\

Kamis, 28 Januari 2016

Posted by Unknown on 17.33.00 No comments


#AniesWidiyarti_EdisiRemahanYangTercecerAntaraNurDanDia_17 Halo, AVers... Ketemu lagi di Kamis Kangen yaaaaa... Hehhe... Deretan scene yang akan saya hadirkan di edisi remah-remah kali ini kl AVers masih mengingatnya, pasti akan kembali terkenang-kenang dengan bagaimana Yigit yang begitu tergila-gila dan sangat mencintai istrinya, dengan segala cara memertahankan Nur agar tetap setia di sampingnya. 

Dari deretan potongan scene yang saya ambil berikut, ada makna nekad atau berani mati sebagai benang merah dari setiap peristiwanya. Masih ingat dunk scene ketika Yigit mengunci Nur di kamar pasca mereka menikah? 

Nur yang tengah sakit hati karena merasa tak terima dibohongi oleh sang suami, sempat mengancam ingin melukai lehernya dengan pecahan piring, tapi apa lacur yang terjadi kemudian... Justru Yigit yang dengan sigap membalik tangan Nur dan mengarahkan pecahan piring itu ke lehernya sendiri. Yigit meminta Nur untuk melukai dirinya saja daripada harus istrinya yang terluka. Cieeeeee... 

Kayaknya ini aksi nekad pertama yang judulnya ‘berani mati’ demi cinta yang ditunjukkan Yigit untuk istrinya... Hhmmm... Sukses tuh kayaknya scene bikin tercekat yang menonton... Antara sebegitu cintanya dengan sang istri hingga tidak mau kehilangannya dan juga perasaan putus asa karena telah mengecewakan istrinya terlalu dini... Dan setidaknya-tidaknya sukses juga untuk membuat Nur mengurungkan aksi gorok leher atas nama cinta. 

Belum cukup dengan pecahan piring, Yigit terpaksa harus menggunakan cara yang lebih ekstrim untuk meyakinkan hati istrinya supaya tetap bertahan bersamanya. Seusai peristiwa penculikan bersama Mert, Nur ternyata masih kekeuh untuk berpisah dengan Yigit dan Yigit untuk kesekian kalinya merasa kewalahan juga dengan desakan sang istri. Mumpung ada pistol di hadapannya, akhirnya senjata itu juga jadi media Yigit untuk balik menekan Nur agar istrinya tersebut tidak meninggalkannya sendirian. 

Kata Yigit waktu itu, “... Kau boleh hidup bebas sesudah aku mati...”. Nur yang terlihat emosi justru dipaksa Yigit untuk menarik pelatuk senapan yang diarahkan tepat di dada sebelah kirinya. Ya Tuhan..adegan dramatis ini... Entah karena yang melakukan tengah dimabuk cinta, tapi sama-sama merasa putus asa dengan sikonnya, jadinya scene yang menegangkan ini malah terlihat begitu mengesankan. 

Miris memang ketika melihat sejoli ini harus bertaruh darah demi akhirnya bisa memperoleh pengakuan sekaligus pelukan dari orang yang dicintainya, tapi tetap ya itu tadi, sukaaaaaaaa banget dengan Yigit-Nur di adegan ini. Makin jatuh cinta dengan gaya keputusasaan cinta mereka sekaligus saling keras kepalanya. Hahha.. Darah yang mengalir dari pundak Yigit akhirnya terbayar dengan pernyataan dari sang istri yang kurang lebih mengatakan, ”... Aku tidak sanggup hidup jika kau tak ada, Yigit...” Bahkan ketika Nur balik lagi dengan keputusannya untuk tetap meninggalkan dirinya, 

Yigit juga sepertinya belum lelah untuk meyakinkan istrinya. Sempat terhibur dengan pernyataan Nur ketika mereka duduk ngobrol berdua sambil menikmati secangkir teh di tepian Bosphorus yang tampak agak berkabut, bahwa sang istri akan bertahan demi Mert, tapi justru pernyataan sesudahnya yang membuat Yigit kembali naik darah. Sang istri justru merespon sumpah janji Yigit untuk tidak melepas cincin kawin di jarinya itu sampai maut memisahkan, dengan pernyataan bahwa dia akan segera melayangkan gugatan cerai ketika Iclal dirasa sudah bisa nyaman menerima Mert. 

Duh, suami.... Seperti apa coba rasanya ketika segala cara telah diupayakan, sampai akhirnya harus ada darah yang mengucur, tapi tetap orang yang dicinta memaksa untuk pergi??! Inilah mungkin salah satu hal yang membuat Yigit jadi begitu posesif dan cenderung over protektif di kemudian hari dengan Nur. Akan tetapi, Nur juga  tidak bisa disalahkan. Bagaimanapun Nur adalah seorang perempuan, jika dia memutuskan untuk tetap bertahan dengan keputusan tidak ingin melanjutkan pernikahan dengan Yigit bukan karena tidak percaya dengan pengorbanan dan kesungguhan suaminya, melainkan itu juga sebentuk pengorbanan juga atas nama cinta. Mungkin dalam benak Nur, daripada terpaksa membagi cinta dengan mantan istri suaminya, lebih baik cinta dipelihara sendiri saja di dalam hati. 

Pendek cakap, Yigit-Nur masih dalam tahap diuji untuk mempertanggungjawabkan cinta yang katanya sejati untuk mereka berdua. Potongan-potongan scene yang ada di episode 2, 3, dan 4 Asla Vazgecmem (Antara Nur Dan Dia) yang saya sertakan untuk kali ini, seperti halnya gambaran untuk perjuangan cinta mereka, ada keputusasaan, sumpah setia, cemburu, rindu,  dan juga saling menyakiti, yang InsyaAlloh semuanya akan bermuara kepada satu kata, yaitu BAHAGIA!!! 

Yupz, Berharap yang terindah untuk Yigit-Nur ya,  AVers. Salam hangat.
Categories:

0 comments:

Posting Komentar