#AniesWidiyarti_CalonBayikuSayangCalonAyahnyaMalang_AntaraNurDanDia36
Yigit Kozan... Kau terlalu bangga dengan kerumitan yang kau ciptakan sendiri.
Bahkan ketika istrimu sudah mulai beranjak untuk tersenyum lagi kepadamu, kau
malah kembali membuatnya menangis dan kebingungan. Istri yang sebenarnya sudah
tidak peduli lagi akan kata maafmu dan hanya ingin membuatmu kembali bahagia,
tapi apa lacur..kau masih z terpaku dengan sakit hati atas nama cemburu. Kau
membuat istrimu seolah-olah menjadi mengutuki kehadirannya janin di dalam
perutnya. Mengutuki bukan karena membenci, tetapi justru karena sangat
menyayanginya dan tak tega jika pada akhirnya nanti dia hadir ke dunia,
mendapatkan seorang ayah yang egois dan hipokrit. Kau sepertinya memang tidak
akan pernah berdamai dengan calon anakmu, Yigit... Karena yang lebih penting
dari semuanya, kau harus terlebih dahulu berdamai dengan hatimu. Hatimu yang
masih senantiasa kaku dan sepi ternyata belum mampu untuk memberikan rasa
nyaman untuk dirimu sendiri dan orang-orang di sekelilingmu. Kau bermaksud
untuk perfeksionis dengan standarmu sendiri, Yigit. Kau anggap Iclal adalah
dosa besar dan kesalahan masa lalu yang tak boleh terulang, sekarang giliran
kau mencintai Nur, kau menganggap dia tidak boleh ada cela sedikitpun. Dia
harus selalu dengan cintanya, kehadirannya, dan pengabdiannya kepadamu. Kau
tidak pernah bisa berpikir bijaksana, bahwa sesungguhnya kesalahan adalah juga
sarana untuk belajar menjadi lebih baik dan yang terbaik. Pendek kata, Nur
tidak boleh sekalipun tampak mencederaimu. Itulah akibatnya peristiwa skandal
fotonya di baliho masih saja terngiang-ngiang dalam ingatan, sungguh pun kau
sendiri sudah mengakui kl Nur hanya terperangkap dalam sebuah jebakan. Kau
sadar, Yigit... Kau tampak sangat memprihatinkan dengan sesuatu yang kau
persulit sekarang. Kau semakin tampak kesepian dan tak perrnah bersyukur dengan
sikon yang ada sekarang. Kau dulu hanya
punya harta dan kuasa, tapi giliran kini sudah mempunyai hati dan cinta, kau
seolah-olah belum cukup untuk mensyukurinya. Hati-hati, Yigit dengan sikon hati
dan emosionalmu. Caramu mengolah masalah dan menyikapinya, masih jauh dari kata
dewasa. Kau pintar dan profesional dalam bisnismu, tapi ternyata kau masih
terlalu amatir untuk masalah hati serta emosi. Kau dengan kebanggaanmu membuat
Nur seperti terhukum sekaligus terkungkung dalam perasaan bersalahnya, seperti
halnya laku kanak-kanak yang meminta untuk terus dimaklumi daripada belajar
untuk memaklumi. Saya tidak berniat untuk menyumpahimu, Yigit... Akan tetapi,
setidak-tidaknya berkacalah dengan peristiwa-peristiwa di masa lalu, di mana
banyak orang hebat dan terkenal, begitu dipuja dan dielukan, tapi karena gagal
untuk memaknai hati dan hidupnya sendiri, mereka semua bernasib tragis. Episode
yang berjalan semalam seakan-akan membuktikan bahwa IQ yang prima dan jenius
tidak akan berarti apa-apa tanpa EQ yang kuat dan matang. Itulah mengapa banyak
kasus orang-orang hebat pada akhirnya berakhir tragis dan mengenaskan. Bahkan
untuk seorang ahli psikoanalisis sekelas Sigmund Freud pun pada akhirnya
memilih menyerah pada penyakit kankernya dengan lebih cepat via suntik mati
untuk segera mengakhiri penderitaannya. Demikian halnya dengan yang terjadi pada penulis pemenang
Pulitzer Award, Ernest Hemingway atau penulis dan sekaligus tokoh feminis,
Virginia Wolf, yang memilih untuk bunuh diri di akhir hayatnya. Mungkin kl yang
baru-baru ini terjadi adalah kasus bunuh dirinya aktor watak Hollywood, Robin
Williams. Semua yang saya sebutkan tadi begitu hebat reputasinya dan selalu
membuat iri untuk bisa menjadi sehebat, sepintar, dan sejenius mereka. Akan
tetapi, mengapa yang selalu membuat saya iri tadi tidak cukup untuk membuat
mereka bahagia dan bersyukur dengan segala anugrah dan karuniaNYA?? Apakah
karena semua kelebihan itu justru membuat mereka merasa selalu tidak akan
pernah cukup, takkan pernah puas, tidak bersyukur, kesepian, dan tidak nyaman??
Masalah hati sampai kapanpun memang selalu akan lebih pelik dari logika itu
sendiri. Pintar matematika tidak menjamin seseorang akan pintar memilih teman
untuk diajak belajar bersama-sama tentang logaritma dan aritmatika. Hehhe..
Karena hati dan rasa adalah sumber kenyamanan kita untuk menikmati indahnya
dunia. Ya, Yigit... Belajarlah untuk lebih bersyukur dengan sikon yang sepelik
apapun. Mungkin kasusnya kau tidak akan menghancurkan dirimu sendiri, tapi
bagaimana dengan orang-orang di sekelilingmu yang sebenarnya sangat kau
sayangi?? Berulang kali kau menegaskan kepada istrimu, bahwa dia belum
benar-benar mengenalmu. Ya Tuhan..berarti itu membongkar aibmu sendiri, Yigit.
Kau sendiri yang terlihat membangun jarak dengan istrimu. Bahkan kau kalah
cerdik dengan Firat untuk menyelami apa sebenarnya yang menjadi masalah dan
obsesi Nur. Firat apapun latar belakangnya, benar-benar baik atau jahat
nantinya, dia terlihat lebih menyediakan waktu untuk sekadar berbincang dan
mencoba menyelidiki Nur. Dan kau, Yigit? Hahha... Boro-boro menyelidiki hati
istri, hatimu sendiri saja kau belum mampu untuk menganalisisnya. Kau terlalu
sibuk jadi hero bagi orang lain, tapi
tidak untukmu dan juga istrimu. Gitu z, masih sempat-sempatnya di telepon dan
obrolan kemarin, Yigit mencemburui Firat yang tampak bisa lebih hangat kepada
istrinya. Lhaah..hallah... Ternyatar sadar juga kl selama ini ia hanya seperti
‘es balok’ bagi Nur. Kau sekarang memang sudah punya istri, anak, dan calon anak yang mungkin kau
sayangi, tapi karena ulah kekanak-kanakanmu sendiri, hatimu tetap saja merasa
sendirian dan sepi. Kau dengan keangkuhanmu berhasil membuat Nur semalam
akhirnya merasa jengah dan muak. Kau yang seharusnya bisa menjadi teman berbagi
yang hangat, tapi karena masih setengah hati menyambutnya, sukses membuat Nur
menjadi istri yang tidak ada harganya. Lama-lama yang nampak dari dirimu,
justru kau makin terlihat serasi dengan mantan istrimu, Yigit. Serasi
kekanak-kanakkannya!!! Yang satu terlihat kekeuh dengan cinta tak terbalasnya,
satunya lagi bebal dengan cemburu dan sakit hatinya. Hhhhhhhhh... Paz benerrrr!!!
Kelihatannya saja orang kaya, berjiwa sosial besar, dan berderajat tinggi, tapi
tetep..,hatinya miskin sentuhan cinta. Hanya mungkin otakmu saja yang lebih
encer sedikit jika dibandingkan dengan Iclal, wkwkwkwkwkkk...
Iclal..Iclal, lama-lama kau juga akan
menyerupai Nazan yang ‘ajaib’, ‘bodoh’, tapi berlagak selangit. Hadddeh,,
Setelah Sinan kau kira jadi ayah bayi yang dikandung Nur, kini gantian Firat
kau sangkakan jg. Lalu kapan kau akan menuduh Yigit yang jadi pelakunya??
Yyeeeaay... Justru yang tidak kau sangka-sangka itulah biasanya yang menjadi
kebenarannya. Bahkan Ny Aytul saja menertawakan Iclal dengan praduga-praduga
bodohnya tersebut. Ngakuin ya, Nyonya kl anak manjamu itu memang naif dan
bodoh??! Wkwkwkwkwkkk... Tpi jangan ikut-ikutan konyol hanya gara-gara bermimpi
anakmu mati mendahuluimu, Nyonya... Masak hanya gara-gara mimipi sampai kau tega
berbuat hal yang keji untuk Nur dan calon jabang bayinya. Awasss lho, ntar
tulahnya lari ke dirimu sendiri, xixixiii... Hhmmm... Rupa-rupa ceritanya, tapi
tetap pada akhirnya yang terpenting titip pesan lagi untuk Yigit. Cobalah
melonggarkan hatimu, asiqim... Demi untuk kebahagiaan hatimu sendiri dan juga
keluargamu. Belajarlah memberi kesempatan kepada istri untuk bisa menyuarakan
apa yang ingin ia kemukakan... Pernikahan tidak akan berjalan jika salah
satunya hanya sibuk dengan kebenaran dan sakit hatinya sendiri. Kau tahu,
Yigit... Saking hatimu yang merasa dikecewakan, bahkan kau tidak merasakan
cinta yang begitu besar, yang telah diberikan oleh istrimu. Kau akan selalu
jadi kebanggaannya, di tengah kesakitannya karena mencintaimu. Titip sebaris
lirik lagu milik Madonna yang berjudul “Masterpiece”
untuk menggambarkan cinta Nur kepadamu Yigit: “... I can’t tell you why it hurts so much to be in love with the
masterpiece...”. So, Yigit... Bebaskan hatimu untuk kebahagiaan yang sudah
di depan mata. Jangan lagi terkungkung dalam rasa cemburu dan sakit hati yang
tak berkesudahan. Kasihan itu istri dan
calon anakmu. Berdamailah dengan hatimu dan kau akan akan lebih siap untuk
menjemput kebahagiaan. Edisi Rabu Risau, AVers... Selamat menunggu untuk
seseorang yang akan sangat menyesal nanti malam. Siapkan tissue atau sapu tangan, tapi kl tidak ada sapu atau pentungan juga
tidak masalah. Hahahaaa... Salam hangat.
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar