#AniesWidiyarti_MenikmatiMaluBuahPermainanMasaLalu_AntaraNurDanDia42
Entah apa yang dirasakan oleh Ny Aytul sekarang ketika melihat sikon Iclal
sekarang? Antara sedih, malu, marah, atau mungkin juga menyesal, bisa jadi
sekarang sedang bercampur-aduk di dalam hatinya... Yang jelas, tidak mungkin
berbentuk kebahagiaan.
Nyonya..Nyonya... Melihat matamu mendelik sambil menghela nafas sesaat, dan kemudian lidah yang
tiba-tiba kelu, tiap kali Iclal dengan sombong dan percaya dirinya di depan
orang-orang, terombang-ambing dalam status sebagai Ny Yigit Kozan, sebenarnya
hati ini antara tega dan tidak tega. Lagian ibu mana sieee yang tidak ingin
melihat anak-anaknya bahagia?
Semua ibu pasti rela mati demi melihat
putra-putrinya bisa mempunyai kehidupan yang layak dan sukses segalanya. Akan
tetapi, terkadang memang tidak bisa dipungkiri, banyak yang salah mengartikan,
sayang berarti seorang ibu rela sampai terinjak-injak harga dirinya oleh anak
sendiri...
Contohnya ya Ny Aytul itu... Karena sayang anak, bahkan sampai tega
memerdaya keponakannya sendiri untuk bisa menikahi anak perempuannya, meski
tanpa dilandasi cinta sama sekali. Alih-alih mengajarkan kepada Iclal bahwa
tidak semua yang kita inginkan, tidak bisa semua terpenuhi, tetapi malah justru
mendorong anak untuk menjadi manja sekaligus oportunis. Dan bisa kau lihat dan
rasakan sendiri sekarang, Nyonya bagaimana ankamu sampai akhirnya jadi bahan
bulan-bulanan sekaligus tertawaan bagi banyak orang.
Seandainya waktu bisa
diputar kembali ya, Nyonya... Kau mungkin tidak akan pernah menuruti permintaan
Iclal untuk bisa menikahi Yigit Kozan. Lebih baik kau dulu menikmati depresinya
Iclal untuk beberapa saat z, daripada harus terkungkung dalam bualan dan buaian
hingga sekarang. Jika z dulu kau mau bersabar sedikit, mencubit atau menjewer
telinga anak-anakmu untuk sekadar memberinya pelajaran kecil tentang kebaikan
dan keburukan, atau juga memarahi ketika Iclal atau juga Sinan mulai kurang
ajar kepada orang tua, saya yakin anak-anakmu tidak akan lembek dan semena-mena
dengan sekitarnya.
Tapi ya sudahlah, Nyonya... Nasinya sudah terlanjur jadi
bubur... Kl pun niatnya pengen dikerasin lagi, salah-salah malah jadi gosong.
Akan tetapi sebelum akhirnya jadi gosong, belum terlambat kiranya untuk
menyelamatkan anak-anakmu, terutama Iclal.
Bangunkan segera, Iclal dari segala
mimpi-mimpinya. Kau harusnya bersyukur, Nyonya Iclal masih bisa selamat dari
kecelakaan mautnya dulu, sadar dari koma panjangnya, dan sekarang sudah pulih
segala ingatannya. Bukankah untuk seorang ibu, itu sudah lebih dari cukup? Lalu
apalagi yang kau kejar dan kau tuntut? Keponakanmu yang membohongimu untuk bisa
menceraikan anakmu? Kan kau sudah tahu pasti jawabannya, kl Yigit tidak pernah
mencintai Iclal.
Kau takut Iclal akan koma lagi ketika tahu kenyataan yang
sebenarnya? Nanti atau sekarang pasti juga akan tahu kan, toh menyimpan bangkai,
pasti busuknya juga akan menyebar kemana-mana. Atau kau takut jatuh melarat
karena keponaknmu tidak akan memperhatikanmu lagi? Saya bisa pastikan, Yigit
Kozan di antara tabiat kanak-kanaknya, dia pasti tahu caranya menghargai
orang-orang yang berjasa bagi hidupnya, meskipun kau berperan besar untuk
membuat hidupnya menjadi sesemrawut sekarang.
Tidak ada hidup yang gratis,
semuanya pasti melalui proses bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
No pain, no gain !!! Harusnya biarkan
Iclal menikmati segala proses kesakitannya, kau sebagai orang tua bertindak
sebagai penopang yang senantiasa menyemangati dan memberikan nasehat.
Kl kau
terus-terusan memelihara Iclal dalam status semunya, kapan anakmu itu nanti
akan menjadi dewasa?? Semakin lama kau membiarkan Iclal dalam ketidaktahuan,
bukan tidak mungkin lama-kelamaan dia akan menjadi bintang pelawak masa depan.
Hadddeh... Iclal, itulah akibatnya kl jalanmu terlalu mendongak ke atas, sampai
seolah-olah kau sedang tersandung dan bahkan sudah terperosok dalam lubang, kau
berasa tetap menjadi yang paling ‘bintang’.
Hahha... Menggelikan setiap kali
melihat dan mendengarkanmu sombong bahwa kau seakan-akan mmg jadi satu-satunya
bagi Yigit Kozan. Kau yang seolah-olah ratu dan semua orang pasti memujamu...
Preeett ahhh..!!! Bahkan masih lebih berotak Tayyar daripada kau ketika
berfirasat tentang Nur-Yigit, Iclal. Lebih-lebih ketika Firat sengaja
mengibulimu tentang Yigit yang merasa cemburu ketika kau didekati oleh Firat,
wkwkwkwkwkkk..
Cieeeeeehh.. GeeRmu kampungan sekali!!! Skali-kali kl lagi
keGeeRan masalah Yigit, tengok tuh wajah ibumu yang justru cengar-cengir karena
malu melihat tingkah bodohmu itu. Eeealllah... Iclal... Beginilah akibatnya kl
kau terlalu serakah dengan hidupmu. Belajar dari Nur ituuuuu... Belajar untuk menerima
yang sesuai dengan haknya. Duh, Nur mendengarmu sejujur itu, bahkan Firat pun
harus berpikir lagi, kira-kira tega atau tidak untuk menggunakanmu sebagai alat
untuk memperlemah Yigit.
Dan Yigit, biarlah dia dengan sumpah-serapahnya
kepadamu, Nur... Memangnya Tuhan bodoh apa tidak bisa membedakan apa itu
sumpah-serapah, apa itu yang di baliknya... Wkwkwkwkwkkk... Yigit sebenarnya
sudah mengakui kekalahannya, hanya tinggal menunggu kelegaan hatinya untuk bisa
mengakuinya. Karena cinta bukan masalah kalah dan menang, cinta itu tahunya
hanya satu, BAHAGIA!!!
Have a nice Tuesday. Salam hangat.
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar