\

Sabtu, 09 Januari 2016

Posted by Unknown on 11.53.00 No comments


#AniesWidiyarti_BukanLagiTentangMenguraiHarusnyaKauDuluDanAkuAkan_AntaraNurDanDia39 Saya semakin bingung dengan apa yang yang diperdebatkan dan dituntutkan oleh Yigit kepada Nur semalam ketika mereka berdua lagi-lagi terjebak ke dalam sebuah selisih paham yang membosankan. 

Sudahlah, Yigit... Kl memang Nur sudah terlampau cela di hadapanmu dan dia bukan lagi sosok seorang gadis polos yang dulu begitu membuatmu tergila-gila ( ini bagian yang paling menggelikan saya dari yang dituntutkan Yigit kepada Nur... Hahha... meributkan kepolosan istri di tengah musibah keguguran, wkwkwkwkwkkk), ceraikan saja, istrimu itu... Dah selesai urusan. Toh memang yang dulu-dulu tidak mungkin akan kembali sama dengan perkembangan yang terjadi sekarang, ya sudah..selesaikan segera!!! 

Apalagi yang kau tunggu, jikalau bicara saja, istrimu seperti sudah kau kalahkan segala-galanya. Kau pandai sekali memutar-mutar kata “Harusnya...” untuk membuat Nur merasa semakin bersalah dan tak berharga. 

Pernyataan-pernyataan seperti, kau harusnya dulu langsung bilang, kau harusnya dulu tidak sendirian, bla..bla..bla... Dah basiiiiiii, Yigit... Dan seharusnya kau dulu (bahkan sekarang masih dan selalu) tidak usah terlalu menye-menye dengan skandal baliho, sehingga hatimu luang untuk berbicara dan menebar kehangatan kepada istrimu, tidak semata-mata membuat Nur dalam posisi ketakutan dan ragu-ragu ketika hendak berbicara denganmu. 

Sudah bukan saatnya lagi untuk meributkan sesuatu yang memang sudah terlanjur terjadi. Atau juga pernyataan-pernyataan bersifat wacana seperti halnya, aku pasti tidak akan membiarkanmu pergi ke dokter sendirian, aku pasti akan lebih mementingkanmu/membelamu dari keluarga, dsb..dsb... Saatnya sekarang duduk bersama, saling membagi kesalahan dan berusaha untuk kemudian saling menguatkan. 

Lhaah..halllah... Dasar egois, bisanya ya hanya mencari benarnya sendiri... Lagi-lagi, Nur... Kamu hanya dianggap angin!!! Dari kesalahan yang sudah terjadi, biasanya Tuhan menitipkan serangkaian pesan kepada umatNYA untuk bisa belajar dari kesalahan tersebut untuk di kemudian hari sebisa mungkin tidak akan terulang lagi kesalahannya dan bisa menjadi yang lebih baik lagi. Tapi karena Yigit sok perfeksionis dan super-duper kaku, yang di dekatnya pun tidak boleh ada secuilpun kesalahan. 

Hahha.. Dia lupa saja, kl pikiran dan hatinya selama ini tumbuh dan berkembang dalam sikon yang serba salah dan kurang jg. Masa kecil yang tragis, dibesarkan oleh seorang bibi yang serakah dan juga egois, di tengah saudara-saudaranya yang manja dan akhirnya menggantungkan hidup kepadanya, jadinya pasti ada saja yang tidak sesuai dengan yang seharusnya terjadi. 

Makanya sekarang memandang hidup yang dijalaninya sukanya terbalik-balik dengan sendirinya. Bukan lagi ukuran ideal pada umumnya, tapi ukuran ideal menurut standar Yigit Kozan. Bahkan mungkin Aristoteles dan Socrates kl masih hidup, bakal tepok jidat juga melihat Yigit dan segala keanehannya memaknai kehidupannya. Masalah kecil dibesar-besarkan, cemburu yang dibiarkan liar menguasai emosinya, alih-alih diolah sebagai penguat jalinan cinta. Ya biasalah, orang yang terlalu ingin benarnya sendiri, ingin jadi yang sempurna, justru tak jarang malah terlihat aneh dan kikuk dengan sendirinya. 

