\

Rabu, 16 Desember 2015

Posted by Unknown on 22.30.00 No comments
#‎AniesWidiyarti_KeputusasaanDanPelampiasanCinta_AntaraNurDanDia16‬ Nyesekkk bgt gak sie, ketika inginnya memeluk suami seusai mendapat kabar bahwa ia berhasil selamat dari musibah, tapi yang didapati justru melihatnya dipeluk oleh perempuan lain??!

Nurrrr... Tangisanmu di samping mobil suamimu tadi begitu mencekat di hati. Ini lhooh yang membuat saya lebih sering menyebut Nur layaknya istri kedua bagi Yigit Kozan, alih-alih mengakuinya sebagai istri satu-satunya. Istri satu-satunya hanya tertulis di buku, selanjutnya untuk Nur sikonnya ternyata sangat menyudutkan dan berujung pada keputusasaan yang seolah-olah tidak tahu kapan berakhirnya.

Nur yang harus terus mengalah pada Iclal, sang mantan istri Yigit yang masih terjebak dalam ingatan bahwa dia yang satu-satunya bagi Yigit Kozan. Nur terpaksa harus membiasakan diri untuk membagi suaminya dengan perempuan lain. Tentu ini semua tidak akan pernah menjadi keinginan Yigit Kozan, tapi apa mau dikata, Yigit pun sedang terjebak dalam sikon. Bayang-bayang dia adalah penyebab utama sampai kondisi Iclal menjadi seironis sekarang, adalah bagian dari cerita pertanggungjawaban yang lama-lama justru membuat semakin parah dan ruwet situasi. Jangan berteriak-teriak adil di depan, Yigit Ny Aytul. Bukankah kau juga yang menyebabkan

Yigit menjadi sangat tidak adil kepada orang-orang di sekelilingnya? Bahkan untuk istrinya sendiri z, Yigit belum bisa berlaku adil dan mengakuinya secara terbuka di depan khalayak. Suami mana yang tahan, kl istri sah yang begitu dicintainya malah dianggap sampah dan diperlakukan layaknya gundik atau simpanan? Tapi kau juga ada benarnya, Nyonya ketika berusaha menyadarkan Yigit akan tindakannya yang terkesan keras dengan saudara dan sekelilingnya disebabkan karena pelampiasan keponakanmu itu melihat sikon pernikahannya dengan sang istri. Tapi balik lagi, Ny Aytul... Ngomong itu gampang, nyalahin orang itu enteng, tapai ech tapi, lihatlah juga dirimu yang berlaku sewenang-wenang kepada keponakan yang senantiasa menghidupimu dengan gaya hidup mewah dan tanpa cela.

Cahit ini juga.. Laki-laki ko' tabiatnya baper... Makanya dapat perempuannya model-model matre layaknya Nazan dan Elmas. Kl dipikir-pikir saya malah dukung Yigit untuk menyetujui pengunduran diri Cahit. Eeaalllahh... Mo tiap menit dianiaya istri apa ya, kl semasa bekerja z harga dirimu sbg suami sudah sedemikian terinjak-injak, apalagi kl nanti jadi suami jobless. Saya setuju dengan kata-kata Yigit, lha knp langsung main setor surat pengunduran diri, alih-alih datang dulu untuk menjelaskan duduk permasalahannya... Pikir Yigit, kamu jual, saya beli!

Hahha.. Laki-laki apalagi yang dipegang kl bukan komitmen dan omongannya... Cahit..Cahit... Plizzz, sekali lagi saya bilang, jadilah seorang kakak yang layak untuk adik-adikmu. Sementara Cahit masih bingung dengan eksistensinya, lain halnya dengan Hafize. Saya heran dengan bibinya Nur ini, kenapa dia lebih mengurusi Nur yang notabene hanya seorang keponakan daripada Elmas yang anaknya sendiri?? Ya Tuhan... Itu anakmu z yang lebih disegerakan jodohnya daripada terlalu lama menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, Hafize. Hadddeh... Jangankan Nur, saya mungkin juga akan sewot ketika saudara saya terlalu repot dengan jodoh saya, meskipun itu dengan alasan demi kebaikan saya sendiri.

Seeeeett dah... Hari gini dijodohin??! Nikah dengan pilihan sendiri z mo bahagia kesannya masih setengah mati untuk diperjuangkan ya, Nur... Haidar..Haidar... Tunggu sampai Yigit benar-benar memperingatkanmu!

Yuhuuuuu... Nurrrr... Habis diramal yaaa? Duh isi ramalannya kayaknya bakal jadi clue terbesar juga untuk jalan cerita kisah cintamu dengan Yigit Kozan, "Cinta yang besar, perpisahan yang besar, dan penyatuan yang besar". Bahagia itu sejuta rasanya, sayang... Tapi untuk menebus kebahagiaan, harganya lebih dari sejuta, semilyar, atau bahkan setrilyun... Teruslah berdoa dan jangan berhenti dari usaha untuk menyatukan dan memertahankan pernikahanmu dengan Yigit Kozan. Bahagia rasanya melihatmu tadi begitu mengkhawatirkan suami dan tak henti untuk terus menantinya dengan perasaan penuh kecemasan. Matamu yang hijau dan indah itu berasa semakin bersinar ketika kau menangisi nasib Yigit. Yigit pasti sudah merasa bahagia dan lega ketika yang ditemui pertama di rumahnya saat membuka pintu setelah seharian lelah oleh teror penembakan, adalah kau. Bukankah kau yang lebih hapal dengan sorot mata suamimu,

Nur?! Dalam diam dan kakunya, dia selalu memujamu dan tidak ada lelah untuk memerjuangkanmu. Jadi, janganlah keputusasaan itu membuyarkan segalanya ya, Nur... Hhmmm... Kiranya untuk hari ini cukup dulu ya ulasannya... Lanjut besok lagiiiiiiii... Salam hangat, AVers!!!
Categories:

0 comments:

Posting Komentar