\

Selasa, 15 Maret 2016

Posted by Unknown on 17.50.00 No comments
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_57 Sua lagi di edisi remahan, AVers... ‘Selasa Santai’, yuk flashback lagi tentang jalan cerita dalam drama Turki Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) season yang pertama. Kali ini flashback akan saya bawa lagi dan lagiii menuju ke episode satu drama AV/ANDD. Hahha... Jangan bosan yaaaaaa kl remahannya sering banget kilas-balik di episode satu. Episode perdana tersebut sukses menjadi pembuka yang manis dan sekaligus banyak unforgetable moments yang sayang sekali untuk hanya dibiarkan lewat begitu saja. Ketika cinta mulai melanda di hati, maka segalanya akan berubah tanpa disadari. Ketika Yigit mulai bertemu pandang dengan Nur, di saat itulah dunia menjadi lebih ‘berisik’ dan ‘berwarna’. Di saat asmara mulai mengisi kekosongan jiwa, saat itu juga pergolakan batin menjadi lebih sarat dengan emosi. Di saat kebahagiaan mulai menjadi tujuan utama, pada saat itulah kesedihan dan sakit hati juga akan senantiasa membayangi. Inilah kurang lebih gambaran untuk apa yang terangkum dalam episode satu AV/ANDD. Dan semua itu adalah tentang Yigit dan Nur sebagai sang penggerak utama konflik dalam cerita.



Berawal dari pertemuan pertama yang tak disengaja dan tidak mengenakkan, tapi bakalannya Nur pasti akan ketemu juga dengan sang bos Kozan Otomotive itu bila nanti ketemu alamat bibinya yang ingin dituju, xixixiii... Tapi mungkin saat itu Tuhan mempunyai skenario yang lebih ‘cantik’ dan berkesan agar Yigit bisa lebih cepat terpesona dengan gadis pilihanNYA. Nur yang sedang kebingungan mencari di mana sebenarnya perkebunan Kozan terletak, ternyata di tengah jalan dia masih harus diganggu oleh dua laki-laki yang punya niat jelek kepada dirinya. Tapi beruntung, ada seorang laki-laki yang sedang mengendarai mobil sport putih mewahnya, melintas di jalanan tersebut dan melihat adanya suatu hal yang mencurigakan sedang terjadi. Sang laki-laki turun dari mobilnya, melihat seorang gadis yang tampak dengan wajah ketakutan sedang diganggu oleh dua orang laki-laki. Sejenak salah satu dari dua orang laki-laki itu mengenali sang pengendara mobil sport mewah putih tersebut, hingga akhirnya mereka berdua justru lari ketakutan. Kini sang gadis tinggal sendirian bersama dengan laki-laki berperawakan atletis dan maskulin tersebut. Berniat untuk menolong, justru sang laki-laki mendapatkan ketusan dan perlawanan curiga dari sang gadis. Cieeeeeee... Inilah formula drama-drama percintaan populer yang dari dulu sampai sekarang belum akan membosankan untuk ditampilkan... Berawal dari saling curiga dan benci, justru akhirnya jadi yang sehati sekaligus sejati.


Inilah Yigit dan Nur dalam kisah mereka kemudian... Yigit yang sebelumnya hanya fokus dengan urusan perusahaan atau juga anak semata wayangnya,  mendadak tak ubahnya seperti halnya ‘cacing kepanasan’ atau juga es batu yang terancam meleleh atau mencair ketika sekarang ada Nur yang tinggal di area perkebunan Kozan, miliknya. Wkwkwkwkkk... Keponakan Hafize yang jelita itu mau tidak mau, membuat Yigit tidak hanya sekedar menoleh atau melirik sekilas saja, tapi berasa Yigit ingin selalu menghampiri dan ada di dekat Nur melulu, hahha... Masih ingat kan kejadian malam-malam ketika Nur usai disindir oleh Tayyar dan berlari keluar halaman, hingga akhirnya duduk di kursi gazebo sendirian sambil menangis? Di saat itulah Yigit baru saja pulang dari kantornya. Awalnya mungkin Yigit berniat tidak mengindahkan Nur yang terlihat duduk sendirian di luar malam-malam, tapi mungkin dorongan hati lebih kuat, jadi deh akhirnya Yigit mendekati Nur, menyapanya, dan lanjut mengajak berkenalan dengan nada yang memaksa. Duh, Yigit... Pokoknya kl sudah ada maunya, paksa-memaksa jadi hal yang biasa, hahahaaa... Duh, jabatan tangannya kepada Nur, berasa kuat dan tak mau dilepaskan... Hahha.. OK lah kl begitu, Mr Kozan... Next step yaaaaa...

Pertemuan demi pertemuan, sapaan demi sapaan, atau juga perdebatan demi perdebatan, kehadiran Nur rupanya sukses menghidupkan kembali asa kehidupan seorang Yigit Kozan. Cinta yang hampir mustahil tak pernah ingin dikenalnya, kini mendadak Yigit ingin segera mempelajari langkah demi langkahnya. Langkah cinta seorang Yigit Kozan yang justru sempat membuat Nur berasa menjadi perempuan yang dipermainkan seenak jidat oleh seorang laki-laki yang pubernya telat. Hahahaaa... Percayalah, Nur... Yigit sebenarnya tak pernah punya niat jelek kepadamu, tapi hanya kau belum tahu saja, yang sedang kau hadapi sekarang adalah seorang laki-laki yang baru sekali dalam seumur hidupnya merasakan cinta atau juga jatuh cinta.  Jangankan kau, Yigit sendiri saja masih kebingungan plus ketakutan dengan apa yang dirasakannya, ditambah dengan prinsip konyol yang selama ini menjadi pegangannya, bahwa cinta itu hanya ada di film-film romantis dan untuk mereka yang punya banyak waktu luang. Hhhheeeeiisstt... Jadi biarkan dulu dia dengan tarik-ulur yang dia inginkan, hahha...



Termasuk pada akhirnya Yigit malah seperti menggunakan Mert sebagai ‘alat’ untuk semakin mendekatkan dia dengan Nur. Duh, pasangan bapak dan anak laki-laki kecilnya tersebut, kompak banget terpesonanya dengan Nur. Mert yang semakin tercuri hatinya oleh Nur pasca kejadian pohon besar di tengah malam, tak ubahnya seperti sudah menjadikan Nur sebagai teman barunya, dimana dia nyaman menceritakan segala keluh-kesahnya, termasuk kerinduannya kepada  sang ibu, yang Mert kl menggambarkannhya kepada Nur bahwa ibunya sekarang sedang berada di surga, di atas sana, dekat dengan langit dan awan-awan. Wkwkwkwkwkkk.. Gemezzzz!!! Yigit pun sama sekali tidak ada masalah dengan kedekatan Mert dan Nur. Satu-satunya yang bermasalah melihat kedekatan Nur dengan Mert adalah Ny Aytul. Sang ibu suri ‘abal-abal’ di rumah perkebunan Kozan tersebut, sejak kehadiran Nur pertama kali di rumah perkebunan Kozan memang tidak ada simpati-simpatiknya sama sekali. Terlebih sekarang melihat Nur yang di matanya terkesan tak tahu sopan santun karena sudah berkeliaran keluar-masuk di rumah utama dan bahkan sekarang berani masuk sampai ke kamar Mert dan sedang mengobrol akrab dengan cucunya tersebut.

Pagi itu memang seharusnya masih terasa menyenangkan untuk Nur, karena sehari sebelumnya dia sudah diajak berjalan-jalan dengan paksaan, keliling Istanbul oleh Yigit, wkwkwkwkwkkk... Sempat merasa terkesan karena begitu manis perlakuan Yigit kepadanya, tapi justru berlanjut jadi agak membingungkan, karena selepas Nur malam itu jalan-jalan dan ingin menyapa Yigit kemudian, Yigit justru tampak mengacuhkannya. Yigit yang malam sesudah mengantar Nur jalan-jalan, pergi makan malam dengan Cahit, justru ketika sesampai di rumah bertemu muka dengan Nur lagi, dia tampak datar dan kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Nur yang sedikit kebingungan dan kesal. Rupanya di hati Nur juga sudah mulai termakan pesona Yigit Kozan juga yaaa, hehhe... Dan karena ulah Yigit yang mulai serba seenak jidat, itu juga yang justru membuat Nur mulai kembali waspada terhadapnya. Ya itu, ketika Ny Aytul memarahinya di hadapan Mert, lalu kemudian Yigit datang ke kamar Mert dan berlaku seolah-olah membela Nur dan setuju melihat kedekatan anaknya tersebut dengan gadis cantik keponakan Hafize tersebut. Duh, yang tadi malam sempat diacuhkan, kenapa pagi ini mendadak Yigit seperti begitu perhatian lagi..menjadi seolah-olah pahlawan lagi untuk Nur. Hhmmm...


Terlebih ketika sudah di tepi kolam renang,  hanya ada Mert, Nur, dan bapaknya.  Yigit jadi seperti halnya menggelar permainan ‘tebak-tebakan’ untuk Nur. Mert yang merajuk kepada ayahnya untuk diajak ke taman hiburan bersama Nur, malah kembali jadi tampak berkah tersendiri bagi Yigit. Tak peduli Nur sudah menolak ajakan Mert, tapi Yigit kembali jadi Yigit yang hobi memaksakan kehendaknya. Siap-siap, Nur!!! Hahha... Mert bahkan berusaha untuk tetap mengajak Nur agar  menemaninya ke taman hiburan karena kl hanya pergi berdua dengan ayahnya ke taman hiburan, itu akan menjadi hal yang kurang menyenangkan. Kata Mert saat itu, ayahnya tidak mau untuk diajak naik komedi putar karena takut akan merusak kharismanya atau juga ayahnya yang selalu menang ketika bermain balapan mobil dengannya, makanya ia ingin mengajak Nur agar bisa bekerja sama untuk mengalahkan sang ayah. Hahha... Mert, pintar sekali akalmu, Nak!!!

Dan Yigit, nah kan seringkali saya bilang bahwa Yigit sebenarnya masih harus banyak belajar bagaimana cara berkomunikasi dan membesarkan anak, alih-alih hanya berlaku sayang dan perhatian. Ya karena dia sendiri di hadapan Mert belum benar-benar jadi ayah yang selayaknya di mata dan pikiran anak-anak seumuran Mert. Yigit masih terjebak dengan pola pemikiran ayah sang pemegang kuasa yang kaku dan harus dihormati daripada seorang ayah yang menjadi teman atau karib bagi anaknya. Ya masak iya ayah tidak mau sesekali mengalah demi anak hanya dalam sebuah permainan seru-seruan, ya masak iya disuruh naik komedi putar saja kekeuh tidak mau bahkan anak sendiri yang meminta... Padahal yang dibutuhkan seorang anak dari orang tuanya dalam hal ini ayah, bukan hanya bentakan dan belajar menjadi pemimpin yang baik dan cerdas, tapi juga bagaimana proses dan alur menjadi pemimpin yang baik, cerdas, dan bijaksana. Ya itu tadi, terungkap dari curhatan Mert kepada Nur, yang juga didengar Yigit sendiri... Coba sesekali tampaklah bodoh di depan Mert, Yigit... Biarkan dia selalu semangat dan terpacu dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya.



Tapi untuk yang satu ini, Yigit tetap tak mau kelihatan turun kharisma ketika membujuk Nur untuk mengikuti kemauan Mert. Nur yang merasa Yigit memperlakukan seenak-enaknya dia, semakin tidak mengerti dengan model pemaksaan Yigit yang semau gue. Hadddeh, Nur... Percuma kayaknya kl mau ngeyel dengan Yigit, tapi paling tidak kau sudah membuat Yigit terhenyak dengan cara bicaramu yang terkesan lugas dan tegas. Yigit mungkin juga kaget, baru kali ini ada perempuan yang berani melawan kehendaknya. Memangnya kenal berapa perempuan sieee yaaa, Yigit??!, hahahaaa... Makin Nur melawan, semakin Yigit ingin menunjukkan siapa sebenarnya dirinya... Yigit Kozan sang penguasa, yang pantang untuk ditolak. Bahkan Yigit harus bekerja keras untuk meyakinkan Nur dan kemudian menyeretnya untuk mendekati Mert dan mengatakan, “Apa kau tega menolah permintaan anak laki-laki itu...?” Wkwkwkwkwkkk... Skak mat kau, Nur... Kl dengan bapaknya kamu menolak, tapi kl sudah mengatasnamakan anaknya, bisa apa, hahha.. Mert..Mert... Sekarang saatnya kau menangkan semua permainan yang ada dan bujuklah ayahmu agar mau naik komedi putar bersamamu dan Nur yaaaa... Kan sekarang sudah ada Nur yang menemani, pasti ayahmu bakalan menjadi yang sesempurna mungkin di hadapan perempuan yang sedang diincarnya tersebut. Enjoy yaaaa, Mert... Have fun dengan ayah dan juga calon ibu tiri kesayangan, xixixiii... Lanjut besok lagi ya remahannya. Have a sweet Tuesday, AVers... Salam hangat.





  
Categories:

0 comments:

Posting Komentar