\

Rabu, 06 Januari 2016

Posted by Unknown on 15.14.00 No comments


#AniesWidiyarti_CalonBayikuSayangCalonAyahnyaMalang_AntaraNurDanDia36 Yigit Kozan... Kau terlalu bangga dengan kerumitan yang kau ciptakan sendiri. Bahkan ketika istrimu sudah mulai beranjak untuk tersenyum lagi kepadamu, kau malah kembali membuatnya menangis dan kebingungan. Istri yang sebenarnya sudah tidak peduli lagi akan kata maafmu dan hanya ingin membuatmu kembali bahagia, tapi apa lacur..kau masih z terpaku dengan sakit hati atas nama cemburu. Kau membuat istrimu seolah-olah menjadi mengutuki kehadirannya janin di dalam perutnya. Mengutuki bukan karena membenci, tetapi justru karena sangat menyayanginya dan tak tega jika pada akhirnya nanti dia hadir ke dunia, mendapatkan seorang ayah yang egois dan hipokrit. Kau sepertinya memang tidak akan pernah berdamai dengan calon anakmu, Yigit... Karena yang lebih penting dari semuanya, kau harus terlebih dahulu berdamai dengan hatimu. Hatimu yang masih senantiasa kaku dan sepi ternyata belum mampu untuk memberikan rasa nyaman untuk dirimu sendiri dan orang-orang di sekelilingmu. Kau bermaksud untuk perfeksionis dengan standarmu sendiri, Yigit. Kau anggap Iclal adalah dosa besar dan kesalahan masa lalu yang tak boleh terulang, sekarang giliran kau mencintai Nur, kau menganggap dia tidak boleh ada cela sedikitpun. Dia harus selalu dengan cintanya, kehadirannya, dan pengabdiannya kepadamu. Kau tidak pernah bisa berpikir bijaksana, bahwa sesungguhnya kesalahan adalah juga sarana untuk belajar menjadi lebih baik dan yang terbaik. Pendek kata, Nur tidak boleh sekalipun tampak mencederaimu. Itulah akibatnya peristiwa skandal fotonya di baliho masih saja terngiang-ngiang dalam ingatan, sungguh pun kau sendiri sudah mengakui kl Nur hanya terperangkap dalam sebuah jebakan. Kau sadar, Yigit... Kau tampak sangat memprihatinkan dengan sesuatu yang kau persulit sekarang. Kau semakin tampak kesepian dan tak perrnah bersyukur dengan sikon yang ada  sekarang. Kau dulu hanya punya harta dan kuasa, tapi giliran kini sudah mempunyai hati dan cinta, kau seolah-olah belum cukup untuk mensyukurinya. Hati-hati, Yigit dengan sikon hati dan emosionalmu. Caramu mengolah masalah dan menyikapinya, masih jauh dari kata dewasa. Kau pintar dan profesional dalam bisnismu, tapi ternyata kau masih terlalu amatir untuk masalah hati serta emosi. Kau dengan kebanggaanmu membuat Nur seperti terhukum sekaligus terkungkung dalam perasaan bersalahnya, seperti halnya laku kanak-kanak yang meminta untuk terus dimaklumi daripada belajar untuk memaklumi. Saya tidak berniat untuk menyumpahimu, Yigit... Akan tetapi, setidak-tidaknya berkacalah dengan peristiwa-peristiwa di masa lalu, di mana banyak orang hebat dan terkenal, begitu dipuja dan dielukan, tapi karena gagal untuk memaknai hati dan hidupnya sendiri, mereka semua bernasib tragis. Episode yang berjalan semalam seakan-akan membuktikan bahwa IQ yang prima dan jenius tidak akan berarti apa-apa tanpa EQ yang kuat dan matang. Itulah mengapa banyak kasus orang-orang hebat pada akhirnya berakhir tragis dan mengenaskan. Bahkan untuk seorang ahli psikoanalisis sekelas Sigmund Freud pun pada akhirnya memilih menyerah pada penyakit kankernya dengan lebih cepat via suntik mati untuk segera mengakhiri penderitaannya. Demikian halnya  dengan yang terjadi pada penulis pemenang Pulitzer Award, Ernest Hemingway atau penulis dan sekaligus tokoh feminis, Virginia Wolf, yang memilih untuk bunuh diri di akhir hayatnya. Mungkin kl yang baru-baru ini terjadi adalah kasus bunuh dirinya aktor watak Hollywood, Robin Williams. Semua yang saya sebutkan tadi begitu hebat reputasinya dan selalu membuat iri untuk bisa menjadi sehebat, sepintar, dan sejenius mereka. Akan tetapi, mengapa yang selalu membuat saya iri tadi tidak cukup untuk membuat mereka bahagia dan bersyukur dengan segala anugrah dan karuniaNYA?? Apakah karena semua kelebihan itu justru membuat mereka merasa selalu tidak akan pernah cukup, takkan pernah puas, tidak bersyukur, kesepian, dan tidak nyaman?? Masalah hati sampai kapanpun memang selalu akan lebih pelik dari logika itu sendiri. Pintar matematika tidak menjamin seseorang akan pintar memilih teman untuk diajak belajar bersama-sama tentang logaritma dan aritmatika. Hehhe.. Karena hati dan rasa adalah sumber kenyamanan kita untuk menikmati indahnya dunia. Ya, Yigit... Belajarlah untuk lebih bersyukur dengan sikon yang sepelik apapun. Mungkin kasusnya kau tidak akan menghancurkan dirimu sendiri, tapi bagaimana dengan orang-orang di sekelilingmu yang sebenarnya sangat kau sayangi?? Berulang kali kau menegaskan kepada istrimu, bahwa dia belum benar-benar mengenalmu. Ya Tuhan..berarti itu membongkar aibmu sendiri, Yigit. Kau sendiri yang terlihat membangun jarak dengan istrimu. Bahkan kau kalah cerdik dengan Firat untuk menyelami apa sebenarnya yang menjadi masalah dan obsesi Nur. Firat apapun latar belakangnya, benar-benar baik atau jahat nantinya, dia terlihat lebih menyediakan waktu untuk sekadar berbincang dan mencoba menyelidiki Nur. Dan kau, Yigit? Hahha... Boro-boro menyelidiki hati istri, hatimu sendiri saja kau belum mampu untuk menganalisisnya. Kau terlalu sibuk jadi hero bagi orang lain, tapi tidak untukmu dan juga istrimu. Gitu z, masih sempat-sempatnya di telepon dan obrolan kemarin, Yigit mencemburui Firat yang tampak bisa lebih hangat kepada istrinya. Lhaah..hallah... Ternyatar sadar juga kl selama ini ia hanya seperti ‘es balok’ bagi Nur. Kau sekarang memang sudah punya istri,  anak, dan calon anak yang mungkin kau sayangi, tapi karena ulah kekanak-kanakanmu sendiri, hatimu tetap saja merasa sendirian dan sepi. Kau dengan keangkuhanmu berhasil membuat Nur semalam akhirnya merasa jengah dan muak. Kau yang seharusnya bisa menjadi teman berbagi yang hangat, tapi karena masih setengah hati menyambutnya, sukses membuat Nur menjadi istri yang tidak ada harganya. Lama-lama yang nampak dari dirimu, justru kau makin terlihat serasi dengan mantan istrimu, Yigit. Serasi kekanak-kanakkannya!!! Yang satu terlihat kekeuh dengan cinta tak terbalasnya, satunya lagi bebal dengan cemburu dan sakit  hatinya. Hhhhhhhhh... Paz benerrrr!!! Kelihatannya saja orang kaya, berjiwa sosial besar, dan berderajat tinggi, tapi tetep..,hatinya miskin sentuhan cinta. Hanya mungkin otakmu saja yang lebih encer sedikit jika dibandingkan dengan Iclal, wkwkwkwkwkkk... Iclal..Iclal,  lama-lama kau juga akan menyerupai Nazan yang ‘ajaib’, ‘bodoh’, tapi berlagak selangit. Hadddeh,, Setelah Sinan kau kira jadi ayah bayi yang dikandung Nur, kini gantian Firat kau sangkakan jg. Lalu kapan kau akan menuduh Yigit yang jadi pelakunya?? Yyeeeaay... Justru yang tidak kau sangka-sangka itulah biasanya yang menjadi kebenarannya. Bahkan Ny Aytul saja menertawakan Iclal dengan praduga-praduga bodohnya tersebut. Ngakuin ya, Nyonya kl anak manjamu itu memang naif dan bodoh??! Wkwkwkwkwkkk... Tpi jangan ikut-ikutan konyol hanya gara-gara bermimpi anakmu mati mendahuluimu, Nyonya... Masak hanya gara-gara mimipi sampai kau tega berbuat hal yang keji untuk Nur dan calon jabang bayinya. Awasss lho, ntar tulahnya lari ke dirimu sendiri, xixixiii... Hhmmm... Rupa-rupa ceritanya, tapi tetap pada akhirnya yang terpenting titip pesan lagi untuk Yigit. Cobalah melonggarkan hatimu, asiqim... Demi untuk kebahagiaan hatimu sendiri dan juga keluargamu. Belajarlah memberi kesempatan kepada istri untuk bisa menyuarakan apa yang ingin ia kemukakan... Pernikahan tidak akan berjalan jika salah satunya hanya sibuk dengan kebenaran dan sakit hatinya sendiri. Kau tahu, Yigit... Saking hatimu yang merasa dikecewakan, bahkan kau tidak merasakan cinta yang begitu besar, yang telah diberikan oleh istrimu. Kau akan selalu jadi kebanggaannya, di tengah kesakitannya karena mencintaimu. Titip sebaris lirik lagu milik Madonna yang berjudul “Masterpiece” untuk menggambarkan cinta Nur kepadamu Yigit: “... I can’t tell you why it hurts so much to be in love with the masterpiece...”. So, Yigit... Bebaskan hatimu untuk kebahagiaan yang sudah di depan mata. Jangan lagi terkungkung dalam rasa cemburu dan sakit hati yang tak berkesudahan.  Kasihan itu istri dan calon anakmu. Berdamailah dengan hatimu dan kau akan akan lebih siap untuk menjemput kebahagiaan. Edisi Rabu Risau, AVers... Selamat menunggu untuk seseorang yang akan sangat menyesal nanti malam. Siapkan tissue atau sapu tangan, tapi kl tidak ada sapu atau pentungan juga tidak masalah. Hahahaaa... Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar