#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_9
Ketemu lagi di edisi remah-remah. Kali ini saya mo ngomongin yang seksi-seksi
lagi, hahahaaa... Hhmmm... Saya mo rumpiin tentang marah-marahnya seorang Yigit
Kozan.
Yuhuuuuu...Kl mo dibilang ini seksi jenis baru, ya bolehlah... Seksi
yang justru akan muncul bukan melulu karena perwujudan fisiknya yang memang
sangat menarik, tapi justru seksi yang mendadak muncul justru karena karakter
marah-marah yang melekat pada tokoh Yigit Kozan. Duh, Tolga... Kamu keren
banget sieeeee menerjemahkan apa kemauan kreator dan sutradara... Seolah-olah
kemarahan yang ditunjukkan Yigit itu adalah marah-marah yang ada nyawanya.
Marah-marah yang terbaca dari mata adalah macam-macam arti kemarahan,
wkwkwkwkwkkk... Marah-marah karena cemburu, marah-marah karena rindu,
marah-marah karena benci, dsb..dsb... Pokoknya marah-marah yang ‘sesuatu’.
Belakangan memang kita masih dibikin gedhegggg dengan kemarahan dan egoisme
yang bertubi-tubi dari Yigit kepada Nur, tapi coba lihatlah lebih seksama
ketika Yigit marah-marah kepada istrinya... Ampun deh mata yang sedang marah-marah
itu... Mata yang sedang marah-marah itu justru semakin menunjukkan cinta dan
kepemilikan yang besar kepada Nur. Apapun penyebab kemarahannya, jika itu menyangkut
tentang cinta dan istrinya, Yigit seperti selalu menyertakan sensasi yang
tersendiri di dalam kemarahannya. Pun dengan yang terjadi di beberapa episode
Antara Nur Dan Dia belakangan ini, bukankah kemarahannya justru timbul karena
dia merasa diabaikan oleh sang istri?? Dalam artian, diabaikan ketika Nur tidak
mau mendengarkan nasehatnya ketika dulu pertama punya niatan ingin bekerja
sendiri. Ya sudah, jadinya sekarang seolah-olah Yigit ceritanya mau memberikan
pelajaran kepada istrinya, jangan sekali-kali untuk mengabaikannya lagi.
Suamimu ingin melihat kau selalu mendengarkannya, Nur... Suamimu ingin terlihat
bahwa memang dia punya hak kuasa atas dirimu, untuk melindungimu, dan juga
membahagiakanmu. Jadi marah-marahnya Yigit belakangan ini justru karena ia
merasa terluka dan malu karena sebagai suami dia belum bisa membahagiakanmu dan
justru membuat istrinya jadi bahan bulan-bulanan orang banyak. Hhmmm...
Benar-benar marah yang bikin mupenggg dan kangen tuh yang kayak Tolga perankan
untuk Yigit Kozan, wkwkwkwkkk... Pokoknya selama marah-marah dan mata itu bisa
saling sinkron untuk menguatkan alur cerita yang dimaksudkan, saya akan selalu
mendukungmu untuk marah-marah, Yigit Kozan. Yang marah-marah, yang kaku-kaku,
dan yang rindu dengan sentuhan cinta di sepanjang usianya, itulah Yigit Kozan
yang seksinya luar biasa. Kiranya karena kepiawaiannya menghidupkan peran Yigit
Kozan, kita tak selalu mentog membicarakan tentang Tolgahan Sayisman sebatas
cerita six pack body mantan pemenang
ManHunt International. Tak jua melulu membicarakan tentang kisah asmaranya yang
bolak-balik ganti pasangan. Karena saya lebih tertarik untuk membicarakan
seksinya Yigit Kozan dengan marah-marahnya yang beraroma cemburu dan rindu.
Atau lebih tepatnya mata serta marah-marahnya. Sorot pandangan mata yang
senantiasa mewakilkan sesuatu di antara marah-marahnya. Marah yang sayang atau
marah karena benci, mata Yigit Kozan selalu bisa membedakannya.
Jadi, Nur...
Nikmatilah kemarahan suamimu itu, karena itulah sebagian dari watak dan kekuatannya
yang harus ikut kau terima dengan penuh kasih dan lapang dada. Hahahaa..
Sesungguhnya kemarahan itu muncul karena suamimu masih serba belajar untuk
lebih memahamimu. Suamimu ingin menunjukkan, bahwa ia punya cinta dan
kekhawatiran yang besar semenjak kehadiranmu di kehidupannya. Kekhawatiran akan
kehilangan cinta yang sekalipun belum pernah ia rasakan, sampai akhirnya ia
bertemu denganmu. Toh semarah-marahnya Yigit, dia tak pernah kekurangan cinta
dan kerinduannya kepada istrinya. Hanya kelihatannya z keras kepala, padahal
juga sebenarnya takut dan selalu membutuhkan Nur di sisinya. Xixixiii.. Makanya
saya bilang marah-marahnya Yigit Kozan itu seksi.
Key..ukey, AVers... Sekian
dulu yaaa... Di lain kesempatan, kita bahas lagi tentang remah-remah yang menggelitik
lainnya. Salam hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar