\

Minggu, 06 Maret 2016

Posted by Unknown on 18.41.00 No comments
#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_49 ‘Minggu Merinduuuu’, AVers... Semoga Sunday hari ini benar-benar Special yaaaa untuk semuanya... 


Edisi remahan kembali hadir untuk berbagi kilas-balik tentang drama Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) di season yang pertama. Kisah cinta, romantisme, serta perjuangan mewujudkan yang sejati di hati ala-ala Yigit dan Nur, berasa seperti lirik lagu “Andaikan Kau Datang” milik Koes Plus yang dinyanyikan kembali oleh Ruth Sahanaya, “... Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan,...” Hhmmm... Sesungguhnya mereka berdua memang benar-benar ‘indah’ dan selalu dirindukan. No offense!!! Hahahaaa... Namun,  sekali lagi yang namanya cinta sejati, ujiannya selalu menguji kesabaran dan menguras perasaan. 


Begitu membahagiakan ketika melihat Yigit dan Nur ketika pertama kali bertemu, kemudian lanjut saling menjajaki dalam hati, saling memendam, dan akhirnya mereka berhasil untuk saling menyatakan dan menyatukan cinta mereka, berasa Tuhan seperti memberikan kelancaran untuk mereka berdua. Inilah cinderella story yang untuk kesekian kalinya... Cinta antara seorang gadis kampung yang jelita versus laki-laki jutawan nan rupawan. Akan tetapi, seiring takdir yang sudah menyatukan cinta mereka berdua, di antara kebahagiaan dan gairah yang ada ternyata masih tersimpan gelombang besar yang harus mereka arungi bersama-sama. Melelahkan dan penuh dengan luka ketika melaluinya?? Seperti yang diungkap Kahlil Gibran dalam salah satu tulisannya, apa yang kau tangisi sekarang adalah apa yang membuatmu tersenyum suatu hari nanti. Apa yang membuatmu bahagia hari ini, itulah yang akan membuatmu sedih di lain hari. Inilah Yigit dan Nur dalam perjalanannya untuk membuktikan sekaligus memertahankan cinta yang mereka miliki. 




Penyatuan dalam jalan Tuhan ternyata tidak menjamin untuk Yigit dan Nur bisa leluasa untuk saling memiliki. Dalam perjalanannya, ternyata yang sah itu justru terkesan samar-samar dan dinistakan. Ada perasaan sedih, tapi juga membahagiakan ketika melihat sikon awal-awal pernikahan Yigit dan Nur. Selain harus menghadapi pertentangan dari pihak luar, di antara Yigit dan Nur sendiri sebenarnya terjadi gejolak tarik-ulur yang luar biasa menguras perasaan dan kesabaran. Kredit positif patut disematkan untuk Yigit ketika itu. Selepas dia melakukan taktik curang dan membohongi istrinya tentang keberadaan Iclal,  mantan istrinya, Yigit tak kenal lelah berusaha meyakinkan dan memertahankan Nur untuk terus di sisinya. Berulang kali Nur ingin pergi dan menuntut perceraian, tak jua menyerah Yigit untuk terus berjuang agar istrinya tersebut akhirnya merasa yakin dengan pernikahan yang sudah mereka lakukan. Yigit layaknya ‘pencinta buta’ yang dengan segala cara dan upaya memerjuangkan istrinya. Tak peduli, tak seorang pun di sekitarnya  tidak ada yang mendukung, Yigit seperti tak putus asa untuk terus membela istrinya. Ya Tuhan... Benar-benar rindu sosok Yigit ketika itu... Yang selalu fokus kepada Nur, meskipun dia juga tak lepas dari kekakuan dan kebingungan ketika istrinya sedang dalam penderitaan. Akan tetapi, lihatlah sorot mata Yigit yang dulu... Yang selalu penuh cinta ketika melihat Nur, yang selalu menyiratkan ada sesal yang besar karena telah membuat Nur kecewa serta terjebak dalam pernikahan yang rumit, dan sekaligus mata yang selalu memberikan harapan kepada istrinya untuk mau bertahan demi kebahagiaan yang akan mereka jelang. 

Rindu-serindunya, makanya flashbacknya saya bawa kembali menuju ke  episode tiga AV/ANDD. Episode di mana Yigit usai mengejar-ngejar Nur yang akan pergi menuju Adana, meninggalkan dirinya dan pernikahan mereka. Begitu mengharukan sekaligus ada perasaan bangga yang terbersit ketika melihat Yigit nekad masuk ke dalam bus yang ada Nur di dalamnya. Tak urusan dengan malu dan gengsi, Yigit memohon-mohon kepada Nur untuk turun dari bus dan kembali kepadanya. Duh, Yigit... Bahkan kl sampai akhirnya seluruh penumpang dalam  bus mengeroyoknya karena dikira sebagai suami yang sadis akibat membuat istrinya yang ketika itu masih dengan wajah lebam-lebam seusai dianiaya Ny Aytul, Yigit akan menghadapinya juga kalee, wkwkwkwkkk... Tapi itulah Yigit... Terserah Nur beralasan bahwa ia mau mengikuti kemauan Yigit karena semata-mata khawatir kl suaminya tersebut akan dihajar para penumpang di bus (cieeeeeeee.., Nur), tapi itu juga lebih karena usaha Yigit untuk tidak lelah mengejar cintanya. Bahkan Yigit sesudahnya berani menjanjikan kepada Nur, bahwa memang ingin berbahagia hanya dengan istrinya tersebut dan Mert. Makanya Yigit berkeras ingin pindah dari rumah perkebunan Kozan dan memulai hidup baru dengan Nur. Tapi dasar Ny Aytul... Ya sudahlah... 

