#AniesWidiyarti_PerikemanusiaanYangMakinRunyamDanMenggelikan_AntaraNurDanDia44
Bingung sebenarnya apa yang diinginkan Yigit sekarang... Katanya ingin Iclal
segera sembuh, biar beban dan tanggung jawabnya berkurang sekaligus supaya dia bisa lekas-lekas membangun rumah
tangga yang sebenarnya dengan Nur... Tapi kenapa yang dia lakukan sekarang justru
ikut-ikutan Ny Aytul yaaa??! Ituuuuuu...
Ngikut semakin membuai mimpi serta harapan kosong pada si ikan beku...
Hadddeh... Yigit... Yang kau lakukan harusnya mengajak Iclal pergi ke psikiater
dan mengkonsultasikan perkembangan ingatannya yang katanya bermasalah. Kl Iclal
dan Ny Aytul mengelak, paksa. Kl masih gak mau juga, patut dicurigai ada apa di
baliknya. Atau paling tidak lakukan seperti yang Firat coba perdebatkan dengan
Ny Aytul semalam.
Biarin saja Iclal mencuri dengar kenyataan yang sesungguhnya,
(lha wonk pada dasarnya memang dah inget juga kan). Justru malah dikasih
jebakan saja untuk berusaha mengorek tentang ingatan masa lalunya.. Toh,
semalam ketika acara makan malam, Iclal kelepasan sendiri kan dengan
kebohongannya... Bukan malah kamu seperti halnya semakin memberikan harapan
palsu kepada mantan istrimu, Yigit...
Doh..hadoh... Makin banyak buaian dan
bualan, makin panjang urusannya!!! Kau makin kesini bukannya makin peka dan bijaksana membaca
sikon yang dialami oleh Nur, tapi justru yang ada malah semakin menguji hati
serta kesabarannya.
Akhirnya semalam istrimu protes juga kan... Kau menyuruhnya
tetap bertahan di rumah besar itu, tetapi apa yang bisa kau berikan kepadanya
selama ini?? Paling hanya adegan zina dengan Iclal kan, yang selalu kau
suguhkan untuk istrimu? Kayak gitu masih saja ngeles dan menyalahkan istri,
katanya kl memutuskan sesuatu sukanya ambil keputusan sendiri, tidak melibatkan
suami. Lha memang selama ini kau mempan untuk diajak bicara, lebih-lebih kl
masalahnya tentang Iclal dan persoalan rumah tanggamu dan Nur? Paling
ujung-ujungnya juga disuruh sabar demi kebaikan ibunya Mert dan janji-janji
surga lainnya. Mert z sekarang makin paham kl ibunya sendiri hanya perhatian ma
ayahnya.
Ya Tuhan, Iclal... Harusnya kau merasa malu ketika anakmu semalam
banyak sekali menyindir setengah memprotesmu. Dari yang dianggap tidak becus
baca dongenglah, hanya mau nyuapin ayahlah daripada telaten menyuapinya,
dsb..dsb... Tapi dasar ikan beku, otak ma hatinya dah terlanjur beku hampir
jadi batu, mana mungkin kepikiran dengan sindiran dan keluhan dari anak.
Dan
kau, Yigit... Habis disuapin ma Iclal, sekaliyan z seterusnya minta dicebokin
sekaliyan. Kirain menengok ke arah belakang ma istri, mo kasih sekadar tatapan
sayang dan rindu yang mendalam, eeeaalllaah... Ditengok doank, biz itu kembali
terbuai ma ikan beku yang di sampingnya. Coba kl Hafize itu tidak punya
perasaan rikuh kepadamu, Yigit... Dah habis juga kau bakalan disemprot ma dia.
Hati orang tua mana yang tega melihat, ketika keponakan yang sudah dianggap
sebagai putrinya sendiri, yang semestinya bisa bersanding bahagia sebagai Ny
Yigit Kozan, tetapi malah diperlakukan bak mainan sekaligus simpanan oleh
suaminya??
Mana janji yang kemarin katanya sangat mencintai Nur dan akan
membahagiakannya??! Justru Nur seolah-olah hanya kau jadikan ban serep z, Yigit
Kozan. Maluuuuu itu ma Firat... Di belakang Iclal z kau seakan-akan berapi-api
menjadi suami bagi Nur (meski api omongan doank), tapi di depan si ikan beku,
bahkan kau digelendotin Iclal, juga lempeng-lempeng z.
Saya ko’ justru merasa,
setiap kali Iclal memaksa mesra kepada Yigit dan Yigit nya terkesan iya-iya z
di depan Firat, bukan cemburu yang akhirnya dirasakan Firat, tapi justru
perasaan geli sekaligus prihatin. Toh, Firat sudah tahu yang sebenarnya kl
memang Yigit tidak ada cinta untuk Iclal. Ya karena itu tadi, kau seperti halnya krupuk melempem di hadapan
orang yang sedang kehilangan ingatan, wkwkwkwkkk...
Apa sie sebenarnya yang
ingin kau capai dan cari, Yigit? Kau pertaruhkan masa depan rumah-tanggamu
untuk masa lalu yang jelas-jelas ingin kau tinggal dan tanggalkan. Kau selalu
pintar mengatakan kl sikapmu selama ini, yang bak kerbau dicocok hidungnya,
lebih karena alasan kemanusiaan. Tapi apa iya kl memang benar alasannya
perikemanusiaan, harus selalu menyakiti apa dan siapa yang sebenarnya kita
cintai?? Nanti kl sampai benar-benar rumah tanggamu dan Nur berantakan, kau
yang akhirnya akan menangisinya sampai mati, Yigit...
Berpikirlah secara bijak,
tidak mungkin setiap yang kita putuskan dan lakukan akan dapat membahagiakan
semua pihak... Setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra. Tapi ya
ayolah, jangan membohongi hati sedalam itu. Jangan hanya berpikir berkorban
demi kebahagiaan orang lain itu adalah segalanya. Bukan egois, tetapi berusaha
untuk baik bagi diri sendiri dulu. Bukan hanya baik menurut dan untuk orang,
nanti terjebaknya ke masalah pencitraan yang dangkal. Berkorban juga bukan
caranya dengan menyudutkan istri terus-menerus kan???
Ya baiklah, karena
permainan akal bulusnya masih akan terus dilanjutkan, jangan juga kau main
seenaknya menghalangi karier Nur dan menyindir-nyindirnya untuk kesekian kali.
Kau sendiri yang susah untuk diajak kompromi, ko’ seenak-enaknya maunya hanya
mengatur dan dimengerti istri.
Nikmati z waktumu bersama ikan beku masa lalumu,
Yigit. Tapi nanti kl sudah merasa jengah kedinginan, jangan coba-coba kau
mencari kehangatan dari Nur. Jangan mau, Nur... Fokus z dengan karier modelmu
sekarang. Masih ada Firat yang setia membantumu untuk mengakali Yigit,
xixixiii...
Tentang Tayyar yang tiba-tiba senantiasa ‘manis’ kepadamu, nikmati
z, Nur... Penjilat matre seperti Tayyar, baiknya memang tidak usah terlalu ‘baper’. Cieeeee... Yang ngaku-ngaku bermantukan
Yigit Kozan... Awasss, perutnya bentar lagi membuncah dan meledak tuh, karena
mendadak melambung ke angkasa. Wkwkwkwkwkkk...
Have a beautiful Thursday,
AVers. Salam hangat.
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar