\

Jumat, 29 Januari 2016

Posted by Unknown on 17.33.00 No comments


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_18 Setelah di  beberapa edisi remah-remah mengupas flashback lika-liku perjalanan dan perjuangan cinta Yigit-Nur, di Jum’at Semangat kali ini kilas-baliknya mo nyerong dikit ahhh... Nyerong ke yang ngegemezin, pintar, serta curly-cutie-cutie, kesayangannya Yigit dan Nur. 

Hhmmm.. Siapa lagi kl bukan Mert. Kangen juga kan ma cowok kecil, anak semata wayangnya Yigit dan Iclal ini?!! Sedikit bocoran neh untuk season kedua Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) nanti,  Mert akan memegang peranan penting untuk masa depan hubungan rumah tangga Yigit dan Nur. Hiyaaaaaaa... Apa itu..penasaran? No more spoiler!!! Ntar ya bahas kompletnya.. Nunggu season dua AV/ANDD tayang di ANTV, hehhe.. 

Sekarang mo balik dulu mengenang ke masa-masa pertama ketika Mert mulai masuk sekolah. Ketika baru pertama masuk sekolah, dengan diantar sang ayah, nenek, dan juga tantenya, Mert terlihat begitu percaya diri. Cowok cute ini sepertinya  mewarisi darah pintar dan pemberani bapaknya.. Darah Kozan sieee yaaaa, hahahaaa... Tapi apa yang terjadi berikutnya, begitu memprihatinkan. Ketika acara perkenalan di kelas, Mert yang dengan PeDenya mengatakan kl ibunya sekarang sedang berada di surga dan akan segera kembali untuk menjemputnya, justru berbalik mendapat cemoohan dan ejekan dari teman-temannya. Ya iyalah, Mert.. Orang kl sudah betah di surga, masak ya mo balik ke dunia.. Tapi mungkin ibumu belum nyampe ke surga, Mert... Makanya bisa pulang lagi, xixixiii... 

Duh, cowok kecil ini ternyata lanjut dibully dan diajak berkelahi oleh teman-teman cowoknya. Tapi Mert ini pemberani, biarpun dikeroyok dan akhirnya pelipisnya berdarah-darah, tapi tetap awalnya dia tak sedikitpun takut dengan keroyokan teman-temannya. Gak nangis ya, Mert pokoknya... Nangisnya di depan Nur ma Ayah Yigit z ya, sayang... 

Pun ketika di lain hari ke sekolah diantar oleh ayahnya, Mert seolah-olah tidak mau makin ‘kehilangan muka’ di hadapan teman-teman yang kemarin mengeroyoknya. Maksud Yigit baik, ia ingin mengantarkan anak laki-lakinya ke sekolah, sekaliyan juga ingin tahu apa masalahnya dan siapa sebenarnya teman-teman yang berkonflik dengan anaknya di sekolah, sambil tak lupa membawa sekotak muffin untuk bekal sekaligus ‘jurus damai’ dengan teman-teman Mert. Akan tetapi, tampaknya justru Mert yang merasa malu dengan pendampingan ayahnya. Cieeeeeee... 

Kecil-kecil begini Mert rupanya sudah paham masalah harga diri serta kharisma, hahahaaa... Pikir Mert mungkin, aku boleh kalah dari keroyokan kemarin, tapi aku bukan anak manja ayahku, xixixiii... Yigit yang sepertinya sudah paham dengan ketidaknyamanan anaknya, justru malah semakin membuat Mert salah tingkah. Tapi teman-temanmu akhirnya jadi baik kepadamu kan, Mert... Ayahmu ternyata kepikiran juga ya, bawain muffin dan kemudian dibagi-bagi untuk ‘menyelamatkan anaknya’, hahahaaa.. Kirain mikir busi ma oli doank, Ayah, wkwkwkwkwkkk... 

Deretan scene yang saya hadirkan di episode dua dan tiga AV berikut, kiranya bisa membantu mengingatkan sebagian kenangan  tentang Mert. Belum bisa mencakup semuanya, tapi setidak-tidaknya dicicil yaaa... Masih banyak kelucuan-kelucuan Mert dan juga tentang kepribadiannya yang ternyata lebih sensitif dan dewasa dibanding ayahnya, yang tak kalah asyik untuk dibahas. Yakin deh, ntar kl dah besar, ganteng dan smartnya bakal menandingi Ayah Yigit. Dan yang pasti Mert bakalan punya koleksi pacar yang lebih banyak, hahahaaa... 



Selamat jelang akhir pekan, AVers... InsyaAlloh, esok remah-remahnya akan berlanjut lagi dengan cerita kelucuan Mert selanjutnya.  Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar