Bagaimanapun apabila Sheh sewaktu-waktu mengingatnya, pasti akan menimbulkan suatu ketakutan dan perasaan rendah diri. Tapi saya tidak akan pernah membayangkan, bagaimana bisa Shehrazat yang cerdas, berpendidikan tinggi, mandiri, dan punya karier yang mapan, akan bertindak seperti halnya perempuan yang tidak tahu menjaga kehormatan dirinya sendiri dan sopan santun, ketika isu trauma itu mendadak bergulir lagi.
Saya tidak akan menyangkal trauma beratmu itu, Sheh... Tapi saya akan sangat jelas menyangkal, jika kau bersikeras mengatakan dirimu menjadi sekeras batu dan sangat emosional karena demi mempertahankan harga diri dan tidak mau lagi hidup serba dilecehkan dan dikesampingkan. Harga dirimu mo dihargai berapa, Sheh?
Kl boleh saya ingin menjadi perantara bagi Onur untuk mencoba menjernihkan kembali pikiranmu yang semakin tidak jelas di mana letak kebijaksanaannya. Sok mengatakan pada Engin,bahwa Kaan sedang tidak stabil, lha emaknya z kondisinya masih sangat labil... Kau tidak bisa lagi membedakan mana konflik yang hanya dalam wilayah orang dewasa dan mana yang tidak boleh tersentuh oleh anak. Harusnya ketika tadi malam Onur datang menemuimu sambil menggendong atau menggandeng Kaan, reaksimu jangan sefrontal itu. Kesannya kau malah seperti memamerkan aibmu sendiri di hadapan orang banyak. Toh Onur datang ke kantormu tidak dengan kemarahan yang membara atau ketidaksopanan yang mengganggu.
Setidak-tidaknya di tengah kebencian yang terpendam di hati, kau bisa mengolah dan mengkombinasikannya dengan reaksi yang jaim atau datar. Bukan malah marah-marah dan memaksa Kaan sambil menyeret-nyeretnya dengan sangat kasar. Ya Tuhan, Sheh... Setelah kejadian ngamuk-ngamuk tempo hari di kantor Onur yang berakhir dengan kalap dan tak terkendali, makin tega saya untuk sekadar menamparmu melihat kejadian tadi malam. Perlu kau tahu, tamparan itu bukan karena saya membencimu, tapi lebih ke prihatin dan miris melihatmu yang semakin terlihat frustasi dan terpenjara masa lalu.
Yupz, kau sendiri yang memilih untuk terpenjara dan terus terjebak dengan masa lalu. Bukan berusaha mencari solusi bagaimana trauma itu bisa lambat-laun terobati, namun sebaliknya kau sendiri yang seolah-olah membukanya kembali dan menjadi semakin menganga. Belajarlah melihat dunia dengn seluas-luasnya, ada jutaan orang juga hidup dengan masa lalu tragis dan pengalaman-pengalaman yang lebih ironios, tapi ya apa iya semuanya hidup berteman keterpurukan?? Segeralah bertemu psikolog atau psikiater, temukan cara bagaimana mengolah trauma bisa berbalik menjadi semacam semangat bahwa hidup ke depan harus lebih baik.
Melihatmu yang sok-sok an bijak di hadapan Kaan, Duru, atau mantan istri Engin, saya merasa kau ini memang pintarnya hanya menasehati orang, tapi tidak untuk menasehati dirimu sendiri. Kl kata saya yang masih ingin melihatmu menjadi Shehrazat yang hebat, "Kamu sungguh ironis dan serba memprihatinkan, Sheh." Akan tetapi, kl mungkin saya sudah terlalu mentog dengan sikon dan kelakuanmu, saya akan berucap. "Kamu munafik." Setidak-tidaknya, Onur yang belakangan sempat menjadi sasaran kemarahan saya juga, menjadi terlihat sangat manusiawi lagi. Kerinduannya pada Kaan dan juga mantan istri, diwujudkannya dengan jalan yang baik, yaitu berusaha bertemu sekaliyan bermaksud meluruskan apa yang sekiranya dahulu menjadi kesalahpahaman.
Onur datang tidak dengan perasaan yang penuh kemenangan, akan tetapi lebih ke suasana dan niatan yang bersahaja, yaitu rasa rindu ingin bertemu dengan orang-orang yang begitu dekat di hati. Ech lha ko' responnya malah begitu memilukan. Bahkan ketika Onur memohon sambil setengah mengemis pada Shehrazat, seketika itu pula hati saya ikut luluh dan lupa kl dia kemarin sempat begitu menyebalkan bersama Emel, Hehhe.. Mungkin karena terlihat masih menyisakan kesungguhan pada cinta Shehrazat itu pula yang membuat Bennu tak pernah lelah untuk memberikan dukungan dan semangat pada Onur. Yeeaay, Bennu berusaha menambal kesalahan sepertinya...
Tapi gpplah, memang sudah seharusnya kan?! Yang harusnya segera sadar dan menambal dosa-dosa dan kesalahannya adalah Eda Akinay. Duh, si jagal perempuan... Terjepit sekali sekarang posisinya... Miskin dan mengenaskan... Duniamu sekarang tak lebih lebar dari daun petai Cina, Eda... Wkwkwkwkwkkk...
Berikutnya yang harus segera mengaku dosa dan berinsyaf segera, mungkin Ali Kemal dan Gani Effendi. Hadddeh... Sampai dah diteror ituuuu... Lari kocar-kacir dan tiarap seperti laki-laki yang sudah tidak ada harga diri... Dikejar-kejar mafia bandar judi dan tipu sana-sini. Wkwkwkwkwkkk... Semakin ngakak ketika Range Rover yang dijadikan jaminan pembayaran hutang kepada bandar, malah dilaporkan hilang oleh Fusun, dan akhirnya ditemukan oleh polisi. Doh..,adohhhh... Cerdas dikit dunk bo'ongnya, Ali Kemal. Gani..Gani...
Memang benar apa kata Fusun, duniamu menjelang kiamat karena kau menjadi antek Ali Kemal. Entah ketololan apa lagi yang akan terjadi berikutnya. Untuk para Shevers dan Onurism, maaf ababila dalam ulasan kali ini mungkin ada sebagian yang merasa, "... Koq gitu banget sie nulis tentang Shehnya..." Ya gpp... Sy kemarin-kemarin juga sama z ketika Onur melakukan rupa-rupa celanya. Hehhe.. Saya hanya ingin mengulasnya secara berimbang...
Cerita ini mungkin berawal dari dongeng, tapi dongeng tidak selamanya harus meninabobokkan sang pembaca. Laki-laki tidak selamanya menjadi gentleman super, pun perempuan juga tidak harus terkungkung dibanding laki-laki. Tapi bukan menjadi perempuan yang kurang ajar juga untuk bisa sepadan dengan laki-laki. Happy weekend, Shevers 'n Onurism... Have a beautiful Saturday... Salam hangat.
Categories: shehrazat
0 comments:
Posting Komentar