#sinopsis_cansuhazal2_eps3
#paramparca2_bolum32part2
Tayang: Rabu, 22 Juni 2016
0leh : Anies Widiyarti. Bersama Debby Arin Anggraini, Anisa Puji Rahayu, Indrie Puspita, Intan Hapsari.
*Selepas dibebaskan dari penjara, Ozan berada di kantor ayahnya untuk menjelaskan duduk permasalahan sebenarnya. Dengan ditemani Yildirim, Cihan mendengarkan semua penjelasan dari anaknya tersebut.
*Sementara itu di kediaman Gurpinar, pasca ribut-ribut ketika Gulseren dicegah pergi oleh Cihan dan Cansu, Gulseren dan Cansu sedang bicara berdua di dalam kamar. Pasangan ibu dan anak ini terlihat sangat serasi, nyaman, dan saling menenangkan satu sama lain.
*Balik ke kantor Cihan, Ozan menjelaskan kepada ayahnya dan juga Yildirim kronologis peristiwa sebelum akhirnya dia ditangkap dengan tuduhan membawa narkoba sewaktu di diskotik. Di tengah-tengah pembicaraan, Yildirim dan Cihan mencoba menyinggung sekaligus menghubung-hubungkan antara masalah penjebakan Ozan dengan peristiwa meledaknya bom di garasi rumah Cihan. Ozan yang tidak tahu apa-apa merasa terkejut sekaligus bingung dengan kabar yang disinggung oleh ayahnya dan juga Yildirim.
*Rahmi baru saja pulang ke rumah dan merasa bingung dengan keramaian di sekitar kediaman Gurpinar. Rahmi kemudian bertanya kepada Mustafa, salah satu staf keamanan yang sedang bertugas, tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi.
*Alper dan Soulmas datang mengunjungi Dilara dengan bergaya sok ikut prihatin dengan musibah yang telah terjadi di kediaman Gurpinar. Mereka berdua sempat bertemu dengan Gulseren yang secara kebetulan tengah berjalan di ruang depan.
*Cihan mengantar Ozan pulang ke rumah. Cihan juga masih sempat bertemu denagn Alper dan Soulmas. Sementara ayahnya berbincang dengan Alper dan Soulmas, Ozan langsung masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Dilara di ruang depan. Setelahnya, Ozan pergi menemui Hazal di kamarnya. Di sinilah Ozan bertemu dengan Gulseren. Tak ada sepatah katapun yang terucap, bahkan Gulseren justru merasa sangat rikuh ketika bertatap muka dengan sulung dari Cihan dan Dilara tersebut.
*Ozan kembali ke ruang tv untuk berbicara dengan Dilara. Di antara pembicaraan tersebut, mereka berdua menyinggung-nyinggung tentang Gulseren dan keberadaannya di rumah megah itu.
*Chandan sedang sibuk mempersiapkan kedatangan Harun di Istanbul. Hhmmm... Siapa itu Harun? Kita lihat saja nanti ya, hahha... Chandan menyuruh beberapa staf rumah tangga untuk membersihkan dan membereskan sebuah ruangan. Mungkin ini nanti bakal dipakai jadi tempat tinggalnya si Harun itu...
*Rahmi kembali menemui temannya, melanjutkan pembicaraan sebelumnya tentang tanggungan-tanggungan Rahmi selama masih berada di Rusia dan Ukraina.
*Cihan berbicara dengan Azmi, menanyakan tentang Rahmi. Tak lama kemudian, Cihan menelpon ayahnya tersebut. Rahmi yang sedang serius berbicara dengan temannya menjadi tampak sedikit gugup ketika mengangkat telpon dari Cihan.
*Keriman, Nuray, dan Engin berada di rumah sakit untuk menemani Oskan yang sedang menjalani operasi. Selesai operasi, Nuray masuk ke ruangan ICU menemui Oskan, sambil membawa anaknya yang masih bayi. Eeeaalllah... Malah Keriman main nylonong saja, ikut-ikutan masuk ke ruangan ICU. Karena kehebohan Keriman juga, akhirnya perawat menyuruh Nuray dan Keriman keluar dari ruangan ICU dan hanya diperbolehkan melihat Oskan dari balik kaca. Akan tetapi, Oskan meminta kepada perawat untuk membawa anaknya masuk kembali ke ruangan ICU. Ya elllah, si botak... Bisa nangis terharu juga eeuuyyy... Melihat anaknya yang sedang dalam gendongan sang perawat.
*Di kediaman Gurpinar, Gulseren sedang berada di kamar Hazal untuk membantu menjalin rambut anak perempuannya tersebut. Hhmmm... Pemandangan yang sederhana, tapi tetap terlihat manis dan mengesankan. Coba, apa pernah Dilara melakukan itu kepada Cansu atau juga Hazal??! Tak lama setelah Gulseren selesai dengan jalinan rambut Hazal, Emine masuk ke kamar mereka untuk memberitahukan bahwa Gulseren dan Hazal sudah ditunggu oleh Cihan di ruang keluarga.
