#AniesWidiyarti_KeputusasaanDanPelampiasanCinta_AntaraNurDanDia16
Nyesekkk bgt gak sie, ketika inginnya memeluk suami seusai mendapat
kabar bahwa ia berhasil selamat dari musibah, tapi yang didapati justru
melihatnya dipeluk oleh perempuan lain??!
Nurrrr... Tangisanmu di
samping mobil suamimu tadi begitu mencekat di hati. Ini lhooh yang
membuat saya lebih sering menyebut Nur layaknya istri kedua bagi Yigit
Kozan, alih-alih mengakuinya sebagai istri satu-satunya. Istri
satu-satunya hanya tertulis di buku, selanjutnya untuk Nur sikonnya
ternyata sangat menyudutkan dan berujung pada keputusasaan yang
seolah-olah tidak tahu kapan berakhirnya.
Nur yang harus terus mengalah
pada Iclal, sang mantan istri Yigit yang masih terjebak dalam ingatan
bahwa dia yang satu-satunya bagi Yigit Kozan. Nur terpaksa harus
membiasakan diri untuk membagi suaminya dengan perempuan lain. Tentu ini
semua tidak akan pernah menjadi keinginan Yigit Kozan, tapi apa mau
dikata, Yigit pun sedang terjebak dalam sikon. Bayang-bayang dia adalah
penyebab utama sampai kondisi Iclal menjadi seironis sekarang, adalah
bagian dari cerita pertanggungjawaban yang lama-lama justru membuat
semakin parah dan ruwet situasi. Jangan berteriak-teriak adil di depan,
Yigit Ny Aytul. Bukankah kau juga yang menyebabkan
Yigit menjadi sangat
tidak adil kepada orang-orang di sekelilingnya? Bahkan untuk istrinya
sendiri z, Yigit belum bisa berlaku adil dan mengakuinya secara terbuka
di depan khalayak. Suami mana yang tahan, kl istri sah yang begitu
dicintainya malah dianggap sampah dan diperlakukan layaknya gundik atau
simpanan? Tapi kau juga ada benarnya, Nyonya ketika berusaha menyadarkan
Yigit akan tindakannya yang terkesan keras dengan saudara dan
sekelilingnya disebabkan karena pelampiasan keponakanmu itu melihat
sikon pernikahannya dengan sang istri. Tapi balik lagi, Ny Aytul...
Ngomong itu gampang, nyalahin orang itu enteng, tapai ech tapi, lihatlah
juga dirimu yang berlaku sewenang-wenang kepada keponakan yang
senantiasa menghidupimu dengan gaya hidup mewah dan tanpa cela.
Cahit
ini juga.. Laki-laki ko' tabiatnya baper... Makanya dapat perempuannya
model-model matre layaknya Nazan dan Elmas. Kl dipikir-pikir saya malah
dukung Yigit untuk menyetujui pengunduran diri Cahit. Eeaalllahh... Mo
tiap menit dianiaya istri apa ya, kl semasa bekerja z harga dirimu sbg
suami sudah sedemikian terinjak-injak, apalagi kl nanti jadi suami
jobless. Saya setuju dengan kata-kata Yigit, lha knp langsung main setor
surat pengunduran diri, alih-alih datang dulu untuk menjelaskan duduk
permasalahannya... Pikir Yigit, kamu jual, saya beli!
Hahha.. Laki-laki
apalagi yang dipegang kl bukan komitmen dan omongannya...
Cahit..Cahit... Plizzz, sekali lagi saya bilang, jadilah seorang kakak
yang layak untuk adik-adikmu. Sementara Cahit masih bingung dengan
eksistensinya, lain halnya dengan Hafize. Saya heran dengan bibinya Nur
ini, kenapa dia lebih mengurusi Nur yang notabene hanya seorang
keponakan daripada Elmas yang anaknya sendiri?? Ya Tuhan... Itu anakmu z
yang lebih disegerakan jodohnya daripada terlalu lama menjadi duri
dalam rumah tangga orang lain, Hafize. Hadddeh... Jangankan Nur, saya
mungkin juga akan sewot ketika saudara saya terlalu repot dengan jodoh
saya, meskipun itu dengan alasan demi kebaikan saya sendiri.
Seeeeett
dah... Hari gini dijodohin??! Nikah dengan pilihan sendiri z mo bahagia
kesannya masih setengah mati untuk diperjuangkan ya, Nur...
Haidar..Haidar... Tunggu sampai Yigit benar-benar memperingatkanmu!
Yuhuuuuu... Nurrrr... Habis diramal yaaa? Duh isi ramalannya kayaknya
bakal jadi clue terbesar juga untuk jalan cerita kisah cintamu dengan
Yigit Kozan, "Cinta yang besar, perpisahan yang besar, dan penyatuan
yang besar". Bahagia itu sejuta rasanya, sayang... Tapi untuk menebus
kebahagiaan, harganya lebih dari sejuta, semilyar, atau bahkan
setrilyun... Teruslah berdoa dan jangan berhenti dari usaha untuk
menyatukan dan memertahankan pernikahanmu dengan Yigit Kozan. Bahagia
rasanya melihatmu tadi begitu mengkhawatirkan suami dan tak henti untuk
terus menantinya dengan perasaan penuh kecemasan. Matamu yang hijau dan
indah itu berasa semakin bersinar ketika kau menangisi nasib Yigit.
Yigit pasti sudah merasa bahagia dan lega ketika yang ditemui pertama di
rumahnya saat membuka pintu setelah seharian lelah oleh teror
penembakan, adalah kau. Bukankah kau yang lebih hapal dengan sorot mata
suamimu,
Nur?! Dalam diam dan kakunya, dia selalu memujamu dan tidak ada
lelah untuk memerjuangkanmu. Jadi, janganlah keputusasaan itu
membuyarkan segalanya ya, Nur... Hhmmm... Kiranya untuk hari ini cukup
dulu ya ulasannya... Lanjut besok lagiiiiiiii... Salam hangat, AVers!!!
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar