#AniesWidiyarti_BukanLagiTentangMenguraiHarusnyaKauDuluDanAkuAkan_AntaraNurDanDia39
Saya semakin bingung dengan apa yang yang diperdebatkan dan dituntutkan oleh
Yigit kepada Nur semalam ketika mereka berdua lagi-lagi terjebak ke dalam
sebuah selisih paham yang membosankan.
Sudahlah, Yigit... Kl memang Nur sudah
terlampau cela di hadapanmu dan dia bukan lagi sosok seorang gadis polos yang
dulu begitu membuatmu tergila-gila ( ini bagian yang paling menggelikan saya
dari yang dituntutkan Yigit kepada Nur... Hahha... meributkan kepolosan istri
di tengah musibah keguguran, wkwkwkwkwkkk), ceraikan saja, istrimu itu... Dah
selesai urusan. Toh memang yang dulu-dulu tidak mungkin akan kembali sama
dengan perkembangan yang terjadi sekarang, ya sudah..selesaikan segera!!!
Apalagi yang kau tunggu, jikalau bicara saja, istrimu seperti sudah kau
kalahkan segala-galanya. Kau pandai sekali memutar-mutar kata “Harusnya...”
untuk membuat Nur merasa semakin bersalah dan tak berharga.
Pernyataan-pernyataan seperti, kau harusnya dulu langsung bilang, kau harusnya
dulu tidak sendirian, bla..bla..bla... Dah basiiiiiii, Yigit... Dan seharusnya
kau dulu (bahkan sekarang masih dan selalu) tidak usah terlalu menye-menye dengan skandal baliho,
sehingga hatimu luang untuk berbicara dan menebar kehangatan kepada istrimu,
tidak semata-mata membuat Nur dalam posisi ketakutan dan ragu-ragu ketika
hendak berbicara denganmu.
Sudah bukan saatnya lagi untuk meributkan sesuatu
yang memang sudah terlanjur terjadi. Atau juga pernyataan-pernyataan bersifat
wacana seperti halnya, aku pasti tidak akan membiarkanmu pergi ke dokter
sendirian, aku pasti akan lebih mementingkanmu/membelamu dari keluarga,
dsb..dsb... Saatnya sekarang duduk bersama, saling membagi kesalahan dan
berusaha untuk kemudian saling menguatkan.
Lhaah..halllah... Dasar egois,
bisanya ya hanya mencari benarnya sendiri... Lagi-lagi, Nur... Kamu hanya
dianggap angin!!! Dari kesalahan yang sudah terjadi, biasanya Tuhan menitipkan
serangkaian pesan kepada umatNYA untuk bisa belajar dari kesalahan tersebut untuk
di kemudian hari sebisa mungkin tidak akan terulang lagi kesalahannya dan bisa
menjadi yang lebih baik lagi. Tapi karena Yigit sok perfeksionis dan
super-duper kaku, yang di dekatnya pun tidak boleh ada secuilpun kesalahan.
Hahha.. Dia lupa saja, kl pikiran dan hatinya selama ini tumbuh dan berkembang
dalam sikon yang serba salah dan kurang jg. Masa kecil yang tragis, dibesarkan
oleh seorang bibi yang serakah dan juga egois, di tengah saudara-saudaranya
yang manja dan akhirnya menggantungkan hidup kepadanya, jadinya pasti ada saja
yang tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi.
Makanya sekarang memandang
hidup yang dijalaninya sukanya terbalik-balik dengan sendirinya. Bukan lagi
ukuran ideal pada umumnya, tapi ukuran ideal menurut standar Yigit Kozan.
Bahkan mungkin Aristoteles dan Socrates kl masih hidup, bakal tepok jidat juga
melihat Yigit dan segala keanehannya memaknai kehidupannya. Masalah kecil
dibesar-besarkan, cemburu yang dibiarkan liar menguasai emosinya, alih-alih
diolah sebagai penguat jalinan cinta. Ya biasalah, orang yang terlalu ingin
benarnya sendiri, ingin jadi yang sempurna, justru tak jarang malah terlihat
aneh dan kikuk dengan sendirinya.
