\

Kamis, 31 Maret 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_68 Yuhuuuuu... Remahan datang lagi... Edisi ‘Kamis Kecolongan’, flashback hari ini lagi-lagi deh mo rumpiin si suami ganteng nan seksi, yang sayangnya untuk hari ini dia akan kembali kebagian omelan dan hina-dina untuk kesekian kalinya di remah-remah, hahha..  Siapa suruh jadi ganteng, tapi baperrr an, wkwkwkwkwkkk... Masalah yang sebenarnya bisa dengan cepat diselesaikan, siapa suruh jadi begitu bertele-tele hanya gara-gara menutupi ‘malu’... Hahha... Apapunlah, kl topiknya Yigit Kozan dan kisah cintanya bersama sang isri tercinta, takkan habis untuk diceritakan... Diulang-ulang, dibolak-balik, kesana-kemari, tetap jatuhnya bikin rindu yang semakin melanda, hahahaaa... Sesungguhnya di balik kegetiran Yigit dan Nur menjalani pernikahan di bawah bayang-bayang Iclal, itulah sesungguhnya makna kesejatian cinta. Cinta yang penuh intrik, tak melulu hanya cerita indah, tapi juga untuk mengisahkan bahwa di antara yang indah-indah  tersebut ada banyak rintangan yang harus dilalui dan dijalani. Yuk mariii, flashback menuju episode 15 (lima belas) serial drama Turki, Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) segera saja ditindaklanjuti...

Sekiranya siapa sang dalang di balik skandal baliho sudah terkuak, harapannya hubungan Yigit dan Nur yang kala itu sempat merenggang dan memanas, bisa berangsur-angsur kembali seperti semula. Tak ada lagi ‘drama cinta’ yang terkesan diada-adakan oleh Yigit dengan maksud untuk membalas luka hatinya karena merasa dilangkahi oleh sang istri. ‘Drama cinta’ yang secara sepihak ketika itu dirancang oleh Yigit, yang di lain pihak justru berasa angin segar di benak Iclal yang kala itu juga sudah pulih secara keseluruhan ingatannya, setelah menderita koma selama tiga tahun. Iclal berpikir, Yigit sudah mulai berubah pasca tragedi kecelakaan yang mereka alami, padahal mana ada urus Yigit dengan Iclal ketika itu, hahahaaa... Yigit kala itu tengah menjadi suami paling sakit hati sejagad karena merasa Nur telah melangkahi wewenangnya sebagai suami. Maka dari itu mumpung ada Iclal yang sudah sangat dikenalnya luar-dalam kl perempuan itu memang sangat memujanya, Yigit akhirnya memanfaatkan Iclal untuk membuat Nur semakin terluka... Mungkin Yigit berharap Nur pun akan sama-sama terlukanya, seperti apa yang ia rasakan saat itu... Ya elllahh... Prinsip kesepadanan nie yaaa... Suami kayaknya niat banget untuk menghukum istrinya, biar Nur juga tahu rasanya sakitnya hati seperti apa jika orang yang paling dicintai menyepelekannya... Cieeeeee.. Baper..baperrr!!!
 

Akan tetapi ya itu tadi, kenapa ketika Elmas sebagai salah satu dalang di balik skandal baliho sudah dalam genggaman dan terbukti istri ternyata hanya jadi korban jebakan Elmas dan Ny Aytul, Yigit terkesan masih saja menjaga jarak dengan istri. Bahkan ketika semuanya sudah terbuka, Nur yang menyimpan berita kehamilannya selama konflik panas dengan suaminya, tak kunjung bisa mengeluarkan dua kata kepada Yigit, “Aku hamil”. Hadddeh... Mungkin saat itu karena bawaan orok juga, ketika secara tak sengaja Nur mendengar Cahit yang sedang mabuk berbicara kl Elmas ternyata selama ini menyimpan perasaan cinta dengan suaminya, maka Nur jadinya sensitif dan merasa Yigit juga terkesan menyembunyikan kenyataan itu darinya. Lhaah..halllah... Akhir-akhirnya malah jadi baperrr semua begini kan?!? Yigit yang harusnya sudah bisa mendengar berita kehamilan sang istri, akhirnya batal untuk kesekian kalinya mendengar berita bahagia tersebut. Sampai pada akhirnya cerita keguguran terungkap...
 

Cerita keguguran yang menurut saya jadi cerita kecolongan Yigit yang kedua kalinya setelah skandal baliho. Wwweew... Andai saat itu Mert tidak nekad memanjat pohon untuk mengambil layang-layangnya yang tersangkut, andai Nur kala itu kandungannya tetap sehat dan beranjak makin hari, makin bulan perutnya akan tampak semakin membesar, sementara di antara pasutri itu masih kekeuh dengan sakit hatinya masing-masing, bagaimana Yigit coba akan menyikapi kehamilan istrinya, bagaimana Nur akan menyembunyikan perutnya?? Gak yakin kehamilan Nur dan kehadiran anak akan bisa secepat kilat mendewasakan sang ayah, menguatkan sang ibu, atau juga menegakkan lembaga pernikahan yang sedang mereka bangun. Hahha... Meski mungkin ceritanya tak akan setragis dan seironis ketika akhirnya keguguran, tetap saja itu akan jadi konflik untuk mereka. Bukannya Nur bebas dari kesalahan, tapi justru Yigit yang berperan besar membuat segala sesuatu di balik skandal baliho atau juga keguguran ini jadi begitu panjang dan bertele-tele. Toh Nur juga sudah berkali-kali merendahkan diri di hadapan suaminya, mengaku salah untuk skandal baliho, tapi Yigit terkesan dia selalu ingin dinomorsatukan untuk masalah sakit hati. “... Aku, Nur.. Aku...!!!” “Kau tidak mengenal aku, Nur...” Haddduh, salah sendiri tidak mau mendengarkan istri...” Lagian istri mana yang tidak sakit hati dan terhina ketika suaminya mengatakan bahwa ia ternyata belum mengenal sosok suamiinya sendiri?!! Hhheeeiissttt...

Karena hati yang terlalu bertele-tele juga, ketika masalah sebelumnya yang belum tuntas, jadi makin bertumpuk ketika peristiwa keguguran Nur terjadi. Yigit deh... Ketika maaf yang setulusnya belum diberikan kepada Nur, tampaknya dia sudah  berlanjut untuk menyusun kekesalan dan kemarahan yang berikutnya... Daripada menyalahkan diri sendiri, paling enak memang menyalahkan orang lain... Dan kau, Nur... Siap-siap yaaa... Pikirnya ketika peristiwa keguguran terjadi, kesempatan deh momen memilukan tersebut jadi momentum untuk Yigit dan Nur saling mengurai masalah, meluruskan kesalahpahaman, lebih saling menguatkan, dan jadi sarana pembelajaran bersama, lha ternyataaa... Yigit masih mau memanjang-manjangkan episode dramanya, Saudara-saudara... Seperti belum ada rasa puas untuk menyalahkan dan menghukum, istri yang kesakitan sehabis kandungannya dikuret, malah berasa semakin dilumuri air garam oleh suaminya sendiri... Ya Alloh.., Nur... Seandainya kau bisa berucap kata cerai saat itu kepada suamimu, rasanya lebih baik daripada hanya diam dan bertahan di samping Yigit, tapi yang didapat hanya perasaan sakit dan terhina terus-menerus.

Yigit..Yigit... Kelihatan sekali sikapmu yang begitu ingin menang sendiri di hadapan Nur, berasa itu untuk menutupi malumu sebagai suaminya kan??! Suami yang kenyataannya hanya seperti status, karena banyak kewajiban yang seharusnya kau lakukan dan berikan kepada Nur belum bisa kau penuhi. Boro-boro memberi penghidupan yang baik untuk Nur, masalah hati yang sebenarnya sudah cukup untuk membuat Nur nyaman sebagai istrimu, rasanya kau belum mampu memberikan hatimu yang sebaik-baiknya. Lalu bagaimana dengan hakmu sebagai suaminya Nur? Hahha... Asal Iclal tidak terus-menerus lengket denganmu, Nur pasti tidak akan melupakan hakmu sebagai sumainya. Nur bukannya lalai seperti halnya dirimu, hanya kesempatannya saja yang tidak ada. Iclal yang katamu tidak kau cintai, malah seperti sengaja kau pamer-pamerkan kepada Nur sebagai perempuan saingan. Lhaaah...


Dasar memang sudah tertutup ego, ketika malu sedang melanda, yang ada justru ‘marah salah alamat’ yang semakin dikedepankan. Malam itu maksud Nur mungkin ingin sekadar berbagi cerita kehilangan setelah peristiwa keguguran, ingin menenangkan suaminya, berharap berdua bisa saling belajar dan saling menguatkan setelah mereka kehilangan calon bayi, tapi Yigit ternyata menanggapinya berbeda. Masih saja dibahas kenapa kehamilan itu bisa luput dari pengetahuannya. Tidak rela kl yang lainnya saja tahu, kenapa justru Yigit tidak. Hhmmm... Beneran rasanya pengen nabokin Yigit pakai parutan kelapa atau sekop pasir sekaliyan kala malam itu terlihat dengan sorot mata penuh kemarahan di depan istrinya. Seperti habis makan petasan nie suami, karena ternyata lebih nyaring memetakan kesalahan sang istri daripada sekadar memberikan pelukan untuk sang istri yang sedang kesakitan jiwa dan raganya sehabis keguguran. Kelihatan lagi siapa sebenarnya yang terlihat paling kuat dan tetap tegar di antara ujian cobaan... Malezzz kali melihat orang yang hanya mahir mencari-cari  kesalahan, bicara seandainya dan seandainya, padahal yang terjadi kebalikannya dari semuanya,... Hhhhhhh...

Menjadi suatu kewajaran, apabila pada akhirnya Nur yang merasa suami tidak memberinya kesempatan untuk membela diri dan terus menyalahkan untuk kesalahan yang sebenarnya menjadi tanggungan bersama, merasa marah dan tertantang di hadapan suaminya. Nur hanya menjanjikan kepada Yigit ketika itu, saat suaminya itu sepulang tugas dari Jerman, dia akan menjadi Nur dan perempuan yang ‘berbeda’ dari yang selama ini sering dianggap mengecewakan Yigit. Hahha... Yigit... Langkah yang baik seharusnya  sebelum keberangkatannya ke Jerman, dia harus menyelesaikan masalahnya terlebuh dahulu dengan Nur, ech malah ke Jerman nya dijadikan ajang untuk melarikan diri dari masalah sekaligus menghukum Nur untuk yang kesekian kalinya. Dua kali kecolongan, bos Kozan Otomotive ini rupanya tidak belajar dari pengalaman. Dipikirnya Nur memang satu-satunya yang bersalah sieee yaaa... Yigit lupa kl masih ada Tuhan Yang Maha Tahu Segalanya.

Terbukti memang Jerman membawa pencerahan, tapi berasa terlambat dan menggelikan pada akhirnya. Gayanya ketika dulu berangkat sok cuekin istri, merasa tidak butuh, dan bermaksud ingin semakin menyudutkan dan mengesampinngkan Nur, tapi ternyata jauhnya jarak malah semakin membangun rindu di hati. Hahha... Sudah berpesan dan wanti-wanti kepada sang kakak ketika baru datang dari Jerman, untuk menyusun rencana supaya momen kebersamaan  dengan sang istri tidak diganggu oleh Ny Aytul, dkk... Yigit dengan wajahnya yang tanpa dosa, bercerita dengan lancar kepada kakaknya kl selama di Jerman ternyata pikirannya tidak bisa lepas memikirkan Nur, wkwkwkwkwkkk... Karena itu Yigit menginginkan, sepulangnya dari Jerman dia ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan sang istri... Sekaliyan ingin minta maaf sekaligus mengurai cerita malu juga mungkin yaaa, hahahaaa... Ech, saking kePeDeannya, sampai lupa nie suami kl istrinya punya hati juga... Enak saja dia, apa-apa mau terserah dia... Kl giliran hatinya sedang sumpek, istri disalah-salahin... Sekarang hatinya sudah beranjak membaik, istri dipaksa ikut membaik. Heylooooo... Kasih dulu dah, Nur cerita ‘kecolongan’ untuk yang ketiga kalinya buat Yigit tersayang, wkwkwkwkwkkk... Saking sudah nampolll tuh tabiat, ada yang kurang rasanya kl tidak membuat Yigit sewot dan senewen...

Yigit dan kesewenang-wenangannya, hahha.. Lupa kl sang istri sudah menjanjikan akan jadi seseorang yang ‘berbeda’ setelah kepulangan suaminya ke Istanbul... Dan akhirnya memang benar-benar berbeda... Istrimu bukan lagi patung Venus yang seolah-olah mati, Yigit... Lihatlah itu di panggung, Nur sekarang benar-benar sudah menjelma menjadi Venus yang sebenarnya. Jelita dan penuh percaya diri... Yang jelas, istrimu yang sekarang ‘berbeda’ itu masih punya hati. Sang istri yang jelita dan berhati. Bukan sekadar yang ganteng, tapi ternyata tidak peka sama sekali. Key..ukey, AVers... Lanjut besok lagi ya remahannya... Have a sweet Thursday... Salam hangat.








18.46.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_68 Yuhuuuuu... Remahan datang lagi... Edisi ‘Kamis Kecolongan’, flashback hari ini lagi-lagi deh mo rumpiin si suami ganteng nan seksi, yang sayangnya untuk hari ini dia akan kembali kebagian omelan dan hina-dina untuk kesekian kalinya di remah-remah, hahha..  Siapa suruh jadi ganteng, tapi baperrr an, wkwkwkwkwkkk... Masalah yang sebenarnya bisa dengan cepat diselesaikan, siapa suruh jadi begitu bertele-tele hanya gara-gara menutupi ‘malu’... Hahha... Apapunlah, kl topiknya Yigit Kozan dan kisah cintanya bersama sang isri tercinta, takkan habis untuk diceritakan... Diulang-ulang, dibolak-balik, kesana-kemari, tetap jatuhnya bikin rindu yang semakin melanda, hahahaaa... Sesungguhnya di balik kegetiran Yigit dan Nur menjalani pernikahan di bawah bayang-bayang Iclal, itulah sesungguhnya makna kesejatian cinta. Cinta yang penuh intrik, tak melulu hanya cerita indah, tapi juga untuk mengisahkan bahwa di antara yang indah-indah  tersebut ada banyak rintangan yang harus dilalui dan dijalani. Yuk mariii, flashback menuju episode 15 (lima belas) serial drama Turki, Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) segera saja ditindaklanjuti...

Sekiranya siapa sang dalang di balik skandal baliho sudah terkuak, harapannya hubungan Yigit dan Nur yang kala itu sempat merenggang dan memanas, bisa berangsur-angsur kembali seperti semula. Tak ada lagi ‘drama cinta’ yang terkesan diada-adakan oleh Yigit dengan maksud untuk membalas luka hatinya karena merasa dilangkahi oleh sang istri. ‘Drama cinta’ yang secara sepihak ketika itu dirancang oleh Yigit, yang di lain pihak justru berasa angin segar di benak Iclal yang kala itu juga sudah pulih secara keseluruhan ingatannya, setelah menderita koma selama tiga tahun. Iclal berpikir, Yigit sudah mulai berubah pasca tragedi kecelakaan yang mereka alami, padahal mana ada urus Yigit dengan Iclal ketika itu, hahahaaa... Yigit kala itu tengah menjadi suami paling sakit hati sejagad karena merasa Nur telah melangkahi wewenangnya sebagai suami. Maka dari itu mumpung ada Iclal yang sudah sangat dikenalnya luar-dalam kl perempuan itu memang sangat memujanya, Yigit akhirnya memanfaatkan Iclal untuk membuat Nur semakin terluka... Mungkin Yigit berharap Nur pun akan sama-sama terlukanya, seperti apa yang ia rasakan saat itu... Ya elllahh... Prinsip kesepadanan nie yaaa... Suami kayaknya niat banget untuk menghukum istrinya, biar Nur juga tahu rasanya sakitnya hati seperti apa jika orang yang paling dicintai menyepelekannya... Cieeeeee.. Baper..baperrr!!!
 

Akan tetapi ya itu tadi, kenapa ketika Elmas sebagai salah satu dalang di balik skandal baliho sudah dalam genggaman dan terbukti istri ternyata hanya jadi korban jebakan Elmas dan Ny Aytul, Yigit terkesan masih saja menjaga jarak dengan istri. Bahkan ketika semuanya sudah terbuka, Nur yang menyimpan berita kehamilannya selama konflik panas dengan suaminya, tak kunjung bisa mengeluarkan dua kata kepada Yigit, “Aku hamil”. Hadddeh... Mungkin saat itu karena bawaan orok juga, ketika secara tak sengaja Nur mendengar Cahit yang sedang mabuk berbicara kl Elmas ternyata selama ini menyimpan perasaan cinta dengan suaminya, maka Nur jadinya sensitif dan merasa Yigit juga terkesan menyembunyikan kenyataan itu darinya. Lhaah..halllah... Akhir-akhirnya malah jadi baperrr semua begini kan?!? Yigit yang harusnya sudah bisa mendengar berita kehamilan sang istri, akhirnya batal untuk kesekian kalinya mendengar berita bahagia tersebut. Sampai pada akhirnya cerita keguguran terungkap...
 

Cerita keguguran yang menurut saya jadi cerita kecolongan Yigit yang kedua kalinya setelah skandal baliho. Wwweew... Andai saat itu Mert tidak nekad memanjat pohon untuk mengambil layang-layangnya yang tersangkut, andai Nur kala itu kandungannya tetap sehat dan beranjak makin hari, makin bulan perutnya akan tampak semakin membesar, sementara di antara pasutri itu masih kekeuh dengan sakit hatinya masing-masing, bagaimana Yigit coba akan menyikapi kehamilan istrinya, bagaimana Nur akan menyembunyikan perutnya?? Gak yakin kehamilan Nur dan kehadiran anak akan bisa secepat kilat mendewasakan sang ayah, menguatkan sang ibu, atau juga menegakkan lembaga pernikahan yang sedang mereka bangun. Hahha... Meski mungkin ceritanya tak akan setragis dan seironis ketika akhirnya keguguran, tetap saja itu akan jadi konflik untuk mereka. Bukannya Nur bebas dari kesalahan, tapi justru Yigit yang berperan besar membuat segala sesuatu di balik skandal baliho atau juga keguguran ini jadi begitu panjang dan bertele-tele. Toh Nur juga sudah berkali-kali merendahkan diri di hadapan suaminya, mengaku salah untuk skandal baliho, tapi Yigit terkesan dia selalu ingin dinomorsatukan untuk masalah sakit hati. “... Aku, Nur.. Aku...!!!” “Kau tidak mengenal aku, Nur...” Haddduh, salah sendiri tidak mau mendengarkan istri...” Lagian istri mana yang tidak sakit hati dan terhina ketika suaminya mengatakan bahwa ia ternyata belum mengenal sosok suamiinya sendiri?!! Hhheeeiissttt...

Karena hati yang terlalu bertele-tele juga, ketika masalah sebelumnya yang belum tuntas, jadi makin bertumpuk ketika peristiwa keguguran Nur terjadi. Yigit deh... Ketika maaf yang setulusnya belum diberikan kepada Nur, tampaknya dia sudah  berlanjut untuk menyusun kekesalan dan kemarahan yang berikutnya... Daripada menyalahkan diri sendiri, paling enak memang menyalahkan orang lain... Dan kau, Nur... Siap-siap yaaa... Pikirnya ketika peristiwa keguguran terjadi, kesempatan deh momen memilukan tersebut jadi momentum untuk Yigit dan Nur saling mengurai masalah, meluruskan kesalahpahaman, lebih saling menguatkan, dan jadi sarana pembelajaran bersama, lha ternyataaa... Yigit masih mau memanjang-manjangkan episode dramanya, Saudara-saudara... Seperti belum ada rasa puas untuk menyalahkan dan menghukum, istri yang kesakitan sehabis kandungannya dikuret, malah berasa semakin dilumuri air garam oleh suaminya sendiri... Ya Alloh.., Nur... Seandainya kau bisa berucap kata cerai saat itu kepada suamimu, rasanya lebih baik daripada hanya diam dan bertahan di samping Yigit, tapi yang didapat hanya perasaan sakit dan terhina terus-menerus.

Yigit..Yigit... Kelihatan sekali sikapmu yang begitu ingin menang sendiri di hadapan Nur, berasa itu untuk menutupi malumu sebagai suaminya kan??! Suami yang kenyataannya hanya seperti status, karena banyak kewajiban yang seharusnya kau lakukan dan berikan kepada Nur belum bisa kau penuhi. Boro-boro memberi penghidupan yang baik untuk Nur, masalah hati yang sebenarnya sudah cukup untuk membuat Nur nyaman sebagai istrimu, rasanya kau belum mampu memberikan hatimu yang sebaik-baiknya. Lalu bagaimana dengan hakmu sebagai suaminya Nur? Hahha... Asal Iclal tidak terus-menerus lengket denganmu, Nur pasti tidak akan melupakan hakmu sebagai sumainya. Nur bukannya lalai seperti halnya dirimu, hanya kesempatannya saja yang tidak ada. Iclal yang katamu tidak kau cintai, malah seperti sengaja kau pamer-pamerkan kepada Nur sebagai perempuan saingan. Lhaaah...


Dasar memang sudah tertutup ego, ketika malu sedang melanda, yang ada justru ‘marah salah alamat’ yang semakin dikedepankan. Malam itu maksud Nur mungkin ingin sekadar berbagi cerita kehilangan setelah peristiwa keguguran, ingin menenangkan suaminya, berharap berdua bisa saling belajar dan saling menguatkan setelah mereka kehilangan calon bayi, tapi Yigit ternyata menanggapinya berbeda. Masih saja dibahas kenapa kehamilan itu bisa luput dari pengetahuannya. Tidak rela kl yang lainnya saja tahu, kenapa justru Yigit tidak. Hhmmm... Beneran rasanya pengen nabokin Yigit pakai parutan kelapa atau sekop pasir sekaliyan kala malam itu terlihat dengan sorot mata penuh kemarahan di depan istrinya. Seperti habis makan petasan nie suami, karena ternyata lebih nyaring memetakan kesalahan sang istri daripada sekadar memberikan pelukan untuk sang istri yang sedang kesakitan jiwa dan raganya sehabis keguguran. Kelihatan lagi siapa sebenarnya yang terlihat paling kuat dan tetap tegar di antara ujian cobaan... Malezzz kali melihat orang yang hanya mahir mencari-cari  kesalahan, bicara seandainya dan seandainya, padahal yang terjadi kebalikannya dari semuanya,... Hhhhhhh...

Menjadi suatu kewajaran, apabila pada akhirnya Nur yang merasa suami tidak memberinya kesempatan untuk membela diri dan terus menyalahkan untuk kesalahan yang sebenarnya menjadi tanggungan bersama, merasa marah dan tertantang di hadapan suaminya. Nur hanya menjanjikan kepada Yigit ketika itu, saat suaminya itu sepulang tugas dari Jerman, dia akan menjadi Nur dan perempuan yang ‘berbeda’ dari yang selama ini sering dianggap mengecewakan Yigit. Hahha... Yigit... Langkah yang baik seharusnya  sebelum keberangkatannya ke Jerman, dia harus menyelesaikan masalahnya terlebuh dahulu dengan Nur, ech malah ke Jerman nya dijadikan ajang untuk melarikan diri dari masalah sekaligus menghukum Nur untuk yang kesekian kalinya. Dua kali kecolongan, bos Kozan Otomotive ini rupanya tidak belajar dari pengalaman. Dipikirnya Nur memang satu-satunya yang bersalah sieee yaaa... Yigit lupa kl masih ada Tuhan Yang Maha Tahu Segalanya.

Terbukti memang Jerman membawa pencerahan, tapi berasa terlambat dan menggelikan pada akhirnya. Gayanya ketika dulu berangkat sok cuekin istri, merasa tidak butuh, dan bermaksud ingin semakin menyudutkan dan mengesampinngkan Nur, tapi ternyata jauhnya jarak malah semakin membangun rindu di hati. Hahha... Sudah berpesan dan wanti-wanti kepada sang kakak ketika baru datang dari Jerman, untuk menyusun rencana supaya momen kebersamaan  dengan sang istri tidak diganggu oleh Ny Aytul, dkk... Yigit dengan wajahnya yang tanpa dosa, bercerita dengan lancar kepada kakaknya kl selama di Jerman ternyata pikirannya tidak bisa lepas memikirkan Nur, wkwkwkwkwkkk... Karena itu Yigit menginginkan, sepulangnya dari Jerman dia ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan sang istri... Sekaliyan ingin minta maaf sekaligus mengurai cerita malu juga mungkin yaaa, hahahaaa... Ech, saking kePeDeannya, sampai lupa nie suami kl istrinya punya hati juga... Enak saja dia, apa-apa mau terserah dia... Kl giliran hatinya sedang sumpek, istri disalah-salahin... Sekarang hatinya sudah beranjak membaik, istri dipaksa ikut membaik. Heylooooo... Kasih dulu dah, Nur cerita ‘kecolongan’ untuk yang ketiga kalinya buat Yigit tersayang, wkwkwkwkwkkk... Saking sudah nampolll tuh tabiat, ada yang kurang rasanya kl tidak membuat Yigit sewot dan senewen...

Yigit dan kesewenang-wenangannya, hahha.. Lupa kl sang istri sudah menjanjikan akan jadi seseorang yang ‘berbeda’ setelah kepulangan suaminya ke Istanbul... Dan akhirnya memang benar-benar berbeda... Istrimu bukan lagi patung Venus yang seolah-olah mati, Yigit... Lihatlah itu di panggung, Nur sekarang benar-benar sudah menjelma menjadi Venus yang sebenarnya. Jelita dan penuh percaya diri... Yang jelas, istrimu yang sekarang ‘berbeda’ itu masih punya hati. Sang istri yang jelita dan berhati. Bukan sekadar yang ganteng, tapi ternyata tidak peka sama sekali. Key..ukey, AVers... Lanjut besok lagi ya remahannya... Have a sweet Thursday... Salam hangat.








Rabu, 30 Maret 2016


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_67 Haluuuuu, Rabu... Ketemu lagi dengan edisi remahan ya, AVers... Sudah tiba di tengah pekan, di tanggal-tanggal penghabisan Maret 2016... Semoga semangatnya masih senantiasa terjaga yaaa untuk semuanya...  

Flashback kali ini akan menuju ke episode 12 (dua belas) dari serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Kl AVers masih mengingatnya, episode-episode antara 11-14an kurang lebih benang merah konfliknya ada di seputar ‘skandal baliho’. Satu skandal yang berasa hampir meluluhlantakkan segalanya. Ya cinta, ya komitmen pernikahan, kesetiaan, pengertian, dan kesabaran, berasa semuanya sedang diujikan oleh Tuhan untuk pasangan suami-istri Yigit dan Nur. Tapi untuk flashback kali ini, saya justru akan mengambil satu peristiwa yang benar-benar di luar masalah ‘skandal baliho’ atau tepatnya konflik ini berhasil nyempil di antara hebohnya masalah skandal baliho kala itu. Hahha.. Nyempil tapi penting banget!!! Berkaitan dengan sejarah masa lalu, tapi nanti untuk ke depannya, masalah ini justru akan dimanfaatkan oleh pihak lawan atau juga termasuk Yigit Kozan untuk memuaskan sakit hatinya kepada sang istri karena dosa ‘skandal papan baliho’. Ho..ho..hooo... Ahh sudahlah... Tak usahlah berpanjang cakap untuk membicarakan sejarah kepahitan. Toh nantinya akan tetap berdampak pahit selama yang terlibat di dalamnya tidak mau belajar dari sejarah atau masa lalu. Hhhuuufftt...

Kembali lagi deh ngomongin sang mantan Ny Yigit Kozan alias Iclal. Hedddeh... Penting gak penting sieee sebenarnya, tapi memang selalu ada keasyikan tersendiri ketika membicarakan perempuan satu ini, hahha... Sama halnya ketika membicarakan duet protagonis utamanya yang tak akan pernah ada habisnya, penuh dengan puja-puji di antara konflik yang sedang dihadapi, saat membicarakan Iclal layaknya rumpi bareng ibu-ibu arisan atau bergosip di depan tukang sayur langganan.. Luar biasa ‘pedas’, nyinyir, tak ada habisnya, dan selalu penuh ‘bumbu-bumbu’ tambahan yang bikin materi ceritanya makin ‘renyah’ dan ‘spicy’. Ya biasalah kl emak-emak lagi pada rumpi di perempatan jalan, tak ada lagi cerita gosipannya akan objektif (memangnya bikin laporan tugas dan kerja, xixixiii...). Pasti justru akan banyak tambahan-tambahannya, yang ibaratnya sayur lodeh, makin hari, makin sering dipanasi, justru makin terasa mak nyusss aroma dan rasanya... Hahahaaa... Nah kira-kira beginilah sikon ketika membicarakan Iclal. Halo, Iclal... Daripada ikan beku mending sayur lodeh saja yaaa julukan buat kamu... Lebih ‘gurih’ dan ‘menggigit’ soalnya... Kan situ maunya seperti itu kl di depan Yigit Kozan, wkwkwkwkwkkk.. Maunya sieee, kl kenyataannya tetap ikan beku, ya salah sendiri...

Tapi kl dipikir-pikir, pas bener yaaa sebenarnya Iclal milih waktu untuk dia akhirnya bisa sadar sepenuhnya dengan semua ingatannya. Eeeeyyyaaa.., di saat Yigit mulai memanas dengan Nur akibat istrinya tersebut dianggap membangkang yang kemudian berujung kepada kisruh skandal baliho, saat itu juga Iclal mendadak bisa mengingat apa yang sebenarnya dulu terjadi padanya sampai akhirnya ia terpaksa terbaring lama dan tak berdaya karena koma panjang yang dideritanya. Tiga tahun tentu bukan waktu yang pendek untuk kasus tak sadarkan diri atau mati suri. Butuh waktu yang tidak sedikit juga untuk orang kembali ke kondisi selayaknya, andai ia berhasil melewati masa-masa kritis selama koma. Makanya ketika Iclal berhasil sadar dari komanya, ingatannya masih separuh amnesia, sebenarnya wajar juga sieee... Yang tidak wajar justru adalah orang-orang yang sedang berada di sekitarnya... Bacanya Ny Aytul z deh. Hadddeh... Gara-gara satu orang ini, berasa berhasil bikin ribet, repot, sekaligus ribut seluruh penghuni perkebunan Kozan. Euforia kebahagiaan karena anak perempuannya berhasil sadar dari koma tiga tahunnya, tidak bisa sepenuhnya ia nikmati, karena dia terpaksa harus menyusun ‘program sandiwara baru’, yang kemudian dia paksakan untuk dilakonkan oleh hampir keseluruhan keluarga Kozan, demi anaknya tidak akan jatuh koma lagi karena telah resmi diceraikan oleh Yigit Kozan. Hahha... Nasibmu, Iclal... Malang nian...

Sekian lama bersandiwara, sekian waktu ditutupi, yang jelas ketika yang masih setengah hangover mulai menunjukkan kesadaran ingatannya, saat itu juga kenyataan yang sebenarnya tak bisa lagi ditutupi. Bahkan mungkin andai kesadaran Iclal ini diketahui secara lebih terbuka dan tidak dirahasiakan kemudian, pasti hal ini akan disambut dengan sangat antusias oleh Yigit dan juga Nur. Toh memang hal tersebut yang selama ini ditunggu-tunggu. Saat kesadaran mulai kembali, saat otak dan hati mulai siap menerima kenyataan yang terjadi, dan pada akhirnya sandiwara cinta yang cukup melelahkan hati serta jiwa harus diakhiri. Tapi itu kan dari sudut pandang Yigit yang merasa sangat dirugikan dengan kondisi sang mantan istri. Kl dari ‘kacamata kuda’ Ny Aytul, ya lain lagi dunk... Iclal sadar, berarti habis perkara. Dia akan dianggap pembohong oleh anaknya sendiri karena selama ini Iclal selalu diceritakan angin surga oleh sang ibu kl pernikahannya dengan Yigit sampai peristiwa kecelakaan tragis terjadi begitu membahagiakan. Belum lagi kenyataan yang lebih pahit kl Yigit ternyata sudah menceraikan Iclal dan sekarang lanjut menikah dengan perempuan yang dicintainya, hahahaaa... Benar-benar Ny Aytul sudah masuk ke dalam perangkap permainannya sendiri. Hanya karena dia licik dan tak mau menderita sendirian, maka ia memaksa Yigit untuk tetap tunduk pada peraturannya.. Toh Yigit selalu berhasil diperdaya oleh sang mantan mertua dan juga bibinya tersebut akibat dihantui perasaan bersalah dan merasa bertanggungjawab dengan kondisi Iclal yang kian mengenaskan tersebut.

Maka ketika Iclal berhasil sadar dengan semua ingatannya, ia justru seolah-olah ingin menarik kembali semua ingatannya tersebut. Peristiwa terakhir sebelum terjadi kecelakaan tragis bersama Yigit, ketika Yigit sedang ngotot-ngototnya untuk bercerai dengan dirinya, serta kenyataan kl Iclal sendiri sebenarnya yang membuat mobil yang mereka kendarai jadi hilang arah dan tak terkendali karena keinginan untuk bunuh diri dan mati daripada hidup tanpa seorang Yigit Kozan di sampingnya, inilah kenyataan yang justru akhirnya membuat Iclal jadi histeris dan ketakutan luar biasa. Selamat datang kembali ke kenyataan sebenarnya, Iclal!!! Bahkan yang menolongmu pertama kali ketika kau sedang tidak berdaya saat itu justru Nur, perempuan yang sepengetahuanmu hanya pengasuh bagi anakmu, tapi kenyataannya bukan, hahahaaa... Iclal yang benar-benar malang dan mengenaskan... Terjawab sudah kenapa selama dia sudah sadar dari koma panjangnya, Yigit seperti enggan untuk berbicara atau mendekatinya. Sejarah yang lalu-lalu pun secara langsung ikut terseret, bahwa Yigit, suami yang paling diinginkannya tersebut, memang tak pernah mencintainya. Tak sedikitpun, tak sekalipun.

Dan ketika akhirnya mengadu kepada ibunya, menuntut penjelasan dan pertanggungjawaban atas kebohongan dan sandiwara seolah-olah Iclal begitu dicintai oleh suaminya, benar-benar rasanya seperti dagelan yang miris. Ditambah lagi dengan acara ancam-mengancam bunuh diri denagn pisau buah yang ada di kamar Ny Aytul... Hadddeh, Iclal... Buruan gih, tunggu apalagi!!! Lama terlibat pembicaraan untuk mengurai satu-persatu pengakuan, dari percakapan antara ibu dan anak tersebut mulai terbaca bahwa sampai akhirnya Iclal dan Yigit melakukan pernikahan yang terasa berat sebelah tersebut, kurang lebih berawal dari cerita seorang ibu yang tidak tahan melihat rengekkan anak gadisnya ketika itu, untuk bisa dinikahkan dengan laki-laki pujaan hatinya. Laki-laki yang celakanya tidak pernah ada hati untuknya, kecuali hanya dianggap sebagai saudara sepupu. Tapi inilah cerita tentang perjuangan seorang ibu yang terasa jadi salah-kaprah demi untuk membahagiakan putrinya. Sang keponakan berhasil dirayunya untuk akhirnya bersedia menikahi putrinya, tapi Ny Aytul justru lupa sama sekali untuk mengajari Iclal bagaimana seharusnya ia menjadi perempuan yang siapa tahu bisa mengubah nol cintanya Yigit Kozan menjadi sedikit demi sedikit tumbuh cinta. Akibatnya, jangankan berpikir tentang keluarga bahagia, bahkan Yigit mungkin sampai lupa caranya tersenyum ketika menjalani pernikahannya dengan Iclal.

Ada satu pernyataan yang membuat Iclal tidak bisa seratus persen menyalahkan ibunya atas ketidakbahagiaannya bersama Yigit. Ketika Ny Aytul kurang lebih mengatakan kepada Iclal, “... Aku bisa membuat Yigit menikahimu, tapi aku tidak bisa membuatnya untuk mencintaimu...” Itulah jawaban utuk kemanjaan dan kekanak-kanakkanmu selama ini, Iclal. Bahkan ketika kau sadar sekarang, rasanya bahkan jauh lebih pahit dari yang kau bayangkan... Mencintai itu melelahkan, Iclal... Terlebih jika kau terkesan selalu memaksakan kehendak dan keadaan... Yigit tak pernah menjanjikan cinta untukmu, tapi kau malah bersikukuh untuk bisa mengubahnya, padahal kau sama sekali tidak ada niatan untuk merubah dirimu sendiri dulu untuk menjadi perempuan yang becus mengurus rumah tangga... Sama z bohong!!! Rasa itu tidak bisa dipaksakan.. Karena itu berhubungan dengan hati dan kepuasan. Tapi karena kau sudah memutuskan untuk nekad menjalaninya, ya terima semua akibat dan konsekuensinya.

Saya mengira ketika sudah menyadari sepenuhnya, kau berlanjut bisa berpikir dewasa, Iclal. Tapi karena ‘drama cinta’ masih akan berbuntut panjang dan urusannya lagi-lagi berhubungan dengan anak manja, ditambah dengan ibunya yang sudah terlanjur kemaruk harta dan kehormatan, maka akhirnya ‘kisah amnesia jadi-jadian’ terpaksa jadi babak baru kehidupanmu untuk kisah usaha rayu-merayu kembali sang suami idaman. Hahha... Suami??! Hati-hati, Iclal... Ibumu masih menyimpan satu kebohongan besar lagi untukmu. Berharap kasus koma bisa sedikit meluluhkan hati Yigit, tapi Iclal sudah sangat ketinggalan berita, xixixiii... Beruntungnya Iclal, karena di saat kesadarannya pulih dan sandiwara babak barunya mulai digulirkan, Yigit sedang dalam masa untuk memanas-manasi sang istri. Hadddeh... Tak peduli itu akan jadi bahan keGeeRan Iclal kemudian, yang penting ‘drama’ yang sedang disusun sendiri oleh Yigit untuk membalas sakit hati kepada istrinya, terlihat berjalan lancar dan Iclal ternyata serius menanggapinya. Wwweew... Sabarrrrr, Nur... Suamimu dan mantan istrinya itu sebenarnya sedang menjalankan misi ‘dramanya’ sendiri-sendiri. Tetaplah fokus dengan cinta dan kesetiaanmu kepada Yigit. Jangan terhasut dengan permainan bodoh Iclal. Hahha...

Koma selama tiga tahun ternyata memang tidak cukup untuk mendewasakan Iclal. Maksud Tuhan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri dan kualitas hidupnya, tapi apa lacur kemudian, karena obsesi dan penyakit lupa bersyukur, justru Iclal menjadi ‘manusia bodoh’ untuk yang kesekian kalinya. Ny Aytul tidak mengajarkan kepada Iclal, “Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Tuhan pasti memberi apa yang kita butuhkan”. Itulah sebabnya selama Iclal belum akan menyadari sikon dan posisinya, maka dia akan terus-terusan terjebak dengan konsep mencintai yang sangat melelahkan. Kl Iclal mau sedikit bersyukur dan berbahagia, toh dia masih punya anak dan seseorang yang benar-benar mencintainya. Sampai saatnya kau menyadari, Iclal... Dicintai itu akan lebih membahagiakan daripada mencintai secara membabi-buta yang rasanya sangat melelahkan. Have a wonderful Wednesday, AVers... Salam hangat.





18.14.00 Unknown

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_67 Haluuuuu, Rabu... Ketemu lagi dengan edisi remahan ya, AVers... Sudah tiba di tengah pekan, di tanggal-tanggal penghabisan Maret 2016... Semoga semangatnya masih senantiasa terjaga yaaa untuk semuanya...  

Flashback kali ini akan menuju ke episode 12 (dua belas) dari serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Kl AVers masih mengingatnya, episode-episode antara 11-14an kurang lebih benang merah konfliknya ada di seputar ‘skandal baliho’. Satu skandal yang berasa hampir meluluhlantakkan segalanya. Ya cinta, ya komitmen pernikahan, kesetiaan, pengertian, dan kesabaran, berasa semuanya sedang diujikan oleh Tuhan untuk pasangan suami-istri Yigit dan Nur. Tapi untuk flashback kali ini, saya justru akan mengambil satu peristiwa yang benar-benar di luar masalah ‘skandal baliho’ atau tepatnya konflik ini berhasil nyempil di antara hebohnya masalah skandal baliho kala itu. Hahha.. Nyempil tapi penting banget!!! Berkaitan dengan sejarah masa lalu, tapi nanti untuk ke depannya, masalah ini justru akan dimanfaatkan oleh pihak lawan atau juga termasuk Yigit Kozan untuk memuaskan sakit hatinya kepada sang istri karena dosa ‘skandal papan baliho’. Ho..ho..hooo... Ahh sudahlah... Tak usahlah berpanjang cakap untuk membicarakan sejarah kepahitan. Toh nantinya akan tetap berdampak pahit selama yang terlibat di dalamnya tidak mau belajar dari sejarah atau masa lalu. Hhhuuufftt...

Kembali lagi deh ngomongin sang mantan Ny Yigit Kozan alias Iclal. Hedddeh... Penting gak penting sieee sebenarnya, tapi memang selalu ada keasyikan tersendiri ketika membicarakan perempuan satu ini, hahha... Sama halnya ketika membicarakan duet protagonis utamanya yang tak akan pernah ada habisnya, penuh dengan puja-puji di antara konflik yang sedang dihadapi, saat membicarakan Iclal layaknya rumpi bareng ibu-ibu arisan atau bergosip di depan tukang sayur langganan.. Luar biasa ‘pedas’, nyinyir, tak ada habisnya, dan selalu penuh ‘bumbu-bumbu’ tambahan yang bikin materi ceritanya makin ‘renyah’ dan ‘spicy’. Ya biasalah kl emak-emak lagi pada rumpi di perempatan jalan, tak ada lagi cerita gosipannya akan objektif (memangnya bikin laporan tugas dan kerja, xixixiii...). Pasti justru akan banyak tambahan-tambahannya, yang ibaratnya sayur lodeh, makin hari, makin sering dipanasi, justru makin terasa mak nyusss aroma dan rasanya... Hahahaaa... Nah kira-kira beginilah sikon ketika membicarakan Iclal. Halo, Iclal... Daripada ikan beku mending sayur lodeh saja yaaa julukan buat kamu... Lebih ‘gurih’ dan ‘menggigit’ soalnya... Kan situ maunya seperti itu kl di depan Yigit Kozan, wkwkwkwkwkkk.. Maunya sieee, kl kenyataannya tetap ikan beku, ya salah sendiri...

Tapi kl dipikir-pikir, pas bener yaaa sebenarnya Iclal milih waktu untuk dia akhirnya bisa sadar sepenuhnya dengan semua ingatannya. Eeeeyyyaaa.., di saat Yigit mulai memanas dengan Nur akibat istrinya tersebut dianggap membangkang yang kemudian berujung kepada kisruh skandal baliho, saat itu juga Iclal mendadak bisa mengingat apa yang sebenarnya dulu terjadi padanya sampai akhirnya ia terpaksa terbaring lama dan tak berdaya karena koma panjang yang dideritanya. Tiga tahun tentu bukan waktu yang pendek untuk kasus tak sadarkan diri atau mati suri. Butuh waktu yang tidak sedikit juga untuk orang kembali ke kondisi selayaknya, andai ia berhasil melewati masa-masa kritis selama koma. Makanya ketika Iclal berhasil sadar dari komanya, ingatannya masih separuh amnesia, sebenarnya wajar juga sieee... Yang tidak wajar justru adalah orang-orang yang sedang berada di sekitarnya... Bacanya Ny Aytul z deh. Hadddeh... Gara-gara satu orang ini, berasa berhasil bikin ribet, repot, sekaligus ribut seluruh penghuni perkebunan Kozan. Euforia kebahagiaan karena anak perempuannya berhasil sadar dari koma tiga tahunnya, tidak bisa sepenuhnya ia nikmati, karena dia terpaksa harus menyusun ‘program sandiwara baru’, yang kemudian dia paksakan untuk dilakonkan oleh hampir keseluruhan keluarga Kozan, demi anaknya tidak akan jatuh koma lagi karena telah resmi diceraikan oleh Yigit Kozan. Hahha... Nasibmu, Iclal... Malang nian...

Sekian lama bersandiwara, sekian waktu ditutupi, yang jelas ketika yang masih setengah hangover mulai menunjukkan kesadaran ingatannya, saat itu juga kenyataan yang sebenarnya tak bisa lagi ditutupi. Bahkan mungkin andai kesadaran Iclal ini diketahui secara lebih terbuka dan tidak dirahasiakan kemudian, pasti hal ini akan disambut dengan sangat antusias oleh Yigit dan juga Nur. Toh memang hal tersebut yang selama ini ditunggu-tunggu. Saat kesadaran mulai kembali, saat otak dan hati mulai siap menerima kenyataan yang terjadi, dan pada akhirnya sandiwara cinta yang cukup melelahkan hati serta jiwa harus diakhiri. Tapi itu kan dari sudut pandang Yigit yang merasa sangat dirugikan dengan kondisi sang mantan istri. Kl dari ‘kacamata kuda’ Ny Aytul, ya lain lagi dunk... Iclal sadar, berarti habis perkara. Dia akan dianggap pembohong oleh anaknya sendiri karena selama ini Iclal selalu diceritakan angin surga oleh sang ibu kl pernikahannya dengan Yigit sampai peristiwa kecelakaan tragis terjadi begitu membahagiakan. Belum lagi kenyataan yang lebih pahit kl Yigit ternyata sudah menceraikan Iclal dan sekarang lanjut menikah dengan perempuan yang dicintainya, hahahaaa... Benar-benar Ny Aytul sudah masuk ke dalam perangkap permainannya sendiri. Hanya karena dia licik dan tak mau menderita sendirian, maka ia memaksa Yigit untuk tetap tunduk pada peraturannya.. Toh Yigit selalu berhasil diperdaya oleh sang mantan mertua dan juga bibinya tersebut akibat dihantui perasaan bersalah dan merasa bertanggungjawab dengan kondisi Iclal yang kian mengenaskan tersebut.

Maka ketika Iclal berhasil sadar dengan semua ingatannya, ia justru seolah-olah ingin menarik kembali semua ingatannya tersebut. Peristiwa terakhir sebelum terjadi kecelakaan tragis bersama Yigit, ketika Yigit sedang ngotot-ngototnya untuk bercerai dengan dirinya, serta kenyataan kl Iclal sendiri sebenarnya yang membuat mobil yang mereka kendarai jadi hilang arah dan tak terkendali karena keinginan untuk bunuh diri dan mati daripada hidup tanpa seorang Yigit Kozan di sampingnya, inilah kenyataan yang justru akhirnya membuat Iclal jadi histeris dan ketakutan luar biasa. Selamat datang kembali ke kenyataan sebenarnya, Iclal!!! Bahkan yang menolongmu pertama kali ketika kau sedang tidak berdaya saat itu justru Nur, perempuan yang sepengetahuanmu hanya pengasuh bagi anakmu, tapi kenyataannya bukan, hahahaaa... Iclal yang benar-benar malang dan mengenaskan... Terjawab sudah kenapa selama dia sudah sadar dari koma panjangnya, Yigit seperti enggan untuk berbicara atau mendekatinya. Sejarah yang lalu-lalu pun secara langsung ikut terseret, bahwa Yigit, suami yang paling diinginkannya tersebut, memang tak pernah mencintainya. Tak sedikitpun, tak sekalipun.

Dan ketika akhirnya mengadu kepada ibunya, menuntut penjelasan dan pertanggungjawaban atas kebohongan dan sandiwara seolah-olah Iclal begitu dicintai oleh suaminya, benar-benar rasanya seperti dagelan yang miris. Ditambah lagi dengan acara ancam-mengancam bunuh diri denagn pisau buah yang ada di kamar Ny Aytul... Hadddeh, Iclal... Buruan gih, tunggu apalagi!!! Lama terlibat pembicaraan untuk mengurai satu-persatu pengakuan, dari percakapan antara ibu dan anak tersebut mulai terbaca bahwa sampai akhirnya Iclal dan Yigit melakukan pernikahan yang terasa berat sebelah tersebut, kurang lebih berawal dari cerita seorang ibu yang tidak tahan melihat rengekkan anak gadisnya ketika itu, untuk bisa dinikahkan dengan laki-laki pujaan hatinya. Laki-laki yang celakanya tidak pernah ada hati untuknya, kecuali hanya dianggap sebagai saudara sepupu. Tapi inilah cerita tentang perjuangan seorang ibu yang terasa jadi salah-kaprah demi untuk membahagiakan putrinya. Sang keponakan berhasil dirayunya untuk akhirnya bersedia menikahi putrinya, tapi Ny Aytul justru lupa sama sekali untuk mengajari Iclal bagaimana seharusnya ia menjadi perempuan yang siapa tahu bisa mengubah nol cintanya Yigit Kozan menjadi sedikit demi sedikit tumbuh cinta. Akibatnya, jangankan berpikir tentang keluarga bahagia, bahkan Yigit mungkin sampai lupa caranya tersenyum ketika menjalani pernikahannya dengan Iclal.

Ada satu pernyataan yang membuat Iclal tidak bisa seratus persen menyalahkan ibunya atas ketidakbahagiaannya bersama Yigit. Ketika Ny Aytul kurang lebih mengatakan kepada Iclal, “... Aku bisa membuat Yigit menikahimu, tapi aku tidak bisa membuatnya untuk mencintaimu...” Itulah jawaban utuk kemanjaan dan kekanak-kanakkanmu selama ini, Iclal. Bahkan ketika kau sadar sekarang, rasanya bahkan jauh lebih pahit dari yang kau bayangkan... Mencintai itu melelahkan, Iclal... Terlebih jika kau terkesan selalu memaksakan kehendak dan keadaan... Yigit tak pernah menjanjikan cinta untukmu, tapi kau malah bersikukuh untuk bisa mengubahnya, padahal kau sama sekali tidak ada niatan untuk merubah dirimu sendiri dulu untuk menjadi perempuan yang becus mengurus rumah tangga... Sama z bohong!!! Rasa itu tidak bisa dipaksakan.. Karena itu berhubungan dengan hati dan kepuasan. Tapi karena kau sudah memutuskan untuk nekad menjalaninya, ya terima semua akibat dan konsekuensinya.

Saya mengira ketika sudah menyadari sepenuhnya, kau berlanjut bisa berpikir dewasa, Iclal. Tapi karena ‘drama cinta’ masih akan berbuntut panjang dan urusannya lagi-lagi berhubungan dengan anak manja, ditambah dengan ibunya yang sudah terlanjur kemaruk harta dan kehormatan, maka akhirnya ‘kisah amnesia jadi-jadian’ terpaksa jadi babak baru kehidupanmu untuk kisah usaha rayu-merayu kembali sang suami idaman. Hahha... Suami??! Hati-hati, Iclal... Ibumu masih menyimpan satu kebohongan besar lagi untukmu. Berharap kasus koma bisa sedikit meluluhkan hati Yigit, tapi Iclal sudah sangat ketinggalan berita, xixixiii... Beruntungnya Iclal, karena di saat kesadarannya pulih dan sandiwara babak barunya mulai digulirkan, Yigit sedang dalam masa untuk memanas-manasi sang istri. Hadddeh... Tak peduli itu akan jadi bahan keGeeRan Iclal kemudian, yang penting ‘drama’ yang sedang disusun sendiri oleh Yigit untuk membalas sakit hati kepada istrinya, terlihat berjalan lancar dan Iclal ternyata serius menanggapinya. Wwweew... Sabarrrrr, Nur... Suamimu dan mantan istrinya itu sebenarnya sedang menjalankan misi ‘dramanya’ sendiri-sendiri. Tetaplah fokus dengan cinta dan kesetiaanmu kepada Yigit. Jangan terhasut dengan permainan bodoh Iclal. Hahha...

Koma selama tiga tahun ternyata memang tidak cukup untuk mendewasakan Iclal. Maksud Tuhan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri dan kualitas hidupnya, tapi apa lacur kemudian, karena obsesi dan penyakit lupa bersyukur, justru Iclal menjadi ‘manusia bodoh’ untuk yang kesekian kalinya. Ny Aytul tidak mengajarkan kepada Iclal, “Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Tuhan pasti memberi apa yang kita butuhkan”. Itulah sebabnya selama Iclal belum akan menyadari sikon dan posisinya, maka dia akan terus-terusan terjebak dengan konsep mencintai yang sangat melelahkan. Kl Iclal mau sedikit bersyukur dan berbahagia, toh dia masih punya anak dan seseorang yang benar-benar mencintainya. Sampai saatnya kau menyadari, Iclal... Dicintai itu akan lebih membahagiakan daripada mencintai secara membabi-buta yang rasanya sangat melelahkan. Have a wonderful Wednesday, AVers... Salam hangat.





Selasa, 29 Maret 2016


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_66 Semangattt, AVers... Edisi ‘Selasa Sahaja’ remahannya hadir kembali... Kl kemarin flashbacknya ada di episode 18 (delapan belas), hari ini flashback akan mundur selangkah menuju ke episode 17 (tujuh belas) serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Hhmmm... Setelah kemarin membicarakan ‘seksinya’ balas dendam, kali ini gilirannya kita bicara tentang kekhawatiran dan kegalauan seorang ibu. 

Khawatir dan galau karena melihat anak perempuannya justru terlihat menderita di saat ia mulai jatuh cinta dan akhirnya memutuskan berumah tangga dengan laki-laki pilihan hatinya. Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan (meskipun jalan seringkali ada buntunya juga lho yaaa, hehhe..), inilah cinta yang ketulusannya takkan lekang dimakan ruang dan waktu. Meskipun kadang sang anak seringkali membantah dan menyakiti hati, tapi dia tetap jadi keseluruhan jiwa dan nurani. Yuk mariii, gilirannya bercerita tentang Hafize, ketika dia mendapati sang keponakan yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri, ternyata telah menambatkan hati dan hidupnya kepada Yigit Kozan, sang majikan dari Hafize sendiri.

Hafize... Perawakannya kecil, sudah sepuh, tapi masih ada gurat kecantikan nampak di wajahnya. Sangat keibuan, bersahaja, dan penyabar. Bahkan ketika dia harus menghadapi Tayyar yang cenderung licik, menyebalkan, dan hobi KDRT, Hafize selalu dalam posisi yang mengalah dan tak mau ambil pusing dengan segala kejelekan suaminya. Dia tetap mengabdi dan mencintai sang suami. Sayang anak sulungnya, Elmas justru banyak mewarisi sifat jelek ayahnya. Tapi beruntung, Hafize masih punya Emin, anak bungsunya yang justru banyak mewarisi sifat-sifat serta kebaikannya. Ketika dia pada akhirnya dititipi sebuah amanat untuk ikut menjaga Nur, keponakannya yang telah yatim piatu, Hafize benar-benar memperlakukan Nur sama seperti dia memperlakukan Elmas dan Emin. Pendek cakap, Nur sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Terlebih ketika Nur justru terlihat lebih peduli dan perhatian kepada Hafize dibanding Elmas, berasa harusnya yang jadi anaknya Hafize Nur z deh, hehhe..

Selalu teringat ketika di awal-awal episode, saat Hafize masih sering terlihat jadi korban ringan tangan sang suami, Nur lah justru yang paling vokal ketika membela sekaligus menentang keras perbuatan Tayyar kepada bibinya. Sedangkan Elmas, dia hanya sibuk mengutuki orang tuanya sendiri kenapa mereka harus hidup melarat dan jauh dari kemewahan harta. Bahkan saat melihat ibunya dengan muka lebam-lebam, Elmas justru semakin nyaring acara sindir-menyindirnya. Ya Alloh... Lihatlah Hafize yang hanya menunduk tak berdaya di sebelah Nur dan masih terlihat marah dengan sikon yang waktu itu sedang dihadapinya... Hafize selalu mengingatkan saya dengan sosok para lakon protagonis perempuan sinetron dalam negeri dalam mencari pembenaran, siimpati, atau empati gaya klise nan jadul, wkwkwkwkwkkk... Luar biasa sabar, submisif, hampir tanpa perlawanan meski deraan dan cobaan dari sang antagonis silih-berganti menghantui, dan benar-benar diembeli-embeli predikat ‘setengah ibu peri’ atau ‘jelmaan dewi’, wkwkwkwkkk... Baik, naif, atau bodoh sieee yaaa...

Meskipun demikian, layaknya seorang ibu Hafize juga tak lepas dari kemarahan-kemarahan kepada anak-anaknya. Kemarahan yang tentunya karena dia merasa sayang dan begitu perhatian dengan nasib anak-anaknya. Bahkan untuk Elmas yang sudah berkali-kali mempermalukan dan mengecewakan hatinya, Hafize belum akan mengeringkan air matanya untuk anak gadisnya tersebut. Anakku sayang, anakku malang. Sampai berniat untuk berlutut di kaki Yigit pun, Hafize tak segan untuk melakukannya andai saat itu Yigit tidak mencegahnya, hanya demi memohon supaya Elmas tidak jadi diusir dari rumah perkebunan Kozan. Padahal apa yang didapat Hafize dari Elmas, selain hanya malu dan malu... Tapi itulah seorang ibu... Sang anak apapun bentuk dan tabiatnya, mereka akan selalu menjadi kebanggaan dan kebahagiaan untuk ibu dan juga ayahnya.

Terlebih ketika sudah berurusan dengan amanat, karena itulah berasa Nur kesannya lebih didahulukan daripada Elmas ketika dulu ada konflik ‘pemaksaan Haidar’, hahahaaa.. Maksud hati beneran baik sieee, tapi Ya Tuhan, Hafize... Hanya karena kepincut Haidar yang baru pulang dari Jerman dan terlihat sudah mapan, maka buru-buru ia pesan tempat agar Nur keponakannya segera dilamar dan dipersunting. Hadddeh... Coba Hafize kala itu sudah tahu kl ternyata keponakannya sudah bersuami dan suaminya lebih dan lebih segalanya dibanding Haidar, wkwkwkwkwkkk... Berani jamin, pasti kala itu Yigit merasa begitu jengkel dan senewen dengan asisten rumah tangga yang sangat dihormatinya tersebut. Bahkan mungkin rasanya Yigit ingin berteriak dan membentak Hafize, “... Jangan kau jodohkan istriku dengan laki-laki pilihanmu, Hafize!!!...” Hahahaaa... Begitu juga dengan Hafize yang dulu juga mendadak sangat kebingungan ketika tuan yang paling diseganinya tersebut tiba-tiba ikut ribet mengurusi masalah perjodohan keponakannya dengan Haidar. Sampai acara labrak-melabrak pun nekad dilakukan coba... Bagaimana Hafize tidak tambah dibikin bingung serta kewalahan dengan ulah Yigit, wkwkwkwkwkkk...

Maka ketika jawaban dari segala kebingungan dan kewalahan yang selama ini begitu menumpuk di benak Hafize, kala melihat kebersamaan Nur dan Yigit yang dinilainya sudah terlalu di luar batas kewajaran, akhirnya dijelaskan dengan tegas dan gamblang beberapa waktu kemudian oleh Yigit, entah apa yang akhirnya berkecamuk di hati Hafize saat itu... Di saat sang keponakan dan suaminya mengaku dan meminta restu untuk pernikahan yang mereka sembunyikan selama ini, Hafize justru terlihat makin bingung. Antara kaget, bahagia, tak percaya, tapi juga menyedihkan karena pada kenyataannya justru ia melihat Nur terkesan belum mendapatkan apa yang disebutnya sebagai kebahagiaan sebagai seorang istri Yigit Kozan. Di benak Hafize terlihat makin beban, justru karena keponakannya itu bagian dari amanat saudaranya sendiri. Amanat yang memang bukan main-main karena urusannya adalah dengan tanggung jawab dan nasib seseorang. Naluri keperempuanan dan keibuannya otomatis juga langsung bereaksi, ibu mana yang tega dan diam saja melihat nasib pernikahan anak perempuannya seperti hanya dalam bayang-bayang, padahal mereka melakukan pernikahan yang resmi dan saling mencintai... Bukan pasangan peselingkuh atau juga seorang suami yang sedang menjadikan keponakannya tersebut seorang istri simpanan. Bahkan mungkin setelah dulu masalah Elmas, kali ini Hafize terpaksa harus menahan kesedihan hatinya lagi..melebarkan derajat kesabaran karena melihat Nur harus menderita dengan cinta dan pernikahannya.

Entah akhirnya pengakuan Yigit dan Nur sebagai suami-istri akhirnya justru membuat Hafize makin menanggung beban dan semakin bingung dengan kenyataan yang sekarang dihadapinya, yang jelas setelah pengakuan Yigit dan Nur tersebut, Hafize justru seperti terlihat sedikit ada perasaan yang kurang suka ketika melihat kebersamaan Yigit dengan Iclal, yang faktanya memang hanya pura-pura. Tapi sepura-pura apapun, tapi jika yang dilihat Hafize secara kasat mata adalah Yigit justru tampak mesra dengan Iclal, terlihat suap-suapan, dan begitu akrab dengan keluarga besarnya, sementara keponakannya yang notabene istri sahnya justru dibiarkan tanpa perhatian, diposisikan hanya sebagai pengasuh anak, bibi mana atau ibu mana yang akan tahan melihat kepura-puraan itu semua? Mau marah lha wonk yang dimarahi itu majikannya... Padahal Hafize punya hak untuk marah dan merasa dilecehkan dengan sikap Yigit yang terkesan plin-plan dan tak menjaga perasaan keponakannya... Tapi mau bagaimana lagi ketika konsep perikemanusiaan untuk Iclal lagi-lagi dikeluarkan sebagai alat untuk pembenaran bahwa keponakan cantiknya tersebut sebaiknya memang mengalah terlebih dahulu. Hafize mungkin hanya bisa menuntut sekaligus menasehati kepada Nur, supaya dia lebih sabar dan bersikap sebagai seorang istri yang sah dan sebenarnya.

Hanya pelukan hangat yang bisa Hafize berikan untuk Nur, sekadar sebagai bentuk penyemangat menumbuhkan kesabaran untuk posisinya tersebut. Bahkan ketika akhirnya saat itu Hafize harus berhadapan denagn Iclal dan juga Yigit, Hafize berubah jadi sosok yang penuh kebingungan untuk bersikap apa dan bagaimana seharusnya..serba rikuh dan tak nyaman. Belum lagi harus menghadapi Iclal... Hhmmm.., berani jamin yang sebenarnya dalam hatinya, pasti Hafize ingin menyingkirkan Ny Yigit Kozan abal-abal tersebut... Tapi ya sudahlah, ‘sang amanat’ itu meskipun perih tapi dia setidak-tidaknya sudah menemukan laki-laki yang benar-benar dicintainya. Sang keponakan juga terlihat bertanggung jawab dan konsekuen dengan pilihan hatinya. Jalan hidup seseorang, biarlah Tuhan yang berkenan mengatur dan memutuskan.

Hafize setidak-tidaknya juga paham, seperti apa seorang Yigit Kozan sebenarnya. Lebih dari Ny Aytul yang terkesan mencelakakan nasib hidup Yigit, Hati Hafize harusnya semakin menyadari ketulusan seperti apa yang dipersembahkan oleh Yigit untuk Nur. Maka dari itu, ketika Yigit memaksa dengan penuh kesantunan untuk mencium tangannya, Hafize hanya bisa berpasrah meski kebingungan juga belum bisa pudar dari raut wajahnya. Yigit kala itu akhirnya bisa memohon restu kepada perempuan yang sudah dianggap ibu sendiri oleh istrinya. Yigit hanya minta didoakan Hafize agar pernikahannya dengan Nur senantiasa bahagia. Aamiin. Berbahagialah, Hafize... Meski keponakanmu dan suaminya jalan pernikahannya begitu memprihatinkan, tapi lihatlah rona bahagia dua orang tersebut, sangat tidak layak untuk dikatakan kl Nur dan Yigit hanya terkesan pura-pura bahagia. Sekarang kau bisa berganti mengurus Elmas dan perjodohannya. Semoga kau selalu kuat dan diberkahi kesehatan oleh Sang Khalik. Pokoknya gak rela bangetzzz melihat Hafize sengsara gara-gara Elmas. Harus bahagia!!! Have a nice Tuesday, AVers... Salam hangat.

18.56.00 Unknown

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_66 Semangattt, AVers... Edisi ‘Selasa Sahaja’ remahannya hadir kembali... Kl kemarin flashbacknya ada di episode 18 (delapan belas), hari ini flashback akan mundur selangkah menuju ke episode 17 (tujuh belas) serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Hhmmm... Setelah kemarin membicarakan ‘seksinya’ balas dendam, kali ini gilirannya kita bicara tentang kekhawatiran dan kegalauan seorang ibu. 

Khawatir dan galau karena melihat anak perempuannya justru terlihat menderita di saat ia mulai jatuh cinta dan akhirnya memutuskan berumah tangga dengan laki-laki pilihan hatinya. Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan (meskipun jalan seringkali ada buntunya juga lho yaaa, hehhe..), inilah cinta yang ketulusannya takkan lekang dimakan ruang dan waktu. Meskipun kadang sang anak seringkali membantah dan menyakiti hati, tapi dia tetap jadi keseluruhan jiwa dan nurani. Yuk mariii, gilirannya bercerita tentang Hafize, ketika dia mendapati sang keponakan yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri, ternyata telah menambatkan hati dan hidupnya kepada Yigit Kozan, sang majikan dari Hafize sendiri.

Hafize... Perawakannya kecil, sudah sepuh, tapi masih ada gurat kecantikan nampak di wajahnya. Sangat keibuan, bersahaja, dan penyabar. Bahkan ketika dia harus menghadapi Tayyar yang cenderung licik, menyebalkan, dan hobi KDRT, Hafize selalu dalam posisi yang mengalah dan tak mau ambil pusing dengan segala kejelekan suaminya. Dia tetap mengabdi dan mencintai sang suami. Sayang anak sulungnya, Elmas justru banyak mewarisi sifat jelek ayahnya. Tapi beruntung, Hafize masih punya Emin, anak bungsunya yang justru banyak mewarisi sifat-sifat serta kebaikannya. Ketika dia pada akhirnya dititipi sebuah amanat untuk ikut menjaga Nur, keponakannya yang telah yatim piatu, Hafize benar-benar memperlakukan Nur sama seperti dia memperlakukan Elmas dan Emin. Pendek cakap, Nur sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Terlebih ketika Nur justru terlihat lebih peduli dan perhatian kepada Hafize dibanding Elmas, berasa harusnya yang jadi anaknya Hafize Nur z deh, hehhe..

Selalu teringat ketika di awal-awal episode, saat Hafize masih sering terlihat jadi korban ringan tangan sang suami, Nur lah justru yang paling vokal ketika membela sekaligus menentang keras perbuatan Tayyar kepada bibinya. Sedangkan Elmas, dia hanya sibuk mengutuki orang tuanya sendiri kenapa mereka harus hidup melarat dan jauh dari kemewahan harta. Bahkan saat melihat ibunya dengan muka lebam-lebam, Elmas justru semakin nyaring acara sindir-menyindirnya. Ya Alloh... Lihatlah Hafize yang hanya menunduk tak berdaya di sebelah Nur dan masih terlihat marah dengan sikon yang waktu itu sedang dihadapinya... Hafize selalu mengingatkan saya dengan sosok para lakon protagonis perempuan sinetron dalam negeri dalam mencari pembenaran, siimpati, atau empati gaya klise nan jadul, wkwkwkwkwkkk... Luar biasa sabar, submisif, hampir tanpa perlawanan meski deraan dan cobaan dari sang antagonis silih-berganti menghantui, dan benar-benar diembeli-embeli predikat ‘setengah ibu peri’ atau ‘jelmaan dewi’, wkwkwkwkkk... Baik, naif, atau bodoh sieee yaaa...

Meskipun demikian, layaknya seorang ibu Hafize juga tak lepas dari kemarahan-kemarahan kepada anak-anaknya. Kemarahan yang tentunya karena dia merasa sayang dan begitu perhatian dengan nasib anak-anaknya. Bahkan untuk Elmas yang sudah berkali-kali mempermalukan dan mengecewakan hatinya, Hafize belum akan mengeringkan air matanya untuk anak gadisnya tersebut. Anakku sayang, anakku malang. Sampai berniat untuk berlutut di kaki Yigit pun, Hafize tak segan untuk melakukannya andai saat itu Yigit tidak mencegahnya, hanya demi memohon supaya Elmas tidak jadi diusir dari rumah perkebunan Kozan. Padahal apa yang didapat Hafize dari Elmas, selain hanya malu dan malu... Tapi itulah seorang ibu... Sang anak apapun bentuk dan tabiatnya, mereka akan selalu menjadi kebanggaan dan kebahagiaan untuk ibu dan juga ayahnya.

Terlebih ketika sudah berurusan dengan amanat, karena itulah berasa Nur kesannya lebih didahulukan daripada Elmas ketika dulu ada konflik ‘pemaksaan Haidar’, hahahaaa.. Maksud hati beneran baik sieee, tapi Ya Tuhan, Hafize... Hanya karena kepincut Haidar yang baru pulang dari Jerman dan terlihat sudah mapan, maka buru-buru ia pesan tempat agar Nur keponakannya segera dilamar dan dipersunting. Hadddeh... Coba Hafize kala itu sudah tahu kl ternyata keponakannya sudah bersuami dan suaminya lebih dan lebih segalanya dibanding Haidar, wkwkwkwkwkkk... Berani jamin, pasti kala itu Yigit merasa begitu jengkel dan senewen dengan asisten rumah tangga yang sangat dihormatinya tersebut. Bahkan mungkin rasanya Yigit ingin berteriak dan membentak Hafize, “... Jangan kau jodohkan istriku dengan laki-laki pilihanmu, Hafize!!!...” Hahahaaa... Begitu juga dengan Hafize yang dulu juga mendadak sangat kebingungan ketika tuan yang paling diseganinya tersebut tiba-tiba ikut ribet mengurusi masalah perjodohan keponakannya dengan Haidar. Sampai acara labrak-melabrak pun nekad dilakukan coba... Bagaimana Hafize tidak tambah dibikin bingung serta kewalahan dengan ulah Yigit, wkwkwkwkwkkk...

Maka ketika jawaban dari segala kebingungan dan kewalahan yang selama ini begitu menumpuk di benak Hafize, kala melihat kebersamaan Nur dan Yigit yang dinilainya sudah terlalu di luar batas kewajaran, akhirnya dijelaskan dengan tegas dan gamblang beberapa waktu kemudian oleh Yigit, entah apa yang akhirnya berkecamuk di hati Hafize saat itu... Di saat sang keponakan dan suaminya mengaku dan meminta restu untuk pernikahan yang mereka sembunyikan selama ini, Hafize justru terlihat makin bingung. Antara kaget, bahagia, tak percaya, tapi juga menyedihkan karena pada kenyataannya justru ia melihat Nur terkesan belum mendapatkan apa yang disebutnya sebagai kebahagiaan sebagai seorang istri Yigit Kozan. Di benak Hafize terlihat makin beban, justru karena keponakannya itu bagian dari amanat saudaranya sendiri. Amanat yang memang bukan main-main karena urusannya adalah dengan tanggung jawab dan nasib seseorang. Naluri keperempuanan dan keibuannya otomatis juga langsung bereaksi, ibu mana yang tega dan diam saja melihat nasib pernikahan anak perempuannya seperti hanya dalam bayang-bayang, padahal mereka melakukan pernikahan yang resmi dan saling mencintai... Bukan pasangan peselingkuh atau juga seorang suami yang sedang menjadikan keponakannya tersebut seorang istri simpanan. Bahkan mungkin setelah dulu masalah Elmas, kali ini Hafize terpaksa harus menahan kesedihan hatinya lagi..melebarkan derajat kesabaran karena melihat Nur harus menderita dengan cinta dan pernikahannya.

Entah akhirnya pengakuan Yigit dan Nur sebagai suami-istri akhirnya justru membuat Hafize makin menanggung beban dan semakin bingung dengan kenyataan yang sekarang dihadapinya, yang jelas setelah pengakuan Yigit dan Nur tersebut, Hafize justru seperti terlihat sedikit ada perasaan yang kurang suka ketika melihat kebersamaan Yigit dengan Iclal, yang faktanya memang hanya pura-pura. Tapi sepura-pura apapun, tapi jika yang dilihat Hafize secara kasat mata adalah Yigit justru tampak mesra dengan Iclal, terlihat suap-suapan, dan begitu akrab dengan keluarga besarnya, sementara keponakannya yang notabene istri sahnya justru dibiarkan tanpa perhatian, diposisikan hanya sebagai pengasuh anak, bibi mana atau ibu mana yang akan tahan melihat kepura-puraan itu semua? Mau marah lha wonk yang dimarahi itu majikannya... Padahal Hafize punya hak untuk marah dan merasa dilecehkan dengan sikap Yigit yang terkesan plin-plan dan tak menjaga perasaan keponakannya... Tapi mau bagaimana lagi ketika konsep perikemanusiaan untuk Iclal lagi-lagi dikeluarkan sebagai alat untuk pembenaran bahwa keponakan cantiknya tersebut sebaiknya memang mengalah terlebih dahulu. Hafize mungkin hanya bisa menuntut sekaligus menasehati kepada Nur, supaya dia lebih sabar dan bersikap sebagai seorang istri yang sah dan sebenarnya.

Hanya pelukan hangat yang bisa Hafize berikan untuk Nur, sekadar sebagai bentuk penyemangat menumbuhkan kesabaran untuk posisinya tersebut. Bahkan ketika akhirnya saat itu Hafize harus berhadapan denagn Iclal dan juga Yigit, Hafize berubah jadi sosok yang penuh kebingungan untuk bersikap apa dan bagaimana seharusnya..serba rikuh dan tak nyaman. Belum lagi harus menghadapi Iclal... Hhmmm.., berani jamin yang sebenarnya dalam hatinya, pasti Hafize ingin menyingkirkan Ny Yigit Kozan abal-abal tersebut... Tapi ya sudahlah, ‘sang amanat’ itu meskipun perih tapi dia setidak-tidaknya sudah menemukan laki-laki yang benar-benar dicintainya. Sang keponakan juga terlihat bertanggung jawab dan konsekuen dengan pilihan hatinya. Jalan hidup seseorang, biarlah Tuhan yang berkenan mengatur dan memutuskan.

Hafize setidak-tidaknya juga paham, seperti apa seorang Yigit Kozan sebenarnya. Lebih dari Ny Aytul yang terkesan mencelakakan nasib hidup Yigit, Hati Hafize harusnya semakin menyadari ketulusan seperti apa yang dipersembahkan oleh Yigit untuk Nur. Maka dari itu, ketika Yigit memaksa dengan penuh kesantunan untuk mencium tangannya, Hafize hanya bisa berpasrah meski kebingungan juga belum bisa pudar dari raut wajahnya. Yigit kala itu akhirnya bisa memohon restu kepada perempuan yang sudah dianggap ibu sendiri oleh istrinya. Yigit hanya minta didoakan Hafize agar pernikahannya dengan Nur senantiasa bahagia. Aamiin. Berbahagialah, Hafize... Meski keponakanmu dan suaminya jalan pernikahannya begitu memprihatinkan, tapi lihatlah rona bahagia dua orang tersebut, sangat tidak layak untuk dikatakan kl Nur dan Yigit hanya terkesan pura-pura bahagia. Sekarang kau bisa berganti mengurus Elmas dan perjodohannya. Semoga kau selalu kuat dan diberkahi kesehatan oleh Sang Khalik. Pokoknya gak rela bangetzzz melihat Hafize sengsara gara-gara Elmas. Harus bahagia!!! Have a nice Tuesday, AVers... Salam hangat.

Senin, 28 Maret 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_65 Halooo, AVers... Lima hari berlalu setelah long weekend, saatnya remahan hadir kembali yaaa, hehhe.. InsyaAlloh Senin nya akan kembali ‘Seksi’ dan menghangat di pekan terakhir bulan Maret 2016 ini. Hahha.. Yuk ahh, sebagai flashback pembuka setelah off lima hari kemarin, kisah tarik-baliknya akan saya awali dengan mundur ke episode 18 (delapan belas) dari serial drama Turki kesayangan Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia).


Mo ngomongin yang sukanya sok pamer..sok manas-manasin..ngarepan, tapi akhirnya malah berujung jadi racun paling pahit untuk dirinya sendiri. Kl dari sudut pandang saya, saya lebih suka menyebutya dengan ‘sexy vengeance’ alias ‘balas dendam yang seksi’,  meskipun, untuk yang sedang menjadi target panas-panasan tidak pernah merasa bahwa apa yang dia atau mereka lakukan selanjutnya itu sebuah balas dendam untuk pihak-pihak yang ngarepan xixixiii... Capek kaleee mikirin balas dendam, ketika yang di hati hanya punya cinta dan ketulusan. Boro-boro ya, Nur... Lebih baik nikmati saja kebersamaan yang sebenarnya bersama suami, tanpa panas-panasan, tanpa iri dengki, tanpa drama yang menjijikkan dan terkesan ribet sendiri. Halo, Iclal... saya bantu untuk kesekian kalinya memahami bagaimana kehidupan yang sebenarnya...  Kehidupan yang isinya tak selalu yang kita inginkan akan terpenuhi semua.

Lagi-lagi kl urusannya dengan anak yang manja, bahkan ketika mendapati dirinya ternyata sudah sadar sepenuhnya dari masalah ingatan karena terbaring koma tak berdaya selama tiga tahun, yang ada malah terkesan masalahnya semakin didramatisir, alih-alih untuk dijadikan bahan introspeksi dan perenungan kembali. Sudah jelas yang dihadapi adalah masalah kebencian dan ketidakcocokan, kenapa masih berusaha untuk diteruskan... Iclal dan keruwetan hidupnya... Jangan buru-buru untuk mengkaitkannya dengan Ny Aytul dan juga Yigit untuk segala derita yang dia alami kemudian... Pada dasarnya Iclal seperti terlahir sebagai anak manja yang obsesif dan egois. Dia seolah-olah tumbuh dengan suatu pandangan, apa-apa harus diukur dan ditakar dengan hatinya sendiri, tak pernah peduli dengan yang lain atau sekitar. Jika ia menginginkan sesuatu, dia harus mendapatkannya, tak peduli dengan cara apapun, dia harus meraihnya. Begitu pun ketika Iclal memandang kebahagiaan, yang penting dia bahagia, sesuai dengan standar bahagia menurutnya. Perkara orang lain atau sekitar begitu menderita dengan obsesi bahagianya, mana dia mau urus...


Harusnya memang Ny Aytul dulu memasukkan anaknya ke sekolah militer saja ya, daripada selama hidup Iclal akan terus menjadi parasit bagi orang lain. Tak  ada untungnya juga bagi Ny Aytul memiliki anak perempuan yang bahkan ketika sudah menjadi ibu, dia tidak becus untuk mengurus anaknya sendiri. Inilah mengapa memanjakan anak tidak pernah berbanding lurus dengan yang namanya kasih sayang kepada anak itu sendiri. Manja sama halnya dengan mengantarkan anak menuju ke masa depannya yang tak lebih baik dari zaman ketika mereka masih bayi atau balita dulu. Bayi atau balita yang masih sangat tergantung kepada ibu dan ayahnya, selalu merengek, dan minta pemakluman yang tiada hingga. Hhheeeiisstt.. Bukan lucu lagi akhirnya kesan yang didapat, tapi justru berbalik jadi hal yang paling memuakkan ketika melihat seorang yang dewasa tapi hobinya main memaksakan kehendak. Mending kl yang model manja beginian ini orangnya pintar atau cerdas, lhaah halllah... Biasanya dan biasanya malah bikin pusing kepala dan menguji kesabaran yang luar biasa. Jarang-jarang juga sieee melihat orang yang manjanya setengah gila, tapi berotak, wkwkwkwkwkkk...





Nah lihat itu, Iclal... Nie perempuan lagaknya berasa seperti ingin jadi primadona dunia, mengalahkan pesona ratu sejagad atau Miss Universe kl perlu, tapi coba lihat dia tanpa Ny Aytul di sampingnya, hahhaaa.. Suruh Syahrini saja untuk menghalaunya, hhuuss..hhuuusss..sanaaa!!!, paling juga Iclal sudah terhempasss dan tidak ada apa-apanya. Ny Aytul berasa seperti jadi ibu pintarnya dimakan sendiri, anak-anaknya terutama Iclal tidak kebagian sama sekali. Atau paling tidak kl memang tidak bisa pintar, minimal bisa dunk mendidik anak perempuannya itu menjadi seseorang yang tahu malu, tahu sopan-santun, dan intinya TAHU DIRI!!! Tapi ya itu tadi, pintar saja tidak cukup... Ny Aytul sebagai orang tua jelas bukan pribadi yang bijaksana ketika mendidik anak-anaknya. Manja koq dipelihara, kini dia pun sudah menikmati getah dari hasil didikannya kepada anak-anaknya dulu. Iclal tak penah tahu bagaiman itu cinta dan kasih-sayang yang sebenarnya dan dia benar-benar hanya menjadi beban bagi orang-orang yang dicintainya.

Sudah tahu dia menikahi laki-laki yang tak pernah mencintainya, kenapa masih berharap ada jutaan durian dari langit akan jatuh untuk menghujaninya??? Noh, duriannya benar-benar sudah runtuh dari langit, akibatnya jadi klengerrr sendiri kan.. Koma deh kemudian.., hadddeh... Ujung-ujungnya malah seperti menyeret-nyeret orang lain yang sebenarnya sudah tidak mau berurusan dengannya, masuk ke dalam permainan manjanya. Jadi beban deh untuk Yigit dan tentunya Ny Aytul... Ya begini ini jadinya, Ny Aytul... Anakmu yang kau bangga-banggakan itu justru seperti jadi sampah bagi keponakanmu sendiri. Jangan untuk semua kemarahan kau timpakan kepada Yigit, sebelum kau berhasil mencambuki dirimu sendiri sampai berdarah-darah. Daripada kau dulu mengemis-ngemis kepada keponakanmu untuk mau menikahi Iclal, bukankah lebih baik kau dulu memarahi Iclal dengan sekeras-kerasnya, supaya kelak kehidupannya tidak akan susah dan hina seperti sekarang??   

Kini, ketika keponakanmu tiba saatnya untuk membalas kecuranganmu, kau seharusnya tahu diri dan tidak berujung untuk selalu mengutukinya dan pernikahannya kemudian dengan gadis yang dicintainya. Apa kau bermaksud untuk menghukum Yigit dengan memaksa Yigit setia menunggui Iclal yang sedang koma?? Lha ini dia sekarang komplet sepaket, bukan hanya Iclal rupanya yang manja, ternyata sekarang emaknya juga sudah ikut-ikutan manja. Saya tidak mau kasihan lagi denganmu, Nyonya... Ngapain?? Kl orang tua yang baik dan memang sudah benar-benar mengakui dengan kesalahannya dulu dalam menuruti kemauan anaknya, ketika anaknya sudah beranjak sembuh dari sakit ingatannya, bantu anaknya dunk untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan legowo menerima kenyataan. Bukan malah seperti halnya menjadi ‘kompor’ yang tidak tahu malu dan tidak kasihan kepada anaknya sendiri.

Jadi, ketika Nazan akhirnya merobek buku harian Nur dan sengaja memasang jebakan untuk Iclal supaya terbaca olehnya, justru jadi shock therapy yang bagus sekali. Saatnya si anak manja beserta ibunya menghadapi kenyataan yang selama ini sengaja ditutup-tutupi oleh mereka sendiri. Ny Aytul lama-lama memang sepaket bebalnya dengan Iclal. Masih berharap Yigit mau rujuk dengan anaknya, sementara memang tidak pernah ada cinta dari Yigit untuk Iclal... Ya Alloh, Nyonya... Sudah setua itu kau tidak bisa membedakan mana itu rasa cinta, mana kasihan?!! Makanya Iclal jadi ngeyel banget yaaa... Seharusnya ketika sobekan buku harian Nur itu terbaca, dia sudah bisa memprediksi jauh-jauh hari kl memang hal tersebut akan menjadi konsekuensi terburuknya. Jangan bicara lugu dan sok naif lagi, Iclal... Kau sudah sembuh dan bisa mengingat segalanya, kau tahu pasti bagaimana sikon pernikahanmu dengan Yigit, dan bagaimana Yigit yang sebenarnya kepadamu... Ketika akhirnya ada perempuan lain yang menarik hati suamimu, ya terima nasib... Anda bukan jodohnya, hahahaaa...

Eeeaalllah... Malah kan... Makin menjadi-jadi geblegggnya.. Ny Aytulll, anakmu merasa dikhianati oleh suaminya itu!!! Heyloooo... Suami yang mana, Iclal?? Nur mengambil Yigit darimu ya?? Sana, belajar dulu membedakan mana cinta, mana itu obsesi... Jangan malah semakin sibuk ‘drama’ di atas kapal yang sebenarnya bukan hakmu, xixixiii... Tapi lumayan juga sie pertunjukkan dramanya, sukses bikin Nur jadi kelihatan keras kepala di hadapan suaminya sendiri dan anggota keluarga Kozan yang lain. Hadddeh... Suaminya siapa, yang mepet-mepet siapa? Andai yang jadi Nur itu saiya, lanjut saya seret kamu, Iclal ke bibir dek kapal... Saya telanjangin sebelumnya untuk akhirnya saya ceburin kamu ke laut sesudahnya... Mo kamu akhirnya jadi beku beserta ikan-ikan di dalam air laut sana, terserah...


Nah... Yigit pun karena terlalu termakan konsep ‘perikemanusiaan konyol’  bibinya, akhirnya lama-lama kesannya jadi ikut gesrekkk juga. Kebanyakan dekat dengan yang manja-manja, akhirnya ketularan manja juga... Gi ngambek ma sang istri, ech mumpung ada Iclal yang mepet-mepet, kesempatan deh sekaliyan bikin Nur semakin sakit hati karena membangkang dengan semua perintahnya. Yyyeeeaayy... Sampai seperti kerbau dicocok hidungnya tuh kesannya karena gaya ngambeknya gak elegan banget... Ngapain juga pakai acara olas-oles sunblock dengan si mantan istri segala sieeee??! Wuuaddoh... Nurrrrrrr... Sabarrrrr!!! Kl sakit hati dengan suamimu, jangan ditelanjangin yaaaa... Kegirangan ntar Iclalnya, hadddeh... Tapi ya itu tadi, sikap Yigit yang seperti ini, justru malah ikut-ikutan membuat Nur seperti tidak ada harganya sama sekali, alih-alih Iclal memang yang sudah ketahuan gedheggg nya dari zaman kuda gigit besi...  Sebagai istri, Nur sama sekali tidak dihargai apalagi dijaga perasaannya oleh Yigit...

Respon Yigit selama ini untuk luka dan sakit hati yang ditanggung oleh Nur, cenderung semakin melambat dan memprihatinkan. Bahkan untuk akhirnya sebuah buku harian sampai dipergunakan untuk alat penebal rasa percaya diri, hadddeh, Yigit... Hatimu mana hatimu?? Tak cukupkah hatimu merasakan kebesaran cinta istrimu?? Tapi OK lah, memang itulah suamimu, Nur... Butuh dihapal semua isi buku hariannya dulu, untuk sampai pada akhirnya Yigit mengajakmu untuk berkencan di kapal. Berkencan yang tentunya bukan hanya ‘drama’ seperti yang kemarin sudah ditunjukkan kepadamu dengan Yigit dan mantan istrinya sebagai bintang utamanya. Nah, kini saatnya kau berubah status jadi bintang yang sebenarnya. Bintang di hati Yigit yang seutuhnya. Bukan lagi sebagai figuran yang terkesan keras kepala. Saatnya ciuman bibir itu jadi sesuatu yang sakral hanya untuk berdua, bukan sekadar ciam-cium pipi atau olas-oles sunblock gak penting yang luar biasa ‘drama’.


Dan lihatlah yang ada di bawah, di dermaga sana, Nur... Sang bintang utama yang telah kau gusur posisinya, sedang terkejut, termangu, dan sekaligus ternganga tak berkedip, melihat pemain figuran yang kemarin begitu disepelekannya, kini sudah  berganti peran menjadi sang bintang primadona... Sang bintang primadona yang sedang berasyik-masyuk dengan pangeran sejatinya... Iclal..Iclal... Berhenti berceramah tentang keluarga bahagia yaaa... Lihat dululah kenyataan yang sedang ada di depanmu, baru deh panjang kali lebar ceramah tentang cinta dan keluarga bahagia. Kamu ngeyelll sieee dengan Tuhan... Akhirnya ketika DIA  memberikanmu kenyataan yang setimpal, kau bisa apa??! Selamat mengira kl yang di hadapanmu itu adalah seorang pasangan yang tengah berselingkuh, xixixiii... Mo kekeuh ngeyelll lagi?? Bersiaplah... Tuhan mau kau ajak main-main. Hati-hati!!! Happy Monday, AVers... Semangattt!!! Salam hangat.

 




18.14.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_65 Halooo, AVers... Lima hari berlalu setelah long weekend, saatnya remahan hadir kembali yaaa, hehhe.. InsyaAlloh Senin nya akan kembali ‘Seksi’ dan menghangat di pekan terakhir bulan Maret 2016 ini. Hahha.. Yuk ahh, sebagai flashback pembuka setelah off lima hari kemarin, kisah tarik-baliknya akan saya awali dengan mundur ke episode 18 (delapan belas) dari serial drama Turki kesayangan Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia).


Mo ngomongin yang sukanya sok pamer..sok manas-manasin..ngarepan, tapi akhirnya malah berujung jadi racun paling pahit untuk dirinya sendiri. Kl dari sudut pandang saya, saya lebih suka menyebutya dengan ‘sexy vengeance’ alias ‘balas dendam yang seksi’,  meskipun, untuk yang sedang menjadi target panas-panasan tidak pernah merasa bahwa apa yang dia atau mereka lakukan selanjutnya itu sebuah balas dendam untuk pihak-pihak yang ngarepan xixixiii... Capek kaleee mikirin balas dendam, ketika yang di hati hanya punya cinta dan ketulusan. Boro-boro ya, Nur... Lebih baik nikmati saja kebersamaan yang sebenarnya bersama suami, tanpa panas-panasan, tanpa iri dengki, tanpa drama yang menjijikkan dan terkesan ribet sendiri. Halo, Iclal... saya bantu untuk kesekian kalinya memahami bagaimana kehidupan yang sebenarnya...  Kehidupan yang isinya tak selalu yang kita inginkan akan terpenuhi semua.

Lagi-lagi kl urusannya dengan anak yang manja, bahkan ketika mendapati dirinya ternyata sudah sadar sepenuhnya dari masalah ingatan karena terbaring koma tak berdaya selama tiga tahun, yang ada malah terkesan masalahnya semakin didramatisir, alih-alih untuk dijadikan bahan introspeksi dan perenungan kembali. Sudah jelas yang dihadapi adalah masalah kebencian dan ketidakcocokan, kenapa masih berusaha untuk diteruskan... Iclal dan keruwetan hidupnya... Jangan buru-buru untuk mengkaitkannya dengan Ny Aytul dan juga Yigit untuk segala derita yang dia alami kemudian... Pada dasarnya Iclal seperti terlahir sebagai anak manja yang obsesif dan egois. Dia seolah-olah tumbuh dengan suatu pandangan, apa-apa harus diukur dan ditakar dengan hatinya sendiri, tak pernah peduli dengan yang lain atau sekitar. Jika ia menginginkan sesuatu, dia harus mendapatkannya, tak peduli dengan cara apapun, dia harus meraihnya. Begitu pun ketika Iclal memandang kebahagiaan, yang penting dia bahagia, sesuai dengan standar bahagia menurutnya. Perkara orang lain atau sekitar begitu menderita dengan obsesi bahagianya, mana dia mau urus...


Harusnya memang Ny Aytul dulu memasukkan anaknya ke sekolah militer saja ya, daripada selama hidup Iclal akan terus menjadi parasit bagi orang lain. Tak  ada untungnya juga bagi Ny Aytul memiliki anak perempuan yang bahkan ketika sudah menjadi ibu, dia tidak becus untuk mengurus anaknya sendiri. Inilah mengapa memanjakan anak tidak pernah berbanding lurus dengan yang namanya kasih sayang kepada anak itu sendiri. Manja sama halnya dengan mengantarkan anak menuju ke masa depannya yang tak lebih baik dari zaman ketika mereka masih bayi atau balita dulu. Bayi atau balita yang masih sangat tergantung kepada ibu dan ayahnya, selalu merengek, dan minta pemakluman yang tiada hingga. Hhheeeiisstt.. Bukan lucu lagi akhirnya kesan yang didapat, tapi justru berbalik jadi hal yang paling memuakkan ketika melihat seorang yang dewasa tapi hobinya main memaksakan kehendak. Mending kl yang model manja beginian ini orangnya pintar atau cerdas, lhaah halllah... Biasanya dan biasanya malah bikin pusing kepala dan menguji kesabaran yang luar biasa. Jarang-jarang juga sieee melihat orang yang manjanya setengah gila, tapi berotak, wkwkwkwkwkkk...





Nah lihat itu, Iclal... Nie perempuan lagaknya berasa seperti ingin jadi primadona dunia, mengalahkan pesona ratu sejagad atau Miss Universe kl perlu, tapi coba lihat dia tanpa Ny Aytul di sampingnya, hahhaaa.. Suruh Syahrini saja untuk menghalaunya, hhuuss..hhuuusss..sanaaa!!!, paling juga Iclal sudah terhempasss dan tidak ada apa-apanya. Ny Aytul berasa seperti jadi ibu pintarnya dimakan sendiri, anak-anaknya terutama Iclal tidak kebagian sama sekali. Atau paling tidak kl memang tidak bisa pintar, minimal bisa dunk mendidik anak perempuannya itu menjadi seseorang yang tahu malu, tahu sopan-santun, dan intinya TAHU DIRI!!! Tapi ya itu tadi, pintar saja tidak cukup... Ny Aytul sebagai orang tua jelas bukan pribadi yang bijaksana ketika mendidik anak-anaknya. Manja koq dipelihara, kini dia pun sudah menikmati getah dari hasil didikannya kepada anak-anaknya dulu. Iclal tak penah tahu bagaiman itu cinta dan kasih-sayang yang sebenarnya dan dia benar-benar hanya menjadi beban bagi orang-orang yang dicintainya.

Sudah tahu dia menikahi laki-laki yang tak pernah mencintainya, kenapa masih berharap ada jutaan durian dari langit akan jatuh untuk menghujaninya??? Noh, duriannya benar-benar sudah runtuh dari langit, akibatnya jadi klengerrr sendiri kan.. Koma deh kemudian.., hadddeh... Ujung-ujungnya malah seperti menyeret-nyeret orang lain yang sebenarnya sudah tidak mau berurusan dengannya, masuk ke dalam permainan manjanya. Jadi beban deh untuk Yigit dan tentunya Ny Aytul... Ya begini ini jadinya, Ny Aytul... Anakmu yang kau bangga-banggakan itu justru seperti jadi sampah bagi keponakanmu sendiri. Jangan untuk semua kemarahan kau timpakan kepada Yigit, sebelum kau berhasil mencambuki dirimu sendiri sampai berdarah-darah. Daripada kau dulu mengemis-ngemis kepada keponakanmu untuk mau menikahi Iclal, bukankah lebih baik kau dulu memarahi Iclal dengan sekeras-kerasnya, supaya kelak kehidupannya tidak akan susah dan hina seperti sekarang??   

Kini, ketika keponakanmu tiba saatnya untuk membalas kecuranganmu, kau seharusnya tahu diri dan tidak berujung untuk selalu mengutukinya dan pernikahannya kemudian dengan gadis yang dicintainya. Apa kau bermaksud untuk menghukum Yigit dengan memaksa Yigit setia menunggui Iclal yang sedang koma?? Lha ini dia sekarang komplet sepaket, bukan hanya Iclal rupanya yang manja, ternyata sekarang emaknya juga sudah ikut-ikutan manja. Saya tidak mau kasihan lagi denganmu, Nyonya... Ngapain?? Kl orang tua yang baik dan memang sudah benar-benar mengakui dengan kesalahannya dulu dalam menuruti kemauan anaknya, ketika anaknya sudah beranjak sembuh dari sakit ingatannya, bantu anaknya dunk untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan legowo menerima kenyataan. Bukan malah seperti halnya menjadi ‘kompor’ yang tidak tahu malu dan tidak kasihan kepada anaknya sendiri.

Jadi, ketika Nazan akhirnya merobek buku harian Nur dan sengaja memasang jebakan untuk Iclal supaya terbaca olehnya, justru jadi shock therapy yang bagus sekali. Saatnya si anak manja beserta ibunya menghadapi kenyataan yang selama ini sengaja ditutup-tutupi oleh mereka sendiri. Ny Aytul lama-lama memang sepaket bebalnya dengan Iclal. Masih berharap Yigit mau rujuk dengan anaknya, sementara memang tidak pernah ada cinta dari Yigit untuk Iclal... Ya Alloh, Nyonya... Sudah setua itu kau tidak bisa membedakan mana itu rasa cinta, mana kasihan?!! Makanya Iclal jadi ngeyel banget yaaa... Seharusnya ketika sobekan buku harian Nur itu terbaca, dia sudah bisa memprediksi jauh-jauh hari kl memang hal tersebut akan menjadi konsekuensi terburuknya. Jangan bicara lugu dan sok naif lagi, Iclal... Kau sudah sembuh dan bisa mengingat segalanya, kau tahu pasti bagaimana sikon pernikahanmu dengan Yigit, dan bagaimana Yigit yang sebenarnya kepadamu... Ketika akhirnya ada perempuan lain yang menarik hati suamimu, ya terima nasib... Anda bukan jodohnya, hahahaaa...

Eeeaalllah... Malah kan... Makin menjadi-jadi geblegggnya.. Ny Aytulll, anakmu merasa dikhianati oleh suaminya itu!!! Heyloooo... Suami yang mana, Iclal?? Nur mengambil Yigit darimu ya?? Sana, belajar dulu membedakan mana cinta, mana itu obsesi... Jangan malah semakin sibuk ‘drama’ di atas kapal yang sebenarnya bukan hakmu, xixixiii... Tapi lumayan juga sie pertunjukkan dramanya, sukses bikin Nur jadi kelihatan keras kepala di hadapan suaminya sendiri dan anggota keluarga Kozan yang lain. Hadddeh... Suaminya siapa, yang mepet-mepet siapa? Andai yang jadi Nur itu saiya, lanjut saya seret kamu, Iclal ke bibir dek kapal... Saya telanjangin sebelumnya untuk akhirnya saya ceburin kamu ke laut sesudahnya... Mo kamu akhirnya jadi beku beserta ikan-ikan di dalam air laut sana, terserah...


Nah... Yigit pun karena terlalu termakan konsep ‘perikemanusiaan konyol’  bibinya, akhirnya lama-lama kesannya jadi ikut gesrekkk juga. Kebanyakan dekat dengan yang manja-manja, akhirnya ketularan manja juga... Gi ngambek ma sang istri, ech mumpung ada Iclal yang mepet-mepet, kesempatan deh sekaliyan bikin Nur semakin sakit hati karena membangkang dengan semua perintahnya. Yyyeeeaayy... Sampai seperti kerbau dicocok hidungnya tuh kesannya karena gaya ngambeknya gak elegan banget... Ngapain juga pakai acara olas-oles sunblock dengan si mantan istri segala sieeee??! Wuuaddoh... Nurrrrrrr... Sabarrrrr!!! Kl sakit hati dengan suamimu, jangan ditelanjangin yaaaa... Kegirangan ntar Iclalnya, hadddeh... Tapi ya itu tadi, sikap Yigit yang seperti ini, justru malah ikut-ikutan membuat Nur seperti tidak ada harganya sama sekali, alih-alih Iclal memang yang sudah ketahuan gedheggg nya dari zaman kuda gigit besi...  Sebagai istri, Nur sama sekali tidak dihargai apalagi dijaga perasaannya oleh Yigit...

Respon Yigit selama ini untuk luka dan sakit hati yang ditanggung oleh Nur, cenderung semakin melambat dan memprihatinkan. Bahkan untuk akhirnya sebuah buku harian sampai dipergunakan untuk alat penebal rasa percaya diri, hadddeh, Yigit... Hatimu mana hatimu?? Tak cukupkah hatimu merasakan kebesaran cinta istrimu?? Tapi OK lah, memang itulah suamimu, Nur... Butuh dihapal semua isi buku hariannya dulu, untuk sampai pada akhirnya Yigit mengajakmu untuk berkencan di kapal. Berkencan yang tentunya bukan hanya ‘drama’ seperti yang kemarin sudah ditunjukkan kepadamu dengan Yigit dan mantan istrinya sebagai bintang utamanya. Nah, kini saatnya kau berubah status jadi bintang yang sebenarnya. Bintang di hati Yigit yang seutuhnya. Bukan lagi sebagai figuran yang terkesan keras kepala. Saatnya ciuman bibir itu jadi sesuatu yang sakral hanya untuk berdua, bukan sekadar ciam-cium pipi atau olas-oles sunblock gak penting yang luar biasa ‘drama’.


Dan lihatlah yang ada di bawah, di dermaga sana, Nur... Sang bintang utama yang telah kau gusur posisinya, sedang terkejut, termangu, dan sekaligus ternganga tak berkedip, melihat pemain figuran yang kemarin begitu disepelekannya, kini sudah  berganti peran menjadi sang bintang primadona... Sang bintang primadona yang sedang berasyik-masyuk dengan pangeran sejatinya... Iclal..Iclal... Berhenti berceramah tentang keluarga bahagia yaaa... Lihat dululah kenyataan yang sedang ada di depanmu, baru deh panjang kali lebar ceramah tentang cinta dan keluarga bahagia. Kamu ngeyelll sieee dengan Tuhan... Akhirnya ketika DIA  memberikanmu kenyataan yang setimpal, kau bisa apa??! Selamat mengira kl yang di hadapanmu itu adalah seorang pasangan yang tengah berselingkuh, xixixiii... Mo kekeuh ngeyelll lagi?? Bersiaplah... Tuhan mau kau ajak main-main. Hati-hati!!! Happy Monday, AVers... Semangattt!!! Salam hangat.

 




Selasa, 22 Maret 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_64 Halo, AVers... Ketemu lagi di edisi remahan ‘Selasa Romansa’... Masih terhitung awal pekan, semoga semangatnya masih senantiasa terjaga ya semunyaaa... Seperti halnya remahan yang terus semangat untuk meramaikan grup tercinta. Meskipun grup sedang vakum, InsyaAlloh pantang untuk grup tercinta ini sepi dan membosankan, hehhe... Tapi untuk yang sedang dan sudah bosan dengan grup ini, bagaimana dunk? Gampang, lewatin grupnya dulu atau keluar saja untuk sementara waktu, nanti apabila penyakit bosannya sudah mereda dan rindu sudah kembali terkumpul, baru deh grup ini disambangi lagi. Hehhe.. Tapi untuk yang masih dan setia bertahan, tetap semangatttt!!! Yang penting happy ya, AVers... Key, ukey... Flashback hari ini akan saya bawa kembali menuju episode satu dan tujuh serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Mo ngomongin lagi tentang masalah JANJI. Mo ngingetin lagi pada sang ayah yang pernah berjanji kepada anaknya. Semoga dia belum melupakan janjinya itu yaaa, hahahaaa... Yuk ahh, bantu untuk selalu mengingatkannya...

 

Sebuah janji yang apabila dia senantiasa dipegang teguh, tentu rasanya akan sangat membanggakan dan menjadi kepuasan tersendiri. Tapi seperti juga yang sering diungkapkan, ‘janji tinggal janji’, begitu mudah ketika dulu sedang diucapkan atau diikrarkan, tapi dalam perjalanannya kadang maknanya hilang dan menjadi hampa karena perkembangan situasi dan kondisi. Mungkin lupa atau memang  sengaja dilupakan, atau mungkin masih ingat, tapi menjadi patah arang ketika di tengah perjalanan tak lagi sesuai dengan harapan. Inilah yang mungkin terjadi ketika Mert mulai merasakan kedekatannya dengan Nur. Mert yang mulai mengenal Nur ketika gadis itu menyelamatkannya dari insiden pohon besar di tengah malam dan Mert yang makin jatuh hati dengan Nur karena ketelatenannya mendengarkan cerita-cerita Mert tentang sosok ibu dalam bayangannya. Itulah Mert ketika akhirnya memutuskan untuk menjadikan Nur sebagai teman terbaiknya. Teman yang tidak pernah menolak untuk mendengarkan semua cerita khayalannya tentang awan-awan dan langit di atas sana yang dianggapnya sebagai surga, tempat ibunya pergi untuk sementara sampai akhirnya nanti dia datang untuk menjemput Mert dan juga ayahnya. Nurrrr... Kala itu sebenarnya sudah ada ‘sepaket’ yang terpikat dengan sosokmu, xixixiii...

Mert menjadi bandel dan terkesan keras kepala, karena di lingkungan rumahnya di perkebunan Kozan, dia benar-benar menjadi terasing segala-galanya. Rumahnya yang jauh dari pemukiman, tidak ada teman sebaya yang dekat dan biasa diajak bermain, dan dia hanya tinggal bersama orang-orang dewasa yang seperti tidak punya waktu khusus untuk memperhatikan atau bahkan sekadar mengajak bermain dia. Ingat juga kan sebelum kedatangan Nur, Mert belum dimasukkan ke sekolah, pendek kata apa yang berkembang di alam pikirannya benar-benar masih sangat alami sekaligus liar, butuh perhatian serta diarahkan agar pikirannya yang sedang dalam tumbuh kembang itu menjadi lebih terarah dan tidak dibiarkan menjadi salah-kaprah. Tapi apa dulu Yigit sampai kepikiran ke situ atau Ny Aytul sang nenek? Eeeyaaa, Yigit ketika itu benar-benar berada di titik nadir kekosongan hati. Rasa sayangnya kepada sang anak, sebatas sayang yang belum menjamah sampai ke dasar hati. Apalagi ditambah sikon pekerjaannya yang luar biasa memakan waktu, di samping juga memikirkan sang istri yang kala itu masih terbaring koma yang cukup lama dan entah kapan tahu akan sadarnya. Lalu Ny  Aytul? Pun dia perhatian dengan sang cucu, tapi barangkali kl dibandingkan, dia jauh lebih perhatian dengan kondisi anaknya sendiri yang kala itu masih belum sadarkan diri dari ‘tidur panjangnya’ daripada memerhatikan cucunya dengan pertanyaan-pertanyaan tiada henti tentang kepergian ibunya ke surga.

Hampir sama sebenarnya permasalahan yang dihadapi Yigit dan Ny Aytul ketika mereka menghadapi Mert. Dua orang itu memang perhatian dan menyayangi Mert, tapi mereka tidak bisa masuk untuk mencoba menyelami alam pikiran Mert. Mereka berdua selalu sibuk dengan kerepotan dan kesedihannya sendiri-sendiri, tapi lupa sama sekali kl Mert pun justru jadi pribadi yang paling menyedihkan dalam hal ini. Ketika orang dewasa sudah begitu mahir menyikapi kesedian dan kebahagiaannya, lalu bagaimana Mert harus melukiskannya, yang dia sendiri saja masih bingung apa itu konsep sedih dan bahagia?? Apalagi sudah harus ketemu dengan istilah surga dan kepergian ibunya... Jangan salahkan Mert kl akhirnya dia tidak bertemu Nur, bukan tidak mungkin dia malah menambah kepusingan Yigit atau juga neneknya dan anggota keluarga Kozan lainnya. Bahkan mungkin Ny Aytul bisa keseringan sakit encok hanya gara-gara setiap saat harus jadi korban keisengan Mert yang tidak habis-habisnya mengerjai neneknya dengan mainan mobil-mobilannya yang berserakahan di mana-mana, hahha...

Yigit sampai akhirnya harus ikut-ikutan dibentak oleh Nur setelah dia sendiri membentak Mert, karena mungkin di mata Nur memang bukan seperti itu yang seharusnya dilakukan pada seorang anak berumur enam tahun. Apalagi jika dilihat dari latar belakang Mert hingga sampai akhirnya dia nekad malam-malam memanjat pohon hanya karena saking merindukan sosok ibunya... Hadddeh, Yigit... Ini mungkin yang dinamakan ‘menyayangi tapi tak menyentuh hati’ alias ‘hampa terasa’, wkwkwkwkwkkk... Percuma juga berteriak-teriak kepada anak yang kita sebelumnya belum pernah mengajaknya bicara dari hati ke hati tentang apa yang sebenarnya sedang berkecamuk di alam pikiran serta hatinya... Coba kl Yigit sebelumnya senantiasa pelan-pelan mencoba memahani Mert, pintar menjelaskan dan menyikapi apa yang ada di alam khayalan Mert, Mert pasti juga tidak akan buntu dan sampai segitunya memanjat pohon untuk menggapai tingginya langit surga... Atau juga kl tetap dengan kenekadannya memanjat pohon, lakukan saja apa yang seperti Nur lakukan malam itu. Dekati anaknya, tanyakan kenapa sampai akhirnya melakukan hal tersebut, baru deh dibilang segala penjelasannya kemudian. Eeealllah... Lha malah akhirnya dibentak-bentak.. Bukan Mert yang malu kan... Justru Yigit sendiri yang akhirnya malu bukan kepalang karena berhasil takhluk dengan bentakan seorang gadis yang belum 24 jam dikenalnya saat itu, hahha.. Cieeeeeee...

Maka seolah takdir mempertemukan, tak hanya ayahnya yang akhirnya belajar mencintai perempuan ketika bertemu dengan Nur, pun anaknya kala itu juga berhasil ‘diselamatkan’ perkembangan jiwanya karena Nur berhasil ‘meraih’ serta mendekati Mert dengan cara-cara yang sewajarnya. Yang perlu digarisbawahi,  dulu Nur ketika dekat dengan Mert, dia tidak memposisikan dirinya sebagai seolah-olah sosok yang menggantikan ibunya, meski Nur kala itu belum tahu yang sebenarnya tentang Iclal. Nur hanya memposisikan dirinya sebagai teman bagi Mert. Teman yang juga sangat dibutuhkan oleh Mert untuk mendengar ceritanya tenatng ibunya. Teman yang dibutuhkannya untuk sedikit saja meruntuhkan kharisma ayahnya yang sulit untuk diajak bermain di arena permainan. Hahahaaa.. Kl ingat cerita Mert kepada Nur di awal-awal, bahwa ayahnya itu seorang yang super, tidak seorangpun berani memarahi ayahnya, makanya itu Mert menjuluki ayahnya Superman. Hhmmm... seorang anak kecil mengenal konsep ‘super’  karena ayahnya yang terlihat garang saja, hadddeh... Ntar kamu besar bisa-bisa kl jadi seorang pemimpin menjelma Hitler atau Benito Mussolini, Mert...

Untung saja ada Nur yang kemudian datang dan bahkan bersedia menjadi sekutu Mert di arena taman bermain atau juga di mana berada hanya demi untuk lebih ‘memanusiakan’ bapaknya. Akhirnya Yigit mau juga naik komedi putar menemani Mert dan Nur... Karena ada Nur, Yigit mana mau untuk jatuh kharismanya lagi sebagai seorang ayah atau juga laki-laki yang sedang ‘caper’ dengan seorang gadis yang saat itu ada di dekatnya, wkwkwkwkwkkk... Hingga akhirnya sampai seharian itu, Nur seperti berhasil menghadiahkan kepada Mert sosok ayahnya yang semakin ‘super’ karena tidak hanya terlihat galak atau garang saja, tetapi juga ‘super’ karena ayahnya mau meluangkan waktu untuk menemani anaknya bermain dan menghabiskan waktu di antara padatnya jadwal aktivitas kerja. Bahkan sampai malam menjelang waktu tidur Yigit mendongengkan Mert, ada momen-momen yang akhirnya menyentuh hati untuk akhirnya direnungkan kembali. Ketika Mert mengungkap tentang bahagianya dirinya seharian itu karena telah melewatkan waktu bersama sang ayah, tapi sejurus kemudian Mert justru melontarkan sebuah ironi, bahwa dia justru merasa malu dan tidak enak kepada ibunya yang sedang berada di surga karena seharian itu dia merasa bahagia. Mert  takut ibunya akan marah karena dia bahagia. Duh, Mert... Hatimu yang masih belum terkontaminasi apapun sampai akhirnya kau berpikiran sedalam itu... Kau sebenarnya anak siapa sie, Mert? Ibumu yang sedang terbaring koma itu saja mungkin di hatinya hanya memikirkan tentang ayahmu, kenapa kau repot-repot memikirkannya... 

 Senangnya itu ada di bagian ketika Mert malam itu mengatakan kepada ayahnya bahwa ia harus berterima kasih kepada Nur untuk kebahagiaan hari itu. Dan Mert yang sudah menjadikan Nur sebagai ‘best friend’nya meminta kepada ayahnya untuk berjanji, bahwa dia tidak akan membiarkan Nur pergi. Hahahaaa... Cerdas kamu, Mert!!! Tahu saja kau apa yang sedang dipikirkan ayahmu juga. Sukaaaaa dengan cara Yigit ketika itu merespon permintaan Mert. Yigit kala itu menjawabnya dengan tidak terburu-buru, hanya pandangan mata yang beranjak menajam, tapi terasa teduh kemudian.. Lalu pelan dia mengatakan kepada Mert sambil menjawab, “janji”. Duhhhhh... Seperti sudah jadi pertanda ini, Mert... Pokoknya apapun yang terjadi, meski nanti ibumu kelak sudah bisa bangun dari koma lagi, jangan biarkan Nur pergi ya, Mert. Ingatkan terus ya, Mert, ayah Yigit nya, xixixiii... Makanya untuk akhirnya samapi Yigit rela ngibulin sang bibi dan melangkah pasti untuk menceraikan Iclal dan kemudian mantap menikahi Nur. Hahha.. Mert ini malahan seperti jadi inspirator sekaligus motivator bagi Yigit, bahwa saatnya cinta harus diraih dan diwujudkan.

Hingga benar saat Iclal akhirnya sadar dari koma dan kembali ke tengah-tengah keluarga Kozan, Mert seperti biasa masih tetap lengket dengan Nur. Maklum, sang ibu masih ‘gagap’ serta ‘gugup’ dengan dunia sekitar setelah tiga tahun hampir beku dalam pembaringan tempat tidur di rumah sakit. Mert justru saat itu lebih merasa marah ketika ibunya mengatakan Nur akan segera pergi dari rumah perkebunan Kozan karena akan menikah dengan tunangannya. Wkwkwkwkwkkk... Kala itu gara-gara ‘skandal Haidar, ternyata bukan hanya Yigit saja yang tampak kecut di meja makan saat sarapan, Mert tenyata lebih ekspresif kecutnya daripada bapaknya untuk menunjukkan dia tak mau ditinggal pergi dan kehilangan Nur. Entah karena saat itu di pikiran Mert masih mengingat janji ayahnya untuk tidak akan membiarkan Nur pergi atau karena spontan saja,  refleks ketika itu di meja makan, Mert langsung meminta kepada ayahnya untuk jangan memperbolehkan pengasuh kesayangannya itu pergi. Ampunnn deh, Mert... Gemezzzz saiya pengen cium kamu saat itu juga.. Xixixiii... Permintaan Mert kala itu kiranya turut membuat hati Yigit makin keki gara-gara istrinya tiba-tiba akan dilamar oleh laki-laki lain dan kabarnya kian santer terdengar di telinga. Hahahaaa...


Itulah sekelumit JANJI yang semoga akan terus diingat dan dipegang terus oleh Yigit sampai nanti dia mati. Janji yang mungkin dulu pada awalnya bermakna sederhana, hanya untuk sekadar membantu biar sang anak lekas pergi tidur malam itu. Akan tetapi kemudian menjadi begitu bernilai dan menjadi salah satu komitmen yang sangat berharga, karena ternyata Tuhan kala itu menjadikan JANJI tersebut sebagai sebuah TAKDIR. Takdir bahwa perjodohan tersebut seolah-olah sudah ditetapkan untuk Yigit, Nur, Mert, dan juga mungkin nanti akan bertambah dengan yang lain, akan menjadi sebuah penyatuan yang besar dan membahagiakan. Aamiin. Have a nice Tuesday, AVers... Salam hangat.

















18.09.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_64 Halo, AVers... Ketemu lagi di edisi remahan ‘Selasa Romansa’... Masih terhitung awal pekan, semoga semangatnya masih senantiasa terjaga ya semunyaaa... Seperti halnya remahan yang terus semangat untuk meramaikan grup tercinta. Meskipun grup sedang vakum, InsyaAlloh pantang untuk grup tercinta ini sepi dan membosankan, hehhe... Tapi untuk yang sedang dan sudah bosan dengan grup ini, bagaimana dunk? Gampang, lewatin grupnya dulu atau keluar saja untuk sementara waktu, nanti apabila penyakit bosannya sudah mereda dan rindu sudah kembali terkumpul, baru deh grup ini disambangi lagi. Hehhe.. Tapi untuk yang masih dan setia bertahan, tetap semangatttt!!! Yang penting happy ya, AVers... Key, ukey... Flashback hari ini akan saya bawa kembali menuju episode satu dan tujuh serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Mo ngomongin lagi tentang masalah JANJI. Mo ngingetin lagi pada sang ayah yang pernah berjanji kepada anaknya. Semoga dia belum melupakan janjinya itu yaaa, hahahaaa... Yuk ahh, bantu untuk selalu mengingatkannya...

 

Sebuah janji yang apabila dia senantiasa dipegang teguh, tentu rasanya akan sangat membanggakan dan menjadi kepuasan tersendiri. Tapi seperti juga yang sering diungkapkan, ‘janji tinggal janji’, begitu mudah ketika dulu sedang diucapkan atau diikrarkan, tapi dalam perjalanannya kadang maknanya hilang dan menjadi hampa karena perkembangan situasi dan kondisi. Mungkin lupa atau memang  sengaja dilupakan, atau mungkin masih ingat, tapi menjadi patah arang ketika di tengah perjalanan tak lagi sesuai dengan harapan. Inilah yang mungkin terjadi ketika Mert mulai merasakan kedekatannya dengan Nur. Mert yang mulai mengenal Nur ketika gadis itu menyelamatkannya dari insiden pohon besar di tengah malam dan Mert yang makin jatuh hati dengan Nur karena ketelatenannya mendengarkan cerita-cerita Mert tentang sosok ibu dalam bayangannya. Itulah Mert ketika akhirnya memutuskan untuk menjadikan Nur sebagai teman terbaiknya. Teman yang tidak pernah menolak untuk mendengarkan semua cerita khayalannya tentang awan-awan dan langit di atas sana yang dianggapnya sebagai surga, tempat ibunya pergi untuk sementara sampai akhirnya nanti dia datang untuk menjemput Mert dan juga ayahnya. Nurrrr... Kala itu sebenarnya sudah ada ‘sepaket’ yang terpikat dengan sosokmu, xixixiii...

Mert menjadi bandel dan terkesan keras kepala, karena di lingkungan rumahnya di perkebunan Kozan, dia benar-benar menjadi terasing segala-galanya. Rumahnya yang jauh dari pemukiman, tidak ada teman sebaya yang dekat dan biasa diajak bermain, dan dia hanya tinggal bersama orang-orang dewasa yang seperti tidak punya waktu khusus untuk memperhatikan atau bahkan sekadar mengajak bermain dia. Ingat juga kan sebelum kedatangan Nur, Mert belum dimasukkan ke sekolah, pendek kata apa yang berkembang di alam pikirannya benar-benar masih sangat alami sekaligus liar, butuh perhatian serta diarahkan agar pikirannya yang sedang dalam tumbuh kembang itu menjadi lebih terarah dan tidak dibiarkan menjadi salah-kaprah. Tapi apa dulu Yigit sampai kepikiran ke situ atau Ny Aytul sang nenek? Eeeyaaa, Yigit ketika itu benar-benar berada di titik nadir kekosongan hati. Rasa sayangnya kepada sang anak, sebatas sayang yang belum menjamah sampai ke dasar hati. Apalagi ditambah sikon pekerjaannya yang luar biasa memakan waktu, di samping juga memikirkan sang istri yang kala itu masih terbaring koma yang cukup lama dan entah kapan tahu akan sadarnya. Lalu Ny  Aytul? Pun dia perhatian dengan sang cucu, tapi barangkali kl dibandingkan, dia jauh lebih perhatian dengan kondisi anaknya sendiri yang kala itu masih belum sadarkan diri dari ‘tidur panjangnya’ daripada memerhatikan cucunya dengan pertanyaan-pertanyaan tiada henti tentang kepergian ibunya ke surga.

Hampir sama sebenarnya permasalahan yang dihadapi Yigit dan Ny Aytul ketika mereka menghadapi Mert. Dua orang itu memang perhatian dan menyayangi Mert, tapi mereka tidak bisa masuk untuk mencoba menyelami alam pikiran Mert. Mereka berdua selalu sibuk dengan kerepotan dan kesedihannya sendiri-sendiri, tapi lupa sama sekali kl Mert pun justru jadi pribadi yang paling menyedihkan dalam hal ini. Ketika orang dewasa sudah begitu mahir menyikapi kesedian dan kebahagiaannya, lalu bagaimana Mert harus melukiskannya, yang dia sendiri saja masih bingung apa itu konsep sedih dan bahagia?? Apalagi sudah harus ketemu dengan istilah surga dan kepergian ibunya... Jangan salahkan Mert kl akhirnya dia tidak bertemu Nur, bukan tidak mungkin dia malah menambah kepusingan Yigit atau juga neneknya dan anggota keluarga Kozan lainnya. Bahkan mungkin Ny Aytul bisa keseringan sakit encok hanya gara-gara setiap saat harus jadi korban keisengan Mert yang tidak habis-habisnya mengerjai neneknya dengan mainan mobil-mobilannya yang berserakahan di mana-mana, hahha...

Yigit sampai akhirnya harus ikut-ikutan dibentak oleh Nur setelah dia sendiri membentak Mert, karena mungkin di mata Nur memang bukan seperti itu yang seharusnya dilakukan pada seorang anak berumur enam tahun. Apalagi jika dilihat dari latar belakang Mert hingga sampai akhirnya dia nekad malam-malam memanjat pohon hanya karena saking merindukan sosok ibunya... Hadddeh, Yigit... Ini mungkin yang dinamakan ‘menyayangi tapi tak menyentuh hati’ alias ‘hampa terasa’, wkwkwkwkwkkk... Percuma juga berteriak-teriak kepada anak yang kita sebelumnya belum pernah mengajaknya bicara dari hati ke hati tentang apa yang sebenarnya sedang berkecamuk di alam pikiran serta hatinya... Coba kl Yigit sebelumnya senantiasa pelan-pelan mencoba memahani Mert, pintar menjelaskan dan menyikapi apa yang ada di alam khayalan Mert, Mert pasti juga tidak akan buntu dan sampai segitunya memanjat pohon untuk menggapai tingginya langit surga... Atau juga kl tetap dengan kenekadannya memanjat pohon, lakukan saja apa yang seperti Nur lakukan malam itu. Dekati anaknya, tanyakan kenapa sampai akhirnya melakukan hal tersebut, baru deh dibilang segala penjelasannya kemudian. Eeealllah... Lha malah akhirnya dibentak-bentak.. Bukan Mert yang malu kan... Justru Yigit sendiri yang akhirnya malu bukan kepalang karena berhasil takhluk dengan bentakan seorang gadis yang belum 24 jam dikenalnya saat itu, hahha.. Cieeeeeee...

Maka seolah takdir mempertemukan, tak hanya ayahnya yang akhirnya belajar mencintai perempuan ketika bertemu dengan Nur, pun anaknya kala itu juga berhasil ‘diselamatkan’ perkembangan jiwanya karena Nur berhasil ‘meraih’ serta mendekati Mert dengan cara-cara yang sewajarnya. Yang perlu digarisbawahi,  dulu Nur ketika dekat dengan Mert, dia tidak memposisikan dirinya sebagai seolah-olah sosok yang menggantikan ibunya, meski Nur kala itu belum tahu yang sebenarnya tentang Iclal. Nur hanya memposisikan dirinya sebagai teman bagi Mert. Teman yang juga sangat dibutuhkan oleh Mert untuk mendengar ceritanya tenatng ibunya. Teman yang dibutuhkannya untuk sedikit saja meruntuhkan kharisma ayahnya yang sulit untuk diajak bermain di arena permainan. Hahahaaa.. Kl ingat cerita Mert kepada Nur di awal-awal, bahwa ayahnya itu seorang yang super, tidak seorangpun berani memarahi ayahnya, makanya itu Mert menjuluki ayahnya Superman. Hhmmm... seorang anak kecil mengenal konsep ‘super’  karena ayahnya yang terlihat garang saja, hadddeh... Ntar kamu besar bisa-bisa kl jadi seorang pemimpin menjelma Hitler atau Benito Mussolini, Mert...

Untung saja ada Nur yang kemudian datang dan bahkan bersedia menjadi sekutu Mert di arena taman bermain atau juga di mana berada hanya demi untuk lebih ‘memanusiakan’ bapaknya. Akhirnya Yigit mau juga naik komedi putar menemani Mert dan Nur... Karena ada Nur, Yigit mana mau untuk jatuh kharismanya lagi sebagai seorang ayah atau juga laki-laki yang sedang ‘caper’ dengan seorang gadis yang saat itu ada di dekatnya, wkwkwkwkwkkk... Hingga akhirnya sampai seharian itu, Nur seperti berhasil menghadiahkan kepada Mert sosok ayahnya yang semakin ‘super’ karena tidak hanya terlihat galak atau garang saja, tetapi juga ‘super’ karena ayahnya mau meluangkan waktu untuk menemani anaknya bermain dan menghabiskan waktu di antara padatnya jadwal aktivitas kerja. Bahkan sampai malam menjelang waktu tidur Yigit mendongengkan Mert, ada momen-momen yang akhirnya menyentuh hati untuk akhirnya direnungkan kembali. Ketika Mert mengungkap tentang bahagianya dirinya seharian itu karena telah melewatkan waktu bersama sang ayah, tapi sejurus kemudian Mert justru melontarkan sebuah ironi, bahwa dia justru merasa malu dan tidak enak kepada ibunya yang sedang berada di surga karena seharian itu dia merasa bahagia. Mert  takut ibunya akan marah karena dia bahagia. Duh, Mert... Hatimu yang masih belum terkontaminasi apapun sampai akhirnya kau berpikiran sedalam itu... Kau sebenarnya anak siapa sie, Mert? Ibumu yang sedang terbaring koma itu saja mungkin di hatinya hanya memikirkan tentang ayahmu, kenapa kau repot-repot memikirkannya... 

 Senangnya itu ada di bagian ketika Mert malam itu mengatakan kepada ayahnya bahwa ia harus berterima kasih kepada Nur untuk kebahagiaan hari itu. Dan Mert yang sudah menjadikan Nur sebagai ‘best friend’nya meminta kepada ayahnya untuk berjanji, bahwa dia tidak akan membiarkan Nur pergi. Hahahaaa... Cerdas kamu, Mert!!! Tahu saja kau apa yang sedang dipikirkan ayahmu juga. Sukaaaaa dengan cara Yigit ketika itu merespon permintaan Mert. Yigit kala itu menjawabnya dengan tidak terburu-buru, hanya pandangan mata yang beranjak menajam, tapi terasa teduh kemudian.. Lalu pelan dia mengatakan kepada Mert sambil menjawab, “janji”. Duhhhhh... Seperti sudah jadi pertanda ini, Mert... Pokoknya apapun yang terjadi, meski nanti ibumu kelak sudah bisa bangun dari koma lagi, jangan biarkan Nur pergi ya, Mert. Ingatkan terus ya, Mert, ayah Yigit nya, xixixiii... Makanya untuk akhirnya samapi Yigit rela ngibulin sang bibi dan melangkah pasti untuk menceraikan Iclal dan kemudian mantap menikahi Nur. Hahha.. Mert ini malahan seperti jadi inspirator sekaligus motivator bagi Yigit, bahwa saatnya cinta harus diraih dan diwujudkan.

Hingga benar saat Iclal akhirnya sadar dari koma dan kembali ke tengah-tengah keluarga Kozan, Mert seperti biasa masih tetap lengket dengan Nur. Maklum, sang ibu masih ‘gagap’ serta ‘gugup’ dengan dunia sekitar setelah tiga tahun hampir beku dalam pembaringan tempat tidur di rumah sakit. Mert justru saat itu lebih merasa marah ketika ibunya mengatakan Nur akan segera pergi dari rumah perkebunan Kozan karena akan menikah dengan tunangannya. Wkwkwkwkwkkk... Kala itu gara-gara ‘skandal Haidar, ternyata bukan hanya Yigit saja yang tampak kecut di meja makan saat sarapan, Mert tenyata lebih ekspresif kecutnya daripada bapaknya untuk menunjukkan dia tak mau ditinggal pergi dan kehilangan Nur. Entah karena saat itu di pikiran Mert masih mengingat janji ayahnya untuk tidak akan membiarkan Nur pergi atau karena spontan saja,  refleks ketika itu di meja makan, Mert langsung meminta kepada ayahnya untuk jangan memperbolehkan pengasuh kesayangannya itu pergi. Ampunnn deh, Mert... Gemezzzz saiya pengen cium kamu saat itu juga.. Xixixiii... Permintaan Mert kala itu kiranya turut membuat hati Yigit makin keki gara-gara istrinya tiba-tiba akan dilamar oleh laki-laki lain dan kabarnya kian santer terdengar di telinga. Hahahaaa...


Itulah sekelumit JANJI yang semoga akan terus diingat dan dipegang terus oleh Yigit sampai nanti dia mati. Janji yang mungkin dulu pada awalnya bermakna sederhana, hanya untuk sekadar membantu biar sang anak lekas pergi tidur malam itu. Akan tetapi kemudian menjadi begitu bernilai dan menjadi salah satu komitmen yang sangat berharga, karena ternyata Tuhan kala itu menjadikan JANJI tersebut sebagai sebuah TAKDIR. Takdir bahwa perjodohan tersebut seolah-olah sudah ditetapkan untuk Yigit, Nur, Mert, dan juga mungkin nanti akan bertambah dengan yang lain, akan menjadi sebuah penyatuan yang besar dan membahagiakan. Aamiin. Have a nice Tuesday, AVers... Salam hangat.

















Senin, 21 Maret 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_63 Senin nya datang kembali, AVers... Haloooo, semangattt awal pekan yaaa... Edisi ‘Menyatu dan Sehati’, remah-remah hari ini akan saya bawa untuk flashback menuju episode sepuluh dari serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Yupz, episode sepuluh boleh dibilang episode yang kemarin dulu begitu ditunggu-tunggu para AVers semuanya... ‘Episode eksekusi’ ceritanya, hahahaaa... ‘Eksekusi cinta’ dari pasutri Yigit dan Nur, setelah sekian waktu seperti terjebak dalam pernikahan yang antara ada dan tiada, hahahaaa... Tapi gara-gara (akhirnya) jatuh ‘eksekusi’ dan ada tindak lanjutnya, jadinya ya pernikahan antara Yigit dan Nur benar-benar nyata. Hhmmm... Karena mereka spesial, makanya oleh Tuhan diberikan anugrah dan jalan yang juga begitu ‘spesial’ dan mengesankan. Sepatutnya memang yang membahagiakan itu harus dibagi agar cerita serta  kenangannya tidak akan hilang dimakan waktu dan kondisi.









Cerita ini kiranya turut dikisahkan oleh sebuah mobil. Malam itu SUV super keren, Land Rover yang biasa dikendarai oleh Yigit tiba-tiba mogok di jalanan menuju ke Istanbul, yang juga diiringi oleh hujan yang lebat. Hadddeh... Land Rover mogok?? Land Rover nya seorang bos perusahaan otomotif yang notabene harusnya untuk urusan mobil dan tetek-bengeknya senantiasa terjamin dan terjaga?! Kenapa tiba-tiba mobilnya juga ikut-ikutan ‘drama’ neh seperti juga tuan dan nyonya Kozan yang sedang berdua saja di dalamnya??! Wwuiiddih... Nie mobil seperti paling mengerti dengan sikon yang dialami sang pemilik, wkwkwkwkkk... Ya kl katanya mobil itu pacar atau istri yang kedua, seharusnya dia memang yang paling mengerti nomor dua para kekasih dan suami, setelah pacar dan istri yang sebenarnya. Tapi memang lama-lama Land Rover berwarna silver yang senantiasa dikendarai oleh Yigit kemana pun dia beraktifitas, berasa sudah nempel banget dengan citra sang pemilik. Kl melihat Land Rover berwarna silver ya itu seperti halnya Yigit Kozan. Pun sebaliknya kl ingat Yigit, pasti akan langsung teringat dengan mobil SUV pabrikan Inggris ternama tersebut. Duh, mobil ajjah... Karena urusannya dengan Yigit Kozan, jadi deh bahan baperrr yang kesekian..kesekian, wkwkwkwkwkkk... Padahal sebenarnya kl boleh memilih, saya justru naksir Land Rover milik Yigit warna hitam mengkilat, yang dulu sering dipakainya di awal-awal episode AV/ANDD. Tapi ya sudahlah, mo hitam atau silver, yang penting kl lihat mobil itu berasa ‘Yigit Kozan sekaleee’. Hahha..

Sebuah mobil yang kiranya turut untuk menghantarkan cerita bahwa dua insan yang malam itu sedang menaikinya harus segera menyelesaikan salah satu hak dan kewajibannya. Kisah yang sebenarnya benar-benar tak disengaja karena malam itu harusnya memang Nur hanya disuruh untuk menjemput Mert yang sedang menginap di hotel bersama Iclal dan Ny Aytul. Sampai akhirnya harus berangkat bersama dengan Yigit, karena memang Yigit sejak awal berniat untuk menyusul Mert, Iclal, dan Ny Aytul ke hotel, yang sebelumnya mereka rencanakan untuk sejenak refreshing. Menjadi akhirnya Nur turut disertakan karena Mert ternyata cukup memusingkan untuk Iclal. Tak usah panjang dibahas untuk yang satu itu... Dasar ibu gesrekkk!!! Ahh, tapi mo berterima kasih juga deh untuk Mert karena kl tidak karena dia, Nur mungkin akan kembali makan hati karena hanya bisa mengantarkan kepergian suaminya untuk menjemput ‘para mantan’ (mantan istri, mantan mertua, hehhe..) dan juga anaknya (kl yang ini bukan mantan anak lho yaaa).

 
Mert yang selalu menjadi kesayangan Nur dan Yigit dan juga kisah Land Rover yang mendadak jadi mogok, ihirrrr... Tambah hujan lebat, tambah mati lampu, tambah hanya ada lilin-lilin, tambah hanya ada satu kamar yang sedang tersisa, tambahhhh buuuanyakkk saja indikatornya kl malam itu harusnya tidak boleh disia-siakan begitu saja, hahahaaa.. Yigit dan Nur... Bahagia, haru, dan ironis bila mengingat tentang perjalanan cinta dan kisah pernikahan mereka. Cinta yang besar itu seharusnya bisa mereka nikmati bersama-sama, tanpa perasaan was-was atau takut-takut. Cinta yang besar, yang akhirnya disahkan dalam sebuah ikatan  pernikahan yang suci, seharusnya setelahnya mereka berdua bisa menikmati madu cinta tersebut. Tapi sejalan dengan cerita yang berjalan, akhirnya pernikahan itu seperti berjalan dalam bayang-bayang peri kemanusiaan bodoh yang berkepanjangan. Sang mantan istri dari Yigit Kozan yang belum tahu status yang sebenarnya sekarang, seperti dengan tiba-tiba menjadikan Nur dengan predikat layaknya ‘istri bayangan’. istri simpanan, atau bahkan selingkuhan dari suaminya sendiri. Karena peri kemanusiaan bodoh itu juga akhirnya Nur harus melewati hari demi hari pernikahan yang berasa selalu mengiris hati. Jangankan berpikir tentang bulan madu, di hari pertama pernikahan saja, Nur sudah dihadapkan pada kebohongan sang suami yang ternyata masih punya tanggungan seorang mantan istri. Bila awal saja sudah sedemikian kisruh dan ruwet seperti kala itu, tak mengherankan jika akhirnya Nur juga tak punya bayangan yang indah-indah tentang jalannya pernikahannya bersama sang suami ke depan. Bahkan kala itu sampai beberapa saat kemuadian, Nur hanya punya kata [cerai] untuk dilontarkan kepada suami, karena merasa tidak sanggup jika harus menjalani pernikahan yang masih dibayang-bayangi oleh mantan istri dari suaminya.

Namun, seiring waktu berjalan dan cinta serta kasih sayang yang memang lebih besar daripada sekadar nafsu dan gairah sesaat,  akhirnya membuat pernikahan Yigit dan Nur tetap bertahan. Meskipun tetap tak bisa menghindar dari rasa cemburu dan sakit hati, akan tetapi balik lagi cintalah yang akhirnya menumbuhkan pengertian dan kesabaran yang tiada batas. Bahwa masih begitu banyak hak-hak Nur sebagai istri yang sah dan satu-satunya bagi Yigit Kozan belum dipenuhi, Nur hanya punya satu tekad dia akan tetap bertahan dalam pernikahan yang melelahkan tersebut karena memang dia mencintai sang suami dengan setulus-tulusnya. Cinta yang seringkali berasa hanya menyakitkan untuk dia, sementara Nur sendiri justru berpikir, “semua demi suamiku dan cinta kami berdua”. Dan Yigit sendiri, selama dia masih terjebak bersama Iclal dan peri kemanusiaan bodohnya, maka untuk sementara ‘ Tuhan’ bagi Yigit adalah Ny Aytul. Yigit lebih takut dengan bibi dan mantan mertuanya tersebut daripada takut berdosa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena bertindak yang tidak adil kepada istrinya sendiri. Hahha.. Yigit..Yigit.. Dia tidak tahu saja, justru Tuhan yang selama ini ia sisihkan,  justru ada di balik semua kisah Land Rover mogok, Mert yang mendadak sulit diatur dan selalu merepotkan ibunya, hujan yang lebat, mati lampu, dan juga segala sesuatunya, yang justru pada akhirnya bisa mewujudkan cerita bahagia perkawinannya dengan Nur. Coba sana minta pada Ny Aytul, minta waktu untuk berduaan dengan Nur, sampai kau mati, gak bakalan kau akan diizinkan untuk menggauli istrimu sendiri, Yigit!!!

Hingga sampai tiba waktunya kalian berdua berhak menikmati ‘yang seharusnya’ sebagai pasangan suami-istri, hhmmm... Bahagianyaaa.., melihat kalian berdua serasi, senada-seirama. Entah karena saking sudah lamanya tidak kepikiran bagaimana untuk akhirnya bisa melaksanakan kewajiban sekaligus menikmati haknya sebagai seorang suami, Yigit sampai harus ‘dipancing’ sang istri untuk akhirnya dia sadar, bahwa memang ini saatnya. Hahha... Lupa beneran atau pura-pura lupa. Yigit? Takut atau pura-pura takut?? Hahha... Ahh, Yigit... Saking dia mencintai Nur, saking dia tidak mau lebih banyak menyakiti sang istri, bahkan untuk menyentuh istrinya saja, dia seperti harus menunggu kesediaan dari Nur dulu. Dan seperti bisa membaca situasi, seusai pemanasan dengan ‘perang bantal’, sebaris pernyataan dari Nur, “aku telah memaafkanmu, Yigit...” , akhirnya melanjutkan cerita kebahagiaan bagi pasutri tersebut. Setelah sekian lama tertunda, setelah sekian waktu menahan di antara cinta, sakit hati, dan kesabaran, akhirnya malam-malam yang sebelumnya terasa hilang tanpa makna, malam itu seolah-olah mengganti dan menggenapi yang hilang dan hampa tanpa makna. Ikut bahagiaaaaaaa, Yigit-Nur.... Dan kalian pun harus bahagia juga. No offense!!!

Berganti dengan cerita pagi, sang suami ternyata seperti belum rela kehilangan malamnya yang semalam. Sang istri yang masih tertidur cantik di sebelahnya, tak putus ia pandangi terus-menerus. Mengiringi mata yang terpejam beranjak membuka dari sang istri, ucapan “selamat pagi” yang dilontarkan dengan seulas senyuman. Pun dari sang istri, berbalas dengan sapaan, “selamat pagi’ yang lembut  dan menggetarkan hati. Hhmmm... Tak lengkap rasanya, jika belaian di pipi ditinggalkan dari kebiasaan. Indah sekali pagi itu, semuanya berganti cerah ceria usai hujan lebat dan mati lampu semalaman. Seharusnya memang pemandangan seperti ini yang menjadi kisah mereka sehari-hari. Tidak seperti halnya sekarang yang malah menyerupai maling dan main kucing-kucingan hanya untuk bercinta dan menikmati waktu bersama suami atau istri sendiri.

Entah juga karena sudah terlampau tercuci otak dengan konsep ‘peri kemanusiaan ala-ala’, kebahagiaan yang sebenarnya bisa dirasakan sepuas-puasnya..selapang-lapangnya, justru akhirnya malah berasa seperti dosa yang yang tak termaafkan. Nur yang sebelumnya merasa bahagia dan nyaman berdekatan dengan suaminya, justru pada akhirnya malah seperti dikejar-kejar perasaaan bersalah dan ketakutan yang tiada henti. Mungkin Nur merasa bersalahnya karena dia yang seharusnya diserahi tugas untuk menjemput Mert, ech malah akhirnya terjebak asyik-masyuk dengan sang suami sendiri, xixixiii... Tenang, Nur... Mert aman dengan neneknya. Lagian kenapa kau takut, lihatlah itu yang di sebelahmu sedang menyetir Land Rover nya, hadddeh... Nie mobil kenapa cerita mogoknya mendadak berakhir ya  ketika tahu sang bos dan pasangannya sedang berbahagia?! Hahha.. Nurrrr, suamimu ingin kau terus ada di sampingnya ituuuuu... Kl perlu tidur di lengannya sampai sesuka hati, Yigit juga akan relaaaaaa setengah mati... Diih, Yigit... Polos banget ya nie laki-laki... Ajak istrimu putar-putar Istanbul lagi dunk... Biar Nur tidur di lenganmu juga akan lebih lama... Atau kl tidak, tambah semalam lagi menginap di hotelnya... Dasarrr... Yigit dong..dong... Takut lagi dengan ‘Tuhan Aytul’??! Hhheeiissstt...

Tambah sedih dan terharu karena ketika Nur terbangun dari tidurnya, dia mengatakan kepada Yigit yang kurang lebih menyiratkan, selamat datang kembali ke kehidupan nyata kita... Bermain ala suami-suamian atau berlagak jadi istri-istrian, diih, Nur... Sebegitu pengertian dan sabarnya dirimu menghadapi sikon pernikahanmu... Pintar-pintarlah kau menjaga dan mengatur hatimu, Nur... Karena kau tahu pasti, suamimu benar-benar tak bisa kau tinggalkan sendirian. Bertahan untuk dirinya, demi cinta kalian, dan biarlah untuk selanjutnya jadi urusan Tuhan. Yigitttttt, luangkan waktu lebih banyak untuk istrimu karena dialah yang sebenarnya segalanya sekarang. Urusan Iclal memang tak bisa kau hindarkan, tapi berharap kau paham untuk membedakan, mana cinta dan mana yang hanya rasa kasihan. Wujudkan kebahagiaan yang yang lebih nyata dan lebih lama untuk keluargamu. Happy Monday, AVers... Salam hangat.
 
18.22.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_63 Senin nya datang kembali, AVers... Haloooo, semangattt awal pekan yaaa... Edisi ‘Menyatu dan Sehati’, remah-remah hari ini akan saya bawa untuk flashback menuju episode sepuluh dari serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Yupz, episode sepuluh boleh dibilang episode yang kemarin dulu begitu ditunggu-tunggu para AVers semuanya... ‘Episode eksekusi’ ceritanya, hahahaaa... ‘Eksekusi cinta’ dari pasutri Yigit dan Nur, setelah sekian waktu seperti terjebak dalam pernikahan yang antara ada dan tiada, hahahaaa... Tapi gara-gara (akhirnya) jatuh ‘eksekusi’ dan ada tindak lanjutnya, jadinya ya pernikahan antara Yigit dan Nur benar-benar nyata. Hhmmm... Karena mereka spesial, makanya oleh Tuhan diberikan anugrah dan jalan yang juga begitu ‘spesial’ dan mengesankan. Sepatutnya memang yang membahagiakan itu harus dibagi agar cerita serta  kenangannya tidak akan hilang dimakan waktu dan kondisi.









Cerita ini kiranya turut dikisahkan oleh sebuah mobil. Malam itu SUV super keren, Land Rover yang biasa dikendarai oleh Yigit tiba-tiba mogok di jalanan menuju ke Istanbul, yang juga diiringi oleh hujan yang lebat. Hadddeh... Land Rover mogok?? Land Rover nya seorang bos perusahaan otomotif yang notabene harusnya untuk urusan mobil dan tetek-bengeknya senantiasa terjamin dan terjaga?! Kenapa tiba-tiba mobilnya juga ikut-ikutan ‘drama’ neh seperti juga tuan dan nyonya Kozan yang sedang berdua saja di dalamnya??! Wwuiiddih... Nie mobil seperti paling mengerti dengan sikon yang dialami sang pemilik, wkwkwkwkkk... Ya kl katanya mobil itu pacar atau istri yang kedua, seharusnya dia memang yang paling mengerti nomor dua para kekasih dan suami, setelah pacar dan istri yang sebenarnya. Tapi memang lama-lama Land Rover berwarna silver yang senantiasa dikendarai oleh Yigit kemana pun dia beraktifitas, berasa sudah nempel banget dengan citra sang pemilik. Kl melihat Land Rover berwarna silver ya itu seperti halnya Yigit Kozan. Pun sebaliknya kl ingat Yigit, pasti akan langsung teringat dengan mobil SUV pabrikan Inggris ternama tersebut. Duh, mobil ajjah... Karena urusannya dengan Yigit Kozan, jadi deh bahan baperrr yang kesekian..kesekian, wkwkwkwkwkkk... Padahal sebenarnya kl boleh memilih, saya justru naksir Land Rover milik Yigit warna hitam mengkilat, yang dulu sering dipakainya di awal-awal episode AV/ANDD. Tapi ya sudahlah, mo hitam atau silver, yang penting kl lihat mobil itu berasa ‘Yigit Kozan sekaleee’. Hahha..

Sebuah mobil yang kiranya turut untuk menghantarkan cerita bahwa dua insan yang malam itu sedang menaikinya harus segera menyelesaikan salah satu hak dan kewajibannya. Kisah yang sebenarnya benar-benar tak disengaja karena malam itu harusnya memang Nur hanya disuruh untuk menjemput Mert yang sedang menginap di hotel bersama Iclal dan Ny Aytul. Sampai akhirnya harus berangkat bersama dengan Yigit, karena memang Yigit sejak awal berniat untuk menyusul Mert, Iclal, dan Ny Aytul ke hotel, yang sebelumnya mereka rencanakan untuk sejenak refreshing. Menjadi akhirnya Nur turut disertakan karena Mert ternyata cukup memusingkan untuk Iclal. Tak usah panjang dibahas untuk yang satu itu... Dasar ibu gesrekkk!!! Ahh, tapi mo berterima kasih juga deh untuk Mert karena kl tidak karena dia, Nur mungkin akan kembali makan hati karena hanya bisa mengantarkan kepergian suaminya untuk menjemput ‘para mantan’ (mantan istri, mantan mertua, hehhe..) dan juga anaknya (kl yang ini bukan mantan anak lho yaaa).

 
Mert yang selalu menjadi kesayangan Nur dan Yigit dan juga kisah Land Rover yang mendadak jadi mogok, ihirrrr... Tambah hujan lebat, tambah mati lampu, tambah hanya ada lilin-lilin, tambah hanya ada satu kamar yang sedang tersisa, tambahhhh buuuanyakkk saja indikatornya kl malam itu harusnya tidak boleh disia-siakan begitu saja, hahahaaa.. Yigit dan Nur... Bahagia, haru, dan ironis bila mengingat tentang perjalanan cinta dan kisah pernikahan mereka. Cinta yang besar itu seharusnya bisa mereka nikmati bersama-sama, tanpa perasaan was-was atau takut-takut. Cinta yang besar, yang akhirnya disahkan dalam sebuah ikatan  pernikahan yang suci, seharusnya setelahnya mereka berdua bisa menikmati madu cinta tersebut. Tapi sejalan dengan cerita yang berjalan, akhirnya pernikahan itu seperti berjalan dalam bayang-bayang peri kemanusiaan bodoh yang berkepanjangan. Sang mantan istri dari Yigit Kozan yang belum tahu status yang sebenarnya sekarang, seperti dengan tiba-tiba menjadikan Nur dengan predikat layaknya ‘istri bayangan’. istri simpanan, atau bahkan selingkuhan dari suaminya sendiri. Karena peri kemanusiaan bodoh itu juga akhirnya Nur harus melewati hari demi hari pernikahan yang berasa selalu mengiris hati. Jangankan berpikir tentang bulan madu, di hari pertama pernikahan saja, Nur sudah dihadapkan pada kebohongan sang suami yang ternyata masih punya tanggungan seorang mantan istri. Bila awal saja sudah sedemikian kisruh dan ruwet seperti kala itu, tak mengherankan jika akhirnya Nur juga tak punya bayangan yang indah-indah tentang jalannya pernikahannya bersama sang suami ke depan. Bahkan kala itu sampai beberapa saat kemuadian, Nur hanya punya kata [cerai] untuk dilontarkan kepada suami, karena merasa tidak sanggup jika harus menjalani pernikahan yang masih dibayang-bayangi oleh mantan istri dari suaminya.

Namun, seiring waktu berjalan dan cinta serta kasih sayang yang memang lebih besar daripada sekadar nafsu dan gairah sesaat,  akhirnya membuat pernikahan Yigit dan Nur tetap bertahan. Meskipun tetap tak bisa menghindar dari rasa cemburu dan sakit hati, akan tetapi balik lagi cintalah yang akhirnya menumbuhkan pengertian dan kesabaran yang tiada batas. Bahwa masih begitu banyak hak-hak Nur sebagai istri yang sah dan satu-satunya bagi Yigit Kozan belum dipenuhi, Nur hanya punya satu tekad dia akan tetap bertahan dalam pernikahan yang melelahkan tersebut karena memang dia mencintai sang suami dengan setulus-tulusnya. Cinta yang seringkali berasa hanya menyakitkan untuk dia, sementara Nur sendiri justru berpikir, “semua demi suamiku dan cinta kami berdua”. Dan Yigit sendiri, selama dia masih terjebak bersama Iclal dan peri kemanusiaan bodohnya, maka untuk sementara ‘ Tuhan’ bagi Yigit adalah Ny Aytul. Yigit lebih takut dengan bibi dan mantan mertuanya tersebut daripada takut berdosa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena bertindak yang tidak adil kepada istrinya sendiri. Hahha.. Yigit..Yigit.. Dia tidak tahu saja, justru Tuhan yang selama ini ia sisihkan,  justru ada di balik semua kisah Land Rover mogok, Mert yang mendadak sulit diatur dan selalu merepotkan ibunya, hujan yang lebat, mati lampu, dan juga segala sesuatunya, yang justru pada akhirnya bisa mewujudkan cerita bahagia perkawinannya dengan Nur. Coba sana minta pada Ny Aytul, minta waktu untuk berduaan dengan Nur, sampai kau mati, gak bakalan kau akan diizinkan untuk menggauli istrimu sendiri, Yigit!!!

Hingga sampai tiba waktunya kalian berdua berhak menikmati ‘yang seharusnya’ sebagai pasangan suami-istri, hhmmm... Bahagianyaaa.., melihat kalian berdua serasi, senada-seirama. Entah karena saking sudah lamanya tidak kepikiran bagaimana untuk akhirnya bisa melaksanakan kewajiban sekaligus menikmati haknya sebagai seorang suami, Yigit sampai harus ‘dipancing’ sang istri untuk akhirnya dia sadar, bahwa memang ini saatnya. Hahha... Lupa beneran atau pura-pura lupa. Yigit? Takut atau pura-pura takut?? Hahha... Ahh, Yigit... Saking dia mencintai Nur, saking dia tidak mau lebih banyak menyakiti sang istri, bahkan untuk menyentuh istrinya saja, dia seperti harus menunggu kesediaan dari Nur dulu. Dan seperti bisa membaca situasi, seusai pemanasan dengan ‘perang bantal’, sebaris pernyataan dari Nur, “aku telah memaafkanmu, Yigit...” , akhirnya melanjutkan cerita kebahagiaan bagi pasutri tersebut. Setelah sekian lama tertunda, setelah sekian waktu menahan di antara cinta, sakit hati, dan kesabaran, akhirnya malam-malam yang sebelumnya terasa hilang tanpa makna, malam itu seolah-olah mengganti dan menggenapi yang hilang dan hampa tanpa makna. Ikut bahagiaaaaaaa, Yigit-Nur.... Dan kalian pun harus bahagia juga. No offense!!!

Berganti dengan cerita pagi, sang suami ternyata seperti belum rela kehilangan malamnya yang semalam. Sang istri yang masih tertidur cantik di sebelahnya, tak putus ia pandangi terus-menerus. Mengiringi mata yang terpejam beranjak membuka dari sang istri, ucapan “selamat pagi” yang dilontarkan dengan seulas senyuman. Pun dari sang istri, berbalas dengan sapaan, “selamat pagi’ yang lembut  dan menggetarkan hati. Hhmmm... Tak lengkap rasanya, jika belaian di pipi ditinggalkan dari kebiasaan. Indah sekali pagi itu, semuanya berganti cerah ceria usai hujan lebat dan mati lampu semalaman. Seharusnya memang pemandangan seperti ini yang menjadi kisah mereka sehari-hari. Tidak seperti halnya sekarang yang malah menyerupai maling dan main kucing-kucingan hanya untuk bercinta dan menikmati waktu bersama suami atau istri sendiri.

Entah juga karena sudah terlampau tercuci otak dengan konsep ‘peri kemanusiaan ala-ala’, kebahagiaan yang sebenarnya bisa dirasakan sepuas-puasnya..selapang-lapangnya, justru akhirnya malah berasa seperti dosa yang yang tak termaafkan. Nur yang sebelumnya merasa bahagia dan nyaman berdekatan dengan suaminya, justru pada akhirnya malah seperti dikejar-kejar perasaaan bersalah dan ketakutan yang tiada henti. Mungkin Nur merasa bersalahnya karena dia yang seharusnya diserahi tugas untuk menjemput Mert, ech malah akhirnya terjebak asyik-masyuk dengan sang suami sendiri, xixixiii... Tenang, Nur... Mert aman dengan neneknya. Lagian kenapa kau takut, lihatlah itu yang di sebelahmu sedang menyetir Land Rover nya, hadddeh... Nie mobil kenapa cerita mogoknya mendadak berakhir ya  ketika tahu sang bos dan pasangannya sedang berbahagia?! Hahha.. Nurrrr, suamimu ingin kau terus ada di sampingnya ituuuuu... Kl perlu tidur di lengannya sampai sesuka hati, Yigit juga akan relaaaaaa setengah mati... Diih, Yigit... Polos banget ya nie laki-laki... Ajak istrimu putar-putar Istanbul lagi dunk... Biar Nur tidur di lenganmu juga akan lebih lama... Atau kl tidak, tambah semalam lagi menginap di hotelnya... Dasarrr... Yigit dong..dong... Takut lagi dengan ‘Tuhan Aytul’??! Hhheeiissstt...

Tambah sedih dan terharu karena ketika Nur terbangun dari tidurnya, dia mengatakan kepada Yigit yang kurang lebih menyiratkan, selamat datang kembali ke kehidupan nyata kita... Bermain ala suami-suamian atau berlagak jadi istri-istrian, diih, Nur... Sebegitu pengertian dan sabarnya dirimu menghadapi sikon pernikahanmu... Pintar-pintarlah kau menjaga dan mengatur hatimu, Nur... Karena kau tahu pasti, suamimu benar-benar tak bisa kau tinggalkan sendirian. Bertahan untuk dirinya, demi cinta kalian, dan biarlah untuk selanjutnya jadi urusan Tuhan. Yigitttttt, luangkan waktu lebih banyak untuk istrimu karena dialah yang sebenarnya segalanya sekarang. Urusan Iclal memang tak bisa kau hindarkan, tapi berharap kau paham untuk membedakan, mana cinta dan mana yang hanya rasa kasihan. Wujudkan kebahagiaan yang yang lebih nyata dan lebih lama untuk keluargamu. Happy Monday, AVers... Salam hangat.
 

Minggu, 20 Maret 2016

#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_62 Halo, AVers... Semoga hari Minggu nya menyenangkan ya bersama dengan keluarga dan orang-orang tercinta. Remahannya kembali hadir di edisi ‘flashback borongan’, hehhe.. Borongan karena yang mau dibahas ada di episode satu, lima, dan tujuh dari serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). 


Biarpun kesannya borongan, tapi sebenarnya itu hanya satu atau dua dari beberapa hal yang menyangkut tentang pribadi seorang Yigit Kozan. Belum bosan dunk membahas si seksi nan rupawan, suaminya Nur ini?! Wkwkwkwkkk... Apapun deh tentang dia, bahkan mungkin hanya sekadar bayangannya pun, bisa-bisa jadi sesuatu yang luar biasa untuk para AVers... Bahkan tentang kepribadiannya yang cenderung tertutup atau introvert, yang seakan-akan lebih percaya kepada lautan yang luas dan juga bengkel tuanya, ini juga jadi tanda tanya sekaligus keasyikan tersendiri untuk dibahas kemudian. Tanyakan kepada laut dan bengkel tua tentang arti kehidupan dan juga cinta sejati Yigit Kozan, selain Tuhan, hanya dua hal tersebut yang menyimpan segala rahasia terdalam seorang Yigit Kozan.

Lautan yang luas dan seakan tak bertepi, terkadang hanya tampak berriak-riak kecil, tapi seringkali gelombang yang besar juga memecah ketenangannya. Lautan yang seolah-olah dipayungi oleh langit yang juga tak berbatas, seperti halnya lambang untuk kesabaran serta harapan yang tak pernah berhenti. Harapan dan masa depan yang lebih baik dan lebih indah, setelah riak-riak serta gelombang kehidupan usai dilalui. Mungkinkah Yigit berpikiran seperti itu juga ketika dirinya menjadikan laut sebagai saksi beberapa kejadian penting dalam hidupnya? Yigit yang penyendiri dan Yigit yang tak pandai untuk mengungkapkan suasana yang sedang berkecamuk di dalam hati, dia hanya memercayai laut untuk membaca semua yang terjadi di dalam dirinya. Pun ketika dia punya Cahit yang bisa diajak untuk sesekali bertukar-pikiran, mengeluarkan segala uneg-uneg yang terjadi, tetapi tetap laut seolah-olah yang paling mengerti apa yang sedang dirasakannya. Yigit tak perlu bicara panjang-lebar kepada laut untuk segala keluh-kesahnya, dia hanya sesekali mengeluarkan teriakan, dan untuk selanjutnya laut dipersilahkan untuk membaca dirinya.


Sampai pada saatnya sang laut juga diperkenalkan kepada Nur oleh Yigit sebagai kekasih sejatinya. Andai laut itu bisa menuntut, “Kenapa tidak aku saja yang kau jadikan kekasih sejatimu?” “Bukankah selama ini aku yang rajin mendengarkan dan menemanimu?” Tetapi karena laut itu bijaksana, dia seolah-olah hanya bisa memberikan restunya pada Yigit untuk semua hal yang dipilih dari hatinya. Laut seperti tidak mau kehilangan kharismanya dan membiarkan Yigit melakukan apa saja kepada dirinya, asal Yigit bahagia. Termasuk ketika laut harus bersaing dengan kecantikan seorang Nur Demira. Hhmmm... Ingat ketika Yigit dan Nur baru jadian, laut juga menjadi salah satu destinasi kencan yang romantis untuk Yigit dan Nur. Hingga akhirnya tiba saat untuk melamar dan menikahi Nur, seakan-akan laut menjadi tumpuan kepercayaan Yigit untuk mengawal semua rahasianya. Laut yang tak pernah mengadili dan menghakimi, dan laut yang hanya diam serta mendengarkan, itulah mengapa Yigit akhirnya lebih memercayakan segalanya kepada sang laut. Laut yang tak akan banyak memaksakan kehendak dan membebani Yigit dengan berbagi tuntutan, seolah-olah menjadi tempat pelarian ternyaman, yang membuat Yigit akhirnya merasa sedikit tenang dan ringan menghadapi segala permasalahan.

Bahkan ketika masalah Cemal datang menghantui, lamaran tiba-tiba Haidar kepada istrinya, atau bahkan ketika Yigit beroleh pengakuan cinta yang setulusnya dari sang istri, seperti laut selalu disertakan Yigit dalam daftar ‘yang harus paling tahu’ tentang segala sesuatu yang terjadi pada dirinya. Entah apa yang diberikan dan dijanjikan laut kepada Yigit, hingga bisa sampai semalaman dia betah untuk duduk merenung sambil bersandar di perahu kecil yang setia menanti kedatangannya. Bahkan seperti laut bisa mengantarkan sebuah bisikan dan nasehat, ketika Yigit baru datang dengan sikon yang penuh kesakitan dan luka  , tapi begitu pulang seperti kesakitan dan luka yang ditanggunnya bisa beranjak luruh. Seperti pagi itu, ketika sebelumnya usai membentak istrinya mengenai kedatangan Cemal yang tiba-tiba dan mengaku sebagai kekasih dan suaminya Nur, setelah pulang dari laut, mendadak seolah-olah mata yang kemarin begitu terlihat menyorotkan kemarahan, pagi itu beranjak menjadi sendu-merindu ketika melihat sang istri sudah menantinya dengan penuh harap. Benarkah laut yang menasehati Yigit untuk tidak terlalu semena-mena dengan istrinya?? Bahkan sepertinya sang laut juga yang menyuruh Yigit untuk segera pulang menyelamatkan sang istri dari kebakaran yang disebabkan oleh Cemal. Inilah seperti perlambang cinta yang setulusnya. Cinta dari laut kepada Yigit, yang kemudian ditemukan Yigit dalam diri istrinya. Cinta yang hanya memikirkan yang terbaik untuk yang dicintai, tanpa memikirkan dirinya sendiri. 


Pun begitu pula dengan saat masalah Haidar datang, sepertinya kembali laut yang jadi tempat pelampiasan kemarahan Yigit kemudian. Berteriak dan selalu berteriak, itulah kiranya salah satu yang harus laut terima ketika Yigit mendatanginya. Berteriak, kemudian lanjut diam dan merenungi, dan laut tetap akan setia dalam pandangannya. Seperti itulah Yigit dengan lautnya. Bahkan Nur tidak boleh mencemburuinya untuk yang satu ini. Lalu benarkah hanya laut teman setia Yigit untuk mengawal kesedihan dan kebahagiaannya? Ketika seusai berbicara dan memberi ultimatum kepda Haidar, Yigit rupanya mengenalkan  yang selain laut sebagai tempat pelariannya. Ada sebuah bengkel tua yang di dalamnya juga terdapat beberapa koleksi mobil tua dengan peralatan bengkel yang lumayan lengkap. Bukan sekadar bengkel biasa, karena bengkel itu ternyata bagian dari sejarah masa lalu Yigit yang penuh dengan kemiskinan dan kerja keras. Bengkel yang menjadi saksi bagi Yigit dan juga Cahit betapa tidak enaknya menjadi orang miskin yang serba diremehkan dan dinistakan.

Kini, ketika segalanya sudah mulai berubah, semua menjadi lebih baik dari sebelumnya, bengkel itu senatiasa masih berada di tempatnya. Dulu mungkin Yigit hanya menjadi kacung di bengkel itu, tapi sekarang ketika dunia sudah dalam genggamannya, bengkel itu pun ikut berpindah status menjadi bengkel milik Yigit Kozan. Bengkel yang tak akan pernah dikomersilkan karena itu menyangkut bagian dari sejarah hidupnya yang tak akan banyak kata dan pura-pura ketika Yigit berlari masuk ke dalamnya. Bahkan Cahit, sang kakak juga sudah paham, kl bengkel tua tersebut menjadi salah satu ‘tempat persembunyian’ bagi Yigit ketika di dalam hatinya sedang berkecamuk masalah yang sedang memuncak. Yupz, bengkel tua dan laut, dua tempat yang seolah-olah paling nyaman karena keduanya menjanjikan ketenangan dan sisi-sisi melankolis dari seorang Yigit Kozan.

Yigit Kozan yang pemurung dan kaku, Yigit Kozan yang jauh dari kesan  ekspresif untuk menggambarkan suasana hatinya, dia butuh tempat dan hal-hal yang sama sekali tak menuntutnya untuk mendadak bisa berubah. Namun demikian, dalam diam yang menguasai seolah-olah tempat-tempat tersebut tetap bisa membaca segala isi hatinya, itulah mengapa laut dan bengkel tua itu menjadi pelarian Yigit yang terindah. Inginnya, setelah sang istri sudah diperkenalkan dengan sang laut, giliran bengkel tua itu yang akan dikenalkan kepada sang istri tercinta. Bukankan dia sudah menjadi belahan hatimu yang berhak tahu tentang semua masalahmu, Yigit? Biarkan Nur menjadi semakin memahamimu dari tempat-tempat yang kiranya itu menjadi salah satu dari kebahagiaanmu. Bukankah laut dan bengkel selalu menjadi bagian dari cerita indahmu ketika kau membayangkan tentang Nur dan mimpi-mimpi indah kalian berdua??! 



Halo, Nur... Ternyata memang tidak ada yang menjadi saingan beratmu. Kau, Mert, laut, atau juga bengkel tua itu, seperti halnya sesuatu yang benar-benar tidak bisa saling menggantikan. Semua hal tersebut seperti berjejalan di hati Yigit, tapi dijamin yang berjejalan itu tidak akan pernah saling menelikung satu sama lain. Yang berjejalan di hati itu justru akhirnya bersinergi dan saling mendukung. Dan mereka semua hanya satu alasan yaitu CINTA. Laut yang luas itu harapan, bengkel tua itu adalah bagian dari sejarah yang selalu menguatkan, Mert adalah masa depan, dan kau Nur... Kau adalah harapan, sang penguat, dan masa depan kebagiaan untuk Yigit sekarang dan selamanya. Doa yang terindah untuk kalian berdua. Aamiin. Have a special Sunday, AVers... Salam hangat.






18.17.00 Unknown
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_62 Halo, AVers... Semoga hari Minggu nya menyenangkan ya bersama dengan keluarga dan orang-orang tercinta. Remahannya kembali hadir di edisi ‘flashback borongan’, hehhe.. Borongan karena yang mau dibahas ada di episode satu, lima, dan tujuh dari serial drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). 


Biarpun kesannya borongan, tapi sebenarnya itu hanya satu atau dua dari beberapa hal yang menyangkut tentang pribadi seorang Yigit Kozan. Belum bosan dunk membahas si seksi nan rupawan, suaminya Nur ini?! Wkwkwkwkkk... Apapun deh tentang dia, bahkan mungkin hanya sekadar bayangannya pun, bisa-bisa jadi sesuatu yang luar biasa untuk para AVers... Bahkan tentang kepribadiannya yang cenderung tertutup atau introvert, yang seakan-akan lebih percaya kepada lautan yang luas dan juga bengkel tuanya, ini juga jadi tanda tanya sekaligus keasyikan tersendiri untuk dibahas kemudian. Tanyakan kepada laut dan bengkel tua tentang arti kehidupan dan juga cinta sejati Yigit Kozan, selain Tuhan, hanya dua hal tersebut yang menyimpan segala rahasia terdalam seorang Yigit Kozan.

Lautan yang luas dan seakan tak bertepi, terkadang hanya tampak berriak-riak kecil, tapi seringkali gelombang yang besar juga memecah ketenangannya. Lautan yang seolah-olah dipayungi oleh langit yang juga tak berbatas, seperti halnya lambang untuk kesabaran serta harapan yang tak pernah berhenti. Harapan dan masa depan yang lebih baik dan lebih indah, setelah riak-riak serta gelombang kehidupan usai dilalui. Mungkinkah Yigit berpikiran seperti itu juga ketika dirinya menjadikan laut sebagai saksi beberapa kejadian penting dalam hidupnya? Yigit yang penyendiri dan Yigit yang tak pandai untuk mengungkapkan suasana yang sedang berkecamuk di dalam hati, dia hanya memercayai laut untuk membaca semua yang terjadi di dalam dirinya. Pun ketika dia punya Cahit yang bisa diajak untuk sesekali bertukar-pikiran, mengeluarkan segala uneg-uneg yang terjadi, tetapi tetap laut seolah-olah yang paling mengerti apa yang sedang dirasakannya. Yigit tak perlu bicara panjang-lebar kepada laut untuk segala keluh-kesahnya, dia hanya sesekali mengeluarkan teriakan, dan untuk selanjutnya laut dipersilahkan untuk membaca dirinya.


Sampai pada saatnya sang laut juga diperkenalkan kepada Nur oleh Yigit sebagai kekasih sejatinya. Andai laut itu bisa menuntut, “Kenapa tidak aku saja yang kau jadikan kekasih sejatimu?” “Bukankah selama ini aku yang rajin mendengarkan dan menemanimu?” Tetapi karena laut itu bijaksana, dia seolah-olah hanya bisa memberikan restunya pada Yigit untuk semua hal yang dipilih dari hatinya. Laut seperti tidak mau kehilangan kharismanya dan membiarkan Yigit melakukan apa saja kepada dirinya, asal Yigit bahagia. Termasuk ketika laut harus bersaing dengan kecantikan seorang Nur Demira. Hhmmm... Ingat ketika Yigit dan Nur baru jadian, laut juga menjadi salah satu destinasi kencan yang romantis untuk Yigit dan Nur. Hingga akhirnya tiba saat untuk melamar dan menikahi Nur, seakan-akan laut menjadi tumpuan kepercayaan Yigit untuk mengawal semua rahasianya. Laut yang tak pernah mengadili dan menghakimi, dan laut yang hanya diam serta mendengarkan, itulah mengapa Yigit akhirnya lebih memercayakan segalanya kepada sang laut. Laut yang tak akan banyak memaksakan kehendak dan membebani Yigit dengan berbagi tuntutan, seolah-olah menjadi tempat pelarian ternyaman, yang membuat Yigit akhirnya merasa sedikit tenang dan ringan menghadapi segala permasalahan.

Bahkan ketika masalah Cemal datang menghantui, lamaran tiba-tiba Haidar kepada istrinya, atau bahkan ketika Yigit beroleh pengakuan cinta yang setulusnya dari sang istri, seperti laut selalu disertakan Yigit dalam daftar ‘yang harus paling tahu’ tentang segala sesuatu yang terjadi pada dirinya. Entah apa yang diberikan dan dijanjikan laut kepada Yigit, hingga bisa sampai semalaman dia betah untuk duduk merenung sambil bersandar di perahu kecil yang setia menanti kedatangannya. Bahkan seperti laut bisa mengantarkan sebuah bisikan dan nasehat, ketika Yigit baru datang dengan sikon yang penuh kesakitan dan luka  , tapi begitu pulang seperti kesakitan dan luka yang ditanggunnya bisa beranjak luruh. Seperti pagi itu, ketika sebelumnya usai membentak istrinya mengenai kedatangan Cemal yang tiba-tiba dan mengaku sebagai kekasih dan suaminya Nur, setelah pulang dari laut, mendadak seolah-olah mata yang kemarin begitu terlihat menyorotkan kemarahan, pagi itu beranjak menjadi sendu-merindu ketika melihat sang istri sudah menantinya dengan penuh harap. Benarkah laut yang menasehati Yigit untuk tidak terlalu semena-mena dengan istrinya?? Bahkan sepertinya sang laut juga yang menyuruh Yigit untuk segera pulang menyelamatkan sang istri dari kebakaran yang disebabkan oleh Cemal. Inilah seperti perlambang cinta yang setulusnya. Cinta dari laut kepada Yigit, yang kemudian ditemukan Yigit dalam diri istrinya. Cinta yang hanya memikirkan yang terbaik untuk yang dicintai, tanpa memikirkan dirinya sendiri. 


Pun begitu pula dengan saat masalah Haidar datang, sepertinya kembali laut yang jadi tempat pelampiasan kemarahan Yigit kemudian. Berteriak dan selalu berteriak, itulah kiranya salah satu yang harus laut terima ketika Yigit mendatanginya. Berteriak, kemudian lanjut diam dan merenungi, dan laut tetap akan setia dalam pandangannya. Seperti itulah Yigit dengan lautnya. Bahkan Nur tidak boleh mencemburuinya untuk yang satu ini. Lalu benarkah hanya laut teman setia Yigit untuk mengawal kesedihan dan kebahagiaannya? Ketika seusai berbicara dan memberi ultimatum kepda Haidar, Yigit rupanya mengenalkan  yang selain laut sebagai tempat pelariannya. Ada sebuah bengkel tua yang di dalamnya juga terdapat beberapa koleksi mobil tua dengan peralatan bengkel yang lumayan lengkap. Bukan sekadar bengkel biasa, karena bengkel itu ternyata bagian dari sejarah masa lalu Yigit yang penuh dengan kemiskinan dan kerja keras. Bengkel yang menjadi saksi bagi Yigit dan juga Cahit betapa tidak enaknya menjadi orang miskin yang serba diremehkan dan dinistakan.

Kini, ketika segalanya sudah mulai berubah, semua menjadi lebih baik dari sebelumnya, bengkel itu senatiasa masih berada di tempatnya. Dulu mungkin Yigit hanya menjadi kacung di bengkel itu, tapi sekarang ketika dunia sudah dalam genggamannya, bengkel itu pun ikut berpindah status menjadi bengkel milik Yigit Kozan. Bengkel yang tak akan pernah dikomersilkan karena itu menyangkut bagian dari sejarah hidupnya yang tak akan banyak kata dan pura-pura ketika Yigit berlari masuk ke dalamnya. Bahkan Cahit, sang kakak juga sudah paham, kl bengkel tua tersebut menjadi salah satu ‘tempat persembunyian’ bagi Yigit ketika di dalam hatinya sedang berkecamuk masalah yang sedang memuncak. Yupz, bengkel tua dan laut, dua tempat yang seolah-olah paling nyaman karena keduanya menjanjikan ketenangan dan sisi-sisi melankolis dari seorang Yigit Kozan.

Yigit Kozan yang pemurung dan kaku, Yigit Kozan yang jauh dari kesan  ekspresif untuk menggambarkan suasana hatinya, dia butuh tempat dan hal-hal yang sama sekali tak menuntutnya untuk mendadak bisa berubah. Namun demikian, dalam diam yang menguasai seolah-olah tempat-tempat tersebut tetap bisa membaca segala isi hatinya, itulah mengapa laut dan bengkel tua itu menjadi pelarian Yigit yang terindah. Inginnya, setelah sang istri sudah diperkenalkan dengan sang laut, giliran bengkel tua itu yang akan dikenalkan kepada sang istri tercinta. Bukankan dia sudah menjadi belahan hatimu yang berhak tahu tentang semua masalahmu, Yigit? Biarkan Nur menjadi semakin memahamimu dari tempat-tempat yang kiranya itu menjadi salah satu dari kebahagiaanmu. Bukankah laut dan bengkel selalu menjadi bagian dari cerita indahmu ketika kau membayangkan tentang Nur dan mimpi-mimpi indah kalian berdua??! 



Halo, Nur... Ternyata memang tidak ada yang menjadi saingan beratmu. Kau, Mert, laut, atau juga bengkel tua itu, seperti halnya sesuatu yang benar-benar tidak bisa saling menggantikan. Semua hal tersebut seperti berjejalan di hati Yigit, tapi dijamin yang berjejalan itu tidak akan pernah saling menelikung satu sama lain. Yang berjejalan di hati itu justru akhirnya bersinergi dan saling mendukung. Dan mereka semua hanya satu alasan yaitu CINTA. Laut yang luas itu harapan, bengkel tua itu adalah bagian dari sejarah yang selalu menguatkan, Mert adalah masa depan, dan kau Nur... Kau adalah harapan, sang penguat, dan masa depan kebagiaan untuk Yigit sekarang dan selamanya. Doa yang terindah untuk kalian berdua. Aamiin. Have a special Sunday, AVers... Salam hangat.