*Ternyata Cihan bermaksud untuk membicarakan tentang kejadian mencekam yang telah terjadi di rumah itu bersama dengan seluruh anggota keluarga. Gulseren yang semula tampak hanya berdiri di belakang kursi roda Hazal, dipaksa Cihan untuk duduk seperti halnya yang lain. Sepintas Dilara dengan lirikannya, terlihat tidak suka dengan ikutnya Gulseren di pertemuan keluarga malam itu. Selain Dilara, Ozan rupanya juga merasa tidak nyaman dengan kehadiran Gulseren. Ingatannya justru kembali kepada sewaktu dia dan Dilara membicarakan Gulseren di siangnya. Dilara akhirya meninggalkan ruangan itu sebagai tanda bahwa ia tidak sependapat dengan semua yang dikatakan Cihan. Menyusul kemudian Ozan yang meninggalkan ruang keluarga tersebut.
*Cihan akhirnya menyusul Dilara ke kamar. Mereka rupanya masih melanjutkan perdebatan tentang Gulseren . Berdua itu, hhheeiissstt... Saling kekeuh dengan pendiriannya sendiri-sendiri...
*Di rumah sakit, Oskan menyuruh Engin untuk memanggil Nuray dan bayinya agar menemuinya di ruangan ICU. Lagi-lagi... Keriman tiba-tiba datang untuk menyela dan menghantui, wkwkwkwkwkwkkk...
*Cihan dan Rahmi melakukan pembicaraan di ruangan kerja Cihan. Pasangan ayah dan anak ini sepertinya memang ditakdirkan untuk saling tidak akur satu sama lain. Dasarnya Rahmi sebagai orang tua tidak bisa memposisikan dirinya sebagaimana mestinya sebagai orang tua yang baik kepada Cihan, makanya setiap kali mereka terlibat pembicaraan selalu berakhir dengan lebih banyak ricuhnya, hhhuufft... Seperti juga pembicaraan malam itu di ruang kerja, perselisihan antara Cihan dan ayahnya tak bisa terelakkan lagi. Bahkan secara tidak sengaja, Dilara pun kebagian juga suara-suara keras dari ruang kerja suaminya tersebut. Dilara akhirnya memutuskan untuk masuk dan bermaksud untuk menengahi. Dilara yang cenderung berpihak kepada sang ayah mertua, justru akhirnya ikut kebagian bentakan dari Cihan.
*Selepas berselisih paham dengan ayah dan istrinya, Cihan menemui Cansu di kamarnya. Gadis manis yang tengah gundah-gulana sambil duduk di dekat jendela kamarnya itu akhirnya mendapat pelukan hangat lagi berikut kalimat-kalimat menyejukkan hati dari sang ayah. Selalu suka ketika Cihan memanggil dua putrinya dengan sebutan, “guzel kisim” atau juga “janem benim”... Iiih..iihh... Mendadak ingin jadi Cansu saja, alih-alih ngidam pengen jadi Gulseren, wkwkwkwkwkwkkk..
*Sementara Cihan bersama Cansu, di kamar lainnya, Hazal sedang dipijat kakinya oleh Gulseren, sambil terus saling bicara.
*Ketika Gulseren sudah meninggalkan kamar, Hazal mencoba untuk berdiri dari kursi rodanya, berusaha berjalan sendiri sebisanya. Dan kejutannya, Hazal ternyata sudah bisa berdiri sendiri, walaupun belum sempurna benar. Pijatan tangan Gulseren di kaki Hazal sepertinya membawa efek yang luar biasa ya, hehhe..
*Di dapur, Gulseren sedang mencari makanan/buah di kulkas untuk diberikan kepada Hazal. Emine yang kebetulan melihat Gulseren, turut membantu. Diam-diam Dilara mengamati dan mendengarkan pembicaraan antara Emine dan Gulseren. Raut wajah tidak suka ditunjukkan Dilara ketika melihat Gulseren masih saja berkeliaran di rumahnya, wwweew...
*Cihan dan Dilara di kamarnya sendiri-sendiri seperti sedang tenggelam dalam lamunan mereka. Ozan sempat datang menghampiri ibunya di kamar untuk sekadar menenangkan dan memberikan semangat kepada Dilara.
*Gulseren yang sedang tidur di samping Hazal, begitu terkejut dengan kehadiran Cihan yang tiba-tiba ke kamar Hazal. Duh, ini dia yang selalu sukses bikin saiya baperrr... Pandangan mata dalam diam antara Cihan dan Gulseren dan juga sekadar sentuhan lembut di tangan Gulseren dari Cihan... Berasa yang lembut dan simpel tersebut, berdampak selangit dan menentramkan jiwa, uuuuuggghhh...
*Chandan menjemput Harun di bandara. Di scene ini, jangan lewatkan untuk mendengar musik ilustrasinya yang keren dan seolah-olah ikut mendukung suasana yang dimaksudkan, hehhe...
Harun dan Chandan akhirnya berteu dan meneruskan perjalanan mereka dengan Range Rover hitam mengkilat.
*Pagi di kediaman Gurpinar, Emine menyapa Gulseren dan Hazal di kamar.
*Keriman si tukang makan, sedang menunggui Oskan di samping tempat tidur sambil mulut yang tak lepas untuk mengunyah bermacam-macam makanan yang ada di hadapannya. Tak lama kemudian, Nuray datang menyusul ke kamar membawa serta bayinya. Ketika perawat datanag untuk menyampaikan sesuatu, Keriman, Nuray, dan Oskan tampak sedikit kebingungan, lalu berubah panik, dan akhirnya kaget kemudian, wkwkwkwkkk... Entah apa yang mereka omongkan... Mungkin perawat menyinggung soal tagihan rumah sakit, hahha...
*Di ruang makan keluarga Gurpinar, Ozan dan Dilara sedang bersiap-siap untuk sarapan. Kembali ibu dan anak ini membicarakan tentang Gulseren.
*Ketika sang istri sedang bersiap untuk sarapan, Cihan justru di ruangan kerjanya sedang serius bersama Yildirim membaca koran terbaru yang memuat berita tentang kejadian mencekam yang terjadi kemarin di rumahnya. Ozan sempat datang menyusul ke ruangan kerja ayahnya.
*Sesaat setelah meakukan pembicaraan dengan Yildirim, Cihan bergegas menuju ke ruang makan untuk sarapan. Yildirim menyempatkan untuk menyapa semua yang di ruang makan. Sempat ditawari Dilara untuk sekaliyan ikut sarapan, namun Yildirim menolaknya dan memilih untuk segera pamit undur diri.
*Di meja makan, Dilara sepertinya kembali menyulut perselisihan, hingga akhirnya Cansu memilih untuk meninggalkan meja makan, bahkan sebelum gadis itu menyantap sarapannya. Cihan pun ikut-ikutan kesal dengan sikon yang baru saja terjadi tadi. Lain halnya dengan Hazal... Gadis berparas culas tersebut justru seolah-olah menambah keruh suasana dengan umpatan-umpatannya. Hhhhhhhh...
*Cihan menelpon Ozan yang sedang santai sambil jogging di tepian Bosphorus.
*Dilara meenghampiri Cansu di kamarnya untuk berusaha menenangkan sekaligus menetralkan suasana, selepas yang tidak menyenangkan tadi di meja makan. Tapi Cansu sudah terlanjur kecewa dengan sikap Dilara. Perdebatan kembali terjadi antara Cansu dan Dilara dan lagi-lagi Gulseren lah yang menjadi isu utamanya. Sampai akhirnya Cansu nekad untuk mengusir Dilara dari kamarnya.
*Keriman datang menemui Chandan di kantornya untuk membicarakan masalah Oskan. Chandan kemudian memberikan selembar kertas kepada Keriman. Apa itu isi lembaran kertasnya? Ntar tonton saja sendiri, hehhe..
*Dilara kembali bertemu dengan Gulseren yang sedang merapikan kamar Hazal. Kali ini Dilara rupanya lebih sibuk dengan pembicaraannya di telpon daripada memulai perdebatan lagi dengan Gulseren. Tapi teteup... Tatapan mata Dilara yang tajam kepada Gulseren, sudah mewakilkan segala kebencian yang ada, eeeyyyaaa...
*Justru yang sedang terlibat pertengkaran adalah Cansu dan Hazal. Hazal yang tiba-tiba muncul dengan kursi rodanya ketika Cansu sedang menelpon dan terdengar menyebutkan nama Hazal, langsung saja menyerang Cansu dengan kalimat-kalimat pedasnya. Gadis berambut pirang ini memang selalu ribet dengan prasangka-prasangka jeleknya berikut watak emosionalnya yang ngeselin. Hhhaah... Pertengkaran itu akhirnya mereda ketika Dilara datang untuk melerai kedua putrinya. Seperti biasa, sang drama queen kembali menunjukkan kebolehannya... Akting..akting... Seolah-olah dia sudah berusaha manis di hadapan Cansu hingga akhirnya justru Cansu yang terlihat ‘setan’ di hadapan Dilara. Pada akhirnya, Cansu memilih untuk meninggalkan Dilara dan Hazal berdua saja di ruang keluarga.
NEXT: Harun menelpon Cihan.
Rabu, 22 Juni 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar