\

Kamis, 30 Juni 2016

Posted by Unknown on 17.06.00 No comments
#sinopsis_cansuhazal2_eps9
#paramparca2_bolum34part3
Tayang: Kamis, 30 Juni 2016
Oleh: Anies Widiyarti. Bersama: Debby Arin Anggraini, Indrie Puspita, Anisa Puji Rahayu, dan Intan Hapsari.


*Hazal sedang melamun di kamarnya. Sambil duduk bersandar di tempat tidur, dia terlihat gelisah dan juga bingung. Perlahan kemudian, dia mulai bangkit dari tempat tidurnya dan mulai berjalan-jalan sendiri. Tak lupa, gadis berparas culas dan menyebalkan ini juga mengunci pintu kamarnya, agar acara bokisnya tak lanjut ketahuan oleh siapa pun. Hhhheeiisstt...

*Dilara baru saja pulang dari acara keluar makan bersama Chandan dan juga Harun. Tampilan slow motion untuk scene Dilara berjalan menuruni tangga berikut back song nya, terasa sangat senada-seirama, Paramparca Fan... Seolah-olah dapat menggambarkan perasaan hati Dilara yang tak habis percaya dengan siapa tadi yang baru saja ditemuinya. Masuk ke dalam rumah, Dilara disapa oleh Emine. Pun Dilara lanjut menanyakan tentang Hazal. Emine memberitahukan bahwa Hazal habis berjalan-jalan/keluar bersama Ozan. Mendengar penjelasan dari Emine, Dilara terlihat sedikit surprise.

*Dilara langsung masuk ke dalam kamarnya. Di depan meja riasnya, Dilara menghidupkan ponselnya. Sepertinya Dilara sedang memutar sebuah lagu dari ponselnya. Tampak kemudian Dilara seperti melamun dan terhanyut dalam lantunan musik serta lirik dari lagu tersebut.

*Dari atas kapalnya, Harun ternyata melakukan yang tak jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh Dilara. Sambil sesekali meneropong kediaman Dilara, Harun meminta seorang pelayan untuk membawakan tape recorder, lalu dia hendak memutar sebuah lagu dari kaset. Sambil sesekali meneropong ke arah kediaman Dilara, Sepertinya kompak neh Dilara dan Harun nyetel musiknya.. Dramatisasi antara Dilara dan Harun yang sedang asyik sendiri-sendiri dengan musik yang sama, seakan-akan memang menyiratkan kl berdua tersebut memang sedang gundah-gulana untuk alasan yang sama. Lagu kenangan eeeuuyy... Berasa akhirnya dikenalin dengan lagu Turki nuansa 70an... Terdengar manis, tapi koq ya pedih juga ya, hhhiikss... Hehhe..

*Berlanjut kemudian dengan yang tampak lebih dramatis lagi... Antara Dilara yang sedang berdiri melamun di jendela kamarnya dan Harun yang menitikkan air mata di sela-sela iringan musik yang sedang diperdengarkannya... Benarkah yang kelihatan sekarang adalah seorang Dilara yang sedang memikirkan cinta dan juga Harun?? Semoga bukan lagi harga diri dan pencitraan yang menjadi ‘agama dan kebesaranmu’, Dilara..

*Di suite mewah sebuah hotel, Chandan sedang gelisah menanti-nanti kedatangan seseorang. Tak lama kemudian terdengar bel/ketukan dari pintu. Ternyata ini dia yang ditunggu-tunggu oleh Chandan... Harun, lengkap dengan sebuket bunga di tangan berikut pelayanan kamar untuk dinner berdua, Harun berusaha meminta maaf dan mengambil hati Chandan. Dan selanjutnya, hahha.. Langsung terlihat intim berdua!!! Harun... Berasa laki-laki ini pintar sekali membagi-bagi hatinya. Antara Chandan dan Dilara, satu untuk senang-senang saja, sedangkan satunya lagi berasa jadi tempanya berharap untuk kesejatian yang di hati. Wkwkwkwkkk...

*Dilara mematikan lampu di kamarnya, berusaha untuk tidur serta memejamkan matanya. Sedangkan di peraduan yang lain, Harun sedang duduk melamun di tepian tempat tidur, sementara di belakangnya tampak Chandan masih tertidur pulas. Eeeyyyaaa... Yang habis ‘buang hajat sesaat’... Uuuppsstt.. Ya sudahlah...

*Cansu berjalan terburu-buru keluar dari apartemen Oskan. Ternyata dia hendak menghampiri Bachtiar yang masih senantiasa mengawasinya atas perintah Cihan. Cansu kemudian dengan kesal menyuruh Bachtiar untuk berhenti mengawasinya. Bachtiar kemudian menyerahkan tas berisi pakaian kepada Cansu. Lalu Cansu beranjak pergi meninggalkannya.

*Cihan, Yildirim, dan salah satu staf di kantor Cihan, sedang serius membicarakan sesuatu di ruangan kantor Cihan. Sepertinya ini bakal ada kaitannya denagn Harun dan tender proyek pekerjaan. Hhmmm... Perang itu akhirnya...

*Di tempat lain, Harun, Chandan, dan orang kepercayaan Harun sedang bersulang untuk merayakan sesuatu. Nah kan... Ada isu telikung-menelikung neh...

*Kembali ke kantor Cihan, Cihan dan Yildirim rupanya masih tak habis pikir dengan apa yang sedang terjadi. Ingatan Cihan sepertinya melayang ke suara-suara dan pernyataan dari Dilara sebelum-sebelumnya.

*Sementara itu, Chandan dan Harun juga sedang tak henti membicarakan tentang Cihan.

*Cansu dan Ozan bertemu di sebuah restoran/cafe. Mereka berdua sedang membicarakan tentang Cihan dan Gulseren.

*Dilara yang sedang melakukan perawatan di salon, menerima telpon dari Harun. Mungkin mereka membicarakan masalah katalog konsultasi utuk kesehatan Hzal kemarin. Hhmmm.. Basa-basi saja ini tampaknya, hahha... Siapa tahu bisa sekaliyan janjian untuk ketemuan lagi, xixixiii...

*Cansu dan Ozan semakin serius dengan pembicaraan mereka. Nada-nada marah, kesal, dan kecewa mewarnai percakapan mereka ketika membicarakan tentang Cihan, Dilara, dan juga Gulseren.
*Oskan menemui Engin di bengkelnya. Curhat nie yeee... Setelahnya, Oskan pergi ke sebuah kedai makanan.

*Keriman, Cansu, dan Nuray sedang makan malam bersama. Tak lama kemudian, polisi/petugas keamanan datang untuk mengabarkan bahwa apartemen yang mereka tinggali sedang dalam kondisi bahaya. Entahlah, mungkin gedung bangunannya yang sudah tua, sehingga ada yang runtuh atau ada kebakaran... Kelihan ramai dan ricuh sekali orang-orang di luar gedung apartemen. Para penghuni apartemen terlihat panik sendiri-sendiri, berusaha menyelamatkan diri, termasuk juga Nuray. Nuray yang panik dan ketakutan, meminta Cansu untuk menggendong bayinya.

*Sepulang Cihan dari kantor, Dilara menyapanya, lalu mengajaknya untuk bicara empat mata. Belum sempat Cihan dan Dilara memulai pembicaraannya, Chandan menelpon Dilara. Cihan yang menerimanya dan tampak sangat kesal setelahnya. Dilara kemudian bicara dengan Chandan bahwa dia sedang tidak bisa ditelpon saat itu dan menyuruhnya untuk menelponnya lagi nanti. Mungkin karena belum-belum sudah kesal, maka akhirnya pembicaraan antara Dilara dan Cihan itu akhirnya diwarnai dengan teriakan-teriakan emosional dari Cihan. Hingga akhirnya suara Cihan terdengar dari luar oleh Ozan. Dilara tampak lebih memilih untuk menahan diri. Dilara kemudian menyerahkan katalog kosultasi kesehatan Hazal yang direkomendasikan oleh Chandan kepada Cihan. Malah Cihan akhirnya  merobek-robek katalog itu di depan Dilara. Ada apa gerangan yang sebenarnya, hingga akhirnya Cihan yang terbaisa sabar dan tenang berubah jadi lepas kontrol dan begitu berapi-api..

*Ozan menanyakan kepada ayah dan ibunya tentang perselisihan yang baru saja didengarnya, sekeluarnya Cihan dan Dilara dari ruangan. Ozan penasaran dengan apa yang terjadi, tapi kelihatannya baik Dilara maupun Cihan kompak untuk tidak mau memberitahu saat itu juga kepada Ozan.

*Sementara itu suasana dan sikon di kawasan apartemen Keriman semakin genting. Keriman tak henti-hentinya mengomel kepada petuugas keamanan yang terus berjaga-jaga.

*Oskan mulai mabuk dan mengoceh macam-macam kepada para pengunjung kedai lainnya. Tak berapa lama, Oskan meninggalkan kedai milik Abidin tersebut dan lupa membawa ponselnya.

*Ozan dan Dilara akhirnya berkesempatan untuk berbicara berdua, membahas perselisihannya tadi dengan Cihan. Biazzza... Alih-alih berusaha menenangkan ibunya, Ozan justru makin memanaskan suasana dengan asumsi-asumsi pribadinya.

*Keriman masih terus mengomel di luar gedung apartemen dengan para penghuni yang lain. Sementara bunyi gemuruh-guntur di langit mulai terdengar, tanda-tanda hujan akan segera turun.

*Oskan menemui Cihan di restorannya. Sempat dihalangi oleh beberapa petugas keamanan di depan restoran, Cihan yang baru saja tiba di restoran dengan mobilnya, sempat menyambut Oskan dengan sedikit perlakuan kasar. Kelihatannya Oskan mendatangi Cihan dengan maksud yang baik. Lanjut Oskan berbicara panjang-lebar, diselingi dengan isak tangis di hadapan Cihan. Kelihatannya Oskan bermaksud untuk menyerahkan Cansu kembali kepada pengasuhan Cihan karena merasa tidak mampu untuk menghidupi anak kandungnya tersebut. Nyesekkkk melihat scene ini... Bagaimanapun brengseknya seorang Oskan Gulpinar, tapi ketika malam itu dia bicara di hadapan Cihan, tampak begitu fair, penuh tanggung jawab, dan menerima dengan tegar sikon yang tengah dihadapi. Bahkan Cihan pun tak bisa menyembunyikan perasaan trenyuh dan juga empatinya. Cihan sempat menawarkan kepada Oskan untuk mengantarnya pulang, tapi Oskan menolaknya. Sampai kemudian dia pergi meninggalkan Cihan dengan linangan air mata, berasa tak pernah melihat Oskan segentle ini sebelumnya... Demi anak, orang tua sanggup untuk melakukan apa saja.

*Rahmi dan Ozan sedang duduk santai di halaman taman sambil menikmati buah yang disajikan oleh Emine. Berdua ini, berasa kompak banget nylekitnya kl sudah urusannya dengan Cihan, wkwkwkwkkk... Dasarrr, Rahmi... Pintar sekali dia memanaskan hati sang cucu.

*Hujan mulai turun di sekitar kawasan apartemen yang sedang ramai dan ricuh. Keriman masih saja ‘setia’ dengan teriakan-teriakan serta omelannya. Tak berapa lama Engin datang. Nuray langsung menyakan kepada Engin, di mana Oskan. Engin malah menceritakan kl Oskan tidak bisa mengambil uangnya di bank karena disita oleh kantor pajak. Tentu saja mendengar hal tersebut membuat Nuray dan Keriman semakin kalut. Hahha.. Lira dan lira pun tinggal impian, Keriman... Cansu yang sedang menggendong adiknya, juga tak lepas dari raut wajah khawatir dan gelisah denag sikon yang sedang dihadapi.

*Deriya dan Gulseren membereskan meja makan usai mereka makan malam. Deriya melihat ada lalu-lalang mobil aparat/keamanan di sekitar kawasan apartemen. Kemudian dia menanyakan kepada tetangganya yang lewat, sebenarnya apa yang sedang terjadi. Gulseren yang ikut mendengarnya langsung terpikir kepada Cansu yang sedang tinggal bersama Keriman dan Oskan. Bersama-sama dengan Deriya, Gulseren langsung menuju ke bawah, mencari Cansu di antara kerumunan yang kacau serta ricuh dan juga derasnya hujan.

*Gulseren menanyakan kepada petugas keamanan yang masih senantiasa bersiaga di sekitar kawasan apartemen, tentang keberadaan Cansu atau juga anggota keluarga yang lainnya.

*Dilara sedang mendorong kursi roda Hazal, lalu tampak keduanya saling berbincang. DI tengah perbincangan yang hangat tersebut, tiba-tiab Cansu muncul dari ruang depan dengan baju dan rambut yang basah dan tak beraturan. Dilara terkejut melihat kedatangan Cansu dan lanjut langsung memeluknya dengan penuh rasa rindu. Duh, malang nian nasib Hazal... Baru beberapa saat tadi terlihat sangat nyaman dan menyenangkan bersama ibunya, ech lha koq sekarang tiba-tiba saja sudah datang lagi ‘sang pesaing berat’, hahha.. Dan bersiap=siaplah untuk jadi yang tersisihkan lagi, Hazal... Yuk mariiii...

*Cihan yang berniat ingin menjemput Cansu di rumah Keriman, usai bertemu dengan Oskan, terkejut melihat keramaian di sekitar apartemen dan juga Gulseren berada di antaranya. Setelah Gulseren menjelaskannya kepada Cihan, Cihan pun langsung menghubungi Cansu. Sayang tak ada respon. Di scene berikut, jangan lewatkan untuk menonton betapa seksi dan gentleman nya Cihan Gurpinar kepada  perempuan yang sangat dikasihinya. Di tengah derasnya hujan, Cihan langsung melepas jasnya, memakainya sebagai ‘payung’ untuk Gulseren yang sudah setengah basah kuyup karena kehujanan dari lama. Setelahnya, langsung mengajak Gulseren untuk berteduh di dalam mobilnya. Ah, bahkan Deriya melihat mereka berdua dengan sangat bahagia.

*Dilara masih terus berbicara kepada Cansu, melepas rindu.

*Tak lama berselang, Keriman, Nuray, dan bayinya datang menyusul Cansu ke rumah Dilara. Dan lagi-lagi... Keriman kembali ‘berakting’ memelas di hadapan Cansu dan juga Dilara. Dilara kemudian menanyakan kepada Cansu ada apa sebenarnya.

*Dilara menelpon Cihan mengabarkan bahwa Cansu sudah pulang kembali ke rumah. Cihan dan Gulseren sangat lega mendengarnya. Dilara lanjut menceritakan kepada Cihan tentang Keriman, Nuray, dan bayinya yang sedang di rumah mereka. Cihan kelihatan tenang mendengar laporan dari Dilara. Tapi tidak dengan Dilara, yang jelas-jelas kelihatan tidak suka dengan kehadiran ‘rombongan Keriman’ di rumahnya. Hahahaaa...

*Usai menutup pembicaraannya di telpon dengan Dilara, Cihan merasa begitu lega dan bahagia saat berbicara dengan Gulseren. Senyumnya Cihan untuk Gulseren di malam hujan lebat itu, ketika mereka berdua saja di dalam mobil... Duh... Bikin makin nyesss gimana gitu, hehhe.. Berasa hujan yang harusnya membawa udara dingin, berubah menjadi hangat hanya karena senyuman Cihan dan juga sambutan wajah yang cerah dari raut muka Gulseren... 

*Ozan berjalan di tengah keramaian jalanan menampakkan raut muka yang penuh denagn kemarahan dan kebencian...

*Di dalam mobil, Cihan dan Gulseren melanjutkan pembicaraan tentang Cansu, Oskan, dsb..dsb... Pssssttttt... Gulseren justru terlihat makin natural cantiknya di scene berikut lho... Aura seksinya, senyumannya yang manis, serta mata hijaunya yang indah, seolah-olah mampu berpadu dan menyatu dengan kharismatiknya Cihan serta hujan yang turun malam itu. Tak perlulah adegan ciuman itu dituntaskan sampai ke ujung, cukup dengan pelukan yang erat, kecupan di kening dan pelipis, usapan tangan di bibir, bahkan romantisnya rasanya tidak akan habis-habis... Dewasa sekali percintaan berdua ini... Dramatisasi latar berikut back song soundtrack utama sudah dapat mewakili untuk menggambarkan keindahannya.

*Ozan rupanya sedang mematai-matai/ mengawasi Gulseren dan Cihan yang baru saja pulangdari ‘kencan dadakan’, hehhe.. Haddeh.. Perasaan, gak rela banget kl music scoring yang baisanya dipakai untuk melatari scene Harun, di scene Ozan ini, music scoring tersebut juga terpakai, wwweew... Hahha..

*Gulseren masuk ke dalam rumah , menyapa Deriya dengan perasaan lega dan bahagia. Lanjut kemudian mereka berdua saling berpelukan. Tak lama, terdengar pintu diketuk. Gulseren mengira kl itu adalah Cihan yang mungkin dia sedang kelupaan sesuatu. Tapi ternyata...!!!

*Ozan yang datang!!! Dengan wajah yang sudah memperlihatkan urat kemarahan, Ozan tiba-tiba langsung mengacungkan pistol ke arah Gulseren. Seketika itu juga Gulseren merasa terkejut. Deriya pun langsung berteriak kaget dan histeris melihat Ozan yang terlalu nekad...

NEXT: Gulseren merebut pistol dari tangan Ozan dan mengarahkannya ke kepalanya sendiri, sambil mengatakan denagn jelas di hadapan Ozan, kl dia mencintai Cihan...

0 comments:

Posting Komentar