\

Jumat, 05 Februari 2016

Posted by Unknown on 18.58.00 No comments


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_24 Ech, sua kembali, AVers... Edisi Jum’at Memikat, remahan kali ini mo saya seret lagi menuju ke episode enam serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia)

Masih ingat dunk peristiwa sidang perceraian guyonan yang dirancang Yigit guna memenuhi tuntutan cerai istrinya?? Hhmmm.., ssseeeet dah.., Yigit... Saking mo kasih pelajaran sekaligus ultimatum kepada istri, sampai majelis sidang yang terhormat dibawa-bawa untuk meyakinkan kepada istrinya tentang cinta yang tidak main-main, xixixiii... Seru sieee untuk saiya yang melihatnya.. Yigit Kozan gitu looh, Nur!!! Jangan lagi-lagi kau bermohon untuk melepaskan diri dari suamimu yaaaa, hahahaaa... Tapi, eeeiittsss... Remah-remah kali ini tidak akan membahas lebih lanjut jalannya sidang perceraian Yigit-Nur yaaa.. Ntarr!!!   Hahahaaa... Karena hari ini saya lebih tertarik membahas momen indah setelah peristiwa perceraian gagal tersebut. Atau tepatnya ketika Mert sakit panas dan batuk. Jangan kau bilang saiya tante yang kejam ya, Mert jika terpaksa mensyukuri kau yang sedang sakit ketika itu. Hadddeh... Untung Mert kamu batuknya keras, sehingga Ayah Yigit tidak jadi digerayangi oleh ibumu. Mana mungkin Ayah Yigit tidak mempedulikan suara batukmu... Kl ibumu yang sedang terburu nafsu di depan ayahmu mungkin lain lagi... Dasar, ibu gesrekkk... Anak yang sedang sakit, minta dipeluk z, kenapa tiba-tiba malah seperti melihat kuman penyakit... Iclal..Iclal... Makin good bye dah dengan Yigit kl begitu... Kau memang benar-benar tidak ada harapan mampu bersaing dengan Nur untuk mendapatkan Yigit. Anak sendiri saja yang notabene buah cintanya dengan laki-laki yang katanya sangat dipujanya (sampai lupa kali Iclal kl masih ada Tuhan yang harus Maha Dipuja), tak dipedulikan sama sekali, bagaimana mau meraih hati bapaknya??! Dan beruntungnya Mert ketika kasih sayang ibu yang belum bisa dijangkaunya, ada Nur yang senantiasa menyayangi dan mengasihinya. Ayah Yigit pinter nie, Mert pilih ibu tiri buatmu. Gak ada galaknya sama sekali kan sama kamu, malah bonus cantik dan lembut untuk dirimu dan juga ayahmu, hehhe.. Potongan scene yang saya ambil di edisi remahan kali ini memuat betapa tiga orang ini sebenarnya sudah sangat kompak sebagai keluarga yang kecil dan bahagia. Lihatlah ketika Nur dengan telaten merawat Mert yang sedang sakit dan Yigit di sebelahnya dengan setia mendukung dan memberikan perlindungan kepada anak dan istrinya. Duh, Yigit... Kau memang selalu tampak ‘berbeda’ ketika ada Nur di dekatmu. Saya masih bertahan pada pendapat kl karaktermu itu bukan kebapakan, tapi karena kau ada di dekat istrimu dan juga anakmu, auramu jadi berubah teduh dan penuh kenyamanan. Kau seakan-akan berubah jadi sosok yang lain jika sudah di dekat dua orang yang sangat kau cintai tersebut. Tapi jika kau hanya dibiarkan sendiri dengan Mert, tanpa kehadiran Nur, rasanya juga tidak akan senyaman apabila bertiga, Yigit... Yigit sesungguhnya bukan sosok family man seperti halnya Cihan di serial Paramparca (Cansu & Hazal). Sama-sama ganteng, seksi, dan perhatian dengan anak, tapi pendekatan karakter mereka berbeda. Yigit dengan Mert pada dasarnya lebih tampak seperti hubungan ayah kepada anak yang bersifat keras dan kaku. Berbeda dengan Cihan yang di antara kasih dan bijaksananya, dia masih bisa keras kepada anak-anaknya bila ada salah satu di antara mereka yang menyalahi aturan. Kl Yigit, bisa menjadi semakin nyaman dengan Mert, justru karena ada campur tangan Nur. Ingat kan awal-awal episode ketika Mert dibentak-bentak Yigit seusai memanjat pohoh di tengah malam? Kl Nur tidak menghentikannya, Yigit bisa jadi akan terus menyudutkan Mert dengan cara-cara yang belum bisa dimengerti oleh anak berumur enam tahun. Yigit memang ayah yang penyayang dan perhatian dengan anaknya, tapi dia seringkali tidak pas untuk mengekspresikan kasih sayangnya itu kepada Mert. Nah, semenjak kehadiran Nur di sampingnya, Yigit seolah-olah terbawa dengan citra dan aura istrinya yang lembut dan telaten mengurus segala urusan rumah-tangga. Duh, Mert pantas saja sayangnya dari hari ke hari kepada ibu tirinya makin menjadi-jadi. Mert mungkin juga merasa, apabila di dekat Nur dia jadi punya penyeimbang kasih sayang yang selama ini baru ia dapatkan dari sang ayah. Kejadian Mert sakit ketika Nur dan Yigit sedang berkonflik cerai di sidang pengadilan mungkin secara tidak sadar bisa juga sebagai pertanda kl anak itu ikut merasakan pedih yang tengah dirasakan oleh orang tuanya. Simak juga deretan gambarnya, ketika Yigit dan Nur bergantian memberikan kecupan sayang di dahi Mert... Itulah dokter yang paling mujarab ya, Mert... Lagian kl kamu gak sakit, mana mungkin Ayah Yigit dan Nur bisa tidur sekamar, walau tidak sepembaringan, wkwkwkwkwkkk... Tambah lebih cepat sembuh lagi karena Nur pagi itu masih tetap terlihat cantik dengan riasan nuansa coklat, yang bikin bola mata hijaunya semakin berbinar dan ekspresif. Begitu juga dengan Ayah Yigit yang masih setia berjas usai bangun tidur. Pssstttttt.. Nie berdua, sejak pulang dari pengadilan, lum ganti baju sama sekali kayaknya. Hanya dasi biru yang kelihatan dilepas Yigit dari paduan kemeja slim fitnya, hahha.. Tambah bikin tidak karuan ketika melihat Yigit dengan tatapan teduh yang disertai senyuman super tipis di sela-sela berucap “tessekur ederim” kepada istrinya karena telah menjagai Mert semalaman dan membuat Mert segera sembuh dari sakit panas dan batuknya. Hhmmm... Scene-scene yang kayak beginian z, tanpa harus peluk atau cium mesra, tapi kl Yigit dan Nur yang mengekspresikannya, berasa yang nonton imajinasinya tetap kemana-mana. Hahahaaa... Intinya edisi baper yang kesekian di edisi remah-remah kali ini hanya gara-gara sukaaaaaanya saiya melihat pemandangan bertiga, antara Mert, ayah Yigit, dan ibu tirinya. 

Yuhuuuuu... Gara-gara iri lihat Mert di scene-scene tersebut berasa pengen daftar juga jadi anaknya Yigit Kozan ma Nur Kozan, wkwkwkwkwkkk... Ngareppppp kecupan di dahinya ituuuuuuuh,,, Jelang long weekend, AVers... Happy holiday yaaaaa... Salam hangat.






Categories:

0 comments:

Posting Komentar