\

Rabu, 13 April 2016

Posted by Unknown on 18.21.00 No comments
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_76 Edisi tengah pekan..’Rabu Risau’, remah-remah datang untung menyapa para AVers lagi. Halo, sehat ya semuanya... Semoga semangatnya juga masih senantiasa terjaga. Hehhe.. Seperti biasanya, remahan masih akan setia untuk mengajak bernostalgia, kilas balik episode per episode drama Turki kesayangan Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Kali ini giliran flashbacknya akan saya arahkan menuju ke episode enam. Kl para AVers masih mengingatnya, episode enam adalah episode di mana cerita tentang Cemal mencapai penghabisan. Cemal yang muncul karena konspirasi jahat Ny Aytul, Nazan, dan juga Tayyar, berhasil diakhiri kiprah jahatnya oleh Yigit. Demikian juga dengan para dalang yang ada di balik kehadiran Cemal, satu-persatu yang dianggap ikut andil berbuat jahat dan curang kepada istrinya, terkait kehadiran Cemal ke lingkungan perkebunan Kozan, dipaksa Yigit untuk mau tidak mau harus  bertanggung jawab dan menanggung resiko atas kekacauan yang telah ditimbulkannya. Mulai dari Tayyar, Nazan, bahkan juga Cahit yang sebenarnya tidak ikut andil apa-apa selain hanya mengetahui kl Nazan ternyata juga ikut terlibat di dalamnya, ikut terusir dari rumah perkebunan Kozan. Sedangkan untuk sang bibi sebagai dalang utama untuk usaha penyingkiran istrinya, Yigit rupanya punya cara tersendiri untuk membuat Ny Aytul malu yang tiada tara, hahahaaa... Selesaikah semua masalahnya? Lalu bagaimana dengan Nur sendiri?? Hhmmm... Seharusnya ketika Cemal sudah menghilang dari peredaran, kisah pernikahannya dengan Yigit akan kembali terajut. Harusnya yaaaaaa... Tetapi bukan AV/ANDD jika tidak ada ‘drama’ yang lebih mengharukan sekaligus menggemaskan untuk para penontonnya. Yuk mari bercerita lagi tentang Yigit yang rela berulah konyol demi untuk menyelamatkan kisah pernikahannya dengan sang istri yang dicinta mati olehnya...


Andai Nur ketika itu mengetahui bagaimana usaha Yigit untuk menyingkirkan Cemal, menjauhkan si psikopat cinta itu dari istrinya, serta menyidang satu-persatu anggota keluarganya yang dianggap ikut membuat istrinya menjadi trauma dan ketakutan, Nur pasti tidak akan sedefensif seperti biasanya ketika ia masih begitu ngotot ingin pergi meninggalkan Yigit dan menyudahi pernikahan mereka. Bandingkan saja dengan Yigit yang kala itu masih sangat fokus membela istrinya. Tak peduli dengan segala penolakan Nur dan sikap istrinya yang cenderung tak mau diajak bekerja sama untuk memertahankan pernikahan mereka, Yigit tetap bagaimana pun caranya berusaha mencari celah dan sela agar istrinya tetap mau bertahan di sampingnya dan bersama-sama menjalani pernikahan sampai maut memisahkan. Inilah setidak-tidaknya yang membuat AVers di awal-awal episode AV/ANDD berjalan, menjadi semakin tergila-gila dengan sosok Yigit Kozan. Sikap keras kepala, teguh dan kuat melindungi sang istri, seperti tidak gampang goyah meski berbagai arah menyerang keputusannya dan juga pernikahannya dengan perempuan yang dicintainya. Jangankan dari pihak yang jelas-jelas tidak setuju, dengan istrinya sendiri saja Yigit berasa di awal-awal pernikahannya benar-benar diuji tingkat kesabarannya. Bolak-balik Nur minta diceraikan, berulang kali juga sang istri berusaha lari dari hadapannya, tapi Yigit rupanya juga belum habis akal dan kesabaran untuk menghadapi dan memertahankan sang istri untuk tetap di sisinya. Modalnya hanya satu, kata hati yang pasti tidak akan berbohong tentang perasaan cinta yang kuat di antara dia dengan sang istri. Hhmmm... Si ganteng yang pubernya telat kelewatan ini, dia benar-benar tak ingin kehilangan kesempatan untuk mencintai yang benar-benar dicintainya, sekali dalam seumur hidupnya. 



Tinggal bagaimana caranya Yigit saja memainkan bagiannya demi menyelamatkan kisah pernikahan, yang memang tak bisa disangkal lagi diawali  dengan sebuah kebohongan. Kisah kebohongan yang awalnya diwajarkan oleh Yigit ketika sang istri merasa marah dan kecewa karena ulahnya yang menyakitkan hati tersebut, tetapi berubah menjadi tidak wajar dan berlebihan ketika segala cara telah ditempuh, bahkan hingga pertumpahan darah juga terpaksa menjadi saksi, ketika Yigit merasa sang istri juga semakin keras kepala dengan kemauannya sendiri. Toh Yigit tidak menjadikan Nur istri kedua atau   Yigit juga tidak sedang membagi cinta Nur dengan Iclal. Yigit hanya minta Nur tetap di sisinya, mencintainya sebagai yang satu-satunya, sementara ia juga sedang menjalankan ‘misi’ peri kemanusiaan konyol demi kesembuhan sang mantan istri. Tapi ya bagaiamana, Nur juga sudah terlanjur sakit hati dengan kebohongan yang dilakukan oleh suaminya, belum lagi dengan sikon seolah-olah dia harus bersaing dengan Iclal yang sebenarnya sudah bukan siapa-siapa bagi suaminya, selain hanya sebagai ibu dari Mert. Sama-sama punya alasan yang kuat dan sepadan untuk saling keras kepala dan kekeuh dengan keinginannya, butuh satu langkah berani yang diharapkan itu bisa sebagi shock therapy bagi keduanya, terutama untuk Nur agar ia benar-benar bisa menilai keseriusan cinta suaminya dan niat baiknya untuk memertahankan pernikahan. Bukan lagi hanya bicara sakit hati dan sakit hati. Hehhe..

Oleh karena itu, malam ketika Yigit usai membuat Ny Aytul merah padam dan menangis menahan malu karena ketahuan semua ulah-ulah liciknya selama ini, dia kembali seolah-olah beroleh kepercayaan diri ketika Nur gantian masuk menemuinya di ruangan kerjanya. Nur yang di malam sebelumnya masih kekeuh untuk bermohon cerai kepadanya usai tragedi kebakaran di gudang karena ulah Cemal, malam itu ia kembali menemui suaminya untuk sekadar bertanya apa yang sebenarnya tengah terjadi di rumah perkebunan Kozan malam itu ketika mendadak Nazan dan Cahit pergi meninggalkan rumah atau juga Ny Aytul yang berantakan maskaranya karena terlihat menangis usai berbicara dengan Yigit di ruangan kerjanya. Tapi apa itu semua penting bagi Yigit? Hahha... Yang terpenting bagi Yigit saat itu adalah kembali membuat istrinya nyaman dan tenang sebagai istri Yigit Kozan dan tetap tinggal di rumah perkebunan. Pun hanya dengan belaian di pipi sang istri untuk mengungkapkan cinta dan rindunya, bagi Yigit itu sudah cukup. Nur juga tidak bisa menyembunyikan perasaan cintanya tiap kali tangan Yigit membelai pipi dan rambutnya, pun kata cerai juga tidak lepas dari bibirnya. Inilah mungkin yang membuat Yigit mantap menyerahkan sebuah amplop berwarna putih berisi surat panggilan sidang perceraian untuk Nur dan dirinya. Eeeyyyaaa... Yigit memang sepintas terlihat gamang dan bersedih, tapi lihatlah Nur yang tampaknya jauh lebih syok dengan apa yang sudah diserahkan Yigit kepadanya. Yigit berusaha untuk memenuhi janjinya, Nur... Janji untuk membawamu pergi ke pengadilan menjalani sidang perceraian.

 Nah kan... Benar saja yang terjadi kemudian, justru Nur yang akhirnya terlihat sangat down dengan janji yang sudah ditepati oleh suaminya. Bagaimanapun kerasnya kau memohon perceraian dan perpisahan, ketika akhirnya itu diiyakan, tetap perasaan kehilangan akan jadi ‘hantu’ yang paling menakutkan. Terlebih dalam posisi cerai di saat hati sebenarnya masih sangat mencintai, pun kau tahu pasti suamimu juga sebenarnya tidak ada niat untuk menceraikanmu. Tetap berat, Nur!!! Ketika pagi yang ditunggu datang menghampiri, jangan dikira yang semalam menakutkan akan berganti menjadi semangat untuk memperbaiki sikon. Itu kan di pikiran dan harapanmu, Nur... Sementara di hatimu sendiri? Begitu juga dengan Yigit yang pagi itu justru tampak semakin cerah dan menawan dengan balutan stelan jas biru tua, berikut dasi warna senada. Eeealllah si suami yang harusnya merana jelang sidang perceraiannya ini, kenapa malah tampak sangat cetarrr dan semakin menggoda begitu yaaaa... Kayaknya sengaja neh, mo bikin sang istri goyah keputusan saat nanti Pak Hakim menanyakan jadi cerai atau tidak... Hahahaaa...

Ech, ternyata sama saja dengan suaminya... Hampir senada dengan Yigit yang tampak menawan, Nur juga, entah kenapa di saat akan menjalani sidang perceraian justru mempersiapkan dandanan yang bikin hati sang suami yang sedang menunggu dan mengamati di seberang mobilnya jadi semakin kebat-kebit, tak karuan. Blouse putih lengan panjang berpotongan simpel, berpadu dengan rok A-line selutut berwarna coklat kopi susu, bermotif garis-garis diagonal, begitu modis dikenakan oleh Nur pagi itu. Dan yang terlihat makin bikin gayanya jawara adalah boots selutut warna coklatnya, berikut coat putih dengan aksen bulu di kerah lebarnya.... Hadddeh, Nurrrr... Serasi sekali penampilanmu kala itu apabila berdampingan bersama Yigit yang demikian maskulin dengan stelan jas biru tuanya... Bikin iriiii maksimalll!!! Siapa yang mengira kalian berdua akan pergi ke sidang perceraian??! Dengan penampilan luar biasa seperti yang kalian tampilkan berdua di pagi itu, lebih pantas untuk menghadiri acara-acara perusahaan di Kozan Otomotive atau juga acara-acara gala lainnya. Hhhhiihh.., berdua ini... Seperti sudah menandakan kl bakalan akan ada kejutan di sidang perceraian yang akan mereka jalani kemudian. Xixixiii...

Entah kejutannya akan seperti apa, yang jelas ketika Nur dan Yigit sedang duduk berdampingan, menunggu panggilan untuk memasuki ruang persidangan, mereka terlihat tetap kalut dan risau dengan gayanya sendiri-sendiri. Yigit hanya bisa duduk terpekur gelisah, penuh ketegangan, sementara Nur terlihat jauh lebih mengkhawatirkan dan rapuh. Tampak sekilas dia berusaha menoleh kepada sang suami yang di sebelahnya. Pikir Nur, mungkin ini terakhir kali ia bisa memandang Yigit sebagai suaminya sebelum pengadilan akan mengabulkan perceraian mereka. Tapi benarkah demikian? Ahh, Nur juga yang sepertinya malah membuyarkan segala ‘harapannya’ sendiri, dalam artian membuat Yigit justru semakin di atas angin dengan kepercayaan dirinya. Air mata yang deras mengalir di pipimu itu lhoo, Nurrr... Air mata yang seakan-akan justru jadi jawaban untuk Yigit kl sebenarnya kau tidak menginginkan perpisahan dengan suamimu. Meskipun kau berkata “Ya” atau “Evet” untuk perceraianmu, tapi kelihatan sekali  hatimu justru melawannya...

Makanya di meja seberang Yigit akhirnya semakin mantab untuk mengatakan, “Hayirrr” atau “Tidak” untuk menceraikanmu. Bahkan Yigit dengan sangat jelasnya menagtakan kepada hakim, bahwa dia masih sangat mencintai istrinya. Wkwkwkwkwkkk... Whalllah, Nurrrr... Kau kembali masuk dalam jebakan cinta suami sendiri. Suamimu bohong lagikah? Ahh, tentu saja tidak. Yigit sudah menepati janjinya kepadamu, Nur... Janji untuk datang ke sidang perceraian, tapi bukan janji untuk menceraikanmu. Hahahaaa... Hadddeh, Nurrrr... Andai saya yang dikerjain suamimu seperti itu, bakalan tersanjung hati ini jadinya, wkwkwkwwkkk... Percuma juga debat kusir dengan Pak Hakim, sementara Yigit tampak lebih lihai dan meyakinkan di depan sidang. Nurrrr... Lain kali kl memang sudah bulat ingin bercerai dan memang tidak ada cinta lagi, tak perlu juga kan terlihat berderai-derai air mata... Hehhe... Air mata itu cukup untuk menjawab segalanya, kl kau memang tidak ingin berpisah dari suamimu. Beruntungnya dirimu memiliki suami yang keras kepala dan pandai membaca pergerakan hati istrinya, hahahaaa... Selamat berbahagia dan melanjutkan pernikahan ya untuk kalian berdua...

Tak sia-sia juga kan dengan dandanan kerennya kalian berdua kala itu. Anggap saja itu sebagai firasat kl memang kalian berdua ditakdirkan untuk selalu terlihat serasi kerennya sebagai suami-istri. Say no to divorce deh!!! Bikin aura jadi negatif dan tidak kondusif untuk semuanya. Yigit untuk Nur, Nur untuk Yigit. No offense!!! Have a beautiful Wednesday, AVers... Salam hangat.

Categories:

0 comments:

Posting Komentar