Jalan yang harus dilalui memang harus lebih panjang, Yigit... Karena ternyata setelah ‘hadangan’ dari Ny Aytul, sekarang giliran anak manja tercintanya yang menghadangmu untuk melangkah ke kebahagiaan bersama Nur dan Mert. Iclallllll!!! Dia sudah kembali pulang ke rumah, Yigit... Nurrrrr, untuk pertama kalinya kau bertemu dengan mantan istri Yigit itu. Entah apa yang ada di perasaanmu kala itu, belum habis sakit batin akibat kebohongan suami dan juga fisik yang yang belum pulih setelah dianiaya sedemikian rupa oleh Ny Aytul, kini kau seperti melihat ‘neraka’ itu benar-benar akan membakar dan menghanguskanmu. Perempuan yang masih tampak lelah dan pucat itu ternyata langsung berjalan ke arah Yigit dan memeluknya dengan penuh kerinduan. Kau hanya bisa memandang suamimu yang sedang setengah hati memeluk Iclal dengan mata menahan air mata kan, Nur... Bahkan tanpa sadar, kau justru melangkah mundur seolah-olah menandakan memang kau ingin menyerah dari sikon yang serba rumit tersebut. Beruntung Yigit selalu mengutamakanmu,  panggilan suamimu kiranya masih bisa untuk menghentikanmu, Nur... Iclal yang penasaran dengan kehadiranmu, akhirnya memang bertanya kau ini siapa kepada Yigit. Hhuuftt.. Andai saat itu mulut Ny Aytul tidak lancang mengatakan kau adalah pengasuhnya Mert, Yigit pasti sudah membuka identitasmu yang sesungguhnya di hadapan Iclal. 


Yupz, Yigit yang dulu memang seperti itulah adanya. Dia sebenarnya tidak ada takut untuk melangkah dan segera lepas dari beban yang bernama Iclal, tapi kembali lagi Ny Aytul lah sang ‘sutradara perikemanusiaan yag absurd’. Yigit dan Nur terpaksa harus mengikuti alur permainan konyol dan menyakitkan rancangan Ny Aytul. Selamat datang sandiwara cinta!!! Babak baru yang seakan-akan menjadikan Yigit sebagai laki-laki yang berpoligami atau juga jutawan dengan istri simpanan dan selingkuhan yang jelita karena sang istri sedang dalam keadaan tidak berdaya apa-apa, hahha... Dan Nur, ia semakin terjebak dalam stigma seolah-olah ia adalah perempuan kedua yang mengobrak-abrik rumah-tangga Yigit dan Iclal. Seiring waktu berjalan, konsep perikemanusiaan konyol inilah yang akan membuat perjalanan cinta Nur dan Yigit mengalami up and down. Nur yang diposisikan sebagai nanny nya Mert, terpaksa harus berbagi hati dan suami dengan mantan istri suaminya sendiri. 



Lalu, siapakah yang sebenarnya tidak tahu diri di sini? Baiklah jika kesengsaraan ini dipakai sebagai ‘kompensasi’ kebohongan yang dilakukan oleh Yigit demi mewujudkan pernikahan mereka, tapi benarkan Tuhan tidak mempedulikan hati Yigit yang selama ini sudah menderita karena pernikahan yang tak pernah dikehendakinya? Benarkah Nur layak untuk diperlakukan senista itu padahal dia memang benar-benar tidak tahu kl yang dicintainya ternyata seorang duda yang masih dicinta mati oleh mantan istrinya?? Lalu bagaimana dengan Iclal? Layakkah Iclal menikmati kebahagiaan sementara dia belum memahami apa dan bagaimana sebenarnya cinta dan ketulusan itu harusnya saling berjalan beriringan?? Inilah cinderella story yang kisahnya mengalami perkembangan begitu rupa... Berharap jangan berakhir dengan sebuah konsep cinta abadi yang berakhir tragis layaknya Romeo-Juliet atau juga Sam Pek Eng Tai. Sejujurnya, saya memang tak begitu menyukai kisah-kisah yang tidak berakhir bahagia. Bahagia apapun bentuk dan rupanya,  harus terus diupayakan... Karena memang pada akhirnya hidup itu harus BAHAGIA. Key, ukey... Selamat berhari Minggu, AVers... Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar