Tak cukup rupanya status suami-istri bisa menyatukan rindu bagi Yigit dan Nur. Suami-istri itu hanya kisah yang tertulis di buku, pada kenyataannya pengantin baru ini dipaksa berlaku seolah-olah mereka memang tidak ada apa-apa. Yigit Kozan yang mulai disibukkan dengan kepulangan Iclal dan Nur Kozan yang mulai difungsikan sebagai pengasuh yang dipaksakan bagi Mert, sang anak tiri.
source: www.youtube.com |
Rindu yang harusnya bisa saling bertemu, terpaksa masih terhalang daun pintu dan seorang mertua yang tak tahu diri. Pasangan yang semestinya terlihat terang-terangan dan bahagia, malah lebih menyerupai peselingkuh yang haram hubungannya untuk diketahui oleh orang-orang. Lihatlah sorot mata kerinduannya Yigit ketika di balik sisi pintu atau juga ekspresi kepedihan Nur d sisi pintu yang lain. Duh, ingin rasanya menjadi penyelamat rindu mereka,hahahaaa...
Menjadi semakin menyakitkan, ketika Nur mulai dihantui perasaan cemburu yang memuncak. Mimpi-mimpi yang akan terus mendatanginya, selama dia tidak benar-benar merelakan suaminya bersama istri pertama. Yupz, catat ya... Nur tidak benar-benar akan merelakan suaminya untuk Iclal, karena memang niatnya dia tidak ingin ada perempuan lain dalam pernikahannya dengan Yigit. Mimpi-mimpi bahwa suaminya akan lebih mencumbu Iclal daripada dirinya, seperti jadi ketakutan tersendiri bagi Nur sekarang. Pada dasarnya, dari lubuk hatinya yang terdalam jika ia harus pergi meninggalkan Yigit, tak jua akan mengobati sakit hatinya.
source: www.youtube.com |
source: www.youtube.com |
Sepintas masih terkesan wajar juga melihat Iclal yang begitu dingin kepada Mert, toh karena memang dia baru bangun dari tiga tahun koma, ingatannya lum pulih sempurna dan masih serba kacau. Tapi kl ditilik dari sejarahnya, memang Iclal tidak mengharapan kehadiran anak dalm perkawinannya. Jadi naluri keibuan sekaligus perasaan kasih kepada anak kecil yang semestinya tidak ikut lebur dalam koma, memang sejatinya tak dimiliki oleh Iclal. Mertku, sayang... Sabar ya, Nak... Sementara ibumu belum terlalu menerimamu, berlarilah z kepada Nur yang senantiasa terbuka dan menyayangimu. Lanjut kembali ke masalah Nur...
Diih, belum selesai masalh rumah tangga barunya, kini dia pun harus menghadapi intimidasi dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Tayyar, sang paman. Paman yang kejam ini memang begitu rupa untuk berusaha memojokkan Nur sebagai manifestasi kebenciannya kepada ayahnya Nur. Tapi memang dasarnya Tayyar orang yang sangat kasar. Tunggu z sampai Yigit tahu semua belangnya, habis dia akan dihajar Yigit. Tapi justru karena Tayyar juga akhirnya Nur bertemu dengan Sinan yang ternyata adalah adik ipar sekaligus sepupu Yigit. Uuuuuuuuuggh... Kayaknya kehadiran Sinan bakaln jadi lampu kuning untuk Yigit dalam kaitannya dengan Nur. Sinan yang maskulin dan perhatian, bukan saingan yang enteng, Yigit. Hahahaaa... Ny Aytul mungkin harus makan malunya lagi kl nanti memang benar Sinan ada hati dengan istri baru keponakannya itu. Yuhuuuuuu... Oy, makin kesini, ko' saya justru makin tergelitik dengan karakternya Nazan yaaaaaa... Karakter yang sepintas antagonis, tapi antagonis yang abu-abu dan malah terkesan lucu. Berharap z permusuhannya dengan Ny Aytul berlangsung semakin seru. Permusuhan yang terkadang berubah juga jadi sekutu. Tapi aksi cari mukanya di depan Yigit, terkadang secara tidak langsung menguntungkan Nur. Xixixiii... Karakternya yg norak, cerewet-mrepet-mrepettt, dan begitu dominan di hadapan Cahet, suaminya adalah sesuatu yang pantas ditunggu. Saking gemezzzznya, bahkan Ny Aytul tak segan menyiram dadanya dengan teh panas dalam cangkir yang dipegangnya. Wkwkwkwkwkkk... Lucu lagi ketika adegan ngadu ke Yigitnya... Hahahaaa...
Lain halnya dengan sang suami, Cahet... Hhmmm... Berasa kl lihat Cahet dengan ulah selingkuh dan hobi judinya, teringat dengan Ali Kemal di serial BinBir Gece. Tentunya Cahet tidak akan separah dan sekonyol Ali Kemal juga sieeeee...
Key..ukey... Sudah terlalu panjang ulasannya... InsyaAlloh lanjut besok lagi ya... Maaf kl ulasan ini tidak bisa merangkum semuanya, karena sifatnya hanya mewakili. Yuhuuuuu... Thanks yaaaaaaaa
Categories: Antara Nur dan Dia
0 comments:
Posting Komentar