#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_18
Setelah di beberapa edisi remah-remah
mengupas flashback lika-liku
perjalanan dan perjuangan cinta Yigit-Nur, di Jum’at Semangat kali ini
kilas-baliknya mo nyerong dikit ahhh... Nyerong ke yang ngegemezin, pintar,
serta curly-cutie-cutie, kesayangannya Yigit dan Nur.
Hhmmm.. Siapa lagi kl
bukan Mert. Kangen juga kan ma cowok kecil, anak semata wayangnya Yigit dan
Iclal ini?!! Sedikit bocoran neh untuk season
kedua Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia)
nanti, Mert akan memegang peranan
penting untuk masa depan hubungan rumah tangga Yigit dan Nur. Hiyaaaaaaa... Apa
itu..penasaran? No more spoiler!!! Ntar
ya bahas kompletnya.. Nunggu season
dua AV/ANDD tayang di ANTV, hehhe..
Sekarang
mo balik dulu mengenang ke masa-masa pertama ketika Mert mulai masuk sekolah.
Ketika baru pertama masuk sekolah, dengan diantar sang ayah, nenek, dan juga
tantenya, Mert terlihat begitu percaya diri. Cowok cute ini sepertinya mewarisi
darah pintar dan pemberani bapaknya.. Darah Kozan sieee yaaaa, hahahaaa... Tapi
apa yang terjadi berikutnya, begitu memprihatinkan. Ketika acara perkenalan di
kelas, Mert yang dengan PeDenya mengatakan kl ibunya sekarang sedang berada di
surga dan akan segera kembali untuk menjemputnya, justru berbalik mendapat
cemoohan dan ejekan dari teman-temannya. Ya iyalah, Mert.. Orang kl sudah betah
di surga, masak ya mo balik ke dunia.. Tapi mungkin ibumu belum nyampe ke
surga, Mert... Makanya bisa pulang lagi, xixixiii...
Duh, cowok kecil ini
ternyata lanjut dibully dan diajak
berkelahi oleh teman-teman cowoknya. Tapi Mert ini pemberani, biarpun dikeroyok
dan akhirnya pelipisnya berdarah-darah, tapi tetap awalnya dia tak sedikitpun
takut dengan keroyokan teman-temannya. Gak nangis ya, Mert pokoknya...
Nangisnya di depan Nur ma Ayah Yigit z ya, sayang...
Pun ketika di lain hari ke
sekolah diantar oleh ayahnya, Mert seolah-olah tidak mau makin ‘kehilangan
muka’ di hadapan teman-teman yang kemarin mengeroyoknya. Maksud Yigit baik, ia
ingin mengantarkan anak laki-lakinya ke sekolah, sekaliyan juga ingin tahu apa masalahnya
dan siapa sebenarnya teman-teman yang berkonflik dengan anaknya di sekolah,
sambil tak lupa membawa sekotak muffin
untuk bekal sekaligus ‘jurus damai’ dengan teman-teman Mert. Akan tetapi,
tampaknya justru Mert yang merasa malu dengan pendampingan ayahnya.
Cieeeeeee...
Kecil-kecil begini Mert rupanya sudah paham masalah harga diri
serta kharisma, hahahaaa... Pikir Mert mungkin, aku boleh kalah dari keroyokan
kemarin, tapi aku bukan anak manja ayahku, xixixiii... Yigit yang sepertinya
sudah paham dengan ketidaknyamanan anaknya, justru malah semakin membuat Mert salah
tingkah. Tapi teman-temanmu akhirnya jadi baik kepadamu kan, Mert... Ayahmu
ternyata kepikiran juga ya, bawain muffin
dan kemudian dibagi-bagi untuk ‘menyelamatkan anaknya’, hahahaaa.. Kirain mikir
busi ma oli doank, Ayah, wkwkwkwkwkkk...
Deretan scene yang saya hadirkan di episode dua dan tiga AV berikut, kiranya bisa membantu
mengingatkan sebagian kenangan tentang
Mert. Belum bisa mencakup semuanya, tapi setidak-tidaknya dicicil yaaa... Masih
banyak kelucuan-kelucuan Mert dan juga tentang kepribadiannya yang ternyata lebih
sensitif dan dewasa dibanding ayahnya, yang tak kalah asyik untuk dibahas. Yakin
deh, ntar kl dah besar, ganteng dan smartnya
bakal menandingi Ayah Yigit. Dan yang pasti Mert bakalan punya koleksi pacar
yang lebih banyak, hahahaaa...
Selamat jelang akhir pekan, AVers... InsyaAlloh, esok remah-remahnya akan berlanjut lagi dengan
cerita kelucuan Mert selanjutnya. Salam
hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar