\

Selasa, 08 Maret 2016

Posted by Unknown on 18.14.00 No comments
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_51 Halo, AVers.... Setelah yang spesial dan hepi-hepi di edisi ‘Senin Spesial’ kemarin, hari ini remahannya akan ganti menginjak ‘Selasa Sembilu’ yaaa,  huu...huuu...hhuuuuu.... Sembilu karena yang akan diflashbackkan adalah seputar perubahan sikap dan suasana hati Yigit Kozan pasca skandal baliho, yang kembali lebih menguji kesabaran dan ketegaran sang istri. Flashback akan saya bawa menuju episode 13 (tiga belas) serial drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia). 



Cerita bermula ketika Nur yang kala itu masih berusaha meminta maaf dan meluruskan kesalahpahaman tentang masalah skandal foto di papan baliho kepada sang suami, belum mendapatkan respon yang positif. Saya juga jadi bingung sendiri dengan Yigit ketika itu, sebegitu sulitkah membuka pintu maaf untuk istrinya sendiri, sementara kesalahan yang dilakukannya bukanlah kesengajaan. Kata Yigit kala itu, Nur sudah terlampau menyakiti hatinya, Nur belum mengenal bagaimana Yigit sebenarnya. Lhaaah..? Lucu nie suami... Bagaimana mau mengenal suami kl selama pernikahan yang sudah berjalan, kenyataan yang ada suami seperti benar-benar sedang membagi hati antara istri dengan mantan istrinya. Ditambah lagi justru sang istri yang sebenarnya malah dilalaikan dan dikesampingkan keberadaannya. Pun dengan sikon yang timpang dan selalu menyakitkan hati seperti itu Nur juga tidak bisa banyak protes, kenapa sekarang giliran sang istri meminta sedikit kelonggaran hati sang suami, Yigit malah  seperti mau menang sendiri?? Di mana sebenarnya pengertian dan rasa toleransi yang dimaksudkan? Toh itu hanya sebuah foto iklan bukan Nur yang khilaf karena main hati dengan laki-laki lain... Berasa pengen nyunatin lagi sang suami deh, biar makin dewasa dalam berpikir dan mengambil keputusan. 

Dipikir Yigit, mungkin pernikahannya hanya sebagai ajang untuk uji kesabaran dan ketegaran sang istri, hingga acara ngambeknya pun berasa dilama-lamain plus diada-adain. Tambah menyebalkan karena gaya ngambek plus marah-marahnya ternyata masih anak kecil banget. Yigit Kozan... Makin kenceng BeTenya, makin pamer sok mesra dengan mantan istri. Hahha... Basiiiiiii!!! Yang kerenan dikit dunk gaya marahnya... Gentleman gitu lhoooh... Katanya kagak doyan dengan mantan istri, tapi hanya gara-gara saking terbakar emosi dan cemburu dengan istri, ‘barang bekas’ terpaksa difungsikan lagi. Belum cukup meyakiti istrimu selama ini, Yigit?? Sedangkan di antara kewajibanmu sebagai seorang suami, masih banyak yang belum kau tunaikan... Dan kini, di saat istrimu mulai merasakan mual-mual karena tengah hamil muda, kau dengan begitu ringannya menyepelekan dia. Kau rupanya lebih menghiraukan panggilan telepon dari Iclal  daripada mencoba bertahan sebentar untuk berbicara dengan Nur yang masih belum lelah untuk meminta maaf kepadamu. Karena keangkuhanmu juga, ketika Nur akhirnya jatuh pingsan di halaman, kau tidak sempat untuk mengetahuinya. Duh, malah Ny Aytul yang kemudian membawa Nur ke rumah sakit.



Andai ketika itu kau sendiri yang membawa Nur ke rumah sakit, Yigit... Berita kehamilan itu seharusnya bisa kalian rayakan bersama-sama dan Nur tidak harus mendapati Ny Aytul yang ada di dekatnya justru marah-marah dan mengutuki kehamilan tersebut. Bahkan Nur ketika diberi tahu tentang kehamilannya, dia terlihat semakin bahagia dan merindukan kehadiran suaminya. Tidak peduli dengan sikap sinis dan penolakan-penolakan dari sang suami belakangan ini, yang dia bayangkan hanya akhirnya dia bisa mengandung dan memberikan keturunan yang kelak layak dibanggakan oleh ayahnya. Sedangkan Yigit, hhhaah... Dia sedang bingung sendiri mengurusi malunya karena video skandal balihonya sudah disebarkan Elmas lewat video internet. Hahahaaa... Pikir-dipikir lagi, seperti sedang kualat gak sieee... Menghindar dari permintaan maaf dari sang istri karena foto yang tak sengaja terpampang di papan reklame baliho, tapi akhirnya Yigit sendiri lagi-lagi harus terus berhadapan dengan masalah yang sama. Semestinya kl egomu bisa kau turunkan sedikit, sang istri justru bisa membantu dan meringankan segala permasalahanmu,, Yigit Kozan. Si ‘tuan problem solver’ biasanya memang akan selalu keteteran dengan urusannya sendiri, xixixiiii...
Belum putus asa memerjuangkan permintaan maaf sekaligus juga ingin segera mengabarkan berita kehamilan itu kepada sang suami, Nur akhirnya nekad mendatangi kantor Yigit. Nur mungkin berpikiran, ketika di kantor, pembicaraannya dengan suaminya akan bisa lebih bebas, tanpa ada gangguan dari Ny Aytul atau Nazan. Sekuat tenaga, sepenuh hati di tengah kondisi lemah dan belum stabil karena mual-mual, Nur membulatkan tekad untuk mengabarkan kehamilannya kepada Yigit. Berharap ketika Yigit mendengar berita kehamilan tersebut dia bisa sedikit melonggarkan hatinya, kembali hangat dengan Nur. Namun lacur kemudian, kembali penolakan itu didapatkan Nur ketika dia bermaksud ingin masuk ke ruangan sang suami dan bisa berbicara berdua. Sumpahhh.., di scene ketika Nur ditolak Yigit masuk ke ruangannya, selain pengen nendang Yigit, saya pengen banget nabokin sekretarisnya. Ech..ech, heylooooo... Berasa cantik dan penting banget yaa?!! Atau iri karena bosmu mesti merobek-robek poster gambarnya Nur daripada gambarmu??! Hahha... Jadi sekretaris bos koq sewotan... Biarin yang sewot bosmu saja... Kirain ketika seusai  Yigit memarahi sekretaris dan sesama rekannya, akan berkenan untuk mengizinkan Nur masuk ke ruangannya.. Eeealllah... Nur malah disuruh pulang. Ya Alloh... Berikan Nur kesabaran... Belum lagi saat melihat Iclal yang kebetulan juga sedang ke kantor Yigit, malah diizinkan masuk dan berdua-duaan... Pengen lempar granat mukanya Yigit!!! Hhhhhhhh...

Akan tetapi, entah kenapa justru Iclal yang ketika itu terlihat ramah dan perhatian dengan Nur. Mungkin karena melihat Nur yang tampak pucat dan tidak sehat, Iclal menjadi merasa kasihan dengan pengasuh anaknya tersebut. Bahkan Nur sempat diajak serta ke salon bersama dengan Nazan. Tapi memang dasarnya ibu hamil yang sedang sangat sensitif dengan bau-bauan, di perjalanan sepulang dari salon, Nur sampai minta Iclal untuk menghentikan mobilnya dan memberinya izin untuk keluar menumpahkan mual-mualnya. Xixixiii... Coba kl Iclal sadar  perempuan yang sedang mual-mual di mobilnya itu tengah hamil anaknya Yigit, wkwkwkwkwkkk... Bisa-bisa kecelakaan tunggal parah lagi deh... Koma lagiiiiiii... Nur pun yang duduk di jok belakang, seperti tahu diri dan merasa rikuh sendiri dengan Iclal. Andai Iclal tahu yang sebenarnya kl Nur sekarang justru istri sahnya Yigit dan Iclal hanya seorang mantan istri... Tapi Nur seolah-olah, di tengah kondisinya yang sedang tidak nyaman tersebut, menyiratkan dia merasa bersalah dengan Iclal. Tuhan Maha Mengetahui dan Bijaksana, Nurrrr... Kuat yaaaaa...

Harus kuat karena yang kau hadapi sekarang bukan lagi suami yang berwujud suami dengan hatinya yang mencintaimu, Nur... Yang kau hadapi sekarang adalah Yigit yang mulai membangun ‘tembok Cina’ untuk istrinya sendiri. Jangan lagi kau berteriak bahwa Nur adalah seorang istri yang tidak mengenalinya suaminya sendiri Yigit... Kau justru yang harusnya malu dan tahu diri kenapa ketika Nur belum lelah untuk menemuimu kau malah membelakanginya dan menyepelekan kehadirannya. Kenapa lagi-lagi masalah baliho yang kau gunakan untuk menyerang dan memusuhi istrimu sendiri?? Harusnya kau lihat itu perempuan yang di belakangmu sedang memegangi perutnya sambil berurai air mata. Niatnya ingin segera menceritakan kabar bahagia, tapi karena melihat suaminya sulit untuk diajak berkompromi serta makin jauh dalam jangkauannya, buyar sudah semua niatan dan rencana indah.  “Ayahmu belum menghendaki kabar tentang kehadiranmu, sayang...” Ingin sekali sebenarnya saat itu menyuruh Nur menjerit saja untuk mengatakan kl dia sedang hamil anak Yigit. Tapi lagi-lagi, Tuhan Maha Mengetahui yang terbaik untuk umatNYA. Untuk apa Yigit tahu kl hatinya sendiri belum bisa belajar memaafkan.  Ingat, dalam kasus skandal baliho, baik Yigit dan Nur pegang andil untuk kesalahannya sendiri-sendiri. Jadi, mengapa hanya Nur yang harus agresif sendirian untuk memohon maaf?? Yigit bagaimana?? Hhheeeiissttt...

Belum cukup membelakangi, Yigit kembali memaksa Nur untuk seakan-akan menjerit lagi dalam hati. Mert yang ketika itu memaksa untuk bertemu ayahnya, akhirnya justru membuat Nur mengetahui apa yang dilakukan suaminya di belakangnya. Kenapa harus dengan Iclal kau ‘menghukum’ Nur, Yigit?? Kenapa kau harus juga memeluk Iclal ketika Nur yang harusnya kau peluk dan hangatkan justru kau abaikan dengan cara-cara yang menyakitkan... Lagi-lagi, hanya air mata yang tertahan yang bisa kau tunjukkan di hadapan Yigit, Nur... Bahkan ketika Iclal memanggilmu untuk membawa Mert keluar dari ruangan kerja dan menidurkannya, Yigit seperti sengaja untuk menampilkan wajah yang angkuh dan dingin kepada Nur. Duh, Mert... Kamu sieee bahagia melihat ayah dan ibumu sedang asyik-mesra berdua, tapi ibu tirimu itu.... 



Ahh, Mert... Andai kau tahu Nur sedang mengandung calon adikmu... Mert yang menggemaskan dan Mert yang selalu menjadi kesayangan Nur. Mert juga yang akhirnya menjadi tempat curhatan Nur, Tak kuasa menahan kesedihan melihat sang suami justru sedang berdua-duaan dengan mantan istrinya, Nur samapi berlinangan air mata ketika membacakan dongeng untuk Mert. Terharu melihat Mert yang dengan telaten gaya bocahnya berusaha menenangkan Nur dan membasuh air mata Nur... Harusnya ayahmu yang melakukan seperti yang kau lakukan itu, Mert... Tapi rupanya ayahmu sedang hilang arah dan kepercayaan diri, Mert. Kelihatannya saja angkuh, padahal sebenarnya ayahmu juga sedang merasa malu kepada ibu tirimu karena merasa belum bisa membahagiakannya.  Saking cintanya kepada ibu tirimu, malah justru tak hentinya ayahmu ‘menghukum’ dan menyepelekan Nur. Menghukum atau menutupi malu ya, Mert sebenarnya ayahmu itu??!    


Setidak-tidaknya, Nur masih punya kamu, Mert... Biarlah ayahmu untuk sementara terkungkung dalam ego dan keangkuhannya. Suatu saat nanti, pasti dia akan membayarnya dengan mahal serta malu yang akan semakin bertumpuk-tumpuk. Nurrrrrr... Sabarrrrrrr yaaaa... Selama masih ada cinta, InsyaAlloh di situ selalu ada harapan. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat. 

    

Categories:

0 comments:

Posting Komentar