatanya, memang kehadiran adikmu sedang sangat dinantikan oleh istrinya di rumah. Cemas menunggu, was-was, itulah gambaran Nur malam itu ketika mondar-mandir di halaman, menanti kepulangan suaminya dari tempat kejadian. Bahkan ketika sorot lampu mobil Yigit masih tampak dari kejauhan, Nur langsung bergegas berlari  menuju ke halaman samping rumah perkebunan Kozan. Yigit yang masih setengah syok sepulang dari tempat terjadinya musibah, jadi tambah bingung dan kaget, ketika tiba-tiba Nur langsung berlari menghambur kepadanya, kemudian lanjut memeluknya erat. Eeeyyaaa... Bingung, kaget, atau bahagia nie Yigit?? Hahha... Siangnya saja mo dicium malah nolak, ech malamnya malah main peluk suami saja nie istri satu, yuhuuuuu... Rupanya, butuh sesuatu yang menegangkan dulu ya, Nur untuk menyadari bahwa kau sebenarnya sudah terlalu jatuh cinta dan takut kehilangan suamimu... Hhmmm... Kl tangan Tuhan sudah mulai turut menengahi, pada akhirnya selalu ada hikmah yang sangat berharga di baliknya. “Aku mencintaimu, Yigit... Demi Tuhan.. Aku sangat mencintaimu”. Bahkan ciuman di bibir yang ditunggu sejak hari pertama terikat janji suci sebagai pasutri, akhirnya baru bisa terrealisasi setelah pengakuanmu cintamu di hadapan suami. Ciuman yang perlahan-lahan, terkesan bibir yang bertemu masih berusaha untuk saling mengenal dan memahami, tapi berujung manis dan menentramkan hati, hhmmm... Rasanya benar-benar mmmuuuaaacchh...!!! Dengarkan apa yang dikatakan istrimu kepadamu, Yigit... Jagalah dirimu baik-baik, karena sekarang kau punya dia dan Mert... Kl sampai terjadi apa-apa denganmu, pada siapa istrimu akan mencari sandaran dan menggantungkan harapan... Duh, Yigit... Sampai tercekat dan tak bisa berkata-kata banyak mendengar ucapan Nur tadi... Hanya sorot mata yang kelihatan sontak berubah teduh dan penuh cinta, seraya bibir berucap, “Apa yang telah kulakukan kepadamu, Nur??!”... Ungkapan sekaligus respon yang seolah-olah menyiratkan bahwa Yigit merasa bersalah karena belum bisa membahagiakan sang istri dan hanya bisa menghadirkan luka di hati yang selama ini seperti tak henti dialami. Ya Tuhan, sepertinya memang ciuman di bibir antara Nur dan Yigit malam itu menjadi sarana penegasan untuk mereka berdua, bahwa berdua itu saling erat memiliki dan semakin yakin untuk melangkah ke depan bersama-sama, tanpa ada saling meragukan satu sama lain lagi. Perasaan saling membutuhkan, ketakutan untuk kehilangan, dan saling melengkapi, sudah tak bisa ditutup-tutupi lagi malam itu. Dah ya, Nur... Jangan mohon cerai-cerai lagi yaaaa... Baru terasa kan sekarang bagaimana seandainya benar-benar pisah dan jauh dari belahan jiwa. Tapi dasar Nur... Tetap saja seusai saling meyakinkan cinta, rasa bersalah masih tampak menggelayut di wajah dan perasaannya. Pikirnya Nur, tak sopan dengan apa yang dilakukannya secara terang-terangan di teras rumah untuk menunjukkan cintanya kepada Yigit. Tapi, ya sudahlah, Nur... Itu memang sudah jadi hakmu... Lihatlah itu suamimu yang masih ingin memeluk dan berduaan denganmu. Dapat tambahan kecupan di kening juga kan akhirnya dari suami.... Cieeeeee.., Yigit, cieeeee... Mumpung sang istri sedang mau diapakan saja, usai mendapat kiss di bibir, masih pengen nambah-nambah lagi rupanya, hahahaaa... Sudah terlalu lama sieeee ya menahannya. Akhirnyaaaaaaa... Persetan dengan Sinan yang tanpa sadar sedang memergoki asyik-masyuknya mereka berdua tersebut. Itu urusan nanti!!! Yupz, kau tidak akan pernah merasakan sakitnya kehilangan, sampai akhirnya dia pergi menjauh dan benar-benar meninggalkanmu, Nur. Kini, ketika Tuhan semakin  membuka hati dan menyadarkanmu, berharap kau pintar membaca berbagai pertanda itu. Apabila sebelumnya kata cerai seakan-akan mudah terlontar, keputusasaan melihat sikon rumah tangga yang serba rumit, dan kesabaran yang terus-menerus seperti digerus, sekarang saatnya memaknai bahwa cinta sejati dan proses menuju kebahagiaan tak mungkin isinya hanya yang indah-indah saja. Lanjut besok ya ceritanya, AVers... Salam hangat.
18.39.00 Unknown
Yuhuuuuu... Edisi ‘Kamis Romantis’, AVers... 






Setelah remahan edisi yang kemarin membahas yang kelabu-kelabu, pun deretan gambar yang tersaji serba tidak mengenakkan hati, sekarang giliran yang romantis-romantis kembali saya hadirkan di edisi remahan hari ini. Dijamin, deretan potongan gambar scene nya bakalan bikin makin baperrr, teringat yang lalu-lalu, tentang manis dan indahnya Yigit dan Nur. Hehhe..  Flashback nya akan saya bawa menuju ke episode delapan dan sembilan serial drama  Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Ini cerita sesudah Nur dan Yigit kencan siang-siang, selama satu jam di pinggir pantai itu, AVers... Kencan singkat yang benar-benar manis dan berkualitas, sehabis ‘kisruh jacuzi’, hehhe... Meski sesampai di rumah Nur sempat bersitegang dengan Iclal karena Iclal kedapatan mengacak-acak kamar Nur akibat penasaran dengan buku harian milik Nur, tapi tetap itu tidak bisa merusak suasana hati Yigit dan Nur setelahnya. Tetap bahagia dan terlihat makin kompak. Namun yang jadi puncak kebahagiaannya justru harus diawali dengan sebuah insiden buruk ketika malam menjelang. Yigit dan Cahit yang tengah berada di ruangan kerja, mendapat telpon dari anak buahnya yang mengabarkan bahwa di pertambangan yang menjadi salah satu unit usaha Kozan Manufacturing sedang terjadi kisruh sabotase, hingga sampai menelan korban jiwa dan luka-luka, termasuk Tayyar yang sudah beberapa waktu diusir Yigit dari rumah perkebunan Kozan. Yigit yang panik langsung pergi ke lokasi kejadian, diikuti dengan Cahit. Nur pun ikut-ikutan panik dan khawatir melihat suaminya terlihat tergesa-gesa dan sangat kacau. Lebih-lebih ketika diberitahu oleh Cahit kenapa Yigit sampai sepanik itu, tambah Nur makin kalut memikirkannya. Cieeeeee.., Nur... Yang sudah mulai terketuk hatinya usai kencan kilat, yang mulai menggantungkan harapan dan cinta kepada sang suami tercinta... Yang nolak dicium, tapi cinta setengah mati... Was-was juga kan dengan sang suami yang sedang menghadapi masalah di pekerjaannnya... Yigittttt, harusnya kau melihat kekhawatiran istrimu... Betul omongan Cahit... Jangan terlalu emosional menghadapi kisruh sabotase di pertambanganmu, jangan buru-buru main hakim sendiri dan balas dendam seperti biasanya kepada musuh-musuh bisnismu... Serahkan semua kepada pihak yang berwenang... Sukaaaa banget scene ketika Cahit menasehati Yigit tentang seharusnya sekarang lebih bijak lagi dengan segala tindak-tanduknya. Sekarang bukan saatnya lagi ketika lawan bisnis berulah, lanjut membuat perhitungan tanpa dipikir masak-masak. Sekarang saatnya Yigit memikirkan bahwa dia sudah ada istri dan anak yang sangat dicintainya. Istri dan anak yang tentu akan sangat menggantungkan hidup dan harapannya kepadanya, karena itu Yigit tidak boleh egois lagi hanya memikirkan dirinya-sendiri. Ahh, Cahit... Terima kasih untuk nasehatmu itu, karena setidak-tidaknya ada seseorang yang senantiasa mengingatkan tentang cinta dan harapan kepada adikmu yang terkesan angkuh dan kaku tersebut. Dan nyatanya, memang kehadiran adikmu sedang sangat dinantikan oleh istrinya di rumah. Cemas menunggu, was-was, itulah gambaran Nur malam itu ketika mondar-mandir di halaman, menanti kepulangan suaminya dari tempat kejadian. Bahkan ketika sorot lampu mobil Yigit masih tampak dari kejauhan, Nur langsung bergegas berlari  menuju ke halaman samping rumah perkebunan Kozan. Yigit yang masih setengah syok sepulang dari tempat terjadinya musibah, jadi tambah bingung dan kaget, ketika tiba-tiba Nur langsung berlari menghambur kepadanya, kemudian lanjut memeluknya erat. Eeeyyaaa... Bingung, kaget, atau bahagia nie Yigit?? Hahha... Siangnya saja mo dicium malah nolak, ech malamnya malah main peluk suami saja nie istri satu, yuhuuuuu... Rupanya, butuh sesuatu yang menegangkan dulu ya, Nur untuk menyadari bahwa kau sebenarnya sudah terlalu jatuh cinta dan takut kehilangan suamimu... Hhmmm... Kl tangan Tuhan sudah mulai turut menengahi, pada akhirnya selalu ada hikmah yang sangat berharga di baliknya. “Aku mencintaimu, Yigit... Demi Tuhan.. Aku sangat mencintaimu”. Bahkan ciuman di bibir yang ditunggu sejak hari pertama terikat janji suci sebagai pasutri, akhirnya baru bisa terrealisasi setelah pengakuanmu cintamu di hadapan suami. Ciuman yang perlahan-lahan, terkesan bibir yang bertemu masih berusaha untuk saling mengenal dan memahami, tapi berujung manis dan menentramkan hati, hhmmm... Rasanya benar-benar mmmuuuaaacchh...!!! Dengarkan apa yang dikatakan istrimu kepadamu, Yigit... Jagalah dirimu baik-baik, karena sekarang kau punya dia dan Mert... Kl sampai terjadi apa-apa denganmu, pada siapa istrimu akan mencari sandaran dan menggantungkan harapan... Duh, Yigit... Sampai tercekat dan tak bisa berkata-kata banyak mendengar ucapan Nur tadi... Hanya sorot mata yang kelihatan sontak berubah teduh dan penuh cinta, seraya bibir berucap, “Apa yang telah kulakukan kepadamu, Nur??!”... Ungkapan sekaligus respon yang seolah-olah menyiratkan bahwa Yigit merasa bersalah karena belum bisa membahagiakan sang istri dan hanya bisa menghadirkan luka di hati yang selama ini seperti tak henti dialami. Ya Tuhan, sepertinya memang ciuman di bibir antara Nur dan Yigit malam itu menjadi sarana penegasan untuk mereka berdua, bahwa berdua itu saling erat memiliki dan semakin yakin untuk melangkah ke depan bersama-sama, tanpa ada saling meragukan satu sama lain lagi. Perasaan saling membutuhkan, ketakutan untuk kehilangan, dan saling melengkapi, sudah tak bisa ditutup-tutupi lagi malam itu. Dah ya, Nur... Jangan mohon cerai-cerai lagi yaaaa... Baru terasa kan sekarang bagaimana seandainya benar-benar pisah dan jauh dari belahan jiwa. Tapi dasar Nur... Tetap saja seusai saling meyakinkan cinta, rasa bersalah masih tampak menggelayut di wajah dan perasaannya. Pikirnya Nur, tak sopan dengan apa yang dilakukannya secara terang-terangan di teras rumah untuk menunjukkan cintanya kepada Yigit. Tapi, ya sudahlah, Nur... Itu memang sudah jadi hakmu... Lihatlah itu suamimu yang masih ingin memeluk dan berduaan denganmu. Dapat tambahan kecupan di kening juga kan akhirnya dari suami.... Cieeeeee.., Yigit, cieeeee... Mumpung sang istri sedang mau diapakan saja, usai mendapat kiss di bibir, masih pengen nambah-nambah lagi rupanya, hahahaaa... Sudah terlalu lama sieeee ya menahannya. Akhirnyaaaaaaa... Persetan dengan Sinan yang tanpa sadar sedang memergoki asyik-masyuknya mereka berdua tersebut. Itu urusan nanti!!! Yupz, kau tidak akan pernah merasakan sakitnya kehilangan, sampai akhirnya dia pergi menjauh dan benar-benar meninggalkanmu, Nur. Kini, ketika Tuhan semakin  membuka hati dan menyadarkanmu, berharap kau pintar membaca berbagai pertanda itu. Apabila sebelumnya kata cerai seakan-akan mudah terlontar, keputusasaan melihat sikon rumah tangga yang serba rumit, dan kesabaran yang terus-menerus seperti digerus, sekarang saatnya memaknai bahwa cinta sejati dan proses menuju kebahagiaan tak mungkin isinya hanya yang indah-indah saja. Lanjut besok ya ceritanya, AVers... Salam hangat.

Rabu, 24 Februari 2016

‘Rabu Kelabu’, AVers... Karena hari ini edisi remahannya akan membahas kilas-balik tentang kelabunya detik-detik menjelang dan sesaat setelah Yigit dan Iclal mengalami kecelakaan mobil tiga tahun lalu, yang ada di episode satu serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Hhmmm... Kiranya deretan gambar yang saya hadirkan di sini berasa tidak menyenangkan semua ya, tapi setidak-tidaknya bisa menjadi gambaran seneraka apa sikon komunikasi dalam rumah tangga Yigit Kozan dan Iclal, hingga sampai pada akhirnya harus mengalami kecelakaan parah yang menjadi trauma sendiri-sendiri bagi Yigit dan Iclal setelahnya. Detik-detik menegangkan tentang kecelakaan itu kembali terrekam ketika Yigit menjenguk Iclal yang masih terbaring koma di rumah sakit dan sejurus kemudian ingatannya langsung flashback menuju ke peristiwa tiga tahun lampau, di mana dia dan Iclal mengalami kecelakaan mobil tunggal yang parah. Mungkin malam saat Yigit menjenguk Iclal itu, dia sedang tak benar-benar berniat untuk menengok dan melihat perkembangan istrinya yang masih terbaring tak berdaya karena koma selama tiga tahun. Toh memang selama tiga tahun itu tidak ada perkembangan yang berarti selain tanda-tanda kehidupan yang diperlihatkan istrinya hanya karena ditopang peralatan canggih penunjang kehidupan. Entah apa jadinya jika Yigit dulu menyerah pada keadaan dan putus asa dengan sikon prahara rumah tangganya bersama Iclal, mungkin dia sudah mengajukan permohonan kepada dokter untuk melepas semua peralatan yang menyokong untuk sementara keberlangsungan hidup istrinya. Tapi lagi-lagi itu semua karena Mert, mana mungkin dia tega secara sepihak untuk mengakhiri hidup ibu dari anaknya, meski kondisinya memang sudah sangat tidak memungkinkan. Yigit malam itu akhirnya memutuskan untuk pergi menjenguk Iclal karena semata-mata ia ingin menyakinkan kepada dirinya sendiri, setelah secara tak sengaja ia mendengar Mert yang berteriak di sela-sela tangisannya  mengatakan kl dia sangat membenci ayahnya karena sang ayah mengatakan kl ibunya tidak akan mungkin kembali ke tengah-tengah mereka lagi. Hhmmm... Inilah Yigit yang kaku dan keras, meski pada dasarnya ia seorang ayah yang sangat peduli dan sayang dengan anaknya. Inilah Yigit yang tidak cakap berkomunikasi dengan anaknya sendiri sebelum akhirnya mendapat bentakan dari Nur seusai ia membentak Mert karena malam-malam menghilang dari kamarnya dan ditemukan di atas pohon sedang menangis sambil berteriak-teriak memanggil ibunya. Yigit seolah-olah ingin kembali meyakinkan dirinya sendiri kl pada akhirnya Mert harus kehilangan sosok ibunya selama tiga tahun itu memang bukan karena kesalahannya. Kecelakaan mobil yang dia kendarai dulu tidak akan terjadi andai Iclal mampu menyikapi pembicaraannya dengan suaminya tentang konflik dalam rumah tangganya selama ini, secara dewasa dan legowo. Ahh, Iclal... Tahumu hanya kau mencintai suamimu... Sedangkan tentang suamimu yang sebenarnya tidak pernah mencintaimu, kau sengaja pura-pura untuk tidak  mau tahu. Kau seperti halnya perempuan bebal yang ngotot bicara tentang mencintai suami, tapi tidak paham bagaimana cara mencintainya dan meraih sedikit demi sedikit hatinya. Pokoknya tahumu hanya kau mencintai Yigit dan kau memaksa Yigit untuk demikian halnya denganmu. Titik!!! Pernikahan yang sebenarnya dirancang oleh ibumu untuk menuruti kemauanmu akhirnya diiyakan oleh Yigit, tapi ya hanya sebatas itu iyanya, Iclal. Yigit hanya mau melakukan pernikahannya, tapi dia sama sekali tidak menjanjikanmu harapan bahwa dia akan mencintaimu sesudahnya. Akan tetapi dalam perjalanannya, Yigit sepertinya masih mau untuk memberikanmu sedikit harapan. Tapi entah kenapa kau tidak peka dengan suamimu sendiri. Masih ingat pernyataan yang dilontarkan suamimu sesaat sebelum kau merebut setir mobil dari pegangan tangan suamimu, Iclal? Harusnya kau mengingat ucapan Yigit setelah kau mengatakan untuk kesekian kalinya kau tidak mau diceraikan oleh suamimu karena kau sangat mencintainya. Lalu kemudian Yigit menanggapi, “Kenapa kalau kau mencintai aku, rumah tangga  kita serasa di neraka, Iclal?” “Kenapa kl kau mencintai aku, setiap kita bangun pagi selalu pertengkaran yang terjadi?” Ini lhoooh, Iclal... Dua baris pertanyaan dan penegasan dari Yigit yang seolah-olah ada makna yang tersirat bahwa sebenarnya Yigit itu masih mencoba untuk sekuat tenaga untuk sedikit saja mencintaimu. Tapi kl bisa lho yaaa... Sekarang masalahnya, kau hanya semangat mengatakan “Aku cinta padamu..Aku mencintaimu, Yigit Kozan”, tapi tidak paham bagaimana cinta dan mencintai itu yang seharusnya. Skali lagi, kau hanya bisa koar-koar cinta doank, tapi tidak paham sama sekali bagaimana cara meraih hati suamimu, melunakkannya, sehingga pada akhirnya bisa mengubah yang dulunya benci setengah mati jadi ‘benar-benar cinta mati’. Hhhheeeiisstt... Berasa ngomong sama tembok kayaknya kl saya beneran ada di hadapan Iclal untuk mengutarakan semua ini. Inilah mengapa dalam filosofi Jawa mengatakan, ‘witing tresno jalaran seko kulino’, atau tumbuhnya cinta karena terbiasa. Batu yang keras jika terus-menerus ditetesi embun yang menyejukkan, pasti lama-lama juga akan lunak dan berlubang. Nah ini, Iclal boro-boro mikir jadi embun, jadi api ma kampak ya malah iya... Tapi memang dasar watak sieee ya, susyahnyaaaa Iclal ini... Sudah tahu laki-laki yang dicintai sama sekali tak berhasrat dengannya, bukannya ikhtiar bagaimana caranya untuk sedikit demi sedikit membuka hatinya, tapi malah seperti ingin kekeuh ego sendiri. Untung yang kau hadapi Yigit Kozan yang pemurung dan pendiam, coba kl yang kau hadapi laki-laki macam Don Juan, bisa-bisa setiap hari suamimu membawa perempuan pelampiasan ke rumah perkebunan Kozan, hahha... Kini tiba giliran suami sudah habis kesabaran dan telah jatuh talak, malah yang ada ngajakin bunuh diri bareng-bareng. Kau pikir kisah cintamu akan selengendaris Sampek EngTai gitu ya??! Doh, Iclal... Suatu hari nanti, jangan sekali-kali kau menyalahkan Yigit untuk kecelakaan yang terjadi dan koma tiga tahunmu yang terasa sia-sia itu. Kau sudah cukup tahu bagaimana riwayat dari A-Z nya, hingga akhirnya peristiwa tragis dan rentetan ironis sesudahnya harus terjadi. Yigit sudah cukup terhukum dengan kenyataan bahwa memang pada akhirnya ia tetap tidak bisa mencintaimu dan membahagiakanmu. Berulang kali juga di saat tidur tiga tahunmu, Yigit sudah menyesali kesalahannya tersebut. Tuhan tidak akan mungkin membiarkan yang tak benar dan seharusnya terus merajai. Pasti akan ada akhirnya, Iclal. Toh, DIA sebenarnya masih memberimu kesempatan dan sedang menuntunmu untuk yang lebih baik. Bukan Yigit yang terbaik untukmu!!! Mmmuuuaaacchh... Salam hangat.







18.01.00 Unknown
‘Rabu Kelabu’, AVers... Karena hari ini edisi remahannya akan membahas kilas-balik tentang kelabunya detik-detik menjelang dan sesaat setelah Yigit dan Iclal mengalami kecelakaan mobil tiga tahun lalu, yang ada di episode satu serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Hhmmm... Kiranya deretan gambar yang saya hadirkan di sini berasa tidak menyenangkan semua ya, tapi setidak-tidaknya bisa menjadi gambaran seneraka apa sikon komunikasi dalam rumah tangga Yigit Kozan dan Iclal, hingga sampai pada akhirnya harus mengalami kecelakaan parah yang menjadi trauma sendiri-sendiri bagi Yigit dan Iclal setelahnya. Detik-detik menegangkan tentang kecelakaan itu kembali terrekam ketika Yigit menjenguk Iclal yang masih terbaring koma di rumah sakit dan sejurus kemudian ingatannya langsung flashback menuju ke peristiwa tiga tahun lampau, di mana dia dan Iclal mengalami kecelakaan mobil tunggal yang parah. Mungkin malam saat Yigit menjenguk Iclal itu, dia sedang tak benar-benar berniat untuk menengok dan melihat perkembangan istrinya yang masih terbaring tak berdaya karena koma selama tiga tahun. Toh memang selama tiga tahun itu tidak ada perkembangan yang berarti selain tanda-tanda kehidupan yang diperlihatkan istrinya hanya karena ditopang peralatan canggih penunjang kehidupan. Entah apa jadinya jika Yigit dulu menyerah pada keadaan dan putus asa dengan sikon prahara rumah tangganya bersama Iclal, mungkin dia sudah mengajukan permohonan kepada dokter untuk melepas semua peralatan yang menyokong untuk sementara keberlangsungan hidup istrinya. Tapi lagi-lagi itu semua karena Mert, mana mungkin dia tega secara sepihak untuk mengakhiri hidup ibu dari anaknya, meski kondisinya memang sudah sangat tidak memungkinkan. Yigit malam itu akhirnya memutuskan untuk pergi menjenguk Iclal karena semata-mata ia ingin menyakinkan kepada dirinya sendiri, setelah secara tak sengaja ia mendengar Mert yang berteriak di sela-sela tangisannya  mengatakan kl dia sangat membenci ayahnya karena sang ayah mengatakan kl ibunya tidak akan mungkin kembali ke tengah-tengah mereka lagi. Hhmmm... Inilah Yigit yang kaku dan keras, meski pada dasarnya ia seorang ayah yang sangat peduli dan sayang dengan anaknya. Inilah Yigit yang tidak cakap berkomunikasi dengan anaknya sendiri sebelum akhirnya mendapat bentakan dari Nur seusai ia membentak Mert karena malam-malam menghilang dari kamarnya dan ditemukan di atas pohon sedang menangis sambil berteriak-teriak memanggil ibunya. Yigit seolah-olah ingin kembali meyakinkan dirinya sendiri kl pada akhirnya Mert harus kehilangan sosok ibunya selama tiga tahun itu memang bukan karena kesalahannya. Kecelakaan mobil yang dia kendarai dulu tidak akan terjadi andai Iclal mampu menyikapi pembicaraannya dengan suaminya tentang konflik dalam rumah tangganya selama ini, secara dewasa dan legowo. Ahh, Iclal... Tahumu hanya kau mencintai suamimu... Sedangkan tentang suamimu yang sebenarnya tidak pernah mencintaimu, kau sengaja pura-pura untuk tidak  mau tahu. Kau seperti halnya perempuan bebal yang ngotot bicara tentang mencintai suami, tapi tidak paham bagaimana cara mencintainya dan meraih sedikit demi sedikit hatinya. Pokoknya tahumu hanya kau mencintai Yigit dan kau memaksa Yigit untuk demikian halnya denganmu. Titik!!! Pernikahan yang sebenarnya dirancang oleh ibumu untuk menuruti kemauanmu akhirnya diiyakan oleh Yigit, tapi ya hanya sebatas itu iyanya, Iclal. Yigit hanya mau melakukan pernikahannya, tapi dia sama sekali tidak menjanjikanmu harapan bahwa dia akan mencintaimu sesudahnya. Akan tetapi dalam perjalanannya, Yigit sepertinya masih mau untuk memberikanmu sedikit harapan. Tapi entah kenapa kau tidak peka dengan suamimu sendiri. Masih ingat pernyataan yang dilontarkan suamimu sesaat sebelum kau merebut setir mobil dari pegangan tangan suamimu, Iclal? Harusnya kau mengingat ucapan Yigit setelah kau mengatakan untuk kesekian kalinya kau tidak mau diceraikan oleh suamimu karena kau sangat mencintainya. Lalu kemudian Yigit menanggapi, “Kenapa kalau kau mencintai aku, rumah tangga  kita serasa di neraka, Iclal?” “Kenapa kl kau mencintai aku, setiap kita bangun pagi selalu pertengkaran yang terjadi?” Ini lhoooh, Iclal... Dua baris pertanyaan dan penegasan dari Yigit yang seolah-olah ada makna yang tersirat bahwa sebenarnya Yigit itu masih mencoba untuk sekuat tenaga untuk sedikit saja mencintaimu. Tapi kl bisa lho yaaa... Sekarang masalahnya, kau hanya semangat mengatakan “Aku cinta padamu..Aku mencintaimu, Yigit Kozan”, tapi tidak paham bagaimana cinta dan mencintai itu yang seharusnya. Skali lagi, kau hanya bisa koar-koar cinta doank, tapi tidak paham sama sekali bagaimana cara meraih hati suamimu, melunakkannya, sehingga pada akhirnya bisa mengubah yang dulunya benci setengah mati jadi ‘benar-benar cinta mati’. Hhhheeeiisstt... Berasa ngomong sama tembok kayaknya kl saya beneran ada di hadapan Iclal untuk mengutarakan semua ini. Inilah mengapa dalam filosofi Jawa mengatakan, ‘witing tresno jalaran seko kulino’, atau tumbuhnya cinta karena terbiasa. Batu yang keras jika terus-menerus ditetesi embun yang menyejukkan, pasti lama-lama juga akan lunak dan berlubang. Nah ini, Iclal boro-boro mikir jadi embun, jadi api ma kampak ya malah iya... Tapi memang dasar watak sieee ya, susyahnyaaaa Iclal ini... Sudah tahu laki-laki yang dicintai sama sekali tak berhasrat dengannya, bukannya ikhtiar bagaimana caranya untuk sedikit demi sedikit membuka hatinya, tapi malah seperti ingin kekeuh ego sendiri. Untung yang kau hadapi Yigit Kozan yang pemurung dan pendiam, coba kl yang kau hadapi laki-laki macam Don Juan, bisa-bisa setiap hari suamimu membawa perempuan pelampiasan ke rumah perkebunan Kozan, hahha... Kini tiba giliran suami sudah habis kesabaran dan telah jatuh talak, malah yang ada ngajakin bunuh diri bareng-bareng. Kau pikir kisah cintamu akan selengendaris Sampek EngTai gitu ya??! Doh, Iclal... Suatu hari nanti, jangan sekali-kali kau menyalahkan Yigit untuk kecelakaan yang terjadi dan koma tiga tahunmu yang terasa sia-sia itu. Kau sudah cukup tahu bagaimana riwayat dari A-Z nya, hingga akhirnya peristiwa tragis dan rentetan ironis sesudahnya harus terjadi. Yigit sudah cukup terhukum dengan kenyataan bahwa memang pada akhirnya ia tetap tidak bisa mencintaimu dan membahagiakanmu. Berulang kali juga di saat tidur tiga tahunmu, Yigit sudah menyesali kesalahannya tersebut. Tuhan tidak akan mungkin membiarkan yang tak benar dan seharusnya terus merajai. Pasti akan ada akhirnya, Iclal. Toh, DIA sebenarnya masih memberimu kesempatan dan sedang menuntunmu untuk yang lebih baik. Bukan Yigit yang terbaik untukmu!!! Mmmuuuaaacchh... Salam hangat.







Selasa, 23 Februari 2016

Sua lagi, Avers...
Edisi ‘Selasa Senyuman’, karena remahan hari ini mo flashback tentang sweet smile, hehhe....
Yuk, balik lagi ke episode delapan serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia)... Ini cerita sesudah scene ‘kisruh kamar mandi sauna’ yang melibatkan Yigit, Iclal, dan juga Nur. Entah ini cobaan dan ujian cinta yang keberapa, yang jelas Nur terpaksa lagi untuk kesekian kalinya harus tersakiti hatinya karena melihat suaminya dijamah dan digerayangi oleh perempuan lain, yang tak lain adalah mantan istrinya sendiri. Sejurus hati dan janji untuk cinta sehidup-semati sudah dipegang, tapi tetap saja kl harus melihat pemandangan suami melakukan hal yang tak senonoh dengan perempuan lain,  istri mana yang tidak teriris hatinya?? Thanks to, Nazan dan dasarrr kau, Ny Aytul!!! Sebegitu bernafsunya kau menyatukan kembali anakmu dengan mantan suaminya, sampai-sampai sesuatu yang haram untuk keyakinanmu kau paksakan jadi halal sedemikian rupa. Ahh, Nazan... Terserah kau ada motif lain di balik kebaikanmu kepada Nur kali ini, yang penting untuk sekarang kau telah menggagalkan rencana busuk Ny Aytul dan juga Iclal.


Dan Yigit, eealllah... Istrimu bukan arca, gantenggg!!! Kl dia tidak menangis dan histeris ket
ika melihatmu dicumbu oleh perempuan lain, justru celakalah dirimu. Kini ketika dia tak kuasa menahan tangis dan kesedihannya di hadapanmu, meluapkan segala cemburu dan sakit hatinya sebagai istri yang terkesan masih ‘samar-samar’, kau seolah-olah tak punya banyak kata untuk membela diri. Tapi, apa gunanya membela diri, cukup sediakan bahu dan pelukanmu dan biarkan istrimu menangis sembari mengungkapkan segala yang dipendamnya. “... Aku membencimu karena aku sangat mencintaimu, Yigit...”, itulah sebaris kalimat yang selalu berhasil  membuat hati ini merasa haru dan pilu. Dan cinta memang keputusasaan yang terbesar untuk Nur Demira Kozan. Status sebagai istri yang sah dan satu-satunya seperti hanya tertera dalam buku nikah dan arsip catatan sipil saja, karena kenyataannya Nur masih harus ‘berbagi suami’ dengan mantan istri Yigit Kozan. Demi alasan perikemanusiaan, tapi akhirnya selalu berujung pada pengorbanan hati yang tiada henti-hentinya, termasuk berkorban melihat suami yang sedang bertelanjang dada di kamar mandi dicumbu oleh Iclal.
 
Duh, Yigit... Bahkan istrimu sejak hari pertama kau nikahi, dia belum pernah menyentuhmu sampai ke situ... Hhhheeiisstt!!! Lalu kira-kira setimpal tidak dengan jatah kencan sehari yang kau janjikan kepada istri untuk membayar kekhilafan (khilaf koq keseringan...) sebelumnya, Yigit?? Cieeeee... Niat bener pengen membuat istri kembali tersenyum setelah kisruh kamar mandi... Tuh, Nur... Dijanjiin ma suami tuh... Kencan satu jam bersama Yigit Kozan!!! Duh, nasib kl punya suami pebisnis super sibuk, waktu adalah uang. Untuk membahagiakan istri pun kesannya quality time banget!!! Satu jam di antara dua puluh tiga jam lainnya, hahha... Maju-mundur..maju-mundur... Eeeyyaaa.., mending maju sajalah, Nur... Kapan lagi berduaan dengan suami kl tidak dengan cara nekad seperti ini. Meski kesannya maju-mundur, tapi Nur sepertinya tetap semangat koq menerima ajakan suami. Xixixiii... Nah itu buktinya, mematut-matut diri di depan kaca, memilih-milih baju,  kira-kira yang mana ya yang pantas buat bergaya di depan suami?! Yuhuuuu... Akhirnya terpilihlah dress berpotongan simpel yang feminin, berwarna pink fuchia, dipadu dengan coat coklat muda, pun dengan warna flat shoes nya, untuk satu jam kencan dengan sang suami tercinta. Hhmmm... Kompak senyum-senyumnya nie mulai dari berangkat menuju tempat yang telah dijanjikan.. Yigittttt... Sukaaaa dengan caramu tersenyum ketika sambil menyetir  memainkan jempol (paz banget dengan back song scene nya, hahha). Senyuman yang tipis, tapi efeknya luar biasa manis dan sejenak meluruhkan kesan kaku dan galak, yang sudah seperti jadi trade mark di wajahmu. Senyuman yang terindah sejauh ini, yang berhasil kau hadirkan karena ada istri yang jadi alasan di baliknya. Begitu juga dengan Nur yang di sana, seulas senyuman tipis melengkapi indahnya binar mata hijaunya, menanti kejutan dari sang suami, kira-kira apa yang akan dilakukan Yigit untuk menghibur istrinya selepas kisruh tidak mengenakkan sebelumnya. Akhirnya ketemuan deh... Duh,, dah disiapin lunch  romantis di tepi pantai penuh kenangan. Hhmmm.. Saking mo matching-matchingin suasana, sampai-sampai warna taplak mejanya sama persis dengan warna bajumu, Nur... Wwweew, hahahaaa... Berharapnya Yigit kencan lunch itu akan berjalan romantis seperti biasanya, tapi apa daya jika romantisannya harus menuruti cara sang istri... Maunya Nur, gubuk di tepi pantai tempat mereka melakukan ijab qobul dahulu dihancurkan saja, karena itu dianggap sebagai awal mula kisah ribet pernikahan mereka...  Jadi, mau tidak mau Yigit turut saja dengan kemauan sang istri... Hiyaaaaa... jadi romantis gaya baru kan, suami?! Romantis di tengah acara mengacak-acak gubuk kenangan yang rasanya lebih nyesssss daripada sekadar acara lunch di tepi pantai tadi... Berdua, mereka terus saling tertawa dan terlihat bahagia ketika kompak menghancurkan tempat yang dianggap sebagai awal rentetan buruk untuk nasib percintaan mereka. Ihirrrr... Seusai mengacak-acak gubuk kenangan lanjut menghancurkannya bersama-sama, rasa lelahnya juga terasa beda kan..kan?? Hhmmm... Duduk berdekatan berdua, di atas sisa-sisa kursi dari gubuk yang telah dihancurkan tadi, saling melepas lelah, sembari saling mencurahkan segala perasaan yang selama ini masih terganjal di dalam hati. Ech, harusnya yang sudah saling berdekatan bisa menuntaskannya  dengan sebuah ciuman bibir yang sempurna dunk... Ahh, Nurrr... Ada apa dengan dirimu, hingga kau malah berujar “keterlaluan” ketika suamimu ingin menciummu?? Wkwkwkwkkk.. Yigit yang awalnya sempat kaget dan memprotes penolakan istrinya, akhirnya justru balik tertawa dengan situasi yang barusan dialaminya. Pikir Yigit mungkin, “Susahnya istriku ini!!!”, hahahaaa... Dan akhirnya, kencan satu jam itu berhasil diisi dengan  penuh senyuman dan kebahagiaan. Senyuman yang akan senantiasa dihadirkan Yigit hanya untuk istri tercinta. Kebahagiaan yang akan terus diusahakan oleh Yigit hanya untuk Nur. Turut bahagia juga untuk kalian berdua... Cinta ya cinta... kl tidak sakit ya bukan cinta... Tapi kl cintanya selalu menyakitkan, pasti itu bukan cinta. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.



18.08.00 Unknown
Sua lagi, Avers...
Edisi ‘Selasa Senyuman’, karena remahan hari ini mo flashback tentang sweet smile, hehhe....
Yuk, balik lagi ke episode delapan serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia)... Ini cerita sesudah scene ‘kisruh kamar mandi sauna’ yang melibatkan Yigit, Iclal, dan juga Nur. Entah ini cobaan dan ujian cinta yang keberapa, yang jelas Nur terpaksa lagi untuk kesekian kalinya harus tersakiti hatinya karena melihat suaminya dijamah dan digerayangi oleh perempuan lain, yang tak lain adalah mantan istrinya sendiri. Sejurus hati dan janji untuk cinta sehidup-semati sudah dipegang, tapi tetap saja kl harus melihat pemandangan suami melakukan hal yang tak senonoh dengan perempuan lain,  istri mana yang tidak teriris hatinya?? Thanks to, Nazan dan dasarrr kau, Ny Aytul!!! Sebegitu bernafsunya kau menyatukan kembali anakmu dengan mantan suaminya, sampai-sampai sesuatu yang haram untuk keyakinanmu kau paksakan jadi halal sedemikian rupa. Ahh, Nazan... Terserah kau ada motif lain di balik kebaikanmu kepada Nur kali ini, yang penting untuk sekarang kau telah menggagalkan rencana busuk Ny Aytul dan juga Iclal.


Dan Yigit, eealllah... Istrimu bukan arca, gantenggg!!! Kl dia tidak menangis dan histeris ket
ika melihatmu dicumbu oleh perempuan lain, justru celakalah dirimu. Kini ketika dia tak kuasa menahan tangis dan kesedihannya di hadapanmu, meluapkan segala cemburu dan sakit hatinya sebagai istri yang terkesan masih ‘samar-samar’, kau seolah-olah tak punya banyak kata untuk membela diri. Tapi, apa gunanya membela diri, cukup sediakan bahu dan pelukanmu dan biarkan istrimu menangis sembari mengungkapkan segala yang dipendamnya. “... Aku membencimu karena aku sangat mencintaimu, Yigit...”, itulah sebaris kalimat yang selalu berhasil  membuat hati ini merasa haru dan pilu. Dan cinta memang keputusasaan yang terbesar untuk Nur Demira Kozan. Status sebagai istri yang sah dan satu-satunya seperti hanya tertera dalam buku nikah dan arsip catatan sipil saja, karena kenyataannya Nur masih harus ‘berbagi suami’ dengan mantan istri Yigit Kozan. Demi alasan perikemanusiaan, tapi akhirnya selalu berujung pada pengorbanan hati yang tiada henti-hentinya, termasuk berkorban melihat suami yang sedang bertelanjang dada di kamar mandi dicumbu oleh Iclal.
 
Duh, Yigit... Bahkan istrimu sejak hari pertama kau nikahi, dia belum pernah menyentuhmu sampai ke situ... Hhhheeiisstt!!! Lalu kira-kira setimpal tidak dengan jatah kencan sehari yang kau janjikan kepada istri untuk membayar kekhilafan (khilaf koq keseringan...) sebelumnya, Yigit?? Cieeeee... Niat bener pengen membuat istri kembali tersenyum setelah kisruh kamar mandi... Tuh, Nur... Dijanjiin ma suami tuh... Kencan satu jam bersama Yigit Kozan!!! Duh, nasib kl punya suami pebisnis super sibuk, waktu adalah uang. Untuk membahagiakan istri pun kesannya quality time banget!!! Satu jam di antara dua puluh tiga jam lainnya, hahha... Maju-mundur..maju-mundur... Eeeyyaaa.., mending maju sajalah, Nur... Kapan lagi berduaan dengan suami kl tidak dengan cara nekad seperti ini. Meski kesannya maju-mundur, tapi Nur sepertinya tetap semangat koq menerima ajakan suami. Xixixiii... Nah itu buktinya, mematut-matut diri di depan kaca, memilih-milih baju,  kira-kira yang mana ya yang pantas buat bergaya di depan suami?! Yuhuuuu... Akhirnya terpilihlah dress berpotongan simpel yang feminin, berwarna pink fuchia, dipadu dengan coat coklat muda, pun dengan warna flat shoes nya, untuk satu jam kencan dengan sang suami tercinta. Hhmmm... Kompak senyum-senyumnya nie mulai dari berangkat menuju tempat yang telah dijanjikan.. Yigittttt... Sukaaaa dengan caramu tersenyum ketika sambil menyetir  memainkan jempol (paz banget dengan back song scene nya, hahha). Senyuman yang tipis, tapi efeknya luar biasa manis dan sejenak meluruhkan kesan kaku dan galak, yang sudah seperti jadi trade mark di wajahmu. Senyuman yang terindah sejauh ini, yang berhasil kau hadirkan karena ada istri yang jadi alasan di baliknya. Begitu juga dengan Nur yang di sana, seulas senyuman tipis melengkapi indahnya binar mata hijaunya, menanti kejutan dari sang suami, kira-kira apa yang akan dilakukan Yigit untuk menghibur istrinya selepas kisruh tidak mengenakkan sebelumnya. Akhirnya ketemuan deh... Duh,, dah disiapin lunch  romantis di tepi pantai penuh kenangan. Hhmmm.. Saking mo matching-matchingin suasana, sampai-sampai warna taplak mejanya sama persis dengan warna bajumu, Nur... Wwweew, hahahaaa... Berharapnya Yigit kencan lunch itu akan berjalan romantis seperti biasanya, tapi apa daya jika romantisannya harus menuruti cara sang istri... Maunya Nur, gubuk di tepi pantai tempat mereka melakukan ijab qobul dahulu dihancurkan saja, karena itu dianggap sebagai awal mula kisah ribet pernikahan mereka...  Jadi, mau tidak mau Yigit turut saja dengan kemauan sang istri... Hiyaaaaa... jadi romantis gaya baru kan, suami?! Romantis di tengah acara mengacak-acak gubuk kenangan yang rasanya lebih nyesssss daripada sekadar acara lunch di tepi pantai tadi... Berdua, mereka terus saling tertawa dan terlihat bahagia ketika kompak menghancurkan tempat yang dianggap sebagai awal rentetan buruk untuk nasib percintaan mereka. Ihirrrr... Seusai mengacak-acak gubuk kenangan lanjut menghancurkannya bersama-sama, rasa lelahnya juga terasa beda kan..kan?? Hhmmm... Duduk berdekatan berdua, di atas sisa-sisa kursi dari gubuk yang telah dihancurkan tadi, saling melepas lelah, sembari saling mencurahkan segala perasaan yang selama ini masih terganjal di dalam hati. Ech, harusnya yang sudah saling berdekatan bisa menuntaskannya  dengan sebuah ciuman bibir yang sempurna dunk... Ahh, Nurrr... Ada apa dengan dirimu, hingga kau malah berujar “keterlaluan” ketika suamimu ingin menciummu?? Wkwkwkwkkk.. Yigit yang awalnya sempat kaget dan memprotes penolakan istrinya, akhirnya justru balik tertawa dengan situasi yang barusan dialaminya. Pikir Yigit mungkin, “Susahnya istriku ini!!!”, hahahaaa... Dan akhirnya, kencan satu jam itu berhasil diisi dengan  penuh senyuman dan kebahagiaan. Senyuman yang akan senantiasa dihadirkan Yigit hanya untuk istri tercinta. Kebahagiaan yang akan terus diusahakan oleh Yigit hanya untuk Nur. Turut bahagia juga untuk kalian berdua... Cinta ya cinta... kl tidak sakit ya bukan cinta... Tapi kl cintanya selalu menyakitkan, pasti itu bukan cinta. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.



Senin, 22 Februari 2016







Senin lagiiiii, AVers... Halo, awal pekan... Tetap semangat ya smuanyaaa... Kembali lagi deh remahannya... Flashback nya masih akan berkutat di episode satu dan tujuh serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) yaaa... Mau curhat tentang kakak-beradik Cahit dan Yigit Kozan neh... Kakak-beradik yang mungkin hanya ‘label’nya, tapi tentang persona dan kharisma, sang kakak sepertinya harus kalah segala-galanya dari sang adik kebanggaannya. Saya tidak akan bercerita tentang persaingan di antara dua kakak-beradik tersebut, karena memang pada dasarnya tidak ada persaingan atau juga permusuhan yang berarti di antara keduanya. Saya hanya akan bercerita bagaimana sebenarnya mereka saling menempatkan posisinya, menyikapi segala ketimpangan eksistensi, bersimpati dan berempati dengan konflik yang sedang saling dihadapi, membangun kepercayaan dan tetap solid di antara lingkungan yang tidak mendukung, dan saling mendukung serta pengertian sebagai saudara sekandung. Yigit di antara watak keras dan kakunya, selalu punya cara tersendiri untuk dia menghormati dan menyayangi kakaknya. Boleh saja Yigit luar biasa membenci Nazan, istri Cahit, tapi untuk kakaknya sendiri, Yigit tidak pernah sedikit pun ingin meremehkan dan menyepelekan Cahit, pun Yigit dianggap yang paling berkuasa di rumah perkebunan Kozan dan juga Kozan Manufacturing. Pendek cakap, dua bersaudara itu tetap berada dalam kondisi yang stabil, meskipun seperti ada yang tidak biasa bagi awam yang melihatnya. Awam yang melihat, harusnya kakak yang memegang peranan lebih penting, mengayomi, dan berpengaruh besar untuk adik-adiknya, tapi tidak untuk Cahit. Cahit sepertinya malah ada di bawah kendali dan bayang-bayang Yigit. Cahit yang canggung, rendah diri, tapi sebenarnya nalurinya sebagai seorang kakak yang ingin melindungi adik-adiknya masih senantiasa hadir. Kakak yang terbiasa mengalah dan pengertian dengan adik-adiknya. Kakak yang senantiasa teduh dan mendengarkan, setidak-tidaknya itu masih bisa ditemukan Yigit pada diri Cahit. Seperti halnya yang terjadi episode satu ketika itu. Yigit yang sedang kebingungan serta emosional karena Mert mendadak hilang dari kamarnya, tanpa sengaja justru berlaku kasar kepada Cahit, dengan mendorong kakaknya tersebut sampai jatuh terduduk ke tanah. Padahal Cahit saat itu justru berniat untuk menenangkan Yigit, tapi ya sudahlah toh yang di dekatnya adalah seorang ayah yang sedang merasa khawatir dan panik karena anak yang disayanginya mendadak menghilang. Cahit sudah sangat hapal dengan watak dan tabiat Yigit yang keras dan pemarah. Selepas kejadian tidak mengenakkan malam itu dan Mert sudah ketemu, bukan berarti Yigit melupakan kekasarannya kepada kakaknya. Di kantor keesokan paginya, Yigit meluangkan waktu untuk meminta maaf secara khusus kepada Cahit dan mengajak sang kakak untuk pergi makan malam berdua, sambil bersantai, agar bisa saling berbicara layaknya seperti kakak dengan adiknya, yang belakangan karena kesibukan dan berbagai permasalahan yang terjadi, keduanya menjadi sedikit menjauh. Duh, dua bersaudara ini... Sebenarnya mereka adalah pribadi-pribadi yang sensitif, saling pengertian, dan mendukung satu sama lain. Tidak ada iri atau dengki yang sifatnya merusak di antara mereka berdua. Yang ada justru penyesalan Cahit, karena sebagai seorang kakak dia tidak berdaya apa-apa untuk adiknya. Bahkan ketika Yigit harus menikah dengan perempuan yang tidak dicintainya karena desakan dari sang bibi, Cahit lagi-lagi lebih menyalahkan dirinya sendiri untuk kesengsaraan yang harus dirasakan oleh  adiknya tersebut. Cahit merasa, andai ia bisa menjadi kakak yang cukup kuat dan bisa diandalkan, pastilah Yigit bisa terhindar dari pernikahan yang tidak pernah dikehendakinya. Pun demikian halnya ketika peristiwa Yigit terpaksa mengusir Cahit dari rumah perkebunan Kozan, karena ketahuan menyimpan rahasia kebusukan Nazan dan Ny Aytul untuk mencelakakan Nur, Yigit melakukan itu semua justru karena merasa kecewa bahwa kakak yang paling dipercayainya justru menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan. Pada akhirnya mereka bisa berbaikan lagi, kembali saling berbicara dan mengutarakan segala yang mengganjal, yang kemudian ditegaskan dengan saling berpelukan. Yigit selalu mengatakan pada Cahit, bahwa sampai kapanpun ia akan tetap menghormati dan menyayangi Cahit sebagai kakaknya. Yigit juga mengatakan,  bahwa ia tetap membutuhkan dukungan Cahit, di antara sekeliling yang tiada henti untuk memojokkan hubungannya dengan sang istri. Sedih rasanya ketika Yigit bercerita kepada Cahit tentang ulah main kucing-kucingannya dengan sang istri, terpaksa harus selalu berpura-pura, serta waspada dengan bibinya,  ketika ingin bermesraan dengan istrinya sendiri. Ya Tuhan, Cahit... Bahkan adikmu tidak ada waktu untuk menyakitimu... Dia justru selau membutuhkanmu untuk sekadar berbagi cerita ironisnya tentang sikon hubungan rumah-tangganya bersama sang istri. Adikmu sekarang benar-benar sudah ketemu cinta dan jodohnya, Cahit... Dia tak lagi hanya menganggap kl cinta hanya ada dalam film-film romantis saja... So, Cahit... Bersikaplah sebagaimana seorang kakak kepada adiknya... Kl di beberapa edisi review terdahulu saya sering mengulas Cahit dengan pernyataan, plizzz.., jangan jadi beban untuk adikmu, ya kurang lebih samalah dengan yang saya maksudkan sekarang. Akan tetapi, jika itu sudah menyangkut masalah hubungan terlarang antara Cahit dan Elmas, apa iya itu tidak akan jadi beban bagi seorang Yigit Kozan?? Nazan belum habis dicerca, kini ada Elmas yang terpaksa harus dihadapi Yigit sebagai WIL dalam kehidupan pernikahan kakaknya. Kenapa dari Nazan, larinya kemudian malah ke Elmas ya, Cahit?? Duh, kakak-beradik Kozan ini yaaa... Benar-benar tidak beruntung kl sudah urusannya cinta. Sama-sama urusannya dengan perempuan-perempuan yang tak sesuai dengan harapan. Bahkan ketika Yigit sudah bertemu dengan perempuan yang dicintainya, tetap saja ‘yang lalu’ masih bikin ribet mulu. Giliran Cahit, niat ingin mangkir dari Nazan, ech, malah parkir barunya di tempat Elmas. Ya Tuhan, beri kakak-beradik Kozan tersebut kesabaran... Masih bakal panjang ujian untuk solidnya kakak-beradik Kozan ini. Yang jelas, yang bisa diambil sebagai pelajaran sekaligus hikmah dari Cahit dan Yigit kozan ini adalah persaudaraan yang tetap terjaga, saling bisa menempatkan posisi dan harga diri, tanpa salah satu harus merasa paling dan paling. Bagaimanapun, saudara tetaplah saudara, uang dan kedudukan itu hanya bagian dari kisah tentang darah dan cinta itu sendiri. Karena darah dan cinta yang selalu mengingatkan pada kita, bahwa apapun sikonnya, tetap hal tersebut yang paling berharga. Have a lucky Monday, AVers... Salam hangat.
18.13.00 Unknown






Senin lagiiiii, AVers... Halo, awal pekan... Tetap semangat ya smuanyaaa... Kembali lagi deh remahannya... Flashback nya masih akan berkutat di episode satu dan tujuh serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) yaaa... Mau curhat tentang kakak-beradik Cahit dan Yigit Kozan neh... Kakak-beradik yang mungkin hanya ‘label’nya, tapi tentang persona dan kharisma, sang kakak sepertinya harus kalah segala-galanya dari sang adik kebanggaannya. Saya tidak akan bercerita tentang persaingan di antara dua kakak-beradik tersebut, karena memang pada dasarnya tidak ada persaingan atau juga permusuhan yang berarti di antara keduanya. Saya hanya akan bercerita bagaimana sebenarnya mereka saling menempatkan posisinya, menyikapi segala ketimpangan eksistensi, bersimpati dan berempati dengan konflik yang sedang saling dihadapi, membangun kepercayaan dan tetap solid di antara lingkungan yang tidak mendukung, dan saling mendukung serta pengertian sebagai saudara sekandung. Yigit di antara watak keras dan kakunya, selalu punya cara tersendiri untuk dia menghormati dan menyayangi kakaknya. Boleh saja Yigit luar biasa membenci Nazan, istri Cahit, tapi untuk kakaknya sendiri, Yigit tidak pernah sedikit pun ingin meremehkan dan menyepelekan Cahit, pun Yigit dianggap yang paling berkuasa di rumah perkebunan Kozan dan juga Kozan Manufacturing. Pendek cakap, dua bersaudara itu tetap berada dalam kondisi yang stabil, meskipun seperti ada yang tidak biasa bagi awam yang melihatnya. Awam yang melihat, harusnya kakak yang memegang peranan lebih penting, mengayomi, dan berpengaruh besar untuk adik-adiknya, tapi tidak untuk Cahit. Cahit sepertinya malah ada di bawah kendali dan bayang-bayang Yigit. Cahit yang canggung, rendah diri, tapi sebenarnya nalurinya sebagai seorang kakak yang ingin melindungi adik-adiknya masih senantiasa hadir. Kakak yang terbiasa mengalah dan pengertian dengan adik-adiknya. Kakak yang senantiasa teduh dan mendengarkan, setidak-tidaknya itu masih bisa ditemukan Yigit pada diri Cahit. Seperti halnya yang terjadi episode satu ketika itu. Yigit yang sedang kebingungan serta emosional karena Mert mendadak hilang dari kamarnya, tanpa sengaja justru berlaku kasar kepada Cahit, dengan mendorong kakaknya tersebut sampai jatuh terduduk ke tanah. Padahal Cahit saat itu justru berniat untuk menenangkan Yigit, tapi ya sudahlah toh yang di dekatnya adalah seorang ayah yang sedang merasa khawatir dan panik karena anak yang disayanginya mendadak menghilang. Cahit sudah sangat hapal dengan watak dan tabiat Yigit yang keras dan pemarah. Selepas kejadian tidak mengenakkan malam itu dan Mert sudah ketemu, bukan berarti Yigit melupakan kekasarannya kepada kakaknya. Di kantor keesokan paginya, Yigit meluangkan waktu untuk meminta maaf secara khusus kepada Cahit dan mengajak sang kakak untuk pergi makan malam berdua, sambil bersantai, agar bisa saling berbicara layaknya seperti kakak dengan adiknya, yang belakangan karena kesibukan dan berbagai permasalahan yang terjadi, keduanya menjadi sedikit menjauh. Duh, dua bersaudara ini... Sebenarnya mereka adalah pribadi-pribadi yang sensitif, saling pengertian, dan mendukung satu sama lain. Tidak ada iri atau dengki yang sifatnya merusak di antara mereka berdua. Yang ada justru penyesalan Cahit, karena sebagai seorang kakak dia tidak berdaya apa-apa untuk adiknya. Bahkan ketika Yigit harus menikah dengan perempuan yang tidak dicintainya karena desakan dari sang bibi, Cahit lagi-lagi lebih menyalahkan dirinya sendiri untuk kesengsaraan yang harus dirasakan oleh  adiknya tersebut. Cahit merasa, andai ia bisa menjadi kakak yang cukup kuat dan bisa diandalkan, pastilah Yigit bisa terhindar dari pernikahan yang tidak pernah dikehendakinya. Pun demikian halnya ketika peristiwa Yigit terpaksa mengusir Cahit dari rumah perkebunan Kozan, karena ketahuan menyimpan rahasia kebusukan Nazan dan Ny Aytul untuk mencelakakan Nur, Yigit melakukan itu semua justru karena merasa kecewa bahwa kakak yang paling dipercayainya justru menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan. Pada akhirnya mereka bisa berbaikan lagi, kembali saling berbicara dan mengutarakan segala yang mengganjal, yang kemudian ditegaskan dengan saling berpelukan. Yigit selalu mengatakan pada Cahit, bahwa sampai kapanpun ia akan tetap menghormati dan menyayangi Cahit sebagai kakaknya. Yigit juga mengatakan,  bahwa ia tetap membutuhkan dukungan Cahit, di antara sekeliling yang tiada henti untuk memojokkan hubungannya dengan sang istri. Sedih rasanya ketika Yigit bercerita kepada Cahit tentang ulah main kucing-kucingannya dengan sang istri, terpaksa harus selalu berpura-pura, serta waspada dengan bibinya,  ketika ingin bermesraan dengan istrinya sendiri. Ya Tuhan, Cahit... Bahkan adikmu tidak ada waktu untuk menyakitimu... Dia justru selau membutuhkanmu untuk sekadar berbagi cerita ironisnya tentang sikon hubungan rumah-tangganya bersama sang istri. Adikmu sekarang benar-benar sudah ketemu cinta dan jodohnya, Cahit... Dia tak lagi hanya menganggap kl cinta hanya ada dalam film-film romantis saja... So, Cahit... Bersikaplah sebagaimana seorang kakak kepada adiknya... Kl di beberapa edisi review terdahulu saya sering mengulas Cahit dengan pernyataan, plizzz.., jangan jadi beban untuk adikmu, ya kurang lebih samalah dengan yang saya maksudkan sekarang. Akan tetapi, jika itu sudah menyangkut masalah hubungan terlarang antara Cahit dan Elmas, apa iya itu tidak akan jadi beban bagi seorang Yigit Kozan?? Nazan belum habis dicerca, kini ada Elmas yang terpaksa harus dihadapi Yigit sebagai WIL dalam kehidupan pernikahan kakaknya. Kenapa dari Nazan, larinya kemudian malah ke Elmas ya, Cahit?? Duh, kakak-beradik Kozan ini yaaa... Benar-benar tidak beruntung kl sudah urusannya cinta. Sama-sama urusannya dengan perempuan-perempuan yang tak sesuai dengan harapan. Bahkan ketika Yigit sudah bertemu dengan perempuan yang dicintainya, tetap saja ‘yang lalu’ masih bikin ribet mulu. Giliran Cahit, niat ingin mangkir dari Nazan, ech, malah parkir barunya di tempat Elmas. Ya Tuhan, beri kakak-beradik Kozan tersebut kesabaran... Masih bakal panjang ujian untuk solidnya kakak-beradik Kozan ini. Yang jelas, yang bisa diambil sebagai pelajaran sekaligus hikmah dari Cahit dan Yigit kozan ini adalah persaudaraan yang tetap terjaga, saling bisa menempatkan posisi dan harga diri, tanpa salah satu harus merasa paling dan paling. Bagaimanapun, saudara tetaplah saudara, uang dan kedudukan itu hanya bagian dari kisah tentang darah dan cinta itu sendiri. Karena darah dan cinta yang selalu mengingatkan pada kita, bahwa apapun sikonnya, tetap hal tersebut yang paling berharga. Have a lucky Monday, AVers... Salam hangat.

Minggu, 21 Februari 2016



#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_35 Haloooo, AVers... Semoga hari Minggunya lancar jaya yaaaaaa... Yuhuuuu... Edisi ‘Minggu Meramal’ nie kali ini... Tepatnya mo meramal dan membaca pertanda nasib percintaan pasutri zuper kece Yigit dan Nur, seperti halnya yang pernah disinggung di episode satu dan tujuh dari serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Eeeyyaaa... Yuk ahh flashbacknya dimulai dari cerita ketika Yigit memaksa Nur untuk pergi jalan-jalan menyusuri kota Istanbul. Cieeeee... Btw, siapa yang jadi turis ya..koq antara ‘tour guide gadungan’ dan turisnya malah  kelihatan lebih semangat plus ngototan tour guidenya ya??! Hahhaaa... Yigit..Yigit..!!! Bilang saja modus... Nur z sampai kebingungan sendiri dengan ‘pemaksaan’ Yigit yang ngotot ingin mengantarkan dirinya jalan-jalan keliling kota Istanbul. Kata Nur pada Yigit ketika itu sambil truz berjalan setengah berlari-lari kecil di belakang Yigit, “Apakah ini serius?” Kemudian jawab Yigit singkat saja, “Serius”. Nah kan, Nur... Serius ituuuuuu... Bos Kozan Manufacturing, mana ada waktu untuk yang main-main, wkwkwkwkwkkk... Akhirnya deh jalan-jalannya dimulai dengan naik kapal boat mewah menyusuri Selat Bosphorus, disusul kemudian mengelilingi padatnya kota Istanbul dengan bandros, lanjut dan lanjut terus, sampai kemudian Yigit dan Nur tampak beristirahat di bawah jembatan Bosphorus yang legendaris itu... Hhmmm... Cantik sekali Nur ketika itu dengan dandanan yang natural, rambut ikal dikuncir sebagian yang sedikit berantakan karena tertiup angin, serta mata hijau yang selalu berbinar, hhmmm... Yigit yang berada di sebelahnya tak bisa dipungkiri lagi, wajahnya memperlihatkan kekaguman dan ketertarikan... Melihat senyuman Nur yang tak lepas dari wajahnya, bagi Yigit saat itu mungkin suatu keindahan tersendiri. Hehhe... Saling bercengkerama, saling nyaman berbicara, hingga tanpa sadar ada seorang kakek fotografer yang menangkap sinyal-sinyal cinta mereka dan kemudian mengabadikannya lewat satu kali jepretan foto. Duh, orang yang sedang jatuh cinta, mana pernah dia menyadari kl aura positifnya bisa menyebar sampai kemana-mana... Pun Yigit dan Nur mengingkari tebakan kakek fotografer bayaran itu kl mereka berdua tengah saling mencinta, tapi apa daya... Umur gak bisa bohong, Yigit..Nur!!! Hahha... Sayang ya, kakeknya sudah lebih banyak makan asam-garam kehidupan, filosofi hidup termasuk cinta dah hapal mati daripada kalian berdua, hahha... So, jangan buru-buru ngeles dulu... Dengarkan saja apa kata si kakek, toh itu doa yang baik. Bonusnya..? Dapat foto berdua deh yang kata Nur jelek, tapi kata Yigit itu kenangan Istanbul. Kl ingat kata-kata si kakek itu kepada Yigit intinya, jangan kau lepaskan seorang gadis yang ketika berbicara tentang cinta di hadapanmu, wajahnya tampak merah merona. Cieeeeee... Tanda-tanda mulai terbaca neh... Jodoh mulai digariskan... Auranya indah melulu soalnya... Pake sok ngeles kl katanya sinar yang terlihat, yang dimaksudkan oleh sang kakek berasal dari kilatan blitz kamera.. Ahh, Yigit ahh.. Padahal sebenarnya dalam hati pengen teriak, “Iyaaaaaaa... Sukaaaaa...” Kakek, pelukkkkk yaaa!!! Diih, berdua... Nolak-nolak ketika dikatakan tengah saling mencinta, tapi giliran ketika sedang asyik melihat hasil jepretan foto si kakek, posenya dah kompak bikin mupenggggg tuh... Mulai deket-deketan... Yigit senyumnya juga mulai tidak mahal lagi ketika di samping Nur... Jodoh memang tak lari kemana dan nyatanya memang demikian adanya. Omongan si kakek fotografer akhirnya juga terbukti. Yigit dan Nur memang akhirnya harus saling mencinta dan memiliki. Kl di tengah jalan ada banyak intrik dan gangguan yang harus dihadapi, mana ada kebahagiaan yang gratis??! Jangankan hanya seorang Iclal yang manja dan egois gak ketulungan, ketika Tuhan sudah berjanji, berjuta hadangan di depan mata, InsyaAlloh bakal ada jalan keluar. Hahahaaa... Sepertinya Iclal nie kemakan tulahnya sendiri. Siapa yang ngotot untuk Nur diramal dengan secangkir kopi?? Hiyaaaaa... Malahan nyesel sendiri kan akhirnya?!! Untuk Iclal sendiri sang peramal malah sempat mengatakan sesuatu yang agak mengagetkan ketika itu. Dia bilang kepada Iclal kl pernikahannya sudah berakhir. Lhaah.. Hahahaa... Masih ngotot pake nunjukkin cincin kawinnya ke peramal lagi... Ya terserah... Yang meramal memang peduli dengan cincin kawin yang pasangan cincinnya sudah dilemaribesikan oleh sang mantan suami, wkwkwkwkwkkk.. Justru yang paling nyesek malah yang selanjutnya... Nur yang tidak mau diramal, dipaksa Iclal untuk mau mengikuti kemauannya... Bahkan cangkir berisi kopi milik Nur yang mengocok kemudian membalik, serta di atasnya disematkan cincin berlian satu karat milik Iclal, Iclal juga yang melakukan... Dan akibatnya, hahha... seperti jadi pertanda lagi kan... Kl kata peramalnya setelah melihat cangkir kopi milik Nur, ada cinta yang besar, perpisahan yang besar, dan kemudian penyatuan yang besar. Hahahaaa... Bahkan Ny Aytul yang sedari tadi ikut duduk di dekat situ, tak kuasa untuk menyembunyikan kekhawatiran sekaligus ketakutannya. Coba kl kau pintar sedikit, Iclal... Rasain tuh tanda-tanda!!! Nurrrrrrr... Semangatttt ya, cintaku..bertahanlah!!! Cinta yang besar, perpisahan yang besar, dan penyatuan yang besar, mungkin memang itulah jalan untuk kesejatian cintamu bersama Yigit Kozan. Untuk Iclal, nasibnya siapa, yang mengocok, membalik, dan kemudian cincin yang disematkan juga milik siapa... Berarti memang sudah waktunya yang dulu mungkin jadi milikmu, kini saatnya kau serahkan pada yang lain, yang notabene paling berhak untuk memiliki. Hahahaaa... Skak mat kau, Iclal!!! Happy Sunday, AVers... Lanjut besok ya remahannya... Salam hangat.






18.24.00 Unknown


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_35 Haloooo, AVers... Semoga hari Minggunya lancar jaya yaaaaaa... Yuhuuuu... Edisi ‘Minggu Meramal’ nie kali ini... Tepatnya mo meramal dan membaca pertanda nasib percintaan pasutri zuper kece Yigit dan Nur, seperti halnya yang pernah disinggung di episode satu dan tujuh dari serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Eeeyyaaa... Yuk ahh flashbacknya dimulai dari cerita ketika Yigit memaksa Nur untuk pergi jalan-jalan menyusuri kota Istanbul. Cieeeee... Btw, siapa yang jadi turis ya..koq antara ‘tour guide gadungan’ dan turisnya malah  kelihatan lebih semangat plus ngototan tour guidenya ya??! Hahhaaa... Yigit..Yigit..!!! Bilang saja modus... Nur z sampai kebingungan sendiri dengan ‘pemaksaan’ Yigit yang ngotot ingin mengantarkan dirinya jalan-jalan keliling kota Istanbul. Kata Nur pada Yigit ketika itu sambil truz berjalan setengah berlari-lari kecil di belakang Yigit, “Apakah ini serius?” Kemudian jawab Yigit singkat saja, “Serius”. Nah kan, Nur... Serius ituuuuuu... Bos Kozan Manufacturing, mana ada waktu untuk yang main-main, wkwkwkwkwkkk... Akhirnya deh jalan-jalannya dimulai dengan naik kapal boat mewah menyusuri Selat Bosphorus, disusul kemudian mengelilingi padatnya kota Istanbul dengan bandros, lanjut dan lanjut terus, sampai kemudian Yigit dan Nur tampak beristirahat di bawah jembatan Bosphorus yang legendaris itu... Hhmmm... Cantik sekali Nur ketika itu dengan dandanan yang natural, rambut ikal dikuncir sebagian yang sedikit berantakan karena tertiup angin, serta mata hijau yang selalu berbinar, hhmmm... Yigit yang berada di sebelahnya tak bisa dipungkiri lagi, wajahnya memperlihatkan kekaguman dan ketertarikan... Melihat senyuman Nur yang tak lepas dari wajahnya, bagi Yigit saat itu mungkin suatu keindahan tersendiri. Hehhe... Saling bercengkerama, saling nyaman berbicara, hingga tanpa sadar ada seorang kakek fotografer yang menangkap sinyal-sinyal cinta mereka dan kemudian mengabadikannya lewat satu kali jepretan foto. Duh, orang yang sedang jatuh cinta, mana pernah dia menyadari kl aura positifnya bisa menyebar sampai kemana-mana... Pun Yigit dan Nur mengingkari tebakan kakek fotografer bayaran itu kl mereka berdua tengah saling mencinta, tapi apa daya... Umur gak bisa bohong, Yigit..Nur!!! Hahha... Sayang ya, kakeknya sudah lebih banyak makan asam-garam kehidupan, filosofi hidup termasuk cinta dah hapal mati daripada kalian berdua, hahha... So, jangan buru-buru ngeles dulu... Dengarkan saja apa kata si kakek, toh itu doa yang baik. Bonusnya..? Dapat foto berdua deh yang kata Nur jelek, tapi kata Yigit itu kenangan Istanbul. Kl ingat kata-kata si kakek itu kepada Yigit intinya, jangan kau lepaskan seorang gadis yang ketika berbicara tentang cinta di hadapanmu, wajahnya tampak merah merona. Cieeeeee... Tanda-tanda mulai terbaca neh... Jodoh mulai digariskan... Auranya indah melulu soalnya... Pake sok ngeles kl katanya sinar yang terlihat, yang dimaksudkan oleh sang kakek berasal dari kilatan blitz kamera.. Ahh, Yigit ahh.. Padahal sebenarnya dalam hati pengen teriak, “Iyaaaaaaa... Sukaaaaa...” Kakek, pelukkkkk yaaa!!! Diih, berdua... Nolak-nolak ketika dikatakan tengah saling mencinta, tapi giliran ketika sedang asyik melihat hasil jepretan foto si kakek, posenya dah kompak bikin mupenggggg tuh... Mulai deket-deketan... Yigit senyumnya juga mulai tidak mahal lagi ketika di samping Nur... Jodoh memang tak lari kemana dan nyatanya memang demikian adanya. Omongan si kakek fotografer akhirnya juga terbukti. Yigit dan Nur memang akhirnya harus saling mencinta dan memiliki. Kl di tengah jalan ada banyak intrik dan gangguan yang harus dihadapi, mana ada kebahagiaan yang gratis??! Jangankan hanya seorang Iclal yang manja dan egois gak ketulungan, ketika Tuhan sudah berjanji, berjuta hadangan di depan mata, InsyaAlloh bakal ada jalan keluar. Hahahaaa... Sepertinya Iclal nie kemakan tulahnya sendiri. Siapa yang ngotot untuk Nur diramal dengan secangkir kopi?? Hiyaaaaa... Malahan nyesel sendiri kan akhirnya?!! Untuk Iclal sendiri sang peramal malah sempat mengatakan sesuatu yang agak mengagetkan ketika itu. Dia bilang kepada Iclal kl pernikahannya sudah berakhir. Lhaah.. Hahahaa... Masih ngotot pake nunjukkin cincin kawinnya ke peramal lagi... Ya terserah... Yang meramal memang peduli dengan cincin kawin yang pasangan cincinnya sudah dilemaribesikan oleh sang mantan suami, wkwkwkwkwkkk.. Justru yang paling nyesek malah yang selanjutnya... Nur yang tidak mau diramal, dipaksa Iclal untuk mau mengikuti kemauannya... Bahkan cangkir berisi kopi milik Nur yang mengocok kemudian membalik, serta di atasnya disematkan cincin berlian satu karat milik Iclal, Iclal juga yang melakukan... Dan akibatnya, hahha... seperti jadi pertanda lagi kan... Kl kata peramalnya setelah melihat cangkir kopi milik Nur, ada cinta yang besar, perpisahan yang besar, dan kemudian penyatuan yang besar. Hahahaaa... Bahkan Ny Aytul yang sedari tadi ikut duduk di dekat situ, tak kuasa untuk menyembunyikan kekhawatiran sekaligus ketakutannya. Coba kl kau pintar sedikit, Iclal... Rasain tuh tanda-tanda!!! Nurrrrrrr... Semangatttt ya, cintaku..bertahanlah!!! Cinta yang besar, perpisahan yang besar, dan penyatuan yang besar, mungkin memang itulah jalan untuk kesejatian cintamu bersama Yigit Kozan. Untuk Iclal, nasibnya siapa, yang mengocok, membalik, dan kemudian cincin yang disematkan juga milik siapa... Berarti memang sudah waktunya yang dulu mungkin jadi milikmu, kini saatnya kau serahkan pada yang lain, yang notabene paling berhak untuk memiliki. Hahahaaa... Skak mat kau, Iclal!!! Happy Sunday, AVers... Lanjut besok ya remahannya... Salam hangat.