Kl kemarin dulu di edisi remahan sudah pernah membahas tentang Ny Aytul yang berhasil dipermalukan oleh Yigit berkaitan dengan masalah persekongkolannya dengan Nazan dan Tayyar untuk membuat Nur merasa tak nyaman dan terganggu dengan kemunculan Cemal, kali ini gilirannya remahan akan mengupas Ny Aytul yang niat awalnya ingin terlihat kuat dan berkuasa di depan Yigit dan Nur, tapi ujung-ujungnya..,lagi-lagi sang keponakan justru malah balik mempermalukannya. Cerita bermula ketika Nur usai lolos dari ‘kurungan kamar’ Yigit seusai mereka melangsungkan pernikahan kala itu. Rasa sakit hati karena merasa dibohongi oleh Yigit membuat Nur memberontak dan segera ingin melepaskan status yang baru saja disandangnya sebagai Ny Yigit Kozan. Sekuat hati dan tenaga memertahankan Nur dengan mengurung serta menguncinya di dalam kamar, akhirnya Yigit kecolongan juga. Nur berhasil keluar dari kamar dan kembali ke rumah bibinya. Yigit yang baru saja pulang dari menjenguk Iclal yang sudah sadar dari komanya, sontak ketika sampai di rumah menjadi histeris berteriak memanggil istrinya yang sudah tidak ada di dalam kamar. Langsung saja Yigit mencari ke rumah Hafize dan puji syukur tenyata sang istri memang melarikan diri ke rumah bibinya. Yigit yang terlihat lega tak jua bisa menyembunyikan gurat kesedihan di wajahnya, pun begitu dengan Nur... Sepasang mata hijau yang indah itu, kala melihat suaminya terlihat dengan sorot penuh kemarahan dan kekecewaan, tapi tetap tidak meninggalkan aura kecantikannya. Pikir Yigit kali ketika itu, biarlah Nur untuk sementara tetap di tempat bibinya, sementara ia mencari cara untuk mewujudkan kebahagiaannya dengan Nur dan Mert. Tapi Yigit hampir saja kecolongan untuk kedua kalinya. Padahal kali ini Nur bertekad untuk pergi meninggalkan rumah perkebunan Kozan dan kembali ke Adana. Untung ada Mert!!! Anak Yigit dan Iclal ini berasa jadi malaikat penolong terus untuk memertahankan pernikahan ayah dan ibu tirinya. Berulang kali Nur ingin pergi meninggalkan suami dan pernikahannya, selalu saja Mert jadi faktor penghalangnya. Andai saja siang itu, ketika Nur berniat untuk melarikan diri dari perkebunan Kozan, Mert tidak muncul di hadapannya dengan luka berdarah di pelipisnya karena usai bertengkar dengan teman-teman barunya di sekolah, pasti Nur sudah benar-benar pergi meninggalkan rumah perkebunan Kozan.
Nur yang memang sangat peduli dan menyayangi Mert, langsung menyingkirkan kopernya dan beranjak cepat untuk mengobati luka Mert. Ahhh... Beneran pengen peluk Mert ketika itu... Dengan muka lucu dan menggemaskan yang setengah kesakitan, dia berhasil untuk sejenak membuat Nur lupa akan niat meninggalkan suami dan pernikahannya. Hehhe.. Mmmuuuaaacchh... Tapi ternyata itu belum puncak dari segalanya, karena ternyata masih ada lakon yang begitu menyedihkan dan ironis yang harus diterima Nur. Ny Aytul yang siang itu muncul di kamar Mert dan melihat cucunya tersebut sedang diobati serta dirawat Nur, seperti seseorang yang sudah hilang kendali. Ya Tuhan... Tak cukup hanya dengan marah–marah dan menyumpahi Nur, entah setan apa yang menghinggapi Ny Aytul ketika itu, Nur menjadi sasaran penganiayaannya. Berkali-kali tamparan itu mengenai pipi Nur, tak cukup sekali tamparan, berkali-kali juga tubuh Nur didorong ke arah tempat tidur. Nur yang merasa ketakutan hanya bisa berlari, berusaha menghindar dari kesakitan yang lebih parah. Ketika sampai di tangga, ternyata Ny Aytul makin menjadi-jadi emosinya, hingga akhirnya Nur didorongnya dengan kuat, sampai kepalanya mengenai sisi meja dan akhirnya jatuh terkapar, tak sadarkan diri. Cahit yang akhirnya pertama mengetahui perbuatan bibinya, sampai harus ikut tersulut emosi karena melihat bibinya sudah keterlaluan dan di luar batas. Tapi tetap saja, Ny Aytul dengan sikap sombong dan congkaknya seperti makin terlihat kejam dan sadis ketika melihat Nur yang terkapar pingsan dengan luka lebam-lebam di pipi dan bekas cakaran di lehernya. Yigit yang pada akhirnya mengetahui, terlihat sangat terkejut ketika melihat Cahit memapah Nur keluar dari dalam rumah dengan jalan yang terhuyung-huyung dan luka-luka di wajah dan leher. Tapi Cahit untuk sementara berhasil menutupi kejadian yang sebenarnya dengan beralasan kl Nur seperti itu karena jatuh. Tapi mana ada orang menyimpan ikan, tapi bau amisnya lama-kelamaan tidak tercium keluar... Jatuh yang awalnya bisa masuk ke dalam logika Yigit, akhirnya berubah kemudian menjadi emosional yang tak tertahankan. Toh hasil dari pemeriksaan dokter menunjukkan kl luka itu bekas aniaya, bukan jatuh atau terkena benda tumpul. Ya sudah... Ny Aytul tak bisa lagi menghindar dari amukan Yigit. Andai saja Cahit ketika itu tidak menghalangi Yigit, Ny Aytul pasti akan menerima balasan yang lebih parah dari Yigit. Tapi memang Yigit sudah kepalang marah, gelas yang ada di meja dekat Ny Aytul akhirnya menjadi pelampiasannya. Dilemparkannya gelas itu menuju tembok dan pecah berantakan. Ahh Yigit... Di awal-awal pernikahannya dia memang benar-benar seorang diri untuk memertahankan cinta dan pernikahannya. Tak seorang pun ada di pihaknya untuk sekadar mengerti dan berbicara memberi dukungan tentang cintanya kepada Nur. Bahkan Cahit ketika itu masih menentang dengan apa yang dilakukan Yigit dan malah menyuruh adiknya itu untuk meninggalkan Nur. Tapi Yigit tetaplah Yigit, sikap keras kepalanya kala itu justru membawanya pada satu keyakinan kl dia memang tidak bisa jauh dan ditinggalkan oleh Nur. Kl dipikir-pikir, melihat Yigit yang kala itu sendirian berjuang membela Nur terlihat lebih membahagiakan di hati. Yigit yang tak putus asa untuk mengambil hati Nur meski sang istri tidak kunjung mau berbaikan lagi dengannya, Yigit yang selalu ada dan setia di pihak Nur meski bibinya luar biasa memnyengsarakan istrinya, dan Yigit yang selalu berubah lembut, penuh kasih, serta selalu mendengarkan Nur, baik ketika Nur sedang dalam kondisi menyenangkan atau bahkan ketika Nur yang tak putus untuk bermohon dilepaskan dari pernikahan mereka. Benar-benar rindu melihat Yigit yang kaku dan keras, tapi selalu perhatian dan membela Nur. Yigit kala itu harusnya juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Nur... Lebih dari sakit akibat penganiayaan Ny Aytul, luka yang diberikan Yigit karena kebohongannya menyembunyikan sosok Iclal dari pernikahannya dengan Nur jauh lebih menyakitkan dari segalanya. Nur yang sudah menderita secara batin, dipaksa untuk menderita secara fisik juga pada akhirnya. Sejujurnya, ketika Ny Aytul menganiaya dirinya, Nur pun seperti tidak bisa banyak membela dirinya. Toh pada dasarnya dia sendiri tertipu oleh Yigit dan Ny Aytul sedang berusaha melampiaskan sakit hatinya karena Nur telah mengambil alih posisi anaknya sebagai istri Yigit Kozan.
Andai semua bisa kembali seperti semula ya, Nur... Dan andai kau tahu kl Yigit yang kau cintai ternyata masih ‘beristri’, pasti cinta itu lebih baik kau simpan sendiri. Tapi Tuhan sepertinya berkehendak yang lain, bukan melulu cinta yang hanya indah-indahnya saja, Nur... Tapi ini sebentuk cinta sejati yang jalannya membutuhkan banyak pengorbanan, pengertian, dan tanggung jawab yang besar. Bertahan ya, Nur... Yigit pasti akan senantiasa mencintai dan memertahankanmu. Aamiin. Have a great Saturday, AVers... Salam hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar