Yigit mengawali cerita jatuh cintanya kepada Nur Demira memang kurang lebih dengan bekal sebuah rahasia. Rahasia kl dia sebenarnya bukan seorang duda dengan satu putra, yang kala itu dengan begitu cepatnya untuk menarik perhatian gadis jelita nan periang dari kota di sebelah selatan Istanbul, Adana. Sang gadis yang mengenali bos Kozan Otomotive sebagai seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya karena sebuah peristiwa kecelakaan tragis tiga tahun yang lalu, belum tahu kl yang sebenarnya laki-laki yang sudah memikat hatinya kala itu masih berstatus sebagai seorang suami dari Iclal Kozan yang ternyata masih terbaring koma dari hari pertama kecelakaan naas terjadi. Lalu bagaimana dengan cerita rahasia hati kl Yigit punya alasan yang kuat untuk mengesampingkan cerita duka istrinya dan akhirnya malah jatuh cinta dengan gadis yang baru ditemuinya? Yigit seorang suami yang tak setiakah, sudah mulai bosankah dia dengan waktu yang terus-menerus memanjangkan tidur tak berdaya sang istri di rumah sakit, atau ada sesuatu yang lain yang justru jadi yang utama di balik segala kisah kehidupannya?? Ada apa dengan Nur hingga sampai akhirnya justru menjadi titik awal bagi Yigit untuk kembali bersemangat dengan hati dan cintanya... Yang jelas ini bukan cerita tentang sebuah pengkhianatan atau orang ketiga yang lekat dengan stigma negatif. Yuhuuuuuu... Ini cerita tentang cinta yang di manapun berada rona keindahannya akan selalu semerbak seharum mawar dan kesakitannya tak kalah hebat bila duri di tangkainya sudah kita sentuh sedemikian rupa. Ya iya, mana ada cinta yang tak sakit,...
Siapa bilang yang paling menderita kala itu hanya Iclal? Kl itu dari sudut pandang Ny Aytul, saya percaya dia pasti akan ngotot mengatakan hal tersebut... Ya kan ibunya... Lalu adakah yang peduli dengan beban dan derita Yigit ketika itu?? Cahit sebagai kakak tak cukup kuat untuk melawan kehendak bibinya, padahal ia tahu pasti sang adik begitu menderita dengan pernikahan yang tak pernah dikehendakinya. Begitu juga dengan Yarren si bungsu, dia seolah-olah hanya ‘anak bawang’ di antara para penguasa absurd di rumah perkebunan Kozan. Belum lagi dengan adanya Nazan yang hanya menambah beban kepusingan Yigit. Yigit ya hanya Yigit saja... Dia hanya punya Mert yang membantu untuk setidak-tidaknya bertahan di antara segala sesuatu yang memberatkannya. Yigit yang berjuang sendiri untuk segala-galanya, bahkan ketika dia sudah berhasil mencukupkan segala-galanya untuk keluarga besarnya, balasan yang harus ia dapatkan kemudian justru jauh dari harapannya. Yigit yang tak pernah percaya cinta, justru dibuat semakin antipati dengan cinta gara-gara sang bibi yang tak kuasa menolak permintaan anak perempuan manjanya. Ketika sang anak perempuan dalam derita panjang, lagi-lagi sang bibi harus memenjarakan Yigit dalam dosa dan kesalahan yang berlarut-larut.
Enam tahun bukan rentang waktu yang pendek untuk seorang laki-laki bisa bertahan dalam pernikahan yang tak dikendaki, tapi Yigit lama-lama memang seperti halnya pasrah dalam menjalani. Pasrah setelah di hari dia menjatuhkan talak kepada istrinya, justru kecelakan hebat yang jadi jawabannya. Dan hasilnya adalah koma yang entah kapan tahu akan sampai di mana pada ‘titiknya’. Tiga detik, tiga menit, tiga jam, tiga hari, tiga minggu, tiga bulan, dan akhirnya angka tiganya sudah menginjak tahun, apalagi kl tidak berpasrah kepada Yang Di Atas. Pasrah bahwa DIA pasti tahu segalanya yang terbaik untuk Yigit. Masih pantaskah untuk Yigit merasakan kebahagiaan, benarkah hati yang sudah tertutup rapat untuk cinta itu tidak bisa dibuka lagi? Tuhan menjawabmu lewat Nur Demira, Yigit. Jangan sekali-kali sangsikan kuasaNYA kepada umat-umatNYA. Yang jelas Yigit masih diberikan kesempatan untuk menggenapkan apa itu arti kebahagiaan dan cinta yang sesungguhnya.
Lalu apakah arti kebahagiaan jika akhirnya kemudian harus dirahasiakan? Ya itulah ujian dan intriknya. Yigit dituntut harus lebih bertanggung jawab dan dewasa ketika dia memutuskan untuk siap mengarungi kebahagiaannya. Bukan lagi cerita bahagia hura-hura yang tanpa makna, cinta yang hanya suka-suka, dan kemudian hilang tanpa makna selain hanya kenang-kenangan seru-seruan. Di balik anugrah kebahagiaan yang diberikan oleh Tuhan kepada Yigit lewat Nur, sebenarnya ada makna yang lebih dalam jikalau Yigit pandai mencermatinya. Tidak ada kebahagiaan yang gratis dan tidak ada derita yang tanpa ujung, begitu mungkin makna yang terselip. Kehadiran Nur adalah pertanda jika Yigit memang sudah saatnya memanjakan hatinya dan menikmati hidup. Tapi ketika ada masa lalu yang senantiasa menggelayut dan menjadi beban, itulah saatnya untuk disudahi dan ditinggalkan. Terkesan bertele-tele karena sikon yang serba memojokkan, ya sekali lagi itulah ujian kesabaran dan tanggung jawab.
Yang jelas, berani berbuat, berani bertanggung jawab ya, Yigit yaaa... Kau tahu pasti ketika akhirnya berhasil meyakinkan Nur untuk mau menikah denganmu, cepat atau lambat rahasia yang kau simpan pasti akan terkuak. Mungkin di pikiran Nur ketika dia usai menerimamu menjadi suaminya, dia hanya akan menghadapi kesulitan bagaimana akhirnya harus menghadapi keluargamu, ketika dia nanti kau bawa ke hadapan keluargamu sebagai mempelaimu. Bukan pikiran yang lain-lain, Yigit. Lain lagi dengan beban di pikiranmu saat itu. Selain harus menjelaskan pernikahan diam-diam tersebut, Yigit masih juga harus menjelaskan kebohongan liciknya kepada bibinya sebagai usaha agar dapat menceraikan Iclal apabila sewaktu-waktu Iclal mampu tersadar dari komanya dan belum meninggal seperti perkiraan Nur kala itu. Akan tetapi inti dari semuanya adalah bagaimana nanti Yigit menjelaskan sikon yang sebenarnya kepada Nur, tentang sikon ketika mereka menikah. Dan inilah yang nantinya justru akan menjadikan Nur sakit hati.
Di luar perkiraan Yigit, ternyata segala rahasia yang menjadi bebannya selama ini harus terungkap semua di hari pertama pernikahannya dengan perempuan yang dicintainya. Bahkan Yigit seperti tak punya daya apa-apa, ketika akhirnya sang istri tahu kl mantan istrinya ternyata tidak meninggal seperti perkiraannya. Nur yang harusnya di hari pertama pernikahannya tampak bahagia, malah lebih kelihatan seperti usai menjalani ijab qobul di bawah tekanan. Belum lagi ketika dibawa suami untuk melangkah masuk ke rumahnya kini, hadddeh, Nur... Berasa seperti masuk ke kandang kumpulan singa kali yaaa... Nur yang bukan siapa-siapa, Nur yang hanya keponakan seorang asisten rumah tangga di rumah perkebunan Kozan, Nur yang belum lama mengenal Yigit Kozan, tiba-tiba malam itu datang dan masuk ke rumah perkebunan Kozan dengan status sebagai Ny Yigit Kozan, sang nyonya besar baru di rumah megah bercat putih tersebut. Yigit yang selama ini tampak diam dan tertekan, sekalinya memberi kejutan kepada anggota kelurganya, bahkan Ny Aytul yang merasa paling berkepentingan karena usai ditelikung Yigit secara licik dan mengenaskan, hanya bisa meracau pedas tak berkesudahan. Hahahaaa... Yigit...Yigit... ‘Singa’ perkebunan Kozan ini... Sekalinya kena virus cinta, dampaknya langsung bikin ngiluuu setengah gila seluruh anggota keluarga. Wkwkwkwkkk...
Belum lagi ketika melihat teriakannya di depan Ny Aytul untuk membela istri dan menegaskan pernikahannya... “... Jatuh cinta..Aku jatuh cinta..Aku menikahi kekasihku, perempuan yang kucintai..Nur adalah istriku, istrikuuuu...!!!” Ya Tuhan, berasa ‘laki’ banget..it’s so manly, melihat Yigit kala itu berteriak-teriak untuk memertahankan pernikahan dan istrinya. Tak peduli dengan segala penolakan seluruh anggota keluarga, Yigit dengan sorot mata kemarahan yang juga menyiratkan keyakinan, terlihat tanpa takut dan ampun. Meskipun setelahnya dia harus menghadapi sang istri yang datang ke hadapannya denagn air mata yang sudah berderai-derai... Yigit, saatnya telah tiba!!! Lebih cepat dari perkiraan, lebih miris dan ironis dari yang kau bayangkan. Istrimu menerima kabar kl Iclal sudah sadar dari komanya!!! Inikah harga yang harus kau bayar untuk kebahagiaan yang berani kau ambil? Atau ini karma karena kau telah mencurangi bibimu? Ahh, sudahlah... Saatnya sekarang kau berjuang demi cintamu... Saatnya harta dan kekuasaan bukan lagi jadi prioritas perjuanganmu... Sekarang saatnya hati belajar lebih dewasa, lebih humanis sebagai konsekuensi cinta yang mulai tumbuh di hati.
Meskipun saat itu kepercayaan istrimu kepadamu seketika runtuh, tapi tetaplah tegak berdiri untuk membangun kembali kepercayaan di hati Nur. Toh yang kau lakukan bukan sebuah pengkhianatan dan Nur juga sedang tidak mengambil kebahagiaan dari sebuah pernikahan. Yang ada sekarang hanya cerita untuk memertahankan kebahagiaan di atas rumah tangga yang di bangun berdasarkan cinta. Tentang yang lain-lainnya itulah intrik dan ujiannya. Tidak akan mudah, tapi InsyaAlloh pasti ada jalan keluarnya. Sesungguhnya memang cerita pernikahan dan kebahagiaan bukan untuk dirahasiakan. Jika memang di hari pertama pernikahan Yigit dan Nur sudah ada air mata yang mengalir untuk membuka ujian dan cobaan, berharap di esok yang akan datang berganti dengan air mata tanda syukur kebahagiaan. Aamiin. Have a success Wednesday, AVers... Salam hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar