Ahh, Yigit yang akan selalu merindukan Nur, yang senantiasa ditunjukkannya lewat sorot matanya yang begitu dalam, kaku, tapi juga terasa sendu dan syahdu, ternyata diberikan kesempatan oleh Sang Penjodoh untuk memvisualisasikan cintanya via aksi menyelamatkan sang istri dari kebakaran hebat gudang rumahnya.
Dari awal kedatangannya, begitu melihat api yang berkobar-kobar, sejurus kemudian mata dan hati yang selalu mencari kekasih hati, tidak menemukan orang yang belakangan menjadi sumber rasa sakit sekaligus cintanya. Kata hati mengatakan, sang istri yang dicintai ada di dalam gudang yang dibakar, tak peduli triakan dan hadangan yang mencegah, Yigit menerobos di antara kobaran api yang menhanguskan.
Panas api mungkin tak jadi soal untuk Yigit, karena fokusnya hanya satu, segera menemukan seseorang yang kelak bisa mendinginkan hatinya.
source: www.youtube.com |
Yuhuuuuu... Sementara Yigit terus berkonsentrasi menyadarkan Nur, mana peduli dia akan pandangan curiga Iclal di seberang sana. Hahhaa... Kasihan kau, Iclal...Isi kepalamu yang usai 'istirahat' tiga tahun, terpaksa harus diaktifkan dengan pemandangan-pemandangan bahwa Yigit, cintamu ituuuuu, mempunyai perhatian yang ekstra dengan pengasuh Mert.
So, masih bertahan dengan perasaan bahwa Yigit akan berlaku seperti itu pada semua pekerjanya?? Ya baiklah, daripada kepalamu menjadi serasa meledak, lebih baik kau bertahan dengan memori sampai kemudian kau menikah dengan Yigit, di tanggal 24 Maret 2008. Pernikahan yang akan terus dikutuki oleh Sinan, sang adik ipar. Begitu penuh dendam ketika akhirnya Sinan menceritakan rasa bencinya kepada Yigit Kozan, ketika dia berbincang dengan Nur.
Sinan yang sebenarnya juga sudah mengetahui kl Yigit tidak pernah mencintai Iclal, tetap menganggap bahwa Yigit harus bertanggung jawab atas ketidakbahagiaan kakaknya selama ini. Tapi, Sinan ada baiknya Ibumu kau bagi juga dengan kesalahan dan tanggung jawab untuk mengembalikan kebenarannya. Kl semua kesalahan kau timpakan kepada Yigit, bukankah selama ini Yigit juga sangat menderita dengan hidup dan perkawinannya? Apa kau tidak melihat bahwa sebenarnya Yigit seorang ayah yang sangat menyayangi putranya, meski ia punya banyak alasan dan kesempatan untuk menelantarkan Mert, toh ia terlahir dari rahim seorang perempuan yang tak pernah dicintainya?!
Jadi Sinan, melihatlah segalanya dari dua sisi yang berimang. Meski dia kakakmu, coba tolonglah dia dengan cara yang paling bijaksana. Ny Aytul, kaulah sebenarnya pangkal dari semua kekacauan yang terjadi. Kau buat Iclal menemui ketidaksenangan di sepanjang hidupnya, begitu juga dengan Sinan, yang kau buat menjadi penuh dendam dan amarah.
source: www.youtube.com |
Ada kesakitan di balik glamornya keseharian. Persekongkolan demi persekongkolan, silih-berganti direncanakan. Kau pikir gudang kebakaran dan hampir memakan korban itu karena ulah siapa, Nyonya? Nazan ? Tayyar? Bukankah mereka hanya suruhanmu?? Kau terlalu serakah dan tidak bisa menerima kenyataan, Nyonya. Seribu cara kau ingin menghancurkan Nur, sejuta kali Yigit akan berusaha menyelamatkankannya. Berhentilah hidup menipu dirimu-sendiri... Jangan kau memanfaatkan yang di sekitarmu dengan seenak jidatmu sendiri.
Untuk Cahit, jadilah kau lebih tegas lagi. Bukan, bukan untuk Nazan. Tetapi setidak-tidaknya berlakulah sebagaimana kakak kepada adiknya, ketika Yigit berlari kepadamu. Jangan menjadi kakak yang pecundang dan justru menjadi beban bagi adikmu. Bantulah adikmu mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya, Cahit.
Yuhuuuuuuuu... Edisi 'Minggu Merindu', AVers smuanya. Sebelum menutup ulasannya, saya hanya ingin menceritakan tentang betapa indahnya saat melihat Nur yang berjalan sambil membawa bunga, ketika mobil Yigit mengikutinya dari belakang. Duh, Nur cara berjalanmu yang memikat, seolah-olah dibuat kesan bahwa Yigit yang melihatnya dari belakang, akan semakin terkesima melihat istrinya. Hingga saat turun dari mobil dan kemudian menggendong Mert, pandangan mata Yigit tetap tajam ke arahmu, tanpa mempedulikan Sinan dengan tatapan kecurigaanya.
Yigit memang selalu berbeda dengan caranya mencintai Nur. Bertahanlah dengan pernikahan ini. Salam hangat.
Categories: Antara Nur dan Dia
0 comments:
Posting Komentar