Ech, selesai menguliti istri dengan kata-kata
[Harusnya kau dulu...] dan wacana [aku akan...], ternyata acara ngambeknya
masih ditambah dengan pamitan mo pergi perjalanan bisnis ke Jerman selama
seminggu. Cieeeee... Ngambek z pamitan... Hahha... Ngambeknya keren eeuuy...
Bilang z mo minggat, menghindar dari masalah, sekaliyan menggantung istri dalam
kegalauan abadi...
Hadddeh..haddeh, Yigit Kozan... Makin hari semakin mirisssss
melihatmu. Semakin memudar kharismamu justru di saat dirimu kurang legowo mengakui segala kesalahan. Dan
sebaliknya, lihatlah istrimu... Dia justru terlihat semakin kuat dan bersinar
karena penerimaan dirinya dengan sikon yang menghimpitnya. Bahkan Nur mengakui
kl keguguran yang menimpanya, memang ada andil kesalahannya. Tahu bakal kayak
gini, harusnya dulu kamu nekat menjerit histeris z, Nur ketika Yigit tiap kali
diajak bicara, malah sibuk buang muka dan balik badan, hhhheeiissttt...
Malah
saya ikut ketularan ‘harusnya’ Yigit, hehhe... Tapi sungguhpun dia sangat pedih
dengan kehilangan janinnya, tapi Nur tidak mungkin akan menyesali kejadian dia
menolong Mert hingga akhirnya dia jadi jatuh dari pohon. Sudah jalannya harus
begitu, hadapi dan lewati ya, Nur...
Terharu sekali dengan kata-katamu ketika
kau sedang di kamar Mert sembari menatap penuh kasih sayang anak tirimu itu
sambil bercucuran air mata. ”... Kau harusnya punya adik, entah itu seorang
perempuan atau laki-laki yang akan tumbuh besar bersama-sama denganmu, Mert...
Kau dan dia pasti akan berebut perhatian dari ayahmu,...” Dan Yigit yang
sekilas mendengarnya dari balik pintu, harusnya bisa memaknainya secara bijak
dan penuh kasih... Lha ko’ akhirnya yang keluar justru dampratan keblinger lagi
untuk Nur...
Yigit itu harus belajar dari Firat yang begitu dewasa menyikapi
kebuntuan cintanya. Kl Firat mo nekad, bisa z dari awal bertemu dia menghajar
Yigit tiada henti, terlebih ketika mendengar Iclal sudah diceraikan Yigit
dengan cara-cara yang kurang fair.
Tapi karena Firat sadar dengan posisinya, dia akhirnya memilih untuk menyusun
rencana dan mematangkannya terlebih dahulu, kemudian pelan-pelan mulai
melancarkan aksinya, dan akhirnya menghancurkan satu-persatu yang menjadi
penghalangnya untuk meraih cinta sejatinya.
Firat dengan ketenangannya tampak
mulai membaca siapa-siapa yang sekiranya bisa memperkuat rencananya dan
memperlemah taktiknya. Lama tinggal di Perancis sie yaaa... Berasa mannernya lebih terlihat sangat tertata
dan elegan, hahha.. Makanya, Yigit... Hati-hati dengan emosi dan kecemburuan
konyolmu!!! Karena sebentar lagi pasti Firat akan memanfaatkannya sebagai kartu
as yang pelan-pelan pasti akan menghancurkanmu. Harusnya segera kau raih
istrimu juga daripada sibuk untuk terus menyalahkannya. Ahh, Firat...
Seberapapun
licik dan jahatnya kau nanti, tapi mata ini memang tak kuasa untuk tak
melirikmu... Karena setidak-tidaknya kau yang tampak tenang dan berkharisma
itu, berhasil membuat perbedaan dengan Yigit yang ngakunya justru sebagai si
penegak kebenaran dan perfeksionisme. Wkwwkwkwkwkkk...
Harusnya memang Firat
semakin mahir merongrong Ny Aytul dan Elmas yang kian terjebak dengan
persengkongkolan jahat mereka. Edisi Sabtu Seruuuuu, AVers... Akan ada yang
kejutan manis dari Firat untuk sepupu tampannya yang baru pulang dari Jerman.
Iih.., Firat... Baik banget yaaaaaaa... Memangnya Yigit... Key, ukey.... Salam hangat.
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar