Mungkin Ny Aytul kala itu berpikir tidak ada salahnya membuat suatu ‘permainan panas’ untuk kembali menyatukan Iclal dan Yigit. Permainan yang sangat licik, tidak pantas, dan sangat rendah untuk dipikirkan oleh seorang ibu yang katanya sangat terhormat dan melindungi anak-anaknya. Melindungi apanya jika akhirnya justru sang anak kembali terluka harga dirinya?! Rasa sakit hati melihat anak perempuannya diceraikan secara tidak adil oleh sang keponakan, nyaris setelahnya membuat Ny Aytul hidup dengan penuh dendam dan kebencian. Tak cukup hanya Yigit seorang, justru bencinya yang paling membabi-buta ditujukan kepada Nur, istri baru sang mantan menantu. Namanya juga benci dan sakit hati, pasti yang kelihatan hanya jelek-jeleknya saja. Ny Aytul mana mau berpikir untuk kembali ke sejarah kl memang Yigit sebenarnya tidak pernah mencintai Iclal. Di pikirannya pokoknya rumah tangga anaknya hancur karena kehadiran Nur yang merebut Yigit dari pernikahannya dengan Iclal. Hahha... Hey, Nyonya... Justru Nur lhooh yang menghidupkan pamor Yigit sebagai laki-laki sejati. Laki-laki yang akhirnya bisa menemukan cinta sejatinya di antara harta dan tahta yang telah disandangnya, wkwkwkwkwkkk... Coba sebelum bertemu Nur atau sebelum anak perempuanmu jatuh terbaring koma, Yigit terlihat lebih sejati justru karena kemurungan dan kemarahannya. Wwweew... Egoisnya kau, Ny Aytul!!!
Usai membuat Yigit atau juga Nur untuk mau tidak mau tunduk pada permainan ‘sandiwara cinta’ karena alasan ‘peri kemanusiaan konyol’ demi Iclal, perempuan yang tetap terlihat modis di usia senjanya ini masih belum puas juga untuk membuat Yigit selalu tidak berkutik dengan ulah-ulahnya untuk memasang jebakan atau perangkap demi menyatukan kembali Yigit dengan Iclal. Jatuhnya, justru Yigit yang jadi korban kekesalan para AVers... “Nurut amat sieee dengan bibinya, makan juga tidak minta darinya...” Kl memang demi alasan Iclal dan peri kemanusiaannya, harusnya Ny Aytul membiarkan saja secara alami Iclal melewati jalan sembuhnya. Tidak malah dibumbui oleh momen-momen absurd yang sebenarnya tidak ada dalam masa lalu Yigit dan Iclal. Tidak pernah mencintai dibilang sangat mencintai. Perkawinan berjalan seperti halnya mimpi buruk dikatakan pernikahan yang sangat membahagiakan... Dasar emak yang terlalu sayang anak, sampai tidak sadar kl akhirnya dirinya sendiri nanti yang bakal menuai badainya.
Inilah akhirnya yang membuat Iclal terlihat semakin manja dan mengenaskan. Rengekan sok mesra dan manjanya kepada Yigit selalu sukses membuat muak dan sebal. Ditambah ‘nina bobok’ dari ibunya, komplet dah acara kepalsuannya. Perempuan yang sudah menjadi ibu ini boro-boro memerlihatkan naluri atau jiwa keibuannya, yang ada justru makin terlihat watak dia sebenarnya yang tidak pernah memedulikan Mert dan hanya fokus untuk menggaet cinta bapaknya Mert. Wwweew... Lebih dari memprihatinkan, karena jatuhnya malah ke menjijikkan!!! Ibu mana coba yang tega menelantarkan anaknya yang sakit dan lebih memilih untuk mencumbu-rayu ayah sang anak, kl tidak Iclal seorang yang melakukannya. Diih... Risih sekali melihat perempuan yang terburu nafsu di hadapan laki-laki yang tidak menggubrisnya sama sekali. Andai naluri keibuannya masih jalan di antara watak jahat atau liciknya, setidak-tidaknya Iclal masih bisa ‘memanfaatkan’ anak sebagai jalan pemulus untuknya menarik hati ayahnya. Bahkan jadi orang jahat pun harus berotak, tidak seperti halnya Iclal yang serba ‘kosong’. Hadddeh
Ini kl pertunjukkan wayang, Ny Aytul adalah dalangnya, sementara Iclal adalah wayangnya. Wayang yang tanpa makna dan cerita, hanya untuk olok-olokkan saja. Tapi seru dan konyolnya masih kalah jauh dengan tokoh Limbuk atau Cangik yang selalu sukses membuat guyonan berisi di antara tokoh-tokoh sarat petuah di cerita pewayangan. Duh, sebenarnya kasihan juga melihat Iclal di bawah kendali Ny Aytul. Tapi ya salah sendiri, sayang anak koq maksa sekali. Apalagi sampai tega menyeret pihak lain untuk ikut-ikutan sengsara karena ulah liciknya, tunggulah karma dari Tuhan yang sesungguhnya, Ny Aytul. Berulang kali Tuhan sudah menegur dan menyentil, tapi tak jua perbuatan jahat mereda. Bahkan dia sampai membuat anaknya jatuh malu untuk kesekian kalinya ketika harus menghadapi Yigit yang kala itu memang sudah bukan suaminya lagi. Awalnya berhasil membujuk Yigit untuk berrelaksasi memanfaatkan waktu untuk menikmati mandi sauna, ech lha koq ternyata sejurus kemudian muncul Iclal dengan PeDenya tiba-tiba main ‘hantam mesra’, menggerayangi Yigit yang tidak tahu apa-apa kl ini sebenarnya hanya bagian dari permainan jebakan dari sang bibi untuk dirinya dan juga Iclal. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya malam itu andai Nazan yang sedang kesal dengan Ny Aytul dan Iclal tidak menyuruh Nur untuk ikut mendatangi lokasi penjebakan... Bukan juga untuk meragukan kesetiaan Yigit kepada Nur, tapi sejauh perkembangan, Yigit justru terlihat makin melemah jika sudah urusannya Iclal dengan Ny Aytul... Jadi, Nur... Meskipun memang menyakitkan, tapi ‘undangan’ Nazan untukmu menuju lokasi penjebakan, sebenarnya adalah berkah tersendiri juga. Minimal, bisa sekaliyan menjadi ‘rambu-rambu’ untuk suamimu, mengingatkannya, masih ada istri sahnya yang kala itu belum dijamah secara seharusnya. Sabarrrrrr, Nur!!!
Kembali kepada Iclal yang kala itu bermaksud untuk mengajak suaminya berasyik-masyuk, tapi akhirnya gagal karena kehadiran Nur yang secara tak sengaja. Hahha.. Ny Aytul mulai menerima getahnya kelihatannya... Karena kegagalannya tersebut, Iclal berubah jadi histeris dan tak terkendali. Ny Aytul juga kan akhirnya yang kewalahan untuk menenangkan sang anak tercinta... Berharap Yigit yang menenangkan?? Hahha..basiiii!!! Mending Yigit pilih untuk menenangkan istrinyaa sendiri karena itu yang lebih wajib untuknya. Dosanya kepada Nur koq bukan ke Iclal, wkwkwkwkkk... Urusan kalut dan histerisnya Iclal, ya kembalikan saja kepada dalangnya. Kl sudah seperti ini, kau juga yang menyesal, Nyonya... Bahkan kau harus melihat anakmu di sela-sela tidurnya gelisah, bermimpi buruk tentang mantan suaminya dan Nur yang justru malah sukses beradegan mesra dalam sauna, hahahaaa... Andai mimpi Iclal bisa kau lihat juga, Ny Aytul... Mungkin bisa membantu untuk menyadarkanmu tentang sikon kejiwaan Iclal yang sebenarnya... Katanya ingin menyembuhkan, tapi kau justru malah membuat sandiwara baru untuk kepalsuan kenyataan. Jadinya Iclal malah seperti ingin melawan terus tentang kenyataan yang sebenarnya.
Saya berharap yang ada di dalam mimpi Iclal itu justru kenyataannya, wwkwkwkwkkk... Strawberry oh strawberry, berasa pengen jadi kamu saat Yigit dan Nur tengah melewatkan momen indahnya, meski hanya dalam mimpi, hahha... Saking ‘panas’nya, bahkan yang hanya dalam mimpi tetap sukses membuat Iclal menjadi histeris tidak karuan, hahahaaa... Nur yang pagi itu sudah kembali beraktifitas seperti biasa, mengurus Mert, menemaninya sarapan, dan menyiapkan segala keperluan anak tirinya tersebut untuk pergi ke sekolah, sontak menjadi kaget ketika tiba-tiba Iclal yang masih dengan piyama tidurnya, mencak-mencak menuju ruang makan, memarahinya dengan begitu rupa, dan kemudian beranjak mengusirnya. Sarapan yang semula tenang berubah jadi kegaduhan yang tak terkendali untuk semuanya. Nur yang mengerti sekali alasan di balik kemarahan Iclal memilih untuk tidak banyak melawan. Justru malah Mert yang akhirnya terlihat ikut-ikutan histeris karena melihat Iclal mengusir pengasuh kesayangannya. Lebih dari sang ibu, Mert ternyata lebih menangisi Nur dan memilih untuk bersama Nur daripada bersama ibunya yang pagi itu memang terlihat sangat berantakan dan memprihatinkan.
Hahhaa.., Ny Aytul... Akhirnya seperti menerima malu dan ribet dari ulahmu sendiri kan?! Tidak hanya malu, tapi juga ironis. Iclal jadi terlihat makin parah dengan sikonnya, sementara cucumu sendiri ternyata lebih menangisi ibu tirinya daripada ibunya sendiri yang sebenarnya tak kalah menderita. Coba kl malam sebelumnya kau tidak usah aneh-aneh mengarang peristiwa, pasti Nazan juga tidak akan membuat sabotase yang sukses membuat Iclal jadi ‘pemburu cinta’ mantan suaminya sendiri. Bahkan Yigit yang pagi itu harusnya ada juga untuk ikut sarapan dan melihat segala kekacauan yang ditimbulkan oleh Iclal, seperti sudah menduga kl kekacauan yang dirancang bibinya malam itu tidak akan selesai hanya dalam sekejap. Makanya dari semalamnya, usai berdebat dengan bibinya, Yigit langsung pergi dan memutuskan tidak kembali ke rumah. Tapi ya itu dia, Nur kembali harus menghadapi kemarahan Iclal sendirian. Tapi untung Mert yang tidak bisa lepas darinya malah seperti menjadi penyelamat baginya. Mert yang sangat menyayangi Nur benar-benar tidak ingin berpisah darinya. Tangisan anak kecil ini ketika meronta dari pegangan Iclal untuk mencegah lari menuju Nur, bikin nyesekkk di hati. Iclal..Iclal... Belum lagi kau bisa merengkuh anakmu, bahkan pagi itu kau malah seperti berhasil semakin menakut-nakuti Mert untuk mendekatimu.
Hati anak kecil anti paksaan. Dia hanya akan memberikan hatinya, pelukan, dan ciumannya kepada orang-orang yang tulus menyayanginya. Ketika akhirnya Mert justru melakukan itu semua kepada Nur karena memang Nur yang tulus menyayangi anak tirinya tersebut. Sebesar apapun cinta Nur kepada Yigit, Nur tidak akan pernah melalaikan Mert sebagai bagian dari tanggung jawabnya sekarang sebagai ibu tirinya. Halo, ibu kandung... Apa kabarmu kemudian? Daripada kau hanya sibuk bagaimana untuk membuat ayahnya terpikat padamu, lebih baik rayu dan raih anaknya dulu agar kelak dia bisa menjadi pendukungmu yang luar biasa. Sanggup, Iclal?? Hahha... Iclal ya akan tetap jadi Iclal saja... Ya mungkin sanggup, tapi bagaimana nanti hasilnya, gak janji deh... Karena sudah terlanjur ada Nur yang memikat ‘paket’ ayah yang tampan beserta anaknya yang menggemaskan. Hehhe... Mmmuuuaaacchh... Happy Tuesday, AVers... Salam hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar