Edisi ‘Rabu Ribet’, hehhe... Tapi, semoga hari ini tidak seribet edisi remahannya yaaaaa... Bicara tentang ribet karena remah-remahnya akan melanjutkan flashback episode 14 (empat belas) serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia), di mana Iclal kembali akan jadi topik utamanya, plus menyinggung sedikit tentang Ny Aytul.
Hadddeh... Memang ngeselin sieee ngomongin janda Yigit Kozan yang satu ini dan juga emaknya... Tapi bagi saya, makin ngeselin justru membuat semakin ‘merdu’ untuk nyinyir dan memaki-maki tentang Iclal dan juga ibunya. Saya enggan untuk menggunakan istilah ‘kritik’ kepada Iclal, karena kl kritik sifatnya lebih ke sesuatu yang bertujuan memperbaiki dan membangun ke arah yang positif. Pendek cakap, kritik adalah untuk mereka yang berjiwa besar, pintar, dan selalu sadar diri serta rendah hati dengan segala tindak-tanduknya. Nah kl tipe macam Iclal begini, mana mempan dia dengan kritik??! Apa yang dia mau saja sebenarnya dia tidak paham, bagaimana mau tahu diri??! Jadi, kl untuk Iclal dan sejenisnya, lebih baik lakukan perundungan saja alias bully plus dinyinyiri sekaliyan dimaki-maki. Bukan..bukan saya ingin menghasut dan mengajarkan hal-hal yang negatif kepada para AVers atau siapa pun, tapi setidak-tidaknya efek dari bully atau perundungan tadi, siapa tahu bisa membuat mereka sadar kembali siapa dia sebenarnya, bagaimana selama ini dia menjalani hidupnya, dan benarkah mereka akan terus menjalani hidup sebagai orang yang bebal... Saya memang belum akan berhenti membicarakan Iclal dengan baju ala-ala ‘grenjeng rokok’ yang kemarin sudah sempat dibahas di edisi remahan, tapi untuk kali ini ‘grenjeng rokok’nya akan saya pakai sebagai pemicu untuk mencari jawaban ‘siapa sebenarnya Iclal’, wkwkwkwkkk... Mimpi apa Yigit Kozan ketika itu, jika ia harus datang ke acara lelang amal yang diselenggarakan oleh salah satu yayasan milik Kozan Otomotiv (saya sebelumnya selalu menyebut dengan Kozan Manufacturing, tapi whatever lah, hahahaaa..), bersama dengan Iclal yang bahkan selain karena statusnya bukan lagi sebagai Ny Yigit Kozan, untuk penampilannya malam itu yang mengundang banyak komentar miring karena berasa ‘saltum’ yang menggelikan, Iclal seharusnya tidak berhak mendampingi Yigit yang seperti biasa selalu berpenampilan menawan dan ‘mahal’... Tapi Yigit mana mau untuk menggubris, toh Iclal memang bukan apa-apanya lagi, selain malam itu hanya lanjutan dari dongeng ‘sandiwara cinta’. Yang penting bagi Yigit, semuak apapun dia dengan perempuan yang menggandeng tangannya malam itu, dia tetap berusaha untuk bersikap layaknya seorang gentleman. Terserah Iclal mau keGeeRan dan bertahan dengan pencitraannya sendiri, xixixiii... Saya justru jadi bingung sendiri dengan Iclal, perihal cara dia merepresentasikan gaya kelas atasnya yang katanya lekat dengan ‘manner’ dan basa-basi yang agung.. Yach, Iclal..daripada uang Yigit kau habiskan untuk sok gaya-gayaan membeli barang-barang antik yang kau sendiri sebenarnya tidak tahu apa manfaatnya, lebih baik kau gunakan saja untuk menyewa seorang fashion stylish yang bisa membantu mengarahkanmu untuk bergaya dan berpenampilan yang lebih baik. Lihatlah kau yang berdiri dan berjalan di sebelah Yigit Kozan.. Yang dicegat dan dikerubuti para kuli tinta, fotografer, dan kameramen televisi.. Yang berjalan dengan kepala terlalu tegak, sampai lupa untuk caranya ‘menunduk’.. Baju ‘grenjeng rokok’mu sebenarnya bukan sebuah ‘malapetaka’, tapi apa ya iya sesuai untuk dipakai menghadiri sebuah acara lelang amal?? ‘Jangan bercermin di kaca yang retak atau bahkan pecah’, sehingga akhirnya malah susah untuk tahu kelemahan sendiri!!! Bahkan dengan ibumu atau Nazan yang berdiri dan berjalan di belakangmu, kau tetap saja menimbulkan kegelian tersendiri. Meski Nazan datang dengan dress super ketat dan mini, tapi setidak-tidaknya saya masih merasa lebih enak melihatnya daripada kau malam itu yang makin terlihat parah justru dengan tambahan ikat kepalamu. Bagus deh, berasa sekaliyan untuk mengencangkan otak di dalamnya yang gesrekkkk sehabis tidur panjang selama tiga tahun. Kau seperti hanya ‘gila’ untuk show off, Iclal... Tapi kau lupa atau bahkan tidak diajarkan oleh ibumu, bagaimana untuk menjadi perempuan yang berkualitas dan tidak ‘kosong’. Hingga sampai sedewasa sekarang dan sudah menjadi seorang ibu juga, jiwamu masih sangat manja dan kekanak-kanakkan. Kau benar-benar membuat Yigit tidak ada pilihan untuk sedikit saja bisa mencintaimu atau paling tidak bersimpati. Coba kl Ny Aytul dulu mau berpikir yang lebih ambisius dan licik, tentu dia tidak hanya ‘mencetak’ Iclal yang seakan-akan hanya menjadi perempuan yang begitu terobsesi dengan cinta dan laki-laki yang ganteng serta kaya. Ny Aytul lupa kl punya anak perempuan sekarang juga harus dididik yang benar, kl mampu ya disekolahkan setinggi-tingginya, sehingga dunianya tidak lagi hanya macak, manak, masak atau juga dapur, sumur, kasur. Andai dulu Ny Aytul mampu mendorong untuk Iclal selain pandai menarik hati Yigit juga harus pandai otaknya, setidak-tidaknya watak jeleknya Iclal sekarang tidak akan jatuh jadi bahan tertawaan.
Ya Tuhan, Iclal... Andaikata kau terlihat sedikit pintar, keibuan, atau mungkin saja bisa turut peran-serta membesarkan perusahaan Kozan, setidak-tidaknya Yigit masih ada respek untukmu. Bahkan untuk menjadi ibu rumah tangga saja, kau tidak becus, Iclal!!! Kau tidak paham cara mengasuh dan membesarkan anak, mengurusi rumah tanggamu, dan bahkan kau tidak paham sama sekali bagaimana cara mengambil hati suami yang tidak ada hasrat sama sekali denganmu. Kau tidak tahu bagaimana cara merayu yang elegan, Iclal!!! Sekarang bandingkan dengan Nur... Mungkin dia hanya seorang perempuan kampung yang sepintas tampak lugu dan ketinggalan zaman, tapi Nur punya hati yang tulus dan semangat yang positif. Dia punya ketulusan yang akhirnya membawa dia pada keberuntungannya, dicinta mati oleh seorang Yigit Kozan. Nur juga tidak butuh pura-pura untuk dia terlihat anggun dan memesona di tiap kehadiran dan penampilannya. Nur seolah-olah tidak butuh untuk selalu memaksa terus di samping suaminya hanya untuk menaikkan gengsi dan statusnya. Nur mempunyai inner beauty memesona, yang justru bisa semakin menaikkan citra suaminya, terlebih jika kelak dia sudah bisa mendampingi Yigit Kozan secara terbuka di depan khalayak. Ingat, Nur sekarang menjadi seakan-akan minder dan nista hanya gara-gara ‘konsep perikemanusiaan konyol’ Yigit dan Ny Aytul. Tapi lagi-lagi, meski bagi Iclal Nur itu jauh di bawah kelasnya, kesan cerdas dan elegan dalam diri Nur tidak bisa ditandingi Iclal. Sementara Iclal, dia akan selalu terjebak dengan dunia manja dan kanak-kanaknya, meski ia mengaku sebagai sosialita kelas kakap. Hahha.., kakap beku!!! Bahkan di kalangan para sosialita, Iclal tidak berhenti menjadi bahan gunjingan. Mending gunjingannya yang bernada iri yang kagum, nyatanya juga guncingannya lebih banyak yang bernada mencibir dan nyinyir. Bahkan kl memang merasa percaya diri dengan posisinya sebagai Ny Yigit Kozan, kenapa mesti merasa sewot dan ‘panas’ dengan janda pengincar laki-laki konglomerat, berwajah tak juga lebih cantik dari Iclal, yang malam itu tak berhenti tebar pesona di dekat Yigit?! Memang dasar Iclal yang super ribet sendiri, bahkan Yigit juga bersikap ala kadarnya ketika perempuan itu menyapa dan mendekatinya... Iclal..Iclal... Perempuan tersebut akhirnya berniat iseng dan genit dengan Yigit karena mungkin dia merasa kau sebagai pendamping Yigit tidak cukup cocok untuk bersebelahan dengan seorang jutawan. Hahha... Katanya kelas atas, bermanner, penuh percaya diri, tapi koq sewotan amat dengan perempuan yang hanya mencoba-coba bermain mata dengan Yigit... Hadapi dunk lawan dengan ‘dingin’ dan berkelas, bukannya malah main menghambur-hamburkan uang dan bergaya preman untuk menghadapinya. Iclal yang ngakunya masih bernama belakang Kozan.., memalukan!!! Coba kl di sebelah Yigit tadi istrinya yang asli, bahkan janda yang melirik Yigit tadi pasti sudah jiperrr duluan. Hahahaaa... Kharisma memang tidak bisa dikloning sieee ya... Karena semuanya bersumber dari hati dan pikiran yang positif. Iclal pikir, dengan membuat perhitungan gaya preman melawan perempuan saingannya tersebut, masalah akan selesai, tapi apa coba yang didapat setelahnya... Malah makin terlihat jelas di mana sebenarnya ‘kelasnya’. Ny Aytul... Inilah hasil didikanmu selama ini... Kulitnya saja yang eksklusif, tapi isinya..hampir busuk semua. Makanya buah durian selalu lebih mahal daripada kedondong!!! Wkwkwkwkwkkk... Tapi sekali lagi, AVers inilah pelajaran untuk kita semua, terlebih untuk para perempuan. Mau jadi ibu rumah tangga atau perempuan karier, tetaplah yang bisa dibanggakan oleh suami dan keluarga. Jangan malah jadi bulan-bulanan dan sumber kesengsaraan untuk suami dan keluarga. Hadddeh, Iclal... Apa coba yang akhirnya bisa dibangakan dan membuat Yigit bisa bertekuk lutut kepadamu, kl tidak memang karena Yigit merasa putus asa atau sebagai pelampiasan saja, hahahaaa... Ny Aytul sepertinya sukses ‘memfotocopykan’ dirinya kepada anak-anaknya, fotocopy jadi parasit maksudnya. Dia bisa kaya karena mendompleng harta serta derajat dari keponakannya, sekarang anak-anaknya pun sudah sama halnya seperti ibunya. Boro-boro tahu terima kasih kepada keponakannya, justru Yigit malah pelan-pelan dihancurkannya. Ya sudah... Tuhan tidak tidur, tak ada pesta yang tak usai. Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai. Selamat menikmati hasilmu, Ny Aytul. Dan kau, Iclal... Orang yang paling merugi di dunia ini adalah mereka yang tak tahu diri dan tak mau memperbaiki serta belajar dari kesalahan-kesalahannya. Jangan bermimpi bisa merubah keadaan dan perasaan, kl kau sendiri tidak mau untuk berubah. Happy Wednesday, AVers... Salam hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar