\

Kamis, 07 April 2016

Posted by Unknown on 18.12.00 No comments
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_73 Halo, Kamis... Edisi remahan hadir kembali, AVers... Sehat yaaa untuk semuanya,,... Kilas-balik kali ini akan merangkum scene-scene yang ada di episode sepuluh, sebelas, dan delapan belas dari serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Tapi, jangan keburu terbayang ‘too much’ nya dulu lho ya, hehhe.. Kelihatannya saja tiga episode, tapi sebenarnya hal tersebut hanya seperti halnya nukilan yang terlihat remah-remah alias kecil-kecil alias sepele-sepele, dan tidak penting, wkwkwkwkwkk... Ech, tidak penting bagi siapa dulu, kl bagi saya ya tetep saya penting-pentingkan... Namanya juga baperrr, hahahaaa... Entah kenapa kl membicarakan drama AV/ANDD salah satu hal yang menjadi identik adalah cerita tentang ‘sembunyi-sembunyi’. Dari mulai pernikahan, ‘sandiwara  cinta’, bahkan kencan dan bercinta saja kesannya juga harus sembunyi-sembunyi dan sifatnya sangat dirahasiakan, hahahaaa.. Ech, kl masalah bercinta atau kencan memang konteksnya harus sembunyi-sembunyi kali yaaa... Lha kl diumbar, ntar jadi adegan atau momen kurang etis dunk bagi khalayak, wkwkwkwkwkkk... Tapi itulah salah satu intrik dan greget dari serial drama Turki kesayangan ini... Yang sembunyi-sembunyi, itulah yang di hati dan sejati, cieeeee... Oleh karena itu, kilas balik di edisi remahan kali ini ingin mencoba merangkaikan momen-momen yang erat kaitannya dengan yang sembunyi-sembunyi dan rahasia. Hhmmm... Pokoknya kl sudah menyebut sembunyi dan rahasia, Yigit dan Nur salah satu yang paling handal melakukannya. Yuk mariii...


Pernikahan yang ketika itu dibayangkan oleh Nur tidak akan disembunyikan untuk rentang waktu yang lama, kecuali saat ijab qobulnya yang memang bisa dibilang sangat private dan tidak melibatkan keluarga besar dari Yigit dan Nur. Tapi dalam perkembangannya ternyata menjadi sangat disembunyikan dan rahasia karena Yigit masih menyembunyikan kenyataan di hadapan Nur, kl sang mantan istri masih hidup dan sekarang sedang koma, serta mulai beranjak sadar tepat di hari pernikahannya dengan Nur. Melihat kondisi kesehatan sang mantan istri yang masih sangat rentan, boro-boro Yigit ingin mengabarkan perceraiannya kepada sang mantan istri dan memberitahukan bahwa ia telah menikah kembali dengan gadis pilihannya sendiri, bahkan untuk menghadapi kemarahan dari istri barunya kala itu Yigit merasa begitu kewalahan dan memprihatinkan. Antara perasaan cinta dan rasa bersalah yang mendalam, Yigit memang memutuskan untuk tetap memertahankan Nur di sisinya. Jangan ditanya bagaimana Yigit menghadapi perlawanan dari sang istri, luar biasa berat dan menguji kesabaran. Nur yang kala itu masih dikuasai kemarahan dan sakit hati, seringkali terlihat emosional karena ingin segera diceraikan dari sang suami. Tak jua bisa disalahkan, toh Nur memang dibohongi oleh Yigit. Tapi lagi-lagi cinta yang menyelamatkan segalanya. Ribut-ribut, selisih paham, saling meragukan satu sama lain, cemburu, sakit hati, itulah yang akan jadi bagian kisah perjalanan pernikahan dan rumah tangga sembunyi-sembunyi ini. Very..very secret!!!

Semenjak pernikahan yang sembunyi-sembunyi itulah segala sesuatunya seolah-olah berjalan layaknya ‘sandiwara cinta’ dan juga serba rahasia. Bahkan dari laci di meja kerja Yigit yang ada di rumah pun seperti menyimpan banyak cerita tentang rahasia itu sendiri. ‘Laci Nur’ (senggol Mb Anisa Puji Rahayu) mungkin itulah sebutan yang paling pas untuk laci yang menyimpan banyak rahasia besar tentang Yigit dan Nur. Semua berasa ditumpuk dan disimpan di dalam laci keramat tersebut, mulai dari buku nikah, foto-foto pernikahan, cincin berlian satu karat yang dibuang oleh Nur keesokan harinya setelah mengetahui kenyataan kl Iclal masih hidup, bahkan sampai nanti buku harian Nur pun, disimpan rapi oleh Yigit di dalam laci tersebut. Coba kl Iclal lebih pintar dan nranyak sedikit saja,  seperti halnya Elmas dan juga Nazan, pasti pernikahan Yigit dan Nur akan lebih cepat diketahuinya. Wkwkwkwkwkkk... Tapi laci itu memang seperti setia dengan tuannya... Setia menampung segala rahasia hati, sementara sang istri yang begitu dicintai belum bisa ia rengkuh seutuhnya. Laci yang ketika ia merasa tengah gundah-gulana dengan sang istri, seperti jadi obat yang kembali menguatkan jiwa. Bagaimana tidak, ketika membuka laci kemudian mengambil dan melihat  beberapa lembar foto kenanagn pernikahan yang ada di dalamnya, memegang cincin yang dulu dibuang oleh sang istri, memastikan buku nikah masih tetap utuh di dalam sana, rasanya seperti kembali meyakinkan, kl pernikahannya dengan Nur memang benar adanya dan tidak bisa dipisahkan oleh sekadar ‘sandiwara cinta’. Pun ketika hubungan dengan sang istri sudah beranjak kuat, laci itu juga senantiasa masih setia dengan Yigit. Meskipun sang laci sempat ‘berkhianat’ kepada Elmas dan Nazan, tapi secara garis besar ‘Laci Nur’ itu tetap menjadi milik tuannya, untuk menjaga kenangan-kenangan berharga bersama yang tercinta.



Lalu apa lagi tentang kisah ‘sembunyi-sembunyi’ yang lainnya?? Hhmmm... Namanya juga pasutri yang sedang berahasia, tapi karena Yigit dan Nur makin menikmati serta menyadari sikonnya, berasa bagi mereka, ya jalani saja dulu apa adanya... Meski melelahkan dan penuh pengorbanan, lha mau bagaimana lagi?!  Mereka sedang menjalani proses untuk menjadi yang kuat dan diberkahi. Termasuk ketika Nur ingin menemuai suaminya, pasca bulan madu yang tertunda saat itu. Yigit yang seusai bulan madu malah tidak kunjung pulang ke rumah, terpaksa harus membuat Nur menunggu semalaman. Yigit yang ketika itu masih disibukkan masalah sabotase perusahaannya, membuat Nur mau tidak mau khawatir dan nekad mendatangi kantor suaminya untuk bertemu dan memastikan kondisi suaminya baik-baik saja. Ceileeee... Kiranya hal tersebut, saat itu jadi keputusan yang tepat karena Yigit begitu bahagia melihat Nur mendatangi kantornya. Pelukan selamat datang bercampur rindu yang benar-benar hangat dan melegakan. Saling berbincang dekat, mengungkapkan cinta, kepedulian, dan kekhawatiran terhadap pasangan, sambil minum secangkir kopi yang belum  pernah dilakukan selama mereka menikah akhirnya justru terlaksana di saat-saat yang terduga. Sukaaaaa!!! Menjadi berubah ribet, ketika Iclal tiba-tiba datang juga ke kantor Yigit. Diih, inilah perihnya ketika sembunyi-sembunyi. Nur sebagai ‘yang sah’ justru terpaksa disuruh sembunyi oleh sang suami di ruangan pribadi yang ada di sisi ruangan kerja Yigit. Sementara Nur sudah masuk persembunyian, lhaaa ternyata masih ada tasnya ketinggalan di kursi.. Hiyaaaaa... Inilah saking baperrr nya saya, bahkan ketika adegan Yigit melepas jasnya, kemudian beranjak melempar jasnya ke kursi, persis di atas tas Nur supaya tidak terlihat oleh Iclal, berasa seksi sekali!!! Terlihat gesit dan cekatan sekali Yigit menutupi tas Nur. Hahahaaa...



Pun ketika Nur menyuruh Yigit menyimpan buku harian miliknya. Sebelum akhirnya buku harian itu ikut tersimpan rapi di dalam ‘Laci Nur’, proses sembunyi-sembunyiannya juga terbilang unik. Andai Ny Aytul kala itu tidak mendadak masuk ke kamar Nur ketika Yigit dan Nur tengah berduaan usai peristiwa kecelakaan, pasti Yigit juga tidak akan dengan sebegitunya melakukan gerakan gesit untuk kesekian kalinya, menaruh buku harian sang istri di balik punggungnya, xixixiii... Lagi-lagi, momen menyembunyikan yang bikin baperrr,  hahahaaa...Tapi kl tidak disembunyikan di punggung mau di mana lagi ya, Yigit ya... Saat itu memang serba cepat dan tak terduga, yang penting buku harian tidak terlihat dulu oleh sang bibi kala itu. Kiranya nanti buku hariannya nyaris akan ketahuan lagi, ya itu untuk urusan dan taktik menyembunyikan berikutnya saja.

Taktik menyembunyikan yang sebenarnya sudah setengah kecolongan juga karena Nazan ternyata berhasil menyobek salah satu halamannya untuk kemudian dibaca oleh Iclal. Tapi untuk Yigit, selain itu amanah, buku harian sang istri ternyata telah berkembang menjadi obat dan malaikat penjaga hatinya yang sangat ‘sakral’. Seperti halnya pernikahannya dengan Nur yang senantiasa ia rahasiakan, keberadaan buku harian itu memang sangat ia jaga. Terbayang dunk seandainya Elmas atau Nazan ketahuan Yigit telah ‘merongrong’ buku harian istrinya, bukan tak mungkin keduanya akan kembali terusir dari rumah perkebunan Kozan dan  tidak akan balik lagi. Tapi karena belum ketahuan, ya sudah... Anggap saja untuk sementara lolos dari marabahaya, Elmas..Nazan, wkwkwkwkwkkk... Maka kemudian, ketika Yigit tengah sibuk membaca buku harian Nur di ruangan kerjanya seusai pertengkaran mereka di lokasi syuting iklannya Nur, dan tiba-tiba Iclal masuk ke ruangan tersebut saat Yigit baru usai mengirimkan sebuah pesan kepada Nur via smartphone nya, Yigit antara kaget yang terpecah... Antara gugup melihat kedatangan Iclal dan khawatir karena buku harian Nur masih tergeletak secara jelas di atas meja. Kl Iclal matanya jelalatan sedikit saja, pasti bakal  ketahuan juga buku harian Nur itu. Tapi tenang, Nur... Suamimu masih gesit dan cekatan seperti biasanya, hahha... Yigit langsung beranjak mengambil map berkas kerja dan bergaya seolah-olah map itu dilemparkan ke atas meja... Dan memang iya, dilemparkan ke meja, tepat di atas buku harianmu,Nur... Buku harian sudah tercover sempurna oleh map berkas kerja dan Yigit bisa tenang melanjutkan basa-basinya yang membosankan bersama Iclal. Aman, Nurrrr!!!

Ya sudah, inilah cerita remeh-temeh sembunyi-sembunyi itu. Remeh-temeh yang selalu jadi yang ‘sesuatu’ berkat Nur dan Yigit yang makin paham untuk mengikuti intrik dan greget mereka dalam menjalani pernikahan yang untuk sementara masih dirahasiakan untuk beberapa pihak tertentu. Semoga kelak yang sembunyi-sembunyi ini jadi bagian kenangan yang berharga ketika Yigit dan Nur sudah beranjak mapan dengan kisah pernikahan dan rumah tangga mereka. Bisa juga jadi bahan cerita yang lucu kepada anak-cucu nantinya Yigit..Nur. Semoga selalu abadi dan bahagia yaaaa... Happy Thursday, AVers... Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar