#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_17
Halo, AVers... Ketemu lagi di Kamis
Kangen yaaaaa... Hehhe... Deretan scene
yang akan saya hadirkan di edisi remah-remah kali ini kl AVers masih mengingatnya, pasti akan kembali terkenang-kenang
dengan bagaimana Yigit yang begitu tergila-gila dan sangat mencintai istrinya,
dengan segala cara memertahankan Nur agar tetap setia di sampingnya.
Dari
deretan potongan scene yang saya
ambil berikut, ada makna nekad atau berani
mati sebagai benang merah dari setiap peristiwanya. Masih ingat dunk scene ketika Yigit mengunci Nur di kamar
pasca mereka menikah?
Nur yang tengah sakit hati karena merasa tak terima
dibohongi oleh sang suami, sempat mengancam ingin melukai lehernya dengan
pecahan piring, tapi apa lacur yang terjadi kemudian... Justru Yigit yang
dengan sigap membalik tangan Nur dan mengarahkan pecahan piring itu ke lehernya
sendiri. Yigit meminta Nur untuk melukai dirinya saja daripada harus istrinya
yang terluka. Cieeeeee...
Kayaknya ini aksi nekad pertama yang judulnya ‘berani
mati’ demi cinta yang ditunjukkan Yigit untuk istrinya... Hhmmm... Sukses tuh
kayaknya scene bikin tercekat yang
menonton... Antara sebegitu cintanya dengan sang istri hingga tidak mau
kehilangannya dan juga perasaan putus asa karena telah mengecewakan istrinya
terlalu dini... Dan setidaknya-tidaknya sukses juga untuk membuat Nur
mengurungkan aksi gorok leher atas nama cinta.
Belum cukup dengan pecahan
piring, Yigit terpaksa harus menggunakan cara yang lebih ekstrim untuk
meyakinkan hati istrinya supaya tetap bertahan bersamanya. Seusai peristiwa
penculikan bersama Mert, Nur ternyata masih kekeuh untuk berpisah dengan Yigit
dan Yigit untuk kesekian kalinya merasa kewalahan juga dengan desakan sang
istri. Mumpung ada pistol di hadapannya, akhirnya senjata itu juga jadi media
Yigit untuk balik menekan Nur agar istrinya tersebut tidak meninggalkannya
sendirian.
Kata Yigit waktu itu, “... Kau boleh hidup bebas sesudah aku
mati...”. Nur yang terlihat emosi justru dipaksa Yigit untuk menarik pelatuk
senapan yang diarahkan tepat di dada sebelah kirinya. Ya Tuhan..adegan dramatis
ini... Entah karena yang melakukan tengah dimabuk cinta, tapi sama-sama merasa
putus asa dengan sikonnya, jadinya scene
yang menegangkan ini malah terlihat begitu mengesankan.
Miris memang ketika
melihat sejoli ini harus bertaruh darah demi akhirnya bisa memperoleh pengakuan
sekaligus pelukan dari orang yang dicintainya, tapi tetap ya itu tadi,
sukaaaaaaaa banget dengan Yigit-Nur di adegan ini. Makin jatuh cinta dengan
gaya keputusasaan cinta mereka sekaligus saling keras kepalanya. Hahha.. Darah
yang mengalir dari pundak Yigit akhirnya terbayar dengan pernyataan dari sang
istri yang kurang lebih mengatakan, ”... Aku tidak sanggup hidup jika kau tak
ada, Yigit...” Bahkan ketika Nur balik lagi dengan keputusannya untuk tetap
meninggalkan dirinya,
Yigit juga sepertinya belum lelah untuk meyakinkan
istrinya. Sempat terhibur dengan pernyataan Nur ketika mereka duduk ngobrol
berdua sambil menikmati secangkir teh di tepian Bosphorus yang tampak agak
berkabut, bahwa sang istri akan bertahan demi Mert, tapi justru pernyataan
sesudahnya yang membuat Yigit kembali naik darah. Sang istri justru merespon
sumpah janji Yigit untuk tidak melepas cincin kawin di jarinya itu sampai maut
memisahkan, dengan pernyataan bahwa dia akan segera melayangkan gugatan cerai
ketika Iclal dirasa sudah bisa nyaman menerima Mert.
Duh, suami.... Seperti apa
coba rasanya ketika segala cara telah diupayakan, sampai akhirnya harus ada
darah yang mengucur, tapi tetap orang yang dicinta memaksa untuk pergi??!
Inilah mungkin salah satu hal yang membuat Yigit jadi begitu posesif dan
cenderung over protektif di kemudian hari
dengan Nur. Akan tetapi, Nur juga tidak
bisa disalahkan. Bagaimanapun Nur adalah seorang perempuan, jika dia memutuskan
untuk tetap bertahan dengan keputusan tidak ingin melanjutkan pernikahan dengan
Yigit bukan karena tidak percaya dengan pengorbanan dan kesungguhan suaminya, melainkan
itu juga sebentuk pengorbanan juga atas nama cinta. Mungkin dalam benak Nur, daripada
terpaksa membagi cinta dengan mantan istri suaminya, lebih baik cinta
dipelihara sendiri saja di dalam hati.
Pendek cakap, Yigit-Nur masih dalam
tahap diuji untuk mempertanggungjawabkan cinta yang katanya sejati untuk mereka
berdua. Potongan-potongan scene yang
ada di episode 2, 3, dan 4 Asla Vazgecmem
(Antara Nur Dan Dia) yang saya sertakan untuk kali ini, seperti halnya gambaran
untuk perjuangan cinta mereka, ada keputusasaan, sumpah setia, cemburu, rindu, dan juga saling menyakiti, yang InsyaAlloh
semuanya akan bermuara kepada satu kata, yaitu BAHAGIA!!!
Yupz, Berharap yang
terindah untuk Yigit-Nur ya, AVers.
Salam hangat.
Categories: remahan yang tercecer
0 comments:
Posting Komentar