\

Kamis, 11 Februari 2016

Posted by Unknown on 18.55.00 No comments


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecer_25 Yuhuuuuuuuu... Sua lagi, AVers... Setelah lima hari absen, InsyaAlloh mulai hari ini edisi remah-remahnya akan mulai aktif kembali. Untuk mengawali edisi remah-remah kali ini, kilas-baliknya akan saya bawa lagi menuju episode keenam Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Mo rumpiin tentang Ny Aytul yang kepalang malu di hadapan keponakannya sendiri. Hahha... Deretan potongan scene yang saya hadirkan ini  adalah kejadian setelah Nazan dan Cahit diusir oleh Yigit karena Nazan ketahuan telah berkonspirasi dengan Tayyar untuk menghadirkan Cemal supaya mengganggu Nur. Akhirnya bukan hanya Nazan saja yang terusir, bahkan Yigit tega mengusir kakaknya sendiri karena Cahit yang mengetahui ulah busuk Nazan, dianggap tidak bisa menghentikannya. Eeeeyyaaa... Siapa berani mengganggu istri Yigit Kozan, siap-siap deh urusannya harga diri dan nyawa, hahha.. Tapi untuk yang seterusnya, pembicaraan ini akan mengupas seputar dalang sebenarnya, siapa di balik segala kekacauan yang mengincar Nur sebagai target utama. Siapa lagi kl bukan Ny Aytul. Bibi yang sudah dianggap sebagai pengganti orang tua bagi Yigit ini memang seperti halnya ibu suri di rumah perkebunan Kozan. Yigit yang terkesan garang dan penuh kuasa, selalu punya respek tersendiri dengan perempuan satu ini. Respek yang seringkali justru membuat Yigit terkesan lemah dan tak berdaya dengan segala titah bibinya. Sampai-sampai ketika dulu dipaksa untuk menikahi Iclal, anaknya, Yigit pun akhirnya takhluk dengan bujukan bibinya. Pernikahan tanpa cinta yang kelak akan membawa Yigit kepada persoalan yang semakin pelik dan menyengsarakan hidupnya. Seringkali berasa gemezzzzz banget apabila melihat Yigit terkesan patuh dan mendiamkan segala tidak-tanduk semena-mena Ny Aytul kepada Nur. Toh, Yigit bukan anak kecil atau juga boneka yang hidupnya tergantung sepenuhnya dengan Ny Aytul, tapi kenapa suaminya Nur ini seperti punya ketakutan tersendiri dengan Ny Aytul. Yupz, respek yang sebutkan tadi sebenarnya lebih cocok untuk dibilang rasa takut, bukan hormat dalam arti sebenarnya. Ya, OK lah Yigit merasa berhutang budi kepada bibinya karena dia, Cahit, dan Yarren sudah dibesarkan oleh bibinya. Akan tetapi ngomongin hutang budi, sekeras apapun kita membalasnya, sampai mati juga tidak akan lunas. Dan mungkin sikon inilah yang dimanfaatkan oleh Ny Aytul untuk bisa terus mengontrol dan menekan Yigit, sekaligus mendompleng kekayaan dari keponakannya tersebut. Biar makin langgeng dan paten kayanya, sekaliyan juga Iclal, anak perempuannya yang manja dan begitu memuja Yigit Kozan, dinikahkan dengan keponakan gantengnya tersebut. Coba kl emak yang bener dan tahu porsinya, gak akan juga semua permintaan anaknya dipenuhi kan??! Padahal tahu betul kl keponakannya tidak ada hati sama sekali dengan anaknya, eeeallllah... Malah nekad saja diamprokin berdua. Sekarang lihat saja hasilnya, bukan hanya Yigit saja yang menderita, bahkan sebenarnya kondisi kejiawaan Iclal jauh lebih mengenaskan daripada yang terlihat. Ya gitu deh kl anak manja dipiara, Nyonya... Beruntung Iclal dulu tidak minta kepadamu untuk dipertemukan dengan Tuhan... Wassalam deh... Oleh sebab itu, ketika di episode enam Yigit yang selama ini terkesan diam dan mendiamkan semua ulah bibinya, tiba-tiba terlihat menohok malu kepada bibinya, surprise banget scene ini untuk saya, hahahaaa... Kapan lagi nonton ekspresi Ny Aytul saat dirundung malu tidak karuan, menangis sampai air matanya mengacaukan dandanan maskaranya, atau juga raut muka ketika menahan gengsi karena ketahuan mewek oleh Nur, wkwkwkwkwkkk.. Walaupun ketika melihat rangkaian scene di ruangan kerja Yigit ini perhatian saya terpecah antara melihat Ny Aytul yang sedang ‘ditelanjangi’ oleh keponakannya dan penampilan Yigit yang luar biasa seksi dan memesona dengan penampilan serba hitam plus pose duduknya yang maskulin dan penuh kuasa, hahahaaa... Nie laki-laki satu... Ekspresi menahan emosi dan kekesalannya, bikin saya mupenggggg gila, hahha.. Ahh, Ny Aytul... Kau tampaknya sudah menyadari akan dosa-dosamu ketika baru memasuki ruangan Yigit kala itu. Alih-alih akan terlihat mendikte dan mengatur Yigit seperti biasanya, tapi malam itu kau lebih seperti anak kecil yang sedang menyembunyikan kesalahan dan merajuk kepada orang tuanya untuk minta maaf dan terhindar dari hukuman. Tak nyana, gaya plintat-plintut Ny Aytul makin membawa Yigit di atas angin. Maksud hati ingin merayu Yigit supaya Nazan dan Cahit diperbolehkan kembali ke rumah, bahkan sampai membawa-bawa Mert sebagai bahan alasan, namun apa daya jika akhirnya sang keponakan malah seperti mencoreng arang di mukanya. Diam bukan berarti tidak tahu, Nyonya... Mendiamkan bukan berarti juga mendukung. Yigit rupanya sudah tahu, kl di balik kedatangan Cemal, tidak mungkin kl itu murni idenya Nazan. Kau pikir ibu surinya siapa, Ny Aytul?? Nazan memang sangat membenci Ny Aytul, tapi untuk berbuat senekad itu, tidak mungkin Nazan seberani itu tanpa ada campur-tangan dari ‘atasan’. Bahkan Yigit sudah menegaskan, kl dia tidak ikut mengusir bibinya tersebut dari rumah perkebunan Kozan, karena semata-mata Ny Aytul itu neneknya Mert. Yigit merasa ia masih perlu menjaga perasaan anaknya sekaligus mantan mertuanya tersebut. Diih, Nyonya... Bahkan keponakanmu masih ada hati untukmu, setelah kau berulang kali mencoba mencelakakan istrinya... Berterima kasihlah pada cucumu, karena hanya karena Mert kau dan Iclal masih senantiasa dipertahankan di rumah besar. Meskipun seringkali pemakluman yang diberikan Yigit kepada Ny Aytul dan Iclal justru membuat posisi istrinya sendiri selalu dalam sikon terpojok, tapi setidak-tidaknya Yigit mulai berani mengambil sikap di depan Ny Aytul ketika saling berhadap-hadapan malam itu. Seandainya kau menyadari kl hidup itu pasti ada ujungnya, Nyonya Aytul... Seperti pagi yang akan beranjak siang, berganti menuju petang, dan akhirnya malam yang menjelang... Meskipun sudah sangat terlambat, tidak pernah ada kata menyerah untuk menuju kebaikan. Jangan kau terus meracuni Iclal dengan hal-hal yang tidak masuk akal dan cenderung membuat dirinya semakin impulsif dan obsesif. Kau tidak akan mungkin terus bisa mendampingi anak-anakmu, Nyonya Aytul. Tugasmu adalah mempersiapkan Iclal atau juga Sinan agar mereka kelak bisa tangguh dan mandiri, tanpa bergantung dari orang lain. Terkadang membuat anak menangis itu tidak ada salahnya. Menangis kl akhirnya membuat dia kuat di kemudian hari, siapa juga yang akan bangga kl tidak orang tuanya. Jadikan senjamu sekarang dipenuhi kenangan yang membahagiakan, Nyonya... Agar kelak jika malam itu sudah benar-benar menjelang, kau siap ‘bercerita’ dengan penuh tanggung jawab di hadapan Sang Pemilik Hidup. 





Lanjut besok yaaa, AVers... Salam hangat. 


Categories:

0 comments:

Posting Komentar