#AniesWidiyarti_CemburuSembiluAtasNamaBelumMampuMembahagiakanSeutuhnya_AntaraNurDanDia30
Scene percakapan di pantai antara
Yigit dan Nur setidak-tidaknya sudah bisa memberikan sedikit gambaran tentang
apa yang tengah dirasakan oleh Yigit semalam. Lebih dari sekadar mencemburui
istri atau merasa kecolongan karena sang istri dianggap telah melanggar
aturannya, Yigit merasa harga dirinya sangat terluka karena secara langsung
atau tidak langsung peristiwa ini bisa terjadi karena dia belum mampu
menunjukkan peran dan tanggung jawabnya yang sepenuhnya sebagai suami untuk
Nur. OK hatimu yang setengah mati mencintai istrimu tidak akann saya ragukan
lagi, Yigit... Akan tetapi, bagaimana dengan sikon pernikahan kalian yang masih
sangat rapuh dan rentan fitnah?? Yupz, pernikahanmu dan Nur masih sangat rapuh
karena kau belum bisa membuat istrimu sepenuhnya bahagia dengan cinta yang
kalian miliki. Dan rentan fitnah karena
bagaimanapun yang sekarang terlihat di luar, Iclal masih istrimu dan Nur hanya
sebagai pengasuh anakmu. Makanya apa yang sebenarnya kau utarakan kepada Nur
semalam tentang apa dan bagaimana perasaanmu sebagai seorang suami ketika
melihat istrinya diekspos dengan pakaian seksi dan akhirnya diblow up untuk khalayak ramai, tanpa
seizinmu, berasa sangat ganjil dan konyol. Coba seandainya Nur yang
membalikkannya menjadi betapa sakitnya menjadi istri Yigit Kozan karena setiap
hari yang dilihat adalah justru suami yang seperti tanpa penolakan membiarkan
mantan istrinya mencumbu-rayu dirinya setiap waktu. Apa yang kau rasakan jika posisi istri yang
sah tetapi pada kenyataannya yang ada hanya sindiran dan nyinyiran layaknya
perempuan simpanan yang ingin menguasai suami orang?? Yigittttttt... Kau hanya
sedang merasa sekaligus mengakui bahwa
kau memang belum berdaya kepada istri. Kemarahan-kemarahan yang mengiringi
kecemburuanmu adalah bukti bahwa kau sebenarnya menyadari ketidakberdayaanmu
untuk melindungi dan bertanggung jawab kepada istri. Tetapi ya itu tadi, untuk
sementara mencari-cari kesalahan kepada orang lain serta menyalah-nyalahkannya
adalah yang paling gampang untuk dilakukan, daripada sekadar mencoba untuk
introspeksi sendiri. Seperti tidak hapal dengan kau z, ketika kemarahan sedang
menguasai, bahkan berusaha membela diri di hadapanmu terasa hanya sebagai angin
lalu. Kau terlalu sibuk dengan sakit hatimu sendiri Yigit, sehingga untuk
sekadar melihat istrimu yang sedang menangis penuh penyesalan dan
memanggil-manggilmu untuk memohon maaf, kau justru meninggalkannya sendirian
dalam kebingungan. Kau hanya pandai mencari-cari kesalahan, tapi tidak peka
untuk mengurai dari mana sebenarnya awal kesalahan itu bermula. Toh istrimu
tidak sedang ngotot memertahankan pendapatnya di hadapanmu kan?? Tetapi sekali
lagi, apa kau peduli dengan air mata Nur juga penyesalan-penyesalannya karena
telah membuatmu terluka dan kecewa?? Nur sebenarnya juga tidak sepenuhnya
bersalah karena memang dia tidak tahu apa-apa dan tidak berniat untuk
mengekspos dirinya sebagai model profesional. Kesalahan Nur hanya satu dan
inilah yang justru membuatnya menjadi sangat terhukum dan tidak peduli bahwa
kau sebagai suaminya sebenarnya juga memegang kesalahan yang lebih dominan.
Kesalahan yang sangat membuat Nur menderita adalah kenyataan bahwa dia
melakukan pemotretan itu tanpa seizinmu, Yigit. Dah, itu z!!! Dan itu sudah
membuatnya merasa semakin ‘kecil’ dan terintimidasi dengan suaminya sendiri.
Nur hampir tidak mempedulikan kl selama ini kau bahkan yang lebih banyak
mengecewakannya, Yigit. Nur hanya peduli bahwa saat ini ia telah membuat suaminya
kecewa dan terluka. Dan kau sebagai suami, justru bertindak seperti menggarami
rasa bersalahnya, alih-alih mengajaknya duduk bersama dan saling berbicara. Kau
bahkan lupa, Yigit... Merobek poster reklame, merusak kamera, mengganti rugi
sampai ratusan ribu lira, bahkan mengobrak-abrik bengkel, tidak akan
menghilangkan permasalahannya begitu z. Atau juga pantai dan laut yang
sedemikian luasnya, tidak akan bisa mengobati kekecewaanmu, seandainya kau
hanya sibuk memikirkan perasaanmu sendiri. Lihatlah dirimu yang justru semakin
terlihat menyedihkan usai kau luapkan emosimu dengan mengobrak-abrik bengkel...
Bahkan untuk sekadar menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari Firat yang sepele z,
kau terlihat kelimpungan dan membingungkan. Kau memandang matanya Firat z
seperti tidak sanggup karena memang kau sedang menyimpan luka rahasia dan
kebohongan. Pintarnya Firat menginterogasimu z, Yigit... Bahkan tanganmu yang
sedang memegang gelas berikut jari-jarimu yang terlihat bergetar, tidak
beraturan, sudah bisa dibaca oleh Firat, layaknya seorang tersangka pembunuhan yang
sedang diperiksa oleh penyelidik kepolisian. Kesimpulannya sama, pasti memang
ada apa-apanya untuk seorang Yigit Kozan bisa sampai segegabah sekaligus
senekad itu hanya karena pengasuh anaknya menjalani part time sebagai model. Bahkan Firat malah semakin membuatmu panas
dengan niatnya menjadikan Nur sebagai model yang profesional. Ahh, Yigit
Kozan... Kau hanya sedang menikmati resiko permainan kucing-kucinganmu sebagai
suami... Lalu permainan apalagi yang sedang dirancang oleh Ny Aytul untuk Iclal
yang sudah kembali sadar dengan ingatan yang sepenuhnya? Hahha.. Kl Iclal
disuruh mengaku sekarang ya bubar ceritanya, karena pasti Yigit akan dengan
segera meninggalkannya. Tapi karena Ny Aytul dan anak-anaknya masih butuh makan
dan keglamoran, ya terpaksa Iclal harus meneruskan kebohongan setengah
sadarnya. Berharapnya dengan seiring waktu Iclal mepet-mepet dengan Yigit mulu,
Yigit akan berubah pikiran dan mengajak Iclal rujuk kembali. Eeealllaah,
Nyonya... Kamu pikir kau Tuhan apa, sang Maha Pembolak-balik Hati??! Kan kau
sendiri sudah merasakan akibatnya jika memaksakan diri dari kehendak Tuhan...
Anakmu yang ternyata terlalu memuja Yigit (bahkan Yigit itu mungkin Tuhan bagi Iclal)
bahkan tidak dianggap seujung kuku pun oleh Yigit, selain hanya status istri
yang dipaksakan. Ny Aytul yang ternyata tidak jera dalam mendikte Tuhan,
berharap dengan pernikahan, Yigit akan bisa mencintai anaknya... Tapi hati
urusannya jauh dari logika, Nyonya... Witing
tresno jalaran seko kulino atau tumbuhnya cinta karena terbiasa hanya akan
berjalan seandainya memang murni atas dasar ketulusan dan bukan keserakahan.
Bahkan untuk menjadi orang tua yang baik dan benar z, kau tidak mampu, Nyonya.
Kau pikir dengan menuruti seluruh kemauan anakmu, itu berarti menyayanginya
dengan sepenuh hati?? Tapi lihat dan lihatlah Iclal juga Sinan sekarang?
Seperti apa mereka berdua di hadapan Yigit Kozan? Bahkan seandainya Nazan
menyinyiri anak-anakmu, saya justru senang dan merasa puas. Anak-anakmu tumbuh
dewasa sebagai benalu, menggeroti segala-galanya. Tidak hanya uang, tapi juga
hati. Bahkan untuk sekarang, kau justru mengajari Iclal bagaimana cara
memanipulasi hati Yigit. Yach, Nyonya... Terlalu banyak sebenarnya luka yang kau
berikan pada anak-anakmu, terlebih juga kepada keponakanmu. Sampai-sampai
hingga Yigit sudah kaya dan berjaya z, hatinya belum kunjung bisa bahagia dan
menikmati segala jerih payahnya. Kelicikanmu bahkan mampu membuat Yigit belum
berdaya di depan istrinya. Dan kini kau malah bermaksud untuk juga semakin
memerdaya istrinya. Ahh, tapi tak mengapalah, toh Elmas sudah duluan
babak-belur dengan hajaran dari Nazan, paling sebentar lagi ulah kebusukanmu
bersama Elmas, akan tercium oleh Yigit juga. Ny Aytul, seharusnya kau semakin
tua, makin berpijak pada tanah... Bukan lagi urusannya melulu uang dan
kehormatan. Bukankah lebih membahagiakan bagi orang tua ketika melihat anak-anaknya
bisa bahagia sesuai dengan jalan Tuhan? Daripada di usia senja seperti
sekarang, tapi masih harus mengurusi rengekan anak yang tidak kunjung
mendapatkan ketentraman hati dan kebahagiaan dengan hidup yang dijalaninya.
Sekian dulu ulasannya, AVers... Edisi ‘Kamis Menangis’, selamat menanti malam
nanti dengan Yigit yang nampaknya masih akan menguji kesabaran istrinya. So,
don’t miss it yaaaaaa!!! Salam hangat.
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar