\

Kamis, 31 Desember 2015

Posted by Unknown on 11.42.00 No comments


#AniesWidiyarti_CemburuSembiluAtasNamaBelumMampuMembahagiakanSeutuhnya_AntaraNurDanDia30 Scene percakapan di pantai antara Yigit dan Nur setidak-tidaknya sudah bisa memberikan sedikit gambaran tentang apa yang tengah dirasakan oleh Yigit semalam. Lebih dari sekadar mencemburui istri atau merasa kecolongan karena sang istri dianggap telah melanggar aturannya, Yigit merasa harga dirinya sangat terluka karena secara langsung atau tidak langsung peristiwa ini bisa terjadi karena dia belum mampu menunjukkan peran dan tanggung jawabnya yang sepenuhnya sebagai suami untuk Nur. OK hatimu yang setengah mati mencintai istrimu tidak akann saya ragukan lagi, Yigit... Akan tetapi, bagaimana dengan sikon pernikahan kalian yang masih sangat rapuh dan rentan fitnah?? Yupz, pernikahanmu dan Nur masih sangat rapuh karena kau belum bisa membuat istrimu sepenuhnya bahagia dengan cinta yang kalian miliki.  Dan rentan fitnah karena bagaimanapun yang sekarang terlihat di luar, Iclal masih istrimu dan Nur hanya sebagai pengasuh anakmu. Makanya apa yang sebenarnya kau utarakan kepada Nur semalam tentang apa dan bagaimana perasaanmu sebagai seorang suami ketika melihat istrinya diekspos dengan pakaian seksi dan akhirnya diblow up untuk khalayak ramai, tanpa seizinmu, berasa sangat ganjil dan konyol. Coba seandainya Nur yang membalikkannya menjadi betapa sakitnya menjadi istri Yigit Kozan karena setiap hari yang dilihat adalah justru suami yang seperti tanpa penolakan membiarkan mantan istrinya mencumbu-rayu dirinya setiap waktu.  Apa yang kau rasakan jika posisi istri yang sah tetapi pada kenyataannya yang ada hanya sindiran dan nyinyiran layaknya perempuan simpanan yang ingin menguasai suami orang?? Yigittttttt... Kau hanya sedang merasa sekaligus  mengakui bahwa kau memang belum berdaya kepada istri. Kemarahan-kemarahan yang mengiringi kecemburuanmu adalah bukti bahwa kau sebenarnya menyadari ketidakberdayaanmu untuk melindungi dan bertanggung jawab kepada istri. Tetapi ya itu tadi, untuk sementara mencari-cari kesalahan kepada orang lain serta menyalah-nyalahkannya adalah yang paling gampang untuk dilakukan, daripada sekadar mencoba untuk introspeksi sendiri. Seperti tidak hapal dengan kau z, ketika kemarahan sedang menguasai, bahkan berusaha membela diri di hadapanmu terasa hanya sebagai angin lalu. Kau terlalu sibuk dengan sakit hatimu sendiri Yigit, sehingga untuk sekadar melihat istrimu yang sedang menangis penuh penyesalan dan memanggil-manggilmu untuk memohon maaf, kau justru meninggalkannya sendirian dalam kebingungan. Kau hanya pandai mencari-cari kesalahan, tapi tidak peka untuk mengurai dari mana sebenarnya awal kesalahan itu bermula. Toh istrimu tidak sedang ngotot memertahankan pendapatnya di hadapanmu kan?? Tetapi sekali lagi, apa kau peduli dengan air mata Nur juga penyesalan-penyesalannya karena telah membuatmu terluka dan kecewa?? Nur sebenarnya juga tidak sepenuhnya bersalah karena memang dia tidak tahu apa-apa dan tidak berniat untuk mengekspos dirinya sebagai model profesional. Kesalahan Nur hanya satu dan inilah yang justru membuatnya menjadi sangat terhukum dan tidak peduli bahwa kau sebagai suaminya sebenarnya juga memegang kesalahan yang lebih dominan. Kesalahan yang sangat membuat Nur menderita adalah kenyataan bahwa dia melakukan pemotretan itu tanpa seizinmu, Yigit. Dah, itu z!!! Dan itu sudah membuatnya merasa semakin ‘kecil’ dan terintimidasi dengan suaminya sendiri. Nur hampir tidak mempedulikan kl selama ini kau bahkan yang lebih banyak mengecewakannya, Yigit. Nur hanya peduli bahwa saat ini ia telah membuat suaminya kecewa dan terluka. Dan kau sebagai suami, justru bertindak seperti menggarami rasa bersalahnya, alih-alih mengajaknya duduk bersama dan saling berbicara. Kau bahkan lupa, Yigit... Merobek poster reklame, merusak kamera, mengganti rugi sampai ratusan ribu lira, bahkan mengobrak-abrik bengkel, tidak akan menghilangkan permasalahannya begitu z. Atau juga pantai dan laut yang sedemikian luasnya, tidak akan bisa mengobati kekecewaanmu, seandainya kau hanya sibuk memikirkan perasaanmu sendiri. Lihatlah dirimu yang justru semakin terlihat menyedihkan usai kau luapkan emosimu dengan mengobrak-abrik bengkel... Bahkan untuk sekadar menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari Firat yang sepele z, kau terlihat kelimpungan dan membingungkan. Kau memandang matanya Firat z seperti tidak sanggup karena memang kau sedang menyimpan luka rahasia dan kebohongan. Pintarnya Firat menginterogasimu z, Yigit... Bahkan tanganmu yang sedang memegang gelas berikut jari-jarimu yang terlihat bergetar, tidak beraturan, sudah bisa dibaca oleh Firat, layaknya seorang tersangka pembunuhan yang sedang diperiksa oleh penyelidik kepolisian. Kesimpulannya sama, pasti memang ada apa-apanya untuk seorang Yigit Kozan bisa sampai segegabah sekaligus senekad itu hanya karena pengasuh anaknya menjalani part time sebagai model. Bahkan Firat malah semakin membuatmu panas dengan niatnya menjadikan Nur sebagai model yang profesional. Ahh, Yigit Kozan... Kau hanya sedang menikmati resiko permainan kucing-kucinganmu sebagai suami... Lalu permainan apalagi yang sedang dirancang oleh Ny Aytul untuk Iclal yang sudah kembali sadar dengan ingatan yang sepenuhnya? Hahha.. Kl Iclal disuruh mengaku sekarang ya bubar ceritanya, karena pasti Yigit akan dengan segera meninggalkannya. Tapi karena Ny Aytul dan anak-anaknya masih butuh makan dan keglamoran, ya terpaksa Iclal harus meneruskan kebohongan setengah sadarnya. Berharapnya dengan seiring waktu Iclal mepet-mepet dengan Yigit mulu, Yigit akan berubah pikiran dan mengajak Iclal rujuk kembali. Eeealllaah, Nyonya... Kamu pikir kau Tuhan apa, sang Maha Pembolak-balik Hati??! Kan kau sendiri sudah merasakan akibatnya jika memaksakan diri dari kehendak Tuhan... Anakmu yang ternyata terlalu memuja Yigit (bahkan Yigit itu mungkin Tuhan bagi Iclal) bahkan tidak dianggap seujung kuku pun oleh Yigit, selain hanya status istri yang dipaksakan. Ny Aytul yang ternyata tidak jera dalam mendikte Tuhan, berharap dengan pernikahan, Yigit akan bisa mencintai anaknya... Tapi hati urusannya jauh dari logika, Nyonya... Witing tresno jalaran seko kulino atau tumbuhnya cinta karena terbiasa hanya akan berjalan seandainya memang murni atas dasar ketulusan dan bukan keserakahan. Bahkan untuk menjadi orang tua yang baik dan benar z, kau tidak mampu, Nyonya. Kau pikir dengan menuruti seluruh kemauan anakmu, itu berarti menyayanginya dengan sepenuh hati?? Tapi lihat dan lihatlah Iclal juga Sinan sekarang? Seperti apa mereka berdua di hadapan Yigit Kozan? Bahkan seandainya Nazan menyinyiri anak-anakmu, saya justru senang dan merasa puas. Anak-anakmu tumbuh dewasa sebagai benalu, menggeroti segala-galanya. Tidak hanya uang, tapi juga hati. Bahkan untuk sekarang, kau justru mengajari Iclal bagaimana cara memanipulasi hati Yigit. Yach, Nyonya... Terlalu banyak sebenarnya luka yang kau berikan pada anak-anakmu, terlebih juga kepada keponakanmu. Sampai-sampai hingga Yigit sudah kaya dan berjaya z, hatinya belum kunjung bisa bahagia dan menikmati segala jerih payahnya. Kelicikanmu bahkan mampu membuat Yigit belum berdaya di depan istrinya. Dan kini kau malah bermaksud untuk juga semakin memerdaya istrinya. Ahh, tapi tak mengapalah, toh Elmas sudah duluan babak-belur dengan hajaran dari Nazan, paling sebentar lagi ulah kebusukanmu bersama Elmas, akan tercium oleh Yigit juga. Ny Aytul, seharusnya kau semakin tua, makin berpijak pada tanah... Bukan lagi urusannya melulu uang dan kehormatan. Bukankah lebih membahagiakan bagi orang tua ketika melihat anak-anaknya bisa bahagia sesuai dengan jalan Tuhan? Daripada di usia senja seperti sekarang, tapi masih harus mengurusi rengekan anak yang tidak kunjung mendapatkan ketentraman hati dan kebahagiaan dengan hidup yang dijalaninya. Sekian dulu ulasannya, AVers... Edisi ‘Kamis Menangis’, selamat menanti malam nanti dengan Yigit yang nampaknya masih akan menguji kesabaran istrinya. So, don’t miss it yaaaaaa!!! Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar