PANGAKO SA'YO (THIS I PROMISE YOU.) Review Episode 9 Tayang Selasa, 29 November 2016

#AW_Rekonsiliasi_ReviewPangakoSayo_9 Bahagia... Melihat Angelo akhirnya bisa berbaikan dgn Yna... Makin bahagia setelahnya ktk melihat Eduardo akhirnya bisa memeluk serta merangkul bangga Angelo... Setelah sekian lama, saling benci, tak peduli, dan memendam kekecewaan sendiri-sendiri, tp kini semuanya berangsur mencair sekaligus beranjak menghangat cinta dan kasih sayang antara ayah dan anak tsb. Kebanggaan akhirnya bisa dirasakan seiring kata yg telah terucap di bibir... Sebuah tantangan untuk Angelo dari sang ayah akhirnya terselesaikan jg... Lewat campur tangan Yna, Angelo pun kini tahu rahasia memasak yg sempurna... Memasak yg kata Yna jgn hny terpaku pd ukuran bumbu, tp gunakan rasa dan hatimu... Setuju, Yna... Kiranya hal itu jg yg membuat Angelo semakin tdk tahan untuk menahan perasaannya lebih lama... Hahha... Angelo.. Maaf, sptnya bbrp kali kau mencoba untuk berbicara dgn Yna, saat itu jg pasti ada saja yg menggagalkannya... Sabar... Cinta yg mendalam tidak perlu buru-buru... Pun senyum Yna sdh terlihat semakin tulus untukmu, bukan berarti Cupid sudah mendukungmu, hehhe.. Bukankah Tuhan yg paling tahu, kpn baiknya kau akan merasakan bahagia?! Sesungguhnya selain David mjd pesaingmu, di sekelilingmu masih membutuhkan tanggung jawab dan kedewasaanmu. OK lah untuk urusan David, sebagaimana layaknya laki2 yg tengah dilanda asmara, bersainglah scr gentleman dgn David. Ssssssttttt... Begini sy menggambarkannya, Angelo... Perempuan baik2 spt Yna biasanya justru menyukai laki2 tipe bad boy, hahahaaa... Krn yg bad boy dan tampak memberontak, itulah yg seksi dan menantang:p Bukan.., bukan sy tak suka David... Tp kl Yna dengan David berasa laut yg tenang, tanpa deburan ombak dan gelombang yg 'ramai' dan penuh tantangan, xixixiii... Jadi Yna, putuskanlah baik-baik... Angelo atau David... Yg penting dan utama, hrs berdasarkan cinta... Jangan ulangi fatalnya petaka Eduardo dan Claudia... Eduardo yg idealis dan berkharisma, terpaksa mjd berantakan dan terombang-ambing krn terjebak di samping seorang istri yg serakah dan tak tahu dihormati. Istri yg mulai ketakutan dan tak masuk akal krn ternyata 'cinta lama' sang suami mulai muncul dan menampakkan diri, bersiap bertatap muka serta menabuh genderang perang. Amor !!! Akhirnya kau muncul jg. Meski hny sekilas, tp matamu tak jua bisa menipu, bahwa rasa sakit dan dendam di masa lalu belum sama sekali hilang dari pikirmu. Hny bedanya, kau skr tampak begitu elegan dan berkuasa. Sedangkan Ny Claudia??! Hahha... Seperangkat perhiasan emas yg repot2 ia pesan sbg tanda kehormatannya, sebaliknya bagi Amor semua perhiasan emas itu justru bagai sampah tak berguna. Hadddeh... Mendadak ingin jadi pemulung saiya, hahahaaa... Berharap bisa memulung perhiasan2 mahal yg dibuang oleh Amor di TPA:p Plaaaaakkk!!! Hahha... Oy, ada apa ya dgn Diego dan Lourdes, teman perempuannya? Duh, Diego... Kirain kau sudah menikah... Ech, ternyata... Lourdes yg sll ketakutan dgn nama belakangnya... Hhmmm... Adakah kau mpy urusan dgn Amor dan masa lalunya?! Just wait and see... Pokoknya hari ini intinya perdamaian dan bahagia saja... Bahagia untuk Yna dan Angelo, juga Eduardo dan Amor... Eeiittsss, jgn lupakan juga bahagia krn melihat Claudia yg sudah mulai kehilangan cara untuk memertahankan eksistensinya... Mr P... Spt Tuhan saja dia bagi Claudia... Berpikir bisa dengan gampang membelokkan Eduardo mnj ke kursi senator, tp ternyata sang suami pny agenda tersendiri di balik keinginannya untuk kembali mencalonkan diri sbg gubernur. Selain ingin memerangi sgl tirani, sy yakin ada faktor Amor yg kuat melatarbelakani knp Eduardo bersikeras ingin tetap melayani warganya... Mungkin layaknya 'penebusan dosa' gitu deh, hehhe... Namun satu yg perlu digaribawahi, Eduardo pun ingin terlihat membanggakan di hadapan Angelo dan Lya. Bukan hny seorang ayah yg pecundang, pemabuk, dan punya banyak perempuan simpanan. Yuhuuuuuu... Sampai besok ya;)

Categories: Daniel Padilla, drama, filipina, Kathryn Bernardo, pangako_sa'yo, philliphines, remahan yang tercecer, Resensi, Review, teleserye