Ech, selesai menguliti istri dengan kata-kata [Harusnya kau dulu...] dan wacana [aku akan...], ternyata acara ngambeknya masih ditambah dengan pamitan mo pergi perjalanan bisnis ke Jerman selama seminggu. Cieeeee... Ngambek z pamitan... Hahha... Ngambeknya keren eeuuy... Bilang z mo minggat, menghindar dari masalah, sekaliyan menggantung istri dalam kegalauan abadi... 

Hadddeh..haddeh, Yigit Kozan... Makin hari semakin mirisssss melihatmu. Semakin memudar kharismamu justru di saat dirimu kurang legowo mengakui segala kesalahan. Dan sebaliknya, lihatlah istrimu... Dia justru terlihat semakin kuat dan bersinar karena penerimaan dirinya dengan sikon yang menghimpitnya. Bahkan Nur mengakui kl keguguran yang menimpanya, memang ada andil kesalahannya. Tahu bakal kayak gini, harusnya dulu kamu nekat menjerit histeris z, Nur ketika Yigit tiap kali diajak bicara, malah sibuk buang muka dan balik badan, hhhheeiissttt... 

Malah saya ikut ketularan ‘harusnya’ Yigit, hehhe... Tapi sungguhpun dia sangat pedih dengan kehilangan janinnya, tapi Nur tidak mungkin akan menyesali kejadian dia menolong Mert hingga akhirnya dia jadi jatuh dari pohon. Sudah jalannya harus begitu, hadapi dan lewati ya, Nur... 

Terharu sekali dengan kata-katamu ketika kau sedang di kamar Mert sembari menatap penuh kasih sayang anak tirimu itu sambil bercucuran air mata. ”... Kau harusnya punya adik, entah itu seorang perempuan atau laki-laki yang akan tumbuh besar bersama-sama denganmu, Mert... Kau dan dia pasti akan berebut perhatian dari ayahmu,...” Dan Yigit yang sekilas mendengarnya dari balik pintu, harusnya bisa memaknainya secara bijak dan penuh kasih... Lha ko’ akhirnya yang keluar justru dampratan keblinger lagi untuk Nur... 

Yigit itu harus belajar dari Firat yang begitu dewasa menyikapi kebuntuan cintanya. Kl Firat mo nekad, bisa z dari awal bertemu dia menghajar Yigit tiada henti, terlebih ketika mendengar Iclal sudah diceraikan Yigit dengan cara-cara yang kurang fair. Tapi karena Firat sadar dengan posisinya, dia akhirnya memilih untuk menyusun rencana dan mematangkannya terlebih dahulu, kemudian pelan-pelan mulai melancarkan aksinya, dan akhirnya menghancurkan satu-persatu yang menjadi penghalangnya untuk meraih cinta sejatinya. 

Firat dengan ketenangannya tampak mulai membaca siapa-siapa yang sekiranya bisa memperkuat rencananya dan memperlemah taktiknya. Lama tinggal di Perancis sie yaaa... Berasa mannernya lebih terlihat sangat tertata dan elegan, hahha.. Makanya, Yigit... Hati-hati dengan emosi dan kecemburuan konyolmu!!! Karena sebentar lagi pasti Firat akan memanfaatkannya sebagai kartu as yang pelan-pelan pasti akan menghancurkanmu. Harusnya segera kau raih istrimu juga daripada sibuk untuk terus menyalahkannya. Ahh, Firat... 

Seberapapun licik dan jahatnya kau nanti, tapi mata ini memang tak kuasa untuk tak melirikmu... Karena setidak-tidaknya kau yang tampak tenang dan berkharisma itu, berhasil membuat perbedaan dengan Yigit yang ngakunya justru sebagai si penegak kebenaran dan perfeksionisme. Wkwwkwkwkwkkk... 

Harusnya memang Firat semakin mahir merongrong Ny Aytul dan Elmas yang kian terjebak dengan persengkongkolan jahat mereka. Edisi Sabtu Seruuuuu, AVers... Akan ada yang kejutan manis dari Firat untuk sepupu tampannya yang baru pulang dari Jerman. 

Iih.., Firat... Baik banget yaaaaaaa...  Memangnya Yigit... Key, ukey.... Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar