#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecer_25
Yuhuuuuuuuu... Sua lagi, AVers...
Setelah lima hari absen, InsyaAlloh mulai hari ini edisi remah-remahnya akan
mulai aktif kembali. Untuk mengawali edisi remah-remah kali ini, kilas-baliknya
akan saya bawa lagi menuju episode keenam Asla
Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). Mo rumpiin tentang Ny Aytul yang kepalang
malu di hadapan keponakannya sendiri. Hahha... Deretan potongan scene yang saya hadirkan ini adalah kejadian setelah Nazan dan Cahit
diusir oleh Yigit karena Nazan ketahuan telah berkonspirasi dengan Tayyar untuk
menghadirkan Cemal supaya mengganggu Nur. Akhirnya bukan hanya Nazan saja yang
terusir, bahkan Yigit tega mengusir kakaknya sendiri karena Cahit yang
mengetahui ulah busuk Nazan, dianggap tidak bisa menghentikannya. Eeeeyyaaa...
Siapa berani mengganggu istri Yigit Kozan, siap-siap deh urusannya harga diri
dan nyawa, hahha.. Tapi untuk yang seterusnya, pembicaraan ini akan mengupas
seputar dalang sebenarnya, siapa di balik segala kekacauan yang mengincar Nur
sebagai target utama. Siapa lagi kl bukan Ny Aytul. Bibi yang sudah dianggap
sebagai pengganti orang tua bagi Yigit ini memang seperti halnya ibu suri di
rumah perkebunan Kozan. Yigit yang terkesan garang dan penuh kuasa, selalu
punya respek tersendiri dengan perempuan satu ini. Respek yang seringkali
justru membuat Yigit terkesan lemah dan tak berdaya dengan segala titah
bibinya. Sampai-sampai ketika dulu dipaksa untuk menikahi Iclal, anaknya, Yigit
pun akhirnya takhluk dengan bujukan bibinya. Pernikahan tanpa cinta yang kelak
akan membawa Yigit kepada persoalan yang semakin pelik dan menyengsarakan
hidupnya. Seringkali berasa gemezzzzz banget apabila melihat Yigit terkesan
patuh dan mendiamkan segala tidak-tanduk semena-mena Ny Aytul kepada Nur. Toh,
Yigit bukan anak kecil atau juga boneka yang hidupnya tergantung sepenuhnya
dengan Ny Aytul, tapi kenapa suaminya Nur ini seperti punya ketakutan tersendiri
dengan Ny Aytul. Yupz, respek yang sebutkan tadi sebenarnya lebih cocok untuk
dibilang rasa takut, bukan hormat dalam arti sebenarnya. Ya, OK lah Yigit
merasa berhutang budi kepada bibinya karena dia, Cahit, dan Yarren sudah
dibesarkan oleh bibinya. Akan tetapi ngomongin hutang budi, sekeras apapun kita
membalasnya, sampai mati juga tidak akan lunas. Dan mungkin sikon inilah yang
dimanfaatkan oleh Ny Aytul untuk bisa terus mengontrol dan menekan Yigit,
sekaligus mendompleng kekayaan dari keponakannya tersebut. Biar makin langgeng
dan paten kayanya, sekaliyan juga Iclal, anak perempuannya yang manja dan
begitu memuja Yigit Kozan, dinikahkan dengan keponakan gantengnya tersebut.
Coba kl emak yang bener dan tahu porsinya, gak akan juga semua permintaan
anaknya dipenuhi kan??! Padahal tahu betul kl keponakannya tidak ada hati sama
sekali dengan anaknya, eeeallllah... Malah nekad saja diamprokin berdua.
Sekarang lihat saja hasilnya, bukan hanya Yigit saja yang menderita, bahkan
sebenarnya kondisi kejiawaan Iclal jauh lebih mengenaskan daripada yang
terlihat. Ya gitu deh kl anak manja dipiara, Nyonya... Beruntung Iclal dulu
tidak minta kepadamu untuk dipertemukan dengan Tuhan... Wassalam deh... Oleh
sebab itu, ketika di episode enam Yigit yang selama ini terkesan diam dan
mendiamkan semua ulah bibinya, tiba-tiba terlihat menohok malu kepada bibinya, surprise banget scene ini untuk saya, hahahaaa... Kapan lagi nonton ekspresi Ny
Aytul saat dirundung malu tidak karuan, menangis sampai air matanya mengacaukan
dandanan maskaranya, atau juga raut muka ketika menahan gengsi karena ketahuan
mewek oleh Nur, wkwkwkwkwkkk.. Walaupun ketika melihat rangkaian scene di ruangan kerja Yigit ini
perhatian saya terpecah antara melihat Ny Aytul yang sedang ‘ditelanjangi’ oleh
keponakannya dan penampilan Yigit yang luar biasa seksi dan memesona dengan
penampilan serba hitam plus pose duduknya yang maskulin dan penuh kuasa,
hahahaaa... Nie laki-laki satu... Ekspresi menahan emosi dan kekesalannya,
bikin saya mupenggggg gila, hahha.. Ahh, Ny Aytul... Kau tampaknya sudah
menyadari akan dosa-dosamu ketika baru memasuki ruangan Yigit kala itu.
Alih-alih akan terlihat mendikte dan mengatur Yigit seperti biasanya, tapi
malam itu kau lebih seperti anak kecil yang sedang menyembunyikan kesalahan dan
merajuk kepada orang tuanya untuk minta maaf dan terhindar dari hukuman. Tak
nyana, gaya plintat-plintut Ny Aytul makin membawa Yigit di atas angin. Maksud
hati ingin merayu Yigit supaya Nazan dan Cahit diperbolehkan kembali ke rumah,
bahkan sampai membawa-bawa Mert sebagai bahan alasan, namun apa daya jika
akhirnya sang keponakan malah seperti mencoreng arang di mukanya. Diam bukan
berarti tidak tahu, Nyonya... Mendiamkan bukan berarti juga mendukung. Yigit
rupanya sudah tahu, kl di balik kedatangan Cemal, tidak mungkin kl itu murni
idenya Nazan. Kau pikir ibu surinya siapa, Ny Aytul?? Nazan memang sangat
membenci Ny Aytul, tapi untuk berbuat senekad itu, tidak mungkin Nazan seberani
itu tanpa ada campur-tangan dari ‘atasan’. Bahkan Yigit sudah menegaskan, kl
dia tidak ikut mengusir bibinya tersebut dari rumah perkebunan Kozan, karena
semata-mata Ny Aytul itu neneknya Mert. Yigit merasa ia masih perlu menjaga
perasaan anaknya sekaligus mantan mertuanya tersebut. Diih, Nyonya... Bahkan
keponakanmu masih ada hati untukmu, setelah kau berulang kali mencoba
mencelakakan istrinya... Berterima kasihlah pada cucumu, karena hanya karena
Mert kau dan Iclal masih senantiasa dipertahankan di rumah besar. Meskipun
seringkali pemakluman yang diberikan Yigit kepada Ny Aytul dan Iclal justru
membuat posisi istrinya sendiri selalu dalam sikon terpojok, tapi
setidak-tidaknya Yigit mulai berani mengambil sikap di depan Ny Aytul ketika
saling berhadap-hadapan malam itu. Seandainya kau menyadari kl hidup itu pasti
ada ujungnya, Nyonya Aytul... Seperti pagi yang akan beranjak siang, berganti
menuju petang, dan akhirnya malam yang menjelang... Meskipun sudah sangat
terlambat, tidak pernah ada kata menyerah untuk menuju kebaikan. Jangan kau
terus meracuni Iclal dengan hal-hal yang tidak masuk akal dan cenderung membuat
dirinya semakin impulsif dan obsesif. Kau tidak akan mungkin terus bisa
mendampingi anak-anakmu, Nyonya Aytul. Tugasmu adalah mempersiapkan Iclal atau
juga Sinan agar mereka kelak bisa tangguh dan mandiri, tanpa bergantung dari orang
lain. Terkadang membuat anak menangis itu tidak ada salahnya. Menangis kl
akhirnya membuat dia kuat di kemudian hari, siapa juga yang akan bangga kl
tidak orang tuanya. Jadikan senjamu sekarang dipenuhi kenangan yang
membahagiakan, Nyonya... Agar kelak jika malam itu sudah benar-benar menjelang,
kau siap ‘bercerita’ dengan penuh tanggung jawab di hadapan Sang Pemilik Hidup.
Lanjut besok yaaa, AVers... Salam
hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar