#AniesWidiyarti_UjiKesabaranUntukYangKesekianKali_AntaraNurDanDia48
Untuk yang habis konyol buang-buang smartphone,
kayaknya mo lanjut ke kekonyolan berikutnya lagi neh...
Yigit Kozan... Hanya
tentang istri yang ngomongin dapat gaji atau honor pertama dari pekerjaannya
pun, ternyata dibawa perasaan juga... Istri datang menghampiri dengan niat baik
untuk menyapa dan sekadar melihat suaminya sedang apa, lha ko’ malah sok
diketusin..sok dicuekin. Memang serba salah jadinya, Yigit... Ngomong baper,
gak ngomong bakal lebih baper lagi. Ya karena itu tadi, egois dan
kekanak-kanakan. Maunya gimana sieee, Suami?
Ya gak papa dunk, istri kerja,
dapat honor atau gaji, dan bermaksud untuk merayakan gaji pertama dengan
membelikan Mert sebuah hadiah, ywd... Mo yang bagaimana?? Toh pekerjaannya
halal dan istri tidak melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Malu kl
hanya stag di malu dan dipendam terus dalam hati tanpa solusi untuk mengakhiri
bagaimana supaya perasaan malu itu bisa berkurang, akibatnya ya seperti kau
rasakan sekarang, Yigit.
Hahha... Merasa malu karena ternyata menurutmu istri
berhasil dengan jalan tidak patuh dengan perintahmu. Iya pa iya?? Rasanya
seperti diremehkan kan, makanya malu itu seperti terus-terusan mengungkungmu,
tanpa kau sendiri tahu bagaimana cara mengatasi dan menghilangkan malu yang tak
biasa itu. Tapi coba sesekali lihat dari sudut pandang istrimu, benarkah ada
niat untuk mempermalukanmu??
Sungguh pun Nur sudah kau sakiti hatinya setiap
hari, kl sampai akhirnya ia berani melanggar perintahmu, bukan maksud dia untuk
mempermalukanmu. Tapi lebih ke pembuktian untuk dirinya sendiri bahwa ia masih
sanggup bertaji di hadapan suaminya. Nur ingin lebih kau anggap, Yigit. Bukan
untuk jadi istri pembangkang.
Harusnya kau melihat raut muka bahagianya ketika
dia akhirnya tidak sabar untuk menelponmu ketika dia sudah beroleh smartphone baru dengan hasil kerja
kerasnya sendiri. Dia langsung tak sabar untuk ingin segera menelponmu,
Yigit... Nur bahkan ingin sekali menuliskan kata [suami] di daftar kontak
teleponnya. Ech, lha ko’ yang ingin diajak berbagi malah merespon dengan cara
membuang smartphonenya. Kenapa tidak
membuang istrinya sekaliyan z??!
Skali-kali dunk buang istri, siapa tahu ntar
ada yang nemu istrinya yang jauh lebih baik dari seorang Yigit Kozan. Hadddeh..
Lagi, ketika sang istri masih senantiasa ingin menceritakan tentang segala
aktivitas modelnya, tentang kontrak-kontrak iklan yang berhasil didapatkannya,
malah kan tanggapannya ketus lagi. Diih, Yigit Kozan ngomel-ngomelnya eeeuuyyy...
Kagak nahannn!!! Dasar kurang piknik, diajak bercanda, bawaannya emosi mulu.
Dibilang mo syuting iklan apa, dijawab sabun mandi, mukanya tuh langsung...
Hahha... Coba Nur beneran jadi bintang iklan sebuah produk sabun mandi,
bisa-bisa kau langsung mendaftarkan diri pada Firat untuk jadi cast pendampingnya, wkwkwkwkkk..
Hidddih... Nyama-nyamain istri keras kepalanya menyerupai kambing... Nah situ
berarti kakeknya kambing, kan keras kepalanya lebih-lebih dari istrinya... Lum
selesai dengan satu kekonyolan, ternyata Yigit sudah bikin
kekonyolan-kekonyolan yang berikutnya. Karena pubernya telat, makanya suka
ngasal...
Cinta matinya ma istri lama-kelamaan hanya seperti wacana lebay
kekanak-kanakkan, komitmen untuk saling setia dan berbagi, dan saling percaya jadi
dimaknai tidak dengan kata ‘saling’ lagi, tetapi dengan ‘ke-aku-annya’. Istri
diminta untuk selalu mengerti dan memahami, tapi sebaliknya Yigit sendiri NOL
BESAR hanya untuk sekadar menjaga perasaan Nur.
Apa coba yang kau pamerkan
dengan Nur selama di kapal, Yigit? Ya bener bukan kamu yang ganjen, tapi Ya
Tuhan..bisa dunk mulutnya ngomong “tidak” atau raut muka dan gerak tubuh
menyiratkan jengah ketika Iclal berusaha sok mencumbu di depan istrimu?! Bukan
malah adanya seperti pasrah z ketika mantan istri nyosor pipi, menggelendot
tiada henti, dan bahkan menngerayangi tubuhmu di area yang sebetulnya hanya privacy untuk istrimu seorang. Lha
ini??
Kl kemarin ada yang kesal dengan buang smartphone, boleh dunk kl istrimu sekarang yang sedang kau uji kesabarannya
lagi, membuang mantan istrimu itu ke laut juga?! Sekali lagi Yigit, ini lhooh
berbagai ketidakadilan yang seperti tiada henti justru kau berikan pada istri.
Sementara hanya untuk masalah kau tidak suka dengan karier modelnya z, begitu
rupa kau mengintimidasi istrimu, tapi berulang kali Nur memergokimu dengan
Iclal melakukan hal-hal yang sebenarnya sudah di luar dari konteks
perikemanusiaan, kau selalu berdalih kepadanya, memohon untuk pengertiannya,
Apa
ini yang kau namakan istri manja dan keras kepala?! Ayolah, sekali waktu
berpikirlah seakan-akan kau ada di posisinya. Jangan lagi membangun tembok
pertahanan yang sukar untuk ditembus. Bangunlah kuasa yang dihormati bukan
untuk ditakuti dan hipokrit. Belajarlah menerima kesalahan dan memaafkannya,
bukan malah menutup-nutupi dan kesannya akan jadi senewen dengan sendirinya.
Dan kau, Iclal... Berhentilah juga dengan segala kekonyolan dan kekanak-kanakan
yang senantiasa kau pertontonkan demi menjaga citra kau adalah pusat dari
segalanya.
Kl kau memang benar pusat dari segalanya, kenapa hanya dengan Nur
saja kau sudah sebegitunya merasa gerah dan terintimidasi. Persis seperti
mantan suaminya jiwa childish nya.
Memangnya kl mobil-mobilan hadiah dari Nur untuk Mert berhasil dihancurkan,
trus segala kecurigaan berkaitan dengan affair
Yigit-Nur juga akan lenyap begitu?! Lum lagi usaha untuk memanas-manasi
pengasuh anaknya ketika di kapal, hadddeh... Menjijikkan!!! Katanya Iclal
Kozan, tapi jiperrr juga ma pengasuh anaknya sendiri. Lhaah..halllah... Kalah ya
kalah z, Iclal.
Ny Aytul juga demen banget memelihara anak perempuannya jadi
‘badut pemimpi’. Sayang atau tidak sie sebenarnya dia ma Iclal?! Kl sayang
kenapa seperti itu melulu... Ya baiklah,
kelak Tuhan pasti akan menunjukkan kepadamu, Iclal, apa dan bagiamana
seharusnya kau menjalani hidupmu. Tentu bukan seperti apa yang kau inginkan,
tapi pasti itu sesuai dengan apa yang kau butuhkan.
Begitu juga dengan Ny
Aytul, berhentilah menjadi bebal ketika usia sudah kian bertambah renta dan
harusnya pikir sudah bisa bijaksana. Kl kata orang Jawa, “pikirane wayahe diselehno”, Nyonya... “Sing sopo salah, seleh”. Bukan lagi hanya mengejar obsesi
keduniawian, batinnya itu juga harus mulai diisi dengan nila-nilai yang
bermanfaat.
Edisi review telat,
AVers... Gak papa yaaaaaa... Tunggu
review untuk last episodenya, soon!!! Hehhe.. Salam hangat.
Categories: Antara Nur & Dia
0 comments:
Posting